• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Kantor Bank Indonesia Solo 1 Visi dan Misi Bank Indonesia

2. Peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam Pengembangan UMKM di Solo Raya melalui Pemberian Bantuan Teknis

2.1 Penyediaan Informasi dan Penelitian

Terkait dengan upaya untuk mendukung pengembangan UMKM, Kantor Bank Indonesia (KBI) Solo telah melaksanakan beberapa kegiatan penyediaan informasi baik melalui survei maupun penelitian, baik itu yang manfaatnya langsung bisa diakses oleh UMKM/ stakeholder maupun melalui bank. Salah satu contoh yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh UMKM/ stakeholder misalnya KBI Solo telah berprakarsa menyusun Direktori Kredit UMKM Perbankan yang memungkinkan UMKM/ stakeholder untuk mengetahui berbagai produk pembiayaan yang ada di bank beserta syarat dan strukturnya. Informasi tersebut yang semula hanya bisa diakses melalui media cetak sekarang informasi tersebut sudah dapat diakses secara on line melalui internet dengan informasi yang selalu ter-up date melalui www.bi.go.id

Selain itu KBI Solo juga melaksanakan penelitian pemetaan keragaman UMKM wilayah Surakarta atau Base line Survey yang didalamnya memberikan dua informasi berharga yaitu sebagai berikut : a) Paper ilmiah tentang keragaman UMKM di Surakarta

45

Paper ilmiah ini bermanfaat terutama bagi para pengambil kebijakan maupun peneliti.

b) Database UMKM Solo Raya

Melalui penelitian tersebut juga menghasilkan suatu database dalam tampilan yang interaktif dan dapat diakses oleh siapapun karena telah dipublikasikan secara on line bersama dengan Bakorwil II Surakarta melalui internet dalam situs www.umkm- soloraya.com. Didalamnya berisi informasi yang berguna bagi UMKM dan pihak yang terkait lainnya yaitu sebagai berikut : (1) Database daftar komoditas unggulan apa saja yang ada di Solo

Raya

(2) Database daftar UMKM yang potensial yang ada di Solo Raya.

(3) Informasi detail kualitatif dan kuantitatif per UMKM di Solo Raya, seperti :

a. Identitas Perusahaan b. Alamat Perusahaan c. Produk dan Pemasaran d. Kinerja keuangan e. Kebutuhan modal

46

(4) Informasi mengenai kelayakan dari usaha sehingga diharapkan bank mengetahui kelayakan usaha sebelum memberikan kredit.

(5) Berita-berita terbaru mengenai kebijakan Bank Indonesia dan juga semua berita-berita terbaru mengenai UMKM di Solo Raya.

(6) Informasi Kredit, yang didalamnya terdapat prosedur bagaimana mengajukan kredit dan perbankan yang memberikan kredit di Solo Raya

Sampai bulan Juni 2010 situs www.umkm-soloraya.com ini telah diakses kurang lebih 42600 pengunjung semenjak situs ini launching pada 21 November 2006. Melalui website ini diharapkan akan bermanfaat bagi perkembangan UMKM khususnya di Solo Raya serta membuat semakin mudah dan cepat akses bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mencari dan menemukan para pelaku usaha sehingga peluang bisnis akan terbuka semakin cepat dan juga berkembang semakin cepat pula. Melalui Bank Indonesia Pusat yang juga didukung oleh KBI di daerah termasuk KBI Solo, bantuan teknis berupa penyediaan informasi juga diluncurkan melalui situs Bank Indonesia yaitu :

a.Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil (SI-PUK) Sebagai upaya untuk lebih memberikan nilai tambah dan manfaat yang lebih besar terhadap hasil-hasil penelitian, Bank Indonesia

47

telah mengembangkan Sistem Informasi Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK) sebagai sarana untuk lebih menyebarluaskan secara cepat hasil-hasil penelitian dan berbagai informasi lainnya. SIPUK meliputi Sistem Informasi Baseline Economic Survey (SIB), Sistem Informasi Agroindustri Berorientasi Ekspor (SIABE), Sistem Informasi Pola Pembiayaan (lending model) (SILM), Sistem Informasi Penunjang Keputusan untuk Investasi (SPKUI) dan Sistem Informasi Prosedur Memperoleh Kredit (SIPMK).

