• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Dalam dokumen Prosedur Pendirian PTS Penambahan Prodi PTS (Halaman 13-66)

PENYELENGGARAAN PROGRAMSTUDI

PERGURUANTINGGISWASTA

1. Pengertian

Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

Penyelenggaraan Program Studi pada PTS dapat terdiri atas:

Pembukaan Program Studi, yaitu pembentukan Program Studi bersamaan dengan pendirian PTS baru;

Penambahan Program Studi, yaitu pembentukan Program Studi pada PTS yang telah memiliki izin pendirian PTS.

Pada Bab ini hanya akan diuraikan persyaratan dan prosedur Pembukaan dan Penambahan Prodi di PTSyang belum dan telah memiliki izin pendirian.

2. Persyaratan

Berdasarkan uraian di atas, dokumen yang harus diserahkan untuk memenuhi syarat pembukaan dan penambahan Prodi di PTS terdiri atas:

a. Usul Pembukaan/Penambahan Prodi;

b. Rekomendasi Senat Perguruan Tinggi atas Pembukaan/Penambahan Prodi;

c. Keputusan Menteri Tentang Izin Pendirian PTS yang akan membuka/menambah Prodi.

Selain persyaratan di atas, untuk memenuhi persyaratan akreditasi minimum, penambahan Prodi harus memenuhi SN Dikti, sebagaimana dibuktikan melalui dokumen:

d. Rencana Strategis PTS yang akan menambah Prodi;

e. Rancangan Program Akademik dalam bentuk Proposal Program Studi – 1 (satu) Proposal per Prodi;

f. Rekomendasi L2 Dikti di wilayah PTS yang akan membuka/menambah Prodi.

Format dokumen Pembukaan/Penambahan Prodi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan e dapatdilihat dalam Lampiran.

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 10

3. Prosedur

Prosedur pembukaan/penambahan Prodi pada PTS sebagai berikut:

a. Pemimpin PTS (Rektor/Ketua/Direktur) meminta rekomendasi dari L2 Dikti di wilayah PTS yang akan menambah Prodi. Dalam hal L2 Dikti belum terbentuk di wilayah PTSyang akan membuka/menambah Prodi, maka tugas dan fungsinya masih dijalankan olehKopertis wilayah tersebut.

L2 Dikti atau Kopertis setempat akan memberi rekomendasi tentang:

1) rekam jejak PTS yang akan menambah Prodi;

2) tingkat kejenuhan Prodi yang akan diselenggarakan oleh PTS tersebut di wilayah L2 Dikti;

3) tingkat keberlanjutan Prodi tersebut jika diizinkan oleh Pemerintah;

4) bebas konflik internal PTS di tingkat Badan Penyelenggara dan/atau tingkat PTS yang bersangkutan.

b. Pemimpin PTS membuat atau menyerahkan dokumen sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a sampai dengan huruf f, dengan susunan sebagai berikut:

No Dokumen Lampiran Bentuk

1 UsulPembukaan/PenambahanProdi 10 Semua dokumen dari Pengusul:

Dibuat dalam file

pdf;

Dipindai (scan) dan diubah menjadi file

pdf;

Dikirimsecara

digital ke Direktur Jenderal dengan alamat:

silemkerma.dikti.go.id 2 RekomendasiSenatPerguruanTinggiatas

PenambahanProdi

--3 KeputusanMenteriTentangIzinPendirianPTS yangakanmenambahProdi

--4 RencanaStrategisPTSyangakan membuka/menambahProdi

--5 RancanganProgramAkademikdalambentuk ProposalProgramStudi–1(satu)Proposalper Prodi

9

6 RekomendasiL2DiktidiwilayahPTSyang akanmembuka/menambahProdi

--Pemimpin PTS bertanggungjawab atas kebenaran data dan informasi yang dimuatdalam semua Dokumen di atas. Dalam hