• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Penyajian Data

1. Bentuk – Bentuk Kenakalan Remaja di SMK Negeri 2 Sungguminasa

Rekapitulasi siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu yang bermasalah di tahun 2016, dan data ini peneliti peroleh dari guru BP / BK.

Tabel 6 Siswa Bermasalah

No Nama Siswa Bentuk Kenakalan Keterangan

1. Muh Agun Merokok di lingkunggan

sekolah ( Bolos ) Memanggil orangtua siswa & pengarahan kebutuhan belajar

3. Muh ikhsan Tidak masuk

sekolah ( Bolos ) Memanggil orangtua siswa & pengarahan kebutuhan belajar 4. Abd Malik Berkelahi dengan

teman kelas Memanggil orangtua 6. Muh Rifaldi Tidak masuk

sekolah (membolos) Memanggil orangtua siswa & pengarahan kebutuhan belajar 7. Riswan Hidayat Tidak kerjakan PR Memanggil orangtua

siswa & Pengarahan

Berdasarkan hasil interview yang peneliti lakukan dengan guru BP ibu Dra. HJ Nurul tentang bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu diantaranya yaitu :

a. Kenakalan ringan diantaranya yaitu : membolos sekolah, tidak mengerjakan PR, Rambut panjang / disemir, merokok.

b. Kenakalan berat karena sudah tergolong pada pelanggaran hukum diantaranya adalah yaitu : dilingkungan sekolah, berkelahi / tawuran.

Kenakalan ringan yang ada di SMK 2 Somba Opu diantaranya yaitu : membolos dan tidak mematuhi tata tertib, membawa hp kamera.

Sedangkan kenakalan yang mengganggu kemanan, ketentraman

orang lain yaitu berkelahi, merokok dilingkungan sekolah, mempajak teman sekelasnya. (wawancara tgl 25-11-2016)

Begitu juga dengan hasil interview yang diungkapkan oleh guru PAI ibu Nurlaela S.Pd.I tentang bentuk-bentuk kenakalan siswa, beliau mengatakan bahwa :

Bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu ini sebenarnya masih dalam kategori kenakalan ringan, artinya kenakalan tersebut masih dalam batas dan tidak membahayakan, contoh kenakalan ringan seperti tidak masuk tanpa keterangan, berkata kotor, tidak patuh kepada orangtua atau guru. Sebagian siswa juga ada yang termasuk dalam kategori kenakalan yang mengganggu ketentraman dan keamanan orang lain dan itu sudah termasuk kenakalan berat contohnya yaitu membawa atau merokok dilingkungan sekolah, berkelahi.(wawancara tgl 26-11-2016).

Berdasarkan dengan hasil interview yang peneliti peroleh dari beberapa guru bahwa bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu memang beranekaragam, dan yang jelas sebagaimana bentuk-bentuk kenakalan siswa yang telah dipaparkan oleh Zakiyah Darajat yang terbagi dalam 3 bagian yaitu :

1. Kenakalan ringan.

2. Kenakalan berat yang sudah tergolong pada pelanggaran hukum

3. Kenakalan seksual.

Sedangkan sebagian besar kenakalan siswa SMK Negeri 2 Somba Opu ini termasuk kategori kenakalan ringan, akan tetapi ada juga yang

termasuk kedalam tingkatan yang lebih tinggi yaitu kenakalan berat yang sudah tergolong oleh pelanggaran hukum, hal ini disebabkan aktualisasi diri mereka dalam masih dalam tahap mencari jati diri. Dan mengenai kenakalan seksual, keterlibatan siswa yang tergolong dalam kategori berat seperti pemakaian narkoba, minum-minuman keras, tidak ada satupun siswa yang terlibat dalam kenakalan tersebut.

Berbicara tentang siswa tidak semua siswa mempunyai perilaku yang sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Dalam artri ada yang termasuk kategori nakal dan tidak nakal, begitu juga dengan siswa yang ada di SMK Negeri 2 Somba Opu.

Mengenai hal ini dapat dijelaskan bahwa berdasarkan interview yang diperoleh dan diketahui bahwa dari jumlah siswa yang ada, jumlah siswa yang nakal dan tidak nakal secara angka tidak dapat dipastikan, karena kenakalan seseorang itu relatif artinya seorang siswa pada saat ini dia nakal besok bisa saja dia sudah berubah.

