• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyaluran Dana

Dalam dokumen PT Bank Tabungan Negara (Persero) (Halaman 31-41)

Sasaran utama dari penyaluran dana adalah penyediaan likuiditas dan aktiva produktif yang berupa penyediaan kredit, investasi sementara dalam bentuk surat berharga dan pengadaan investasi untuk mendukung operasional.

Kebijakan pemberian kredit BTN diarahkan untuk mendukung program Pemerintah di bidang perumahan khususnya, dengan tetap mengutamakan diri dalam pemberian fasilitas KPR untuk golongan masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah. Pemberian fasilitas kredit perumahan merupakan andalan utama layanan BTN kepada masyarakat yang telah dilaksanakan sejak tahun 1974.

Bisnis Kredit Pemilikan Rumah-KPR

Dalam suasana deregulasi di bidang keuangan dan perbankan, di mana BTN mendapat keleluasaan untuk melakukan berbagai kegiatan bank umum, kegiatan pemberian kredit perumahan ini akan merupakan ciri utama dan merupakan unggulan BTN. Oleh karena itu, kini BTN tampil dengan layanan kredit yang lebih beraneka ragam, sebagai berikut:

a. Kredit Perumahan

Adalah kredit yang diberikan kepada kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan rendah dimana:

• Bentuk bantuan/skim subsidi yang diberikan dapat berupa: ¾ Subsidi Selisih Bunga - Interest Only Ballon Payment :

− Subsidi yang diberikan Pemerintah adalah sebesar selisih angsuran yang dihitung berdasarkan bunga komersial (pasar) dan angsuran yang dihitung dengan bunga subsidi.

− Suku bunga subsidi yang diberikan tiap tahun dimana pada 2 (dua) tahun pertama hanya membayar bunga saja dan masa subsidi berbeda berdasarkan kelompok sasaran dengan maksimal jangka waktu subsidi 09 (sembilan) tahun.

− Pada saat masa subsidi selesai, debitur akan membayar angsuran dengan suku bunga komersial sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar.

¾ Subsidi Uang Muka:

− Subsidi yang diberikan oleh Pemerintah adalah sebagian dari uang muka yang harus disediakan oleh debitur untuk dibayarkan kepada pengembang.

− Suku bunga yang dikenakan kepada debitur adalah suku bunga komersial yang berlaku di bank pelaksana dan pembayaran uang muka kepada pengembang dilakukan setelah verifikasi.

i. KPR Non Subsidi

1. Kredit Griya Utama (KGU)

Adalah fasilitas kredit pemilikan rumah non subsidi yang diberikan oleh BTN kepada debitur yang telah memenuhi syarat untuk pembelian rumah berikut tanah dengan standar konstruksi bangunan minimal sama dengan standar teknis rumah bersubsidi.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah sebesar 90% untuk debitur non kolektif dan debitur kolektif, dimana besaran tersebut adalah dari harga jual setelah discount atau nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai (appraisal). Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya, BTN akan mengambil harga yang terendah.

Dasar 90% adalah Facsimile No: 155/F/DPK/KPR/II/2008 tanggal 28 Februari 2008

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 15 (lima belas) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 65 (enam puluh lima) tahun.

2. Kredit Pemilikan Ruko (KP–Ruko)

Adalah kredit yang diberikan oleh BTN untuk membeli rumah tempat usaha yang meliputi rumah toko (ruko), rumah usaha, rumah kantor, kios untuk dimiliki dan digunakan sebagai usaha toko.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 70% dari harga jual ruko setelah discount atau nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai (appraisal). Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya, BTN akan mengambil harga yang terendah.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 15 (Lima belas) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 55 (Lima puluh lima) tahun.

3. Kredit Swa Griya (KSG)

Adalah kredit yang diberikan oleh BTN untuk biaya pembangunan rumah di atas tanah yang telah dimiliki oleh pemohon.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 90% dari taksasi BTN atas biaya pembangunan rumah, dengan ketentuan jumlah kredit tidak melampaui 75% dari taksasi BTN atas nilai tanah yang telah dimiliki pemohon.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 20 (Dua puluh) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 55 (lima puluh lima) tahun.