SIPUK sudah dapat diakses dengan internet melalui situs Bank Indonesia www.bi.go.id sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas baik dari pengusaha UMKM, perbankan, dinas/instansi dan lainnya untuk pengembangan potensi UMKM. b. Data dan Informasi Bisnis Indonesia ( DIBI )

Didalam DIBI ini terdapat database yang mencangkup Profil UMKM di Wilayah Indonesia yang Potensial Dibiayai oleh Lembaga Keuangan (Hasil Survei Bank Indonesia) yang terdiri dari : (1) Kisaran kebutuhan pembiayaan

(2) Nama Perusahaan (3) Usaha Utama (4) Photo kondisi usaha (5) Nilai Aset

(6) Penjualan Rata-Rata per Tahun (7) Kebutuhan Pembiayaan Kredit

48

Selain itu penelitian yang manfaatnya untuk UMKM namun melalui bank antara lain adanya penelitian yang dilakukan oleh KBI Solo mengenai penelitian beberapa komoditi unggulan seperti stroberi di Karanganyar, sapi perah di Boyolali, sapi pedaging di Sragen, mebel di Sukoharjo, brem di Wonogiri dan masih banyak penelitian yang dilakukan oleh KBI Solo dengan adanya penelitian tersebut diharapakan akan ada manfaat yang diperoleh bagi bank yaitu bank dapat mengetahui prospek usaha kedepannya dari komoditi unggulan sehingga dapat mendorong bank untuk membiayai usaha tersebut, selain manfaat yang diterima oleh pihak bank juga bermanfaat bagi para investor yang dapat digunakan sebagai rujukan ketika mereka akan terjun dalam usaha maupun bagi mereka yang berminat membiayai usaha tersebut.

Penelitian-penelitian yang lain misalnya seperti penelitian tentang kendala dan peluang linkage program yang diharapkan dapat mendorong terjadinya linkage antara Bank Umum dengan BPR di wilayah Surakarta, dan penelitian PHBK (Pengembangan Hubungan Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat) yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi bank yang masih mengelola kredit kelompok untuk meningkatkan kredit kelompok dan juga bisa menjadi dorongan bagi bank yang tidak mengelola kredit kelompok untuk mengelola kredit kelompok.

Dalam upaya mendekatkan bank dengan UMKM secara langsung, KBI Solo juga telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

49 c.Kunjungan Bisnis ( Road Show )

Kunjungan bisnis ( road show ) yang dilaksanakan oleh KBI Solo yaitu melakukan kunjungan bisnis BPR ke beberapa sentra UMKM. Yang belum lama ini kegiatan kunjungan bisnis yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 12 Mei 2010, Bank Indonesia Solo, Bappeda Kota Surakarta, Perbankan Kota Solo yang diantaranya Bank Mandiri, BRI, BTN, BNI, Bank Jateng, Bank Pasar serta BPR dan Asosiasi Konsultan Keuangan Mitra Bank melakukan kegiatan kunjungan bisnis (road show). Maksud dan tujuan kegiatan kunjungan bisnis ini adalah untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan ke sektor riil UMKM, dan menggalang kedekatan antara petugas perbankan dan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) maupun antara perbankan dan KKMB dengan stakeholder. Sentra UMKM yang menjadi tujuan kunjungan bisnis tersebut antara lain mengunjungi klaster usaha kerajinan sangkar burung di Mojosongo, sentra usaha kerajinan recycle paper di Kadipiro, dan klaster batik Laweyan. d. Pameran Produk UMKM

Pameran produk UMKM yang dilakukan oleh KBI Solo dengan pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan UMKM seperti halnya pemerintah daerah ini bertujuan untuk memperluas jaringan pemasaran bagi UMKM dan meningkatkan kecintaan terhadap produk dalam negeri dan menggali potensi UMKM baru di daerah. Pada tanggal 26 - 29 November 2009 KBI Solo bekerja sama dengan

50

Pemerintah Kota Surakarta mengadakan pameran produk UMKM di komplek Balai Kota Surakarta. Pameran ini diselenggarakan berkaitan dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara KBI Solo dan Pemkot Surakarta tentang pengembangan Ekonomi Kota Surakarta. Produk UMKM yang dipamerkan beragam mulai dari batik, mebel, kerajinan tangan sampai dengan makanan khas kota Solo

1.1. Pelatihan

Di samping bantuan teknis melalui penyediaan informasi dan penelitian, KBI Solo juga memberikan bantuan teknis berupa pelatihan kepada perbankan dalam rangka penguatan kelembagaan bank melalui penguatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) perbankan itu sendiri terutama dalam berhadapan (to deal) dengan sektor UMKM. Selama ini pelatihan lebih banyak diberikan kepada BPR karena BPR dinilai lebih strategis dalam pengembangan UMKM karena keberadaannya yang langsung berdekatan dengan lokasi UMKM serta di BPR prosedur dalam peminjaman kreditnya relatif lebih sederhana dibandingkan dengan prosedur peminjaman kredit di Bank Umum. Selain itu berbeda dengan dengan Bank Umum, BPR belum mempunyai divisi yang secara khusus dalam training ataupun pelatihan untuk karyawannya. Berikut berbagai pelatihan pokok yang di berikan KBI Solo bagi perbankan :