2. Faktor-Faktor Kenakalan Siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kondisi yang ada didalam diri siswa cenderung masih labil, sehingga siswa masih diombang-ambingkan oleh segala sesuatu yang ada disekitar mereka begitu juga

dengan pelanggaran atau kenakalan yang mereka lakukan sebagai aktualisasi dari keadaan jiwa dan kebutuhan yang diinginkan.

Akan tetapi itu semua tidak akan terjadi tanpa ada faktor yang mempengaruhi.adapun faktor disini dibagi menjadi 3 yaitu : faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.untuk lebih jelasnya peneliti akan menyajikan tentang faktor mendorong kenakalan siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu sebagai berikut :

Berdasarkan dengan hasil interview dengan ibu Dra. HJ Nurul selaku guru BP menerangkan tentang faktor yang melatarbelakangi siswa untuk melakukan tindakan kenakalan siswa antara lain diluar dari usia siswa itu sendiri, sebagai seorang siswa atau masa transisi bisa melakukan sesuatu tanpa memikirkan sebab dan akibatnya dikemudian hari, dari faktor keluarga kurangnya rasa perhatian dan kasih sayang dari orangtua, karena pengaruh lingkungan atau masyarakat yang kurang baik dan faktor sekolah yaitu dari pergaulan yang salah supaya dianggap jago oleh temannya. (wawancara 27-11-2016)

Sebagaimana hasil interview dengan ibu Nurlaela selaku guru PAI beliau mengatakan bahwa faktor kenakalan siswa bersumber dari 3 sebab yaitu :

a. Keadaan keluarga

Perhatian orangtua yang sangat kurang dan seorang anak yang tidak mendapatkan kasih sayang karena orangtuanya sibuk bekerja, dan pengetahuan agamanya rendah.

b. Keadaan sekolah

Faktor sekolah yang kurang mendukung misalnya dari teman bergaulnya, karena ada paksaan dan jika ia tidak melakukannya maka dianggap remeh bahkan dimusuhi oleh teman sepermainannya, akhirnya ia melakukan perbuatan yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

c. Keadaan masyarakat

Sebagai anggota masyarakat atau faktor lingkungan seorang siswa selalu mendapat pengaruh yang menyebabkan mereka melakukan kenakalan.

Sama halnya yang telah diungkapkan oleh ibu nurlaela selaku guru PAI bahwa orangtua yang kurang mengetahui tentang ajaran-ajaran agama, sehingga anak juga tidak mengetahui bagaimana hal yang baik yang harus dilakukan.

Selain itu masalah ekonomi yang pas-pasan sehingga kebutuhan anak tidak bisa terpenuhi, misalnya : pembayaran SPP yang selalu menunggak-nunggak karena orangtua tidak mempunyai uang.

3. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Negeri 2 Somba Opu

Strategi adalah metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi strategi guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa

adalah suatu metode yang digunakan oleh guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa.

Strategi guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa bertujuan untuk mencegah agar tidak terjadi dengan kenakalan yang serupa dari siswa yang lainnya. Selain itu strategi juga bertujuan untuk menghindarkan siswa dari berbagai bentuk kenakalan yang berupa pengaruh dari siswa lainnya. Selain strategi atau metode ini bertujuan untuk menghindarkan siswa dari bentuk kenakalan lainnya yang bukan tidak mungkin akan mempengaruhi perkembangannya.

a. Model-model PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa

Dalam rangka melaksanakan tugas sebagai pendidik hendaknya bertolak pada amar ma’ruf nahi mungkar dalam artian menjadikan prinsip tauhid sebagai sebagi pusat penyebaran misi iman,islam dan ihsan dan kekuatan rohani pokok yang di kembalikan oleh pendidik adalah individualitas ,sosialitas dan moralitas (nilai-nilai agama dan moral).

tidak dari pada strategi pendidik dalam dunia pendidikan adalah membina dan memberi pengawasan sepenuhnya dan bertangunggung jawab dalam segala segi prilaku dan tindak tanduk yang siswa lakukan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah walaupun tidak sepenuhnya.

Dalam penelitian oleh ibu nurlaela S,pdi hasil interview menunjukkan bahwa model pembelajaran yang di terapkan dalam menanggulangi kenakalan siswa adalah;

1) memberi tugas pekerjaan rumah agar anak mempunyai kesibukan atau beban,serta tangung jawab.

2) penyuluhan terpadu 3) penegakkan kedesiplinan.

sedangkan pendekatan yang di lakukan oleh ibu Nurlaela S,pdi dalam menanggulangi kenakalan siswa yaitu;

1) pendekatan spiritual,siswa diajak untuk mendekatkan diri kepada Allah,agar mendapat hidayah dan ridhonya.

2) Memberikan nasehat nasehat 3) Pendekatan emosional

4) Hukuman yang bersifat mendidiki, misalnya mengerjakan sholat secara berjamaah. (wawancara 28-11-2016)

Demikian beberapa model pendekatan pendidikan Agama islam yang di kemukakan oleh guru pendidikan Agama islam dalam menanggulangi adanya kenakalan siswa.

b. strategi guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa yang bersifat prefentif(pencegahan)

Adapun strategi guru PAI yang ada di SMK Negeri 2 Somba Opu dalam menanggulangi kenakalan siswa yang di laksanakan secara prefentif(pencegahan) beserta kegiatan-kegiatan yang mendukung untuk menanggulangi kenakalan siswa di SMK Negeri 2 bSomba Opu yaitu:

Berdasarkan hasil interview dengan ibu Dra hj nurul selaku guru BP menjelaskan bahwa strategi guru preventif yanag di lakukan ada pada saat siswa masuk sekolah ketika mengikuti masa orientasi siswa(MOS), siswa-siswa ini di jelaskan tentang tata tertib yang berlaku di sekolah sehingga siswa dapat menggetahui tentang peraturan dan tidak melakukan pelangaran. (wawancara 30-11-2016)

Sedangkan hasil intterview peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam ibu Nurlaela S,pdi beliau menggemukakan bahwa strategi preventif ini di lakukan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut;

1) Mengaktifkan Kegiatan Keagamaan di Sekolah SMK 2 Somba Opu

selain menambah pengguasaan agama juga berfungsi sebagai prefentif/pencegahan terjadinya kenakalan siswa. Kegiatan keagamaan yang biasa di laksanakan yaitu;

Mengadakan pondok ramadhan, menerbitkan bulletin Al-Qalam untuk menambah pengetahuan agama siswa, melaksanakan sholat berjamaah di musholla serta mengaji setiap awal memulai pelajaran agama. Kegiatan keagamaan ini di selengarakan di sekolah, sehingga dapat mengonsentrasikan lingkungan dan pergaulan siswa yang siswa kondusif yang mengacu perkembangan moraal siswa kearah yang positif. (wawancara 01-12-2016).

berdasarkan hasil interview dengan ibu Nurlaela S,pdi selaku guru PAI mengungkapkan bahwa dalam mengaktifkan kegiatan keagamaan di SMK Negeri 2 somba Opu ini tidak hanya Guru PAI aja yg terlibat, akan tetapi semua guru yang ada di SMK Negeri 2 Somba Opu juga ikut bertanggung jawab.jadi selain kegiatan extrakurikuler siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu juga aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang berfungsi sebagai tindakan prefentif terjadinya kenakalan siswa.

Sedangkan menurut ibu Nurlaela selaku guru agama beliau mengemukakan bahwa dengan dilaksanakan kegiatan keagamaan maka sangat mempengaruhi jiwa siswa selalu sadar untuk selalu berbuat baik dan dapat menenangkan hati.

2) Menjalin kerjasama antara sekolah, pihak tertentu yang terkait tentang menanggulangi kenakalan siswa dan orang tua siswa.

Ibu Nurlaela S,pdi selaku guru PAI, beliau mengungkapkan bahwa hubungan guru dan orang tau siswa dan juga masyarakat adalah salah satu sarana administrasi pendidikan.hubungan masyarakat dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah dan meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat sangat penting.(wawancara 02-12-2016)

Hal ini sesuai dengan hasil interview dengan Drs. Asman Nur M.Pd selaku kepala sekolah beliau mengungkapkan bahwa :

untuk menanggulangi kenakalan siswa yang ada di SMK Negeri 2 Somba Opu ini beliau berusaha untuk menjalin dengan baik dengan orangtua siswa sehingga terjalin komunikasi yang baik antara pihak sekolah denga wali murid dengan cara mengundang wali murid untuk datang ke sekolah pada waktu pembagian rapor sekaligus membicarakan masalah perkembangan siswa dan masalah pendidikan. (wawancara 03-12-2016)

sebagaimana yang telah dihelaskan oleh bapak Drs. Asman Nur selaku kepala sekolah di SMK Negeri 2 Somba Opu Peneliti dapat menyimpulkan bahwa bukan hanya guru-guru disekolah yang turut memantau siswa yang nakal akan tetapi masyarakat juga turut serta membantu memantau siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu untuk menanggulangi kenakalan siswa. Serta melakukan kordinasi dengan pihak lain dalam pencegahan kenakalan, misalnya : polisi dan mahasiswa dibidang ke agamaan.

Peneliti juga mewawancara ibu Dra. HJ. Nurul selaku guru BP/Bk di SMK Negeri 2 Somba Opu yaitu: adanya kerjasama antar personal sekolah,

mulai dari KASEK, WAKASEK, para guru, Staf tata usaha untuk lebih tegas dalam mendisiplikan siswa.

Mengungkapkan bahwa setiap siswa diperlukan dengan adanya kerjasama antara personal sekolah, orangtua siswa dan juga pihak yang berwajib, sehingga terjalin komunikasi yang baik, sehingga kenakalan siswa ini berkurang, dan mereka akan sadar dengan sendirinya apa yang telah mereka lakukan disekolah tersebut dan mengurangi kenakalan yang mereka lakukan. (wawancara 04-12-2016)

c. Strategi Guru PAI Dalam Menanggulangi Siswa Yang Bersifat Kuratif (penyembuhan)

Strategi guru PAI di SMK Negeri 2 Somba Opu dalam menanggulangi kenakalan siswa yang bersifat kuratif (penyembuhan) langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1. Mengadakan pendekatan siswa yang bermasalah (bimbingan pribadi)

Berdasarkan dengan hasil interview dengan ibu Dra HJ Nurul selaku guru BP beliau mengungkapkan bahwa:

dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu dengan cara kuratif adalah dengan cara memberi nasehat yang baik dan memberi pengarahan tentang cara berahlak yang baik, dengan cara ini diharapkan siswa bisa menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki atas apa yang telah mereka lakukan. (wawancara 05-12-2016).

Apabila dengan cara yang baik tidak bisa maka satu-satunya jalan adalah dengan sangsi yang diberikan guru BK bagi siswa yang melanggar yaitu: bentuk sangsi disesuaikan dengan tingkat pelanggaran, mulai

peringatan memanggil orangtua siswa, membuat pernyataan, atau bahkan dikembalikan kepada orangtua siswa.

Langkah penanganan yang dilakukan oleh ibu Nurlaela S.Pd.I selaku guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa adalah:

1. Memberikan teguran dan nasehat kepada siswa yang bermasalah dengan menggunakan pendekataan keagamaan.

2. Memperketat resensi kehadiran

3. Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang bermasalah yang dilakukan secara wajar agar tidak menyebabkan kecemburuan sosial.

4. Menghubungi orangtua siswa yang bermasalah agar mereka mengetahui perkembangan putranya. (wawancara 06-12-2016) 2. Menekankan pembinaan moral

Menurut hasil interview peneliti dengan kepala sekolah bapak Drs.

Asman Nur M.Pd beliau mengungkapkan bahwa:

pembinaan moral kepada siswa sangat penting karena apabila moral tertanam dengan baik maka akan mudah menghadapi dorongan atau pengaruh dari luar, hal ini dilakukan dengan penyampaian kepala sekolah disaat acara hari senin. (wawancara 07-12-2016)

Berdasarkan dengan penjelasan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembinaan moral sangat penting karena adanya pembinaan moral, siswa akan tertanam dengan ahlak yang baik dan mampu mengahdapi pengaruh dari luar yang bersifat negatif.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini peniliti dapat menyimpulkan sebagai berikut dibawah ini:

1.Bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu seperti kenakalan yang tidak sampai pada pelanggaran hukum yang ada di SMK Negeri 2 Somba Opu diantaranya adalah: Masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang tidak maju, maupun dalam masyarakat yang terbelakang. Karena kenakalan moral seseorang berakibat mengganggu ketentraman orang lain.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan siswa yang sering terjadi dalam masyarakat bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri. Kenakalan siswa tersebut timbul karena adanya beberapa sebab.

3. Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa menjadi tanggung jawab dan pokok utamanya dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Hal ini disebabkan karena sekolah merupakan tempat pendidikan yang kedua setelah keluarga

B.SARAN

Setelah mengadakan penelitian maka peneliti memberikan saran-saranterhadap pihak sekolah SMK Negeri 2 Somba Opu :

1.Guru Pendidikan Agama Islam di harapkan lebih serius untukmenanggulangi kenakalan agar kenakalan siswa di SMK Negeri 2 Somba Opu tidak meluas / semakin banyak.

2.Lembaga sekolah seharusnya bisa lebih memerankan guru PendidikanAgama Islam berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat mengatasikenakalan remaja atau siswa. Dan juga lembaga sekolah memberikanfasilitas yang memadai demi kemajuan SMK Negeri 2 Somba Opu.

3.Guru Pendidikan Agama Islam menjalin kerja sama dengan guru BP/BK(Bimbingan Konseling), dengan menjalin kerja sama dengan guru BP/BKmaka dapat mempermudahkan guru Pendidikan Agama Islam dalammemahami karakter-karakter siswa

DAFTAR PUSTAKA

Andi Mappiare. 1990. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Daradjat, Zakiyah. 1978. Kesehatan Mental. Jakarta : Bulan Bintang

Daradjat, Zakiyah 1973 Membina Nilai Moral Remaja di Indonesia, Jakarta :

Henry Guntur Tarigan. 1993.Strategi Pengajaran dan Pembelajaran.

Bandung: Angkasa

Jalaluddin. 1995. Psikologi Agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Lexi J. Moleong. 2002. Metodologi penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya

M. Ansori dan M. Ali. 2006. Psikologi Remaja (perkembangan peserta didik).

Jakarta: PT. Bumi Aksara

Melly Sri Sulastri Rifa’i, Psikologi Perkembangan Remaja, Bina Aksara Remaja

M. Ngemron, Thayibi. 2002. Psikologi Islam, Surakarta : Muhammadiyah University Pers

Mohammad Ali. 1987.Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.

Bandung:Angkasa

Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia

Muhaimin, 1991. Konsep Pendidikan Islam, Ramadhan, Sosiologi

Muhaimin, 2002. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan perguruan tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Muhibin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya

Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta Selatan: Ciputat Pers Andi Mappiare. 1990. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Henry Guntur Tarigan. 1993.Strategi Pengajaran dan Pembelajaran.

Bandung: Angkasa

Jalaluddin. 1995. Psikologi Agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Lexi J. Moleong. 2002. Metodologi penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya

M. Ansori dan M. Ali. 2006. Psikologi Remaja (perkembangan peserta didik).

Jakarta: PT. Bumi Aksara

Melly Sri Sulastri Rifa’i, Psikologi Perkembangan Remaja, Bina Aksara Remaja

M. Ngemron, Thayibi. 2002. Psikologi Islam, Surakarta : Muhammadiyah University Pers

Mohammad Ali. 1987.Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.

Bandung:Angkasa

Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia

Muhaimin, 1991. Konsep Pendidikan Islam, Ramadhan, Sosiologi

Muhaimin, 2002. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan perguruan tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Muhibin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya

Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta Selatan: Ciputat Pers Purwanto, Ngalim 1998. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Prkatis. Bandung : Remaja Karya.

Ramayulis, 2002. Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta : Kalam Mulia

Singgih D, Gunarsa Dan Y Singgih D Gunarsa 1990. Psikologi Remaja Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Safiyuddin, Sastrawijaya 1975, Beberapa Masalah Tentang Kenakalan Remaja Bandung: Karya Nusantara.

Syaiful, Bahri Djamrah. 2000 Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta.

Anak Ketiga dari 7 bersaudara yang merupakan buah kasih sayang dari pasangan Ayahanda Alm. Alexander Magno dan ibu Selestina Cardoju, Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD. SDK Santo Yosep Noelbaki dan tamat pada tahun 2005. Setelah tamat Sekolah Dasar penulis melanjutkan pendidikan Sekolahnya di SMP Islam Istiqlal dan lulus pada tahun 2009.

Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMK Negeri 2 Somba Opu tamat pada tahun 2012. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya diFakultas Agama Islam (FAI), Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dokumen terkait