4. Kredit Perumahan Perusahaan (KPP)

Adalah penyaluran kredit kepada perusahaan untuk penyediaan fasilitas perumahan dinas perusahaan ataupun fasilitas pemilikan rumah pegawai, yang berlandaskan pada kerja sama jangka panjang antara BTN dengan perusahaan dalam mendukung program Pemerintah.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 75% sampai dengan 90% dari biaya pembangunan atau harga pembelian rumah.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 8 (delapan) tahun untuk fasilitas rumah dinas dan 15 (lima belas) tahun untuk fasilitas pemilikan rumah pegawai.

iii. Kredit Non Kepemilikan Rumah 1. Kredit Griya Multi (KGM)

Adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh BTN untuk pemohon yang memenuhi persyaratan teknis BTN dengan tujuan penggunaan untuk memenuhi berbagai keperluan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah sebesar 75%, untuk agunan rumah tinggal dengan sistem pembayaran angsuran kolektif dan 70% untuk non kolektif dan 60% untuk agunan rumah usaha, dimana besaran tersebut adalah dari nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai (appraisal). Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya, BTN akan mengambil harga yang terendah.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 10 (sepuluh) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 55 (Lima puluh lima) tahun.

2. Kredit Griya Sembada (KGS)

Adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian atau pengadaan/pembangunan proyek perumahan atau bangunan rumah tinggal guna disewakan.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 75% dari taksasi BTN atas rencana biaya pembangunan/ perluasan/ pembelian rumah.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 15 (lima belas) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 65 (enam puluh lima) tahun.

3. Kredit Real Estate Cash (Real Cash)

Adalah penyediaan dana tunai (credit line) yang dikaitkan dengan KPR atau Kredit Perorangan Lain untuk berbagai keperluan dan dapat ditarik

sewaktu-waktu (stand-by loan) serta dapat dibayar kembali sebesar

minimum pembayaran bulanan sampai dengan keseluruhan outstanding

yang ada.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan minimum Rp3 juta dan maksimal Rp50 juta, dengan ketentuan tidak melebihi plafon KPR atau KPL pemohon di BTN dikurangi outstanding kredit yang dimiliki pada saat

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap tahun maksimal sampai dengan berakhirnya jangka waktu KPR atau KPL di BTN.

b. Kredit Pendukung Perumahan i. Kredit Yasa Griya (KYG)

Adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank untuk membantu modal kerja dalam rangka pembiayaan pembangunan perumahan. Pemohon adalah pengembang perumahan yang telah berpengalaman, baik berbentuk badan usaha seperti PT, Koperasi, CV maupun perorangan dan tidak tercantum dalam daftar hitam BI;

• Maksimal kredit yang dapat diberikan setinggi – tingginya 80% dari kebutuhan pembiayaaan konstruksi.

• Jangka waktu kredit berdasarkan estimasi masing-masing proyek dengan memperhatikan (i) skala proyek; (ii) Jadwal pembangunan/penjualan dan (iii) proyeksi pengembalian (cash flow)

ii. Pinjaman Lunak Konstruksi (PLK) - Bapertarum PNS

Adalah fasilitas kredit konstruksi yang sumber dana berasal dari Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Bapertarum PNS) dan digunakan untuk membiayai pembangunan perumahan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang belum pernah mendapatkan Taperum dan belum memiliki rumah:

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 70% dari biaya konstruksi bangunan (tidak termasuk fasilitas umum / sarana prasarana dan sosial). • Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 12 (dua belas)

bulan dan dapat diperpanjang sesuai persetujuan Bapertarum PNS. iii. Kredit Pembelian Lahan (KPL)

