• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan Penyelidikan Epid, KLB & Gizi Buruk

PENCAPAIAN PROGRAM GIZ

3. Penyelenggaraan Penyelidikan Epid, KLB & Gizi Buruk

- Penanganan dengan PMT 100 100 100 100 100 100 100 100 + 0 100 - Kecamatan bebas rawan gizi 54.54 75 54.54 80 11 80 8 72,72 - 7.28 100

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

Pelaksanaan kegiatan di program gizi di dukung oleh dana yang berasal dari APBD Kota Padang, APBN Propinsi Sumatera Barat.

Dalam Penanggulangan gizi buruk angggaran yang terealisasi hanya 87.7% hal ini disebabkan karena :

1. Balita gizi buruk yang dirawat inap tidak memerlukan hari rawatan selama 30 hari lamanya.

2. Balita yang dirawat minta pulang paksa dengan alasan masalah ekonomi dan anak yang lainnya di tinggal di rumah.

3. Balita gizi buruk ada yang dirujuk ke RSUD dan RSUP dengan alasan balita tersebut tidak dapat ditangani di puskesmas.

4. Tidak semua balita gizi buruk rawat inap memerlukan pemeriksaan laboraturium dan pembelian obat lainnya.

Hasil kegiatan program gizi selama tahun 2011dapat dilihat sebagai berikut : A. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga ( UPGK )

UPGK ini melakukan banyak kegiatan dalam rangka perbaikan gizi bagi keluarga, di mana sasarannya adalah masyarakat terkecil yaitu keluarga.

Kegiatannya adalah :

1. Penyuluhan Gizi ke Masyarakat

Kegiatan ini biasanya dilakukan kepada sasaran di posyandu, kunjungan posyandu adalah ibu-ibu yang mempunyai balita serta ibu- ibu hamil. Melalui kegiatan penyuluhan diposyandu ini diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui dan melakukan perilaku gizi di dalam keluarga. Penyuluhan dengan memberikan materi-materi beragam yang berhubungan dengan masalah gizi tetapi sebagian besar penyuluhan ini belum jalan secara maksimal di posyandu. Oleh karena itu

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

diharapkan dengan adanya kelas kelas ibu hamil dan kelas ibu balita penyuluhan tidak hanya dilakukan di posyandu sehingga permasalahan gizi yang ditemui di posyandu (masyarakat) maupun di keluarga dapat teratasi dengan baik.

2. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A

Dalam penanggulangan KVA ini dilakukan kegiatan pemberian Vitamin A secara rutin kepada bayi ( 6 – 11 bln ) dan anak balita ( 1 – 5 thn ) yang diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Pemberian Vit A pada bayi pada tahun 2011 pencapaiannya sebesar 83,24% dan pada anak balita 81,79% dengan target sebesar 78%. Jika dilihat pencapaian masing-masing puskesmas masih ada puskesmas yang belum mencapai target yang ditetapkan yaitu puskesmas Air Tawar, Rawang, Seberang Padang, Nanggalo, Pagambiran, Lubuk Buaya dan Pauh.

Hal ini disebabkan karena sasaran yang diberikan berdasarkan data BPS terlalu tinggi dari sasaran yang sebenarnya, karena wilayah kerja puskesmas Air Tawar merupakan wilayah yang penduduknya sebagian besar adalah mahasiswa yang mana wilayah Air Tawar adalah daerah yang mempunyai 2 buah perguruan tinggi Selain itu penyebab tidak tercapainya vitamin A disebabkan bertepatan dengan bulan puasa dan lebaran Idul Fitri.

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelummnya (2007-2011) terlihat pada grafik di bawah ini :

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

Grafik 7.3. Cakupan pendistribusian kapsul Vitamin A Balita Kota Padang

Terlihat pada grafik di atas pendistribusian kapsul vitamin A selama 5 tahun(2007-2011) mengalami trend naik dan turun, seperti terlihat pada tahun 2009 dan 2011 mengalami penurunan sedangkan pada tahun 2010 mengalami peningkatan. Meskipun demikian Tahun 2011 walaupun mengalami penurunan masih diatas target yang ditetapkan (78%). Meskipun demikian tetap perlu ditingkatkan kembali kerja sama dengan lintas program dan lintas sektor terutama pada bidan praktek swasta dan juga balai pengobatan lainnya, selain itu perlu juga ditingkatkan pencatatan dan pelaporan oleh tenaga gizi dan juga Pembina wilayah posyandu di masing-masing puskesmas yang ada di Kota Padang.

Pemberian kapsul vitamin A tidak hanya diberikan untuk balita saja tetapi juga untuk ibu nifas sebanyak 2 kapsul yaitu setelah melahirkan dapat 1 kapsul dan

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

setelah 24 jam mendapatkan 1 kapsul berikutnya. Jika dilihat selama lima tahun berturut-turut seperti grafik dibawah ini.

Grafik 7.4. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vit.A Ibu Nifas kota Padang

Dari grafik terlihat tren pendistribusian kapsul vitamin A ibu nifas cendrung meningkat walaupan sedikit. Meskipun demikian perlu tetap ditingkatkan kerja sama dengan bidan praktek swasta dan bidan yang bertugas di klinik bersalin puskesmas dan penyuluhan kepada ibu hamil pada saat trimester terakhir (ANC IV) tentang pemberian vitamin A pada saat ibu bersalin.

3. Penanggulangan Anemia Gizi Besi

Penanggulangan anemia gizi besi dilakukan kegiatan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil dan ibu nifas. Pemberian tablet Fe ini dimaksudkan agar ibu hamil tidak mengalami anemia semasa hamil dan perdarahan waktu melahirkan dan ibu nifas tidak anemi karena telah banyak kehilangan darah sewaktu melahirkan. Pemberian Fe ini sangat penting karena pada umumnya ibu hamil

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

kurang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Fe sehingga perlu diberi tambahan dari tablet Fe. Pemberian Tablet Fe ini diberikan kepada semua ibu hamil sebanyak 90 tablet. Pemberian Fe ini seiring dengan kunjungan ibu hamil K1 dan K4, dimana Fe 1 diberikan pada saat K1 dan Fe3 diberikan saat K4. Untuk Kota Padang pencapaian pemberian Fe 3 selama lima tahun terlihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 7.5. Cakupan Pendistribusian Fe Ibu hamil Kota Padang

Cakupan pendistribusian Fe3 untuk ibu hamil terlihat mengalami tren naik sejak tahun 2007-2011 dan Tahun 2011 walaupun terjadi penurunan mencapai target yang ditetapkan (80%).

4. Penanggulangan Kasus Gizi buruk

Dalam penanggulangan kasus gizi buruk yang terjadi pada balita dilakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan ( PMT-P ) yang bertujuan untuk meningkatkan berat badan balita sehingga mencapai status gizi yang lebih

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

baik. Pemberian PMT dilakukan melalui dana APBD Kota Padang berupa pemberian susu untuk bayi dan anak balita (dancow, lactogen) susu ibu hamil (Lactamil), MP-ASI Biskuit dan bubur promina.

Selain dari bantuan APBD juga diterima MP-ASI dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat berupa MP-ASI Biskuit dan tahun 2011 ini diterima juga bantuan dari Badan Ketahanan Pangan Kota Padang berupa pediasure yang diberikan kepada balita gizi buruk yang ada di Kota Padang khususnya pada daerah yang banyak kasus gizi buruk terutama pada daearah puskesmas Andalas sebayak 25 anak. Selain itu Dinas Kesehatan Kota Padang dalam penanggulangan ini juga diterima bantuan dari Badan Ketahanan Pangan Propinsi sebanyak 50 anak di puskesmas Pauh dan 38 anak di Puskesmas Kuranji. Pemberian bantuan dari Badan Ketahanan Pangan diberikan selama 3 bulan dan dilakukan pemantuan secara bertahap dengan melibatkan petugas puskesmas lainnya (pembina wilayah).

Kasus gizi buruk yang ada di Kota padang ditemukan dari kegiatan Posyandu setiap bulan. Selama tahun 2011 jumlah kasus gizi buruk kurus sekali (BB/TB) yang ditemukan sebanyak 64 kasus dengan kasus dirawat sebanyak 8 kasus serta meninggal sebanyak 3 kasus. Dari jumlah tersebut 90% kasus membaik, dan 10% kasus dalam keadaan tetap atau tidak ada perubahan. Hal ini disebabkan karena penyakit susp.sindrom cordia delage, bronkhopheneumonia, Ispa, TB paru serta penyakit lainnya. Sedangkan kasus gizi buruk dan kurang (BB/ U) sebanyak 518 kasus yang ditemukan dari kegiatan posyandu yang ada di Kota Padang. Semua kasus yang ada diberikan bantuan MP-ASI baik dari biskuit, susu, bubur, serta pediasure selama 3 bulan pemberian. Dari jumlah

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

kasus yang dibantu sebanyak 91% balita naik berat badannya, dan sebanyak 9 % tidak megalami kenaikan berat badan disebabkan adanya penyakit penyerta seperti kelainan suspect sindrom, bronkhopeneumonia, Ispa, TB Paru, Hipoglikemi dan penyakit lainnya.

Pada Tahun 2011 ini Kota Padang juga melakukan penanggulangan kasus balita gizi buruk di puskesmas Nanggalo sebagai puskesmas rujukan di Kota Padang yang melakukan kegiatan melalui rawat inap dan jalan. Jumlah kasus balita gizi buruk yang dilaporkan setiap bulannya yang merupakan hasil kegiatan posyandu sebanyak 64 kasus, dan sebanyak 3 kasus meninggal dunia dari puskemas Air Tawar, Padang Pasir dan Nanggalo.

Pada tahun 2011 kasus balita gizi buruk kurus sekali dengan indikator BB/TB yang sudah dapat ditangani di puskesmas Nanggalo tahun 2011 sebanyak 8 Kasus terdiri dari :

Tabel 7.21. Jumlah Balita gizi buruk yang di rawat inap Tahun 2011

No Tempat

Rawatan Rujukan dari Jumlah Ket

1. HC.

Nanggalo HC. Ambacang 1 orang

( 8 orang) HC. Nanggalo 1 orang

HC. Pemancungan 2 orang

HC. Pauh 3 orang

HC. Pagambiran 1 orang

2 RSUD Lapai 1 orang

(4 org) Belimbing 1 orang

Pagambiran 1 orang

Pemancungan 1 orang

3 RS.Yosudarso Rawang 1 orang

Rawat jalan

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

Kegiatan yang dilakukan pada Puskesmas rawatan ini adalah konsultasi dengan dokter ahli anak, yang dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Padang bekerja sama dengan Rumah Sakit M.Djamil Padang, Pemeriksaan laboraturium serta penyuluhan kepada orang tua atau pendamping balita gizi buruk. Ada beberapa kasus gizi buruk yang di rujuk langsung ke rumah sakit yang disebabkan penyakit yang tidak dapat ditangani di puskesmas Nanggalo (rawatan) seperti Bronkho Pheunomoni, TB , ISPA serta penyakit lainnya.

Selama rawat inap balita gizi buruk diberikan perlakukuan sesuai dengan penangan kasus gizi buruk sampai kondisi balita tersebut menjadi gizi kurang atau gizi baik dan selanjutnya dipulangkan untuk dilakukan rawat jalan dengan konsultasi tetap ke puskesmas Nanggalo serta tetap dipantau oleh tenaga gizi dan dokter puskesmas masing-masing.

Pelaksanaan penanggulangan balita gizi buruk di puskesmas Nanggalo masih banyak di temukan kendala yaitu orang tua balita masih keberatan untuk dirawat dengan berbagai alasan, adanya kasus pulang paksa sebanyak 3 kasus. Rata-rata jumlah hari rawatan setiap balita adalah selama 11 hari dengan kenaikan berat badan perhari 340 gram. Pasien yang dirawat seluruhnya berasal dari keluarga miskin .

Selain rawat inap juga dilakukan rawat jalan bagi balita gizi buruk yang kondisi kurus atau kurus sekali yang tidak mau dirawat inap. Jumlah balita rawat jalan sebanyak 15 kasus termasuk kasus yang sudah dirawar inap.

Berdasarkan hasil di atas terlihat terjadinya penurunan jumlah kunjungan ke puskesmas Nanggalo (8 kasus) dibandingkan dengan tahun 2010 (9 kasus). Terjadi penurunan kasus disebabkan adanya balita yang tidak dapat ditangani di

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

puskesmas Nanggalo disebabkan penyakit penyerta tertentu yang memrlukan penanganan khusus terutama peralatan dan pengobatan lainnya. Ditemukan juga dari orang tua balita gizi buruk yang keberatan untuk dirawat dengan berbagai alasan terutama alasan ekonomi dan kondisi keluarga yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu peningkatan penyuluhan kepada seluruh ibu balita dalam penanggulangan kasus gizi buruk dan kepada pembina wilayah untuk dapat memberikan motivasi kepada orang tua balita sehingga kasus gizi buruk yang ditemukan dapat dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur penangan kasus gizi buruk yang sebenarnya.

Tabel 7.22. Perkembangan Kasus Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2011

No Jml Kasus Status Gizi Meninggal Baik % Krg % Buruk % 64 58 90,63 5 7,81 1 1,56 3

5. Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( Gaky ) a. Pemeriksaan Garam Beryodium dimasyarakat

Kegiatan lain yang dilakukan dalam usaha perbaikan gizi keluarga salah satunya adalah penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Pelaksanaan yang dilakukan dalam penanggulangan masalah akibat kekurangan garam beryodium adalah dengan melakukan Pemantauan Garam Beryodium ditingkat masyarakat.

Pada tahun 2011 pemeriksaan garam dilakukan di rumah tangga sebanyak 2048 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh wilayah kerja puskesmas yang ada di Kota Padang. Berdasarkan hasil pemeriksaannya

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

ditemukan sebanyak 1983 sampel rumah tangga (96,8%), kondisi ini telah mencapai target yang ditetapkan (77%).

Selain kegiatan tersebut juga dilakukan pertemuan Pokja Gaky di Kota Padang dengan melibatkan lintas sektor seperti Bappeda, deperindag, hukum dan lintas sektor terkait lainnya. Kegiatan pokja gaky pada tahun 2011 berupa pemeriksaan garam ke pasar yang ada di 11 wilayah kecamatan di Kota padang. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut masih ditemukan penggiling cabe yang menggunakan garam yang tidak mengandung yodium serta penyimpanan garam yang belum memenuhi syarat. Berdasarkan hasil pemeriksaan garam tersebut sekitar 92% garam mengandung yodium dan 8 % yang tidak mengandung yodium. Jenis garam yang diperiksa adalah garam kasar dan halus dengan menggunakan yodina test untuk menguji ada tidaknya yodium dalam garam.

Meskipun telah terjadi perbaikan di masyarakat dalam mengkonsumsi garam beryodium tetapi masih perlu ditingkatkan kewaspadaan oleh Tim Pokja Gaky Kota Padang karena masih ditemukan di masyarakat yang mengkonsumsi garam tidak mengandung yodium. Oleh sebab itu penanggulangan GAKY bukan saja masalah dinas kesehatan tetapi banyak lintas sektor yang terkait contohnya deperindag yang lebih berwenang dalam peredaran garam di pasaran, begitu juga dengan lintas sektor lain seperti Dinas Pasar, Bappeda yang tergabung dalam Pokja Gaky. Selain itu masih minimnya penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium dan juga cara penyimpanan garam yang mengandung yodium ke masyarakat.

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

b. Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium

Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium ( KMB ) tidak dilakukan berdasarkan instruksi dari kementian kesehatan.

6. Pojok Gizi ( POZI )

Pojok gizi adalah kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas gizi puskesmas kepada klien individu yang datang untuk berkonsultasi mengenai diet untuk penyakit. Pasien yang datang ke Pozi adalah rujukan dari BP dan KIA. Dalam pojok gizi ini petugas memberikan anamnesa dan diet si pasien sesuai dengan penyakit yang diderita. Berdasarkan hasil kunjunga pojok gizi baik kasus baru atau kasus lama yang dilakukan di puskesmas terlihat seperti tabel di bawah ini :

Grafik 7.6. Persentase Kunjungan Pojok Gizi Berdasar Kasus Selama Tahun 2011

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

7. Usaha Perbaikan Gizi Institusi

Usaha Perbaikan Gizi Institusi adalah kegiatan program gizi yang dilakukan kepada institusi seperti sekolah, panti, industri dan lembaga pemasyarakatan. Untuk kegiatan gizi institusi ini masih belum maksimal berjalan karena petugas gizi yang masih satu orang di masing-masing puskesmas. Kegiatan gizi institusi ini baru terlaksana pada sekolah yaitu dengan melaksanakan Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah ( PMT-AS ). Dalam hal ini petugas gizi bertugas menentukan kecukupan gizi makanan kudapan sesuai dengan yang dianjurkan. Pada Tahun 2011 di Kota Padang sekolah yang mendapat PMT-AS sebanyak 16 sekolah.

Pada tahun 2011 dilakukan perlombaan kegaiatan PMT-AS yang diikuti oleh seluruh sekolah PMT-AS di Kota Padang. Berdasarkan hasil perlombaan tersebut salah satu sekolah PMT-AS SD 32 Kuranji memenangkan lomba tersebut (Harapan 1).

Diharapkan untuk tahun-tahun mendatang pembinaan kegiatan PMT-AS melibatkan lintas sektor terakit terutama Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Kelurahan selain itu juga lintas program tetap melakukan pembinaan secara rutin.

8. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG )

Dalam program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG ) merupakan kegiatan gizi yang menggambarkan secara kelompok masyarakat atau wilayah. Kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah :

DINAS KESEHATAN KOTA PADANG

Dokumen terkait