• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan

BAB III TOPIK PEMBAHASAN

F. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan

Di dalam laporan keuangan Rumah Sakit Umum Porsea menyajikan persediaan dalam kelompok aktiva lancar karena persediaan merupakan unsur yang penting dalam penyusunan rencana dan jika terjadi hal-hal yang material terhadap persediaan harus dilaporkan pada catatan atas laporan keuangan.

G. PERTANYAAN MENGENAI AKUNTANSI PERSEDIAAN Bagian : Instalasi farmasi

Perusahaan : Rumah Sakit Umum Daerah Porsea

Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda (√ ) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai berikut ini.

Alternatif jawaban No Pertanyaan

TS KS R S SS 1 Persediaan adalah aktiva tersedia untuk

dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa

2 Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali

√ 3 Biaya persediaan harus meliputi semua

biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition)

4 Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh perusahaan kepada kantor pajak), dan biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa

5 Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapat diganti dengan

barang lain (not ordinary

interchangeable) dan barang serta jasa

yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing

6 Biaya persediaan harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO), rata-rata tertimbang (weighted

average cost method), atau masuk

terakhir keluar pertama (MTKP atau LIFO)

7 Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai dicatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut

8 Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke rekening aktiva lainnya seperti misalnya persediaan yang digunakan sebagai komponen aktiva tetap yang dibangun sendiri, pabrik atau peralatan

√ 9 Laporan keuangan harus mengungkapkan

kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang dipakai

√ 10 Laporan keuangan harus mengungkapkan

total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi perusahaan

√ 11 Laporan keuangan harus mengungkapkan

biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode tertentu

√ 12 Beberapa perusahaan menggunakan

format laporan laba rugi yang berbeda, yang mengakibatkan diungkapkannya berbagai jumlah sebagai pengganti biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan

13 Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi para pemakai laporan keuangan

√ 14 Metode eceran sering kali digunakan

dalam perdagangan eceran untuk margin yang tidak jauh berbeda sehingga tidak praktis kalau digunakan metode penetapan biaya lainnya

dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian Keterangan : TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju R : Ragu-ragu S : Setuju SS : Sangat Setuju Kriteria penilaian :

15 – 20 : Sangat tidak efektif 21 – 26 : Tidak efektif 27 – 32 : Kurang efektif 33 – 35 : Efektif

36 – 41 : Sangat efektif

Hasil dari jawaban dari responden mengenai perlakuan akuntansi persediaan sesuai dengan PSAK nomor 14 dapat dihitung sebagai berikut :

SS = 3 x 5 = 15 S = 9 x 4 = 36 R = 2 x 3 = 6 KS = 1 x 1 = 1 TS = 0 x 0 = 0 Total = 15 + 36 + 6 + 1 = 58

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan dari jawaban pertanyaan responden rumah sakit tentang perlakuan akuntansi persediaan dengan skor 58 maka peneliti dapat membuat pernyataan bahwa perlakuan akuntansi persediaan yang digunakan dalam rumah sakit ini telah sangat efektif.

BAB IV

PENUTUP

Dalam bab terakhir ini penulis mencoba memaparkan beberapa kesimpulan dan saran dari pembahasan bab-bab terdahulu tentang Apakah Sistem Pencatatan Persediaan Obat-obatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Porsea telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 14 tentang Akuntansi Persediaan?.

A. Kesimpulan

1. Pencatatan persediaan obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 14 dan memakai sistem perpetual (buku) dan memakai kartu barang atau kartu stock.

2. Pencatatan Persediaan Obat-obatan telah sesuai dengan perlakuan akuntansi persediaan yaitu dengan menggunakan metode First-In, First-Out (FIFO) yaitu barang yang masuk pertama akan keluar pertama, sehingga obat-obatan terhindar dari masa kedaluarsa.

3. Dalam penghitungan harga pokok penjualan Rumah Sakit Umum Daerah Porsea menggunakan ketentuan khusus.

4. Perlakuan akuntansi persediaan di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea telah sangat efektif.

B. Saran

1. Pihak rumah sakit harus lebih rajin mencari informasi mengenai akuntansi persediaan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi sesuai dengan ketetapan yang berlaku sesuai dengan PSAK. 2. Pihak Farmasi harus menyimpan semua bukti transaksi penjualan dan

pembelian obat-obatan untuk mempermudah pencatatannya karena pihak rumah sakit menggunakan sistem pencatatan metode FIFO.

3. Kepada Kepala Instalasi Farmasi harus memperhitungkan penghitungan harga pokok penjualan obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea dan bandingkan dengan penghitungan harga pokok penjualan dengan metode FIFO agar tidak membebankan pasien atau konsumen.

4. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Porsea harus tetap mempertahankan perlakuan akuntansi persediaannya agar tetap sesuai dengan PSAK nomor 14.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1992: Intermediate Accounting, Edisi Tujuh; Yogyakarta Penerbit Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi.

Hadibroto, S. 1994: Masalah Akuntansi, Buku I, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Iffahadm, http://iffahadm.multiply.com/journal/item/4. 20 Mei 2009, pukul 12. 20 WIB.

Ikatan Akuntan Indonesia,1994: Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kokasih, Ruchyat, 1993: Auditing Prinsip dan Prosedur, Buku I edisi Lima, Bandung : Penerbit Ruchko.

Mulyana,Iman.http://id.shvoong.com/businessmanagement/management/1698741 -biaya-biaya-yang-terkandung-dalam/. 20 Mei 2009, pukul 12.35 WIB.

Mulyono, Teguh Pudjo, 1987: Bank Auditing Petunjuk Pemeriksaan Intern, Jakarta : Penerbit Djambatan.

Niswonger, C. Rollin. Philip E. Fess, dan Carl S. Warren, 1999: Prinsip-prinsip

Akuntansi, Edisi Enam Belas, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Seto, Soerjono dan Yunita, N. 2002: Dasar-dasar Akuntansi untuk Apotek, Edisi Dua, Surabaya : Airlangga University Press.

Sudarsono. F. X. 1993: Pengantar Akuntansi II, Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta :Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum.

Suharli, Michell, 2006. Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Penerbit Graha Ilmu.

Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/biaya. 20 Mei 2009, pukul 12.30 WIB.

   

 

   

 

   

                             

 

Dokumen terkait