Adalah fasilitas tambahan kredit konstruksi perumahan/Kredit Yasa Griya yang digunakan untuk pembelian lahan yang diperuntukkan khusus bagi pembangunan perumahan KPR Bersubsidi atau Rumah Sederhana Sehat (RSH) yang pembangunannya menggunakan Kredit Konstruksi Perumahan.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 50% dari total biaya pembelian lahan dan nilai setinggi-tingginya Rp5 miliar.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah sama dengan jangka waktu KMK Konstruksi Umum.

iv. Kredit Terkait Perumahan

Fasilitas kredit yang diberikan untuk pembiayaan kebutuhan modal kerja dan/atau Investasi, khususnya kepada sektor industri yang terkait dengan perumahan, termasuk usaha – usaha penunjangnya;

ƒ Pemohon kredit adalah badan usaha yang berbentuk PT, Koperasi, CV

Firma atau perorangan yang telah berpengalaman pada industri dan atau perdagangan yang terkait dengan perumahan.

ƒ Maksimum pembiayaan untuk KMK maksimal sebesar 70% dari kebutuhan

modal kerja, dan untuk Kredit Investasi maksimum sebesar 65% dari total biaya investasi.

ƒ Jangka waktu kredit maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan untuk KMK dan 5 (lima) tahun untuk kredit Investasi, termasuk masa tenggang waktu (grace period)

c. Kredit Lainnya i. Kredit Investasi

Adalah fasilitas kredit yang disediakan untuk keperluan pembiayaan investasi baik investasi baru, perluasan, modernisasi atau rehabilitasi.

Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 70% dari total biaya proyek atau apabila dalam investasi diperlukan kredit modal kerja maka maksimum kredit modal kerja maksimum sebesar 75% dari kebutuhan modal kerja.

Jangka waktu kredit ditetapkan berdasarkan proyeksi cash flow dengan

memperhatikan umur ekonomis dan teknis proyek dengan ketentuan seluruh jangka waktu kredit termasuk grace period tidak melebihi 15 tahun.

ii. Kredit Modal Kerja Kontraktor (KMK Kontraktor)

Adalah Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh BTN kepada kontraktor atau pemborong untuk membantu modal kerja dalam menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan kontrak kerja.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 70% dari nilai kontrak. • Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah sama dengan

jangka waktu penyelesaian proyek sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK).

iii. Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK)

Adalah kredit yang diberikan untuk meningkatkan akses Usaha Mikro dan Kecil terhadap dana pinjaman yang berasal dari Surat Utang Pemerintah (SUP) untuk pembiayaan Investasi dan Modal Kerja dengan persyaratan yang relatif ringan dan terjangkau.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah Rp50 juta untuk Usaha Mikro dan Rp500 juta untuk Usaha Kecil.

• Maksimal jangka waktu kredit sebagai berikut:

¾ KUMK Modal Kerja maksimal adalah 1 (satu) tahun dan dapat

diperpanjang maksimal 2 (dua) kali dengan mempertimbangkan kondisi usaha dan kinerja debitur.

¾ KUMK Investasi adalah 5 (lima) tahun termasuk tenggang waktu

pembayaran angsuran (grace period) dengan masa tenggang

maksimum selama 1 (satu) tahun. iv. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit yang diberikan untuk modal kerja dan investasi bagi pemohon/calon debitur yang menjalankan usaha produktif dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berbentuk perorangan, Badan Hkum dan Koperasi;

KUR diberikan untuk meningkatkan akses bagi pelaku usaha UMKM yang masuk dalam kategori feasible not bankable dalam sektor ekonomi industri, dagang dan jasa.