51

Suatu pelatihan yang memperkenalkan metode untuk memahami potensi wilayah pedesaan, kondisi masyarakat secara cepat dan relatif murah dengan tujuan mengetahui kebutuhan dan potensi pelaku ekonomi serta mengenali peran lembaga keuangan formal dan informal di pedesaan dalam rangka :

1) Memperluas pasar bank

2) Membuka peluang untuk sektor ekonomi kecil 3) Mendukung usaha kelompok dan usaha masyarakat Dengan materi sebagai berikut :

1) Pengantar metodologi survei 2) Konsep dasar RRA

3) Proses dan langkah RRA 4) Persiapan pelaksanaan survei 5) Refleksi dalam tim

6) Evaluasi dan visualisasi 7) Perumusan Strategi

b. Analisis Pemberian Kredit UMKM

Dengan pelatihan ini diharapkan peserta, yakni BPR memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan analisis kredit selain itu pelatihan ini diberikan juga berbagai studi kasus yang diambil dari pengalaman perbankan dalam melakukan analisis kredit

52 1) Profil bisnis UMKM,

2) Risiko usaha dan resiko kredit UMKM, 3) Overview analisis kredit,

4) Aspek-aspek dalam studi kelayakan usaha,

5) Laporan Keuangan dan analisis laporan keuangan, 6) Analisis dan kebutuhan kredit investasi dan modal kerja, 7) Studi Kasus

c.Penanganan Kredit UMKM Bermasalah

Dengan pelatihan ini diharapkan BPR memiliki pengetahuan mengenai berbagai upaya dalam penyelesaian kredit bermasalah Dengan materi sebagai berikut :

1) Aspek hukum perkreditan dan peningkatan jaminan 2) Pengaruh kredit bermasalah

3) Kebijakan perkreditan Bank Indonesia 4) Pencegahan kredit bermasalah

5) Gejala dan faktor penyebab kredit bermasalah 6) Penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah 7) Penyusunan rekomendasi penanganan kredit bermasalah

d. Pengembangan Hubungan Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (PHBK)

53

Dengan pelatihan ini diharapkan BPR memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pemberian kredit kepada debitur mikro secara berkelompok.

Dengan materi sebagai berikut : 1) Pasar keuangan mikro 2) Konsep dan strategi PHBK 3) Profil pengusaha mikro

4) Identifikasi populasi pengusaha mikro 5) Profil kelompok pengusaha mikro 6) Analisa kredit usaha mikro

7) Tanggung renteng

8) Pembentukan agunan alternatif

9) Penghitungan risiko dan efisiensi kredit kepada Kelopok Pengusaha Mikro

10)Penyusunan rekomendasi pengembangan PHBK

Dalam pelatihan tersebut diatas KBI Solo memberikan bantuan biaya pelatihan sebesar maksimal 50% dari total biaya pelatihan. Berikut ini salah satu contoh pelatihan yang belum lama ini dilakukan KBI Solo terhadap BPR yaitu pada tanggal 20 – 23 April 2010 Kantor Bank Indonesia Solo bekerja sama dengan GTZ Livelihood Recovery

54

Project dan DPC Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Surakarta memberi batuan teknis kepada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berupa pelatihan Analisis Kredit Mikro, pada pelatihan kali ini diikuti oleh 30 BPR di eks Karesidenan Surakarta yang diadakan di Hotel Best Western Solo.

Selain kepada perbankan, melalui kerja sama BDS-P, Pemerintah Daerah dan juga dengan KBI Solo kegiatan pengembangan dilakukan dengan pelatihan kepada pelaku usaha atau UMKM itu sendiri yang diharapkan melalui pelatihan ini terjadi peningkatan kemauan, ketrampilan atau kecakapan serta dapat terjadi peningkatan kualitas produk yang dihasilkan oleh UMKM sehingga dapat berkembang dan produknya dapat dijadikan sebagai komoditas ekspor. Kegiatan bimbingan teknis yang dilakukan KBI Solo berkoordinasi dengan pemerintah daerah terhadap UMKM dilakukan bimbingan teknis 3 – 4 kali dalam satu tahun serta juga dilakukan monitoring terhadap UMKM selama dua kali dalam satu tahun. Berikut ini salah satu contoh pelatihan terhadap UMKM yang dilakukan oleh KBI Solo yaitu pada tanggal 18 s/d 31 Agustus 2009 KBI Solo bekerja sama dengan Pusat Layanan Bisnis (Business Development Service Provider /BDS-P ) LPPM UNS selaku Lembaga intermediasi bagi UMKM sentra Meubel Bulakan, Pusat Inovasi (PI) – Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) Republik Indonesia serta trainer dari Tetap Jaya Art Mojosongo

55

mengadakan kegiatan pelatihan desain produk, web desain serta pemanfaatan limbah kayu di Sentra Meubel Bulakan Sukoharjo

Selain itu, bantuan teknis berupa pelatihan juga dilakukan oleh KBI Solo kepada Lembaga Penyedia Jasa (Business Development Service Provider/ BDS-P) atau Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) berupa bantuan (sharing) pembiayaan maksimal sebesar 85% dari biaya total pelatihan. Menurut data KBI Solo sampai dengan November 2009, KBI Solo telah melatih KKMB sebanyak 253 peserta dari wilayah Kabupaten Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar dan Kota Solo. Namun demikian dari keseluruhan peserta tersebut, KKMB yang aktif sebanyak kurang lebih 20% atau hanya sebanyak 51 KKMB saja. Salah satu faktor relatif rendahnya keaktifan tersebut dikarenakan oleh :

a.Sebagian peserta yang dilatih berasal dari unsur pejabat pemerintahan yang memang tidak diproyeksikan untuk menjadi KKMB tetapi diproyeksikan untuk mendukung kegiatan KKMB melalui kewenangan yang dimilikinya dalam pemerintahan.

b. Keberadaan KKMB yang kurang dikenal oleh UMKM sehingga mereka jarang menggunakan jasa KKMB untuk membantu mendapatkan kredit.

c.Sebagian KKMB tidak mampu menarik fee layanan sebagai sumber biaya operasional sehingga KKMB tidak mampu memasarkan jasanya kepada bank maupun kepada UMKM.

56

Sejak pelatihan gelombang pertama pada 2004 hingga posisi akhir bulan November 2009, jumlah kredit yang telah disalurkan KKMB yang dilatih oleh KBI Solo adalah sebanyak Rp. 17.032 miliar. Untuk lebih jelasnya mengetahui bagaimana kinerja KKMB yang dilatih oleh KBI Solo dapat dilihat dari data dibawah ini:

Tabel 3.1

Kinerja KKMB KBI Solo

No Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009*) Jumlah Akumula si s.d. 2009 1 Jumlah KKMB yang dilatih 58 56 25 29 55 30 253 2 Jumlah KKMB yang dapat link ke bank

7 6 21 8 21 11 74

3

Jumlah UMKM yang dapat link ke bank 213 86 40 60 126 114 639 4 Rata-rata persentase KKMB yang dapat link ke 12% 11% 24% 25% 28% 27% 27%

57

Keterangan *) data sementara s.d. November 2009 Sumber : KBI Solo

Melihat segi nominal kredit yang terealisir tersebut, dapat dilihat kinerja KKMB memang belum optimal dan belum berjalan sesuai dengan harapan. Walaupun kinerja KKMB belum optimal. Namun demikian, KKMB merupakan asset yang strategis dalam pemberdayaan UMKM yang perlu didukung melalui penciptaan lingkungan dan sistem yang kondusif. Ke depan, pelaksanaan program KKMB direncanakan akan diperluas ke wilayah lainnya di Solo Raya seperti Klaten dan Wonogiri. Untuk tetap mendukung KKMB dibentuk Satuan tugas daerah (Satgasda) Pemberdayaan KKMB yang merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama antara BI dan Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK), dalam Satgasda Pemberdayaan KKMB tergabung stakeholders utama dalam pengembangan UMKM yang didalamnya terdapat unsur Bank Indonesia, Pemerintah daerah sebagai regulator, dinas-dinas dan LSM sebagai pembinaa, Perguruan tinggi sebagai bank 5 Jumlah Kantor Bank yang memberi kredit KKMB 5 11 16 11 20 6 69 6 Jumlah kredit yang dicairkan (juta Rupiah) 3.80 0 510 2.06 4 3.79 5 3.95 8 2.905 17.032

58

peneliti sekaligus Pembina, Asosiasi pelaku usaha sebagai pelaku, dan perbankan sebagai lembaga pemodalan. Pembentukan Satgasda Pemberdayaan KKMB ini juga merupakan salah satu bantuan teknis KBI Solo dimaksudkan untuk memberdayakan konsultan/pendamping, baik swasta maupun yang dibentuk Pemerintah, yang selama ini terlibat dalam pengembangan UMKM serta meningkatkan kinerja KKMB. Menurut buku petunjuk Pemberdayaan KKMB memaparkan beberapa tugas satgasda yaitu :

a.Menetapkan standar kualifikasi KKMB yang akan bermitra dengan perbankan

b. Melakukan seleksi terhadap KKMB yang memenuhi kriteria (short list).

c.Menyelenggarakan pelatihan kepada calon KKMB dalam aspek pengetahuan perbankan dan perkreditan serta manajemen dan analisis keuangan UMKM serta memberikan sertifikasi.

d. Memfasilitasi hubungan bank dengan KKMB untuk merealisasikan kredit kepada perbankan.

e.Memantau kinerja KKMB dan realisasi kredit kepada UMKM.

2. Hambatan dan Hasil yang dicapai Bank Indonesia Solo dalam

Dokumen terkait