ƒ Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah Rp 100 juta untuk usaha

mikro dan Rp. 500 juta untuk usaha kecil dan menengah; ƒ Maksimal jangka waktu kredit sebagai berikut :

¾ KUR Modal kerja maksimal adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 2 kali;

¾ KUR Investasi maksimal 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang maks. 1 (satu) kali;

ƒ Coverage dari lembaga penjaminan (PT Askrindo dan Perum Sarana

Pengembangan Usaha) sebesar maksimal 70% dari plafond kredit

v. Kredit Mikro Layak Tanpa Agunan (KUMLTA)/Kredit Kelayakan Usaha Mikro (K-KUM)

Adalah kredit yang diberikan untuk membiayai investasi dan/atau modal kerja pada semua sektor usaha/ekonomi yang bersifat produktif berskala mikro, yang sudah berjalan minimal 1 (satu) tahun.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah Rp5 juta.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 12 (dua belas) bulan sampai dengan 24 (dua puluh empat) bulan.

vi. Kredit Swadana

Adalah kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa penahanan sebagian atau seluruh dana Deposito/Tabungan Batara yang ditanamkan dalam BTN.

1. Kredit Swadana Non Pinjaman Rekening Koran (Kredit Swadana NPRK) 2. Kredit Swadana Pinjaman Rekening Koran (Kredit Swadana PRK)

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 90% dari nilai agunan. • Jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah minimal 1 (satu)

bulan dan maksimal 1 (satu) tahun. vii. Garansi Bank

Adalah warkat yang diterbitkan oleh BTN yang mengakibatkan timbulnya kewajiban BTN untuk membayar dalam jumlah tertentu kepada penerima garansi apabila pihak yang dijamin cidera janji (wan prestasi).

• Maksimal nilai Garansi Bank adalah jumlah yang dibayarkan dikurangi kontra garansi (berupa setoran tunai/deposito).

• Jangka waktu Garansi Bank paling lama 12 bulan, terhitung sejak tanggal realisasi Garansi Bank.

viii. Kredit Lainnya

1. Pinjaman Uang Muka (PUM)

Adalah kredit yang digunakan untuk membayar sebagian uang muka pembelian rumah atau untuk membiayai sebagian pembangunan rumah yang pembelian atau pembangunannya menggunakan fasilitas KPR Bersubsidi/KPRS Bersubsidi. Dana PUM disediakan oleh Bapertarum PNS. • Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah Rp5 juta.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 5 (lima) tahun.

2. Kredit Ringan Batara (Kring Batara)

Adalah kredit perorangan dengan skim khusus untuk keperluan apa saja

yang diperuntukkan bagi karyawan perusahaan pengguna jasa Batara

payroll dengan agunan adalah gaji karyawan tersebut.

• Jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah minimal 12 (dua belas) bulan dan maksimal 60 (enam puluh) bulan.

Tabel berikut ini mengambarkan perkembangan posisi jumlah kredit yang diberikan oleh BTN pada tanggal 30 Juni 2009, 31 Desember 2008, 2007, 2006 dan 2005.

(dalam jutaan R upiah)

30 J un 2009 2008 2007 2006 2005

A. Kredit P erumahan 30,174,885 27,351,987 19.922.841 16.353.503 14.101.469 1.1. KP R S ubsidi 16,497,765 14,535,087 10.877.566 8.267.210 6.758.234 1.2. KP R Non S ubsidi 11,095,713 10,221,473 7.007.030 6.314.664 5.683.616 - KP R Komers ial (KGU) 10,691,355 9,852,065 6.806.285 6.148.494 5.540.906 - Kredit P erumahan 964 1,094 1.577 1.984 2.668 - KP R uko 354,327 318,921 155.330 119.137 93.252 - Kredit S wagriya 49,067 49,394 43.838 45.048 46.791 1.3. Non KP R 2,581,407 2,595,427 2.038.244 1.771.629 1.659.619 - KGM 2,580,770 2,594,906 2.037.595 1.770.522 1.657.874 - KGS 467 290 13 35 60 - R eal Cash 170 232 636 1.072 1.685

B . Kredit P endukung P erumahan 2,961,066 2,531,893 1.520.664 1.152.624 840.154 1.4. Kredit Yasa Griya 2,909,274 2,490,633 1.486.167 1.126.230 818.293 1.5. Kredit Terkait P erumahan 51,792 41,259 34.496 26.393 21.86 C. Kredit Lainnya 1,170,806 897,323 362.041 320.134 326.872 1.6. KUMK 72,891 72,867 95.63 109.431 123.413 1.7. KUM-LTA 460 464 1.334 8.294 20.146 1.8. Kredit P egawai 301,439 133,603 40.427 49.539 59.727 1.9. S wadana 59,274 64,778 44.941 44.349 27.046 1.10. Talangan Haji - - - - -1.11. KMK UKM - - - - 457 1.12. KI 131,779 86,265 8.740 4.996 3.090 1.13. KMK 133,645 104,889 34.904 20.879 22.182 1.14. KUK - - - - 26 1.15. KUR 145,966 101,376 500 - -1.16. Kredit S indikasi 48,882 48,882 48.882 53.517 67.928 1.17. Kredit B ank P enyalur 1,078 1,464 - - -1.18. Lainnya: 275,392 282,735 86.683 29.130 2855 - P UM 10,702 2,794 34.211 13.549 2.855 - Kredit R ingan Batara 257,150 277,623 52.472 15.581

-- Kredit Linkage 7,540 2,000 - -

-J umlah Kredit 34,306,757 30,781,203 21.805.545 17.826.261 15.268.494 J enis Kredit

31 Desember

Penyaluran dana oleh BTN dalam bentuk kredit yang diberikan mengalami peningkatan dari Rp. 15.268.494 juta pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp. 34.306.757 juta pada Juni 2009 atau mengalami peningkatan sebesar 124,69%.

Posisi debitur kredit perumahan sampai dengan Juni 2009 sejumlah kurang lebih 1.073.491 nasabah dimana 23,22% adalah debitur Kredit Griya Utama.

Dari data diatas terlihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memberikan kredit tiap tahun makin meningkat dimana hal ini didukung oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga meningkat.

Kolektibilitas Kredit yang diberikan :

Jun-09 % 2008 % 2007 % 2006 % 2005 % Lancar 28,057,796.67 81.83% 26,584,991.89 86.39% 17,887,540.66 82.03% 14,069,059.63 78.92% 12,342,914.53 80.84% DPK 4,859,820.18 14.17% 3,170,286.53 10.30% 3,056,502.69 14.02% 3,083,587.85 17.30% 2,317,744.78 15.18% KL 166,163.41 0.48% 95,382.79 0.31% 75,776.77 0.35% 74,816.57 0.42% 138,565.75 0.91% Diragukan 251,976.85 0.73% 137,069.74 0.45% 130,945.78 0.60% 129,606.21 0.73% 109,529.09 0.72% Macet 951,303.10 2.77% 786,263.90 2.55% 654,779.31 3.00% 469,190.97 2.63% 359,740.13 2.36% Total 34,287,060.21 100.00% 30,773,994.86 100.00% 21,805,545.21 100.00% 17,826,261.23 100.00% 15,268,494.28 100.00% NPL

(Dalam Jutaan Rupiah) Kolektibilitas Kredit

3.99% 3.31% 3.95% 3.78% 3.98%

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 30 Juni 2009, sebesar Rp. 28.057.797 juta atau sebesar 81,83% termasuk dalam kolektibilitas lancar dan sebesar Rp. 4.859.820 juta atau sebesar 14,17% termasuk dalam kolektibilitas dalam perhatian khusus.

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2008, sebesar Rp. 26.584.992 juta atau sebesar 86,39% termasuk dalam kolektibilitas lancar dan sebesar Rp. 3.170.287 juta atau sebesar 10,30% termasuk dalam kolektibilitas dalam perhatian khusus.

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2007, sebesar Rp. 17.887.541 juta atau sebesar 82,03% tergolong ke dalam kolektibilitas lancar dan sebesar Rp. 3.056.503 juta atau sebesar 14,02% termasuk dalam kolektibilitas dalam perhatian khusus.

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2006, sebesar Rp. 14.069.060 juta atau sebesar 78,92% termasuk dalam kategori kolektibilitas lancar dan sebesar Rp. 3.083.588 juta atau sebesar 17,30% tergolong dalam kolektibilitas dalam perhatian khusus.

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2005, sebesar Rp. 12.342.914 juta atau sebesar 80,84% termasuk kategori kolektibilitas lancar dan sebesar Rp. 2.317.745 juta atau sebesar 15,18% termasuk kolektibilitas dalam perhatian khusus. Sedangkan untuk Kolektibilitas khusus untuk kredit perumahan dapat dilihat pada tabel berikut.

Jun-09 2008 2007 2006 2005 Lancar 24,638,396 23,501,398 16,242,350 12,846,049 11,324,275 DPK 4,247,283 2,848,352 2,912,222 2,957,752 2,270,493 KL 135,994 84,097 72,445 68,703 59,969 Diragukan 220,634 131,915 127,087 120,537 105,171 Macet 884,717 736,580 568,727 360,462 341,562 Total 30,127,023 27,302,342 19,922,831 16,353,503 14,101,470

(Dalam Jutaan Rupiah)

Kredit Perumahan

Dari data di atas, maka Tingkat Non Performing Loan (NPL) dari Kredit Perumahan yang diberikan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) adalah seperti data dibawah ini :

Jun-09 2008 2007 2006 2005

3.99% 3.31% 3.86% 3.36% 3.59%

NPL

Dengan demikian terlihat bahwa dari tahun 2005 sampai dengan Juni 2009, tingkat NPL hanya mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 3,59% pada tahun 2005 menjadi 3,99% pada Juni 2009. Peningkatan NPL Kredit Perumahan sebesar 0,40% tersebut tidak signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan karena masih berada di bawah batas 5% sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Sedangkan untuk pemberian Kredit Griya Utama (KGU) didapatkan perhitungan NPL seperti dibawah ini :

Jun-09 2008 2007 2006 2005 Lancar 9,129,430 8,981,705 5,502,517 4,816,945 4,577,494 DPK 1,623,697 1,015,848 1,094,847 1,180,249 843,143 KL 43,454 30,575 20,658 19,786 16,259 Diragukan 73,485 37,439 32,668 32,062 26,652 Macet 261,330 208,304 155,595 99,453 77,357 Total 11,131,395 10,273,870 6,806,285 6,148,495 5,540,905 NPL 3.40% 2.69% 3.07% 2.46% 2.17%

(Dalam Jutaan Rupiah)

Kredit Griya Utama Kolektibilitas

Dari data diatas dapat dilihat bahwa NPL khusus untuk pemberian Kredit Griya Utama meningkat sebanding dengan peningkatan pemberian jumlah kredit.

Sehingga dari data diatas dapat digambarkan Rasio NPL antara NPL KGU dengan NPL Total Kredit seperti dibawah ini :

2.17% 2.46% 3.07% 2.69% 3.40% 3.98% 3.78% 3.95% 3.22% 3.97% 0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00% 2.50% 3.00% 3.50% 4.00% 4.50%

Des 2005 Des 2006 Des 2007 Des 2008 Juni 2009

NP

L

Proses Kredit :

Dalam melakukan proses terhadap permohonan kredit (terutama untuk KPR) maka berikut adalah gambaran proses dimaksud yang dilakukan BTN :

Pengumpulan Data Verifikasi Data Analisa Kredit

1. Menerima aplikasi kredit dan data pendukung

2.Verifikasi data 1. Penyusunan data: -Persyaratan data -Sumber data 2. Penataan Pengumpulan data 3. Seleksi Data 1.Pengecekan kelengkapan dan Akurasi data : - On The Spot - Pihak Ketiga ( Bank Indonesia, bank lain) - Perusahaan - Wawancara 1. Kemampuan membayar 2. Keinginan membayar 3. Jaminan Credit Scoring Model (CSM)

1. Fokus pada analisis dan rekomendasi

2. Perbedaan putusan dari rekomendasi harus dinyatakan oleh komite krecit

3. Mengirim surat pemberitahuan kepada Pemohon

Dalam dokumen PT Bank Tabungan Negara (Persero) (Halaman 31-41)

Dokumen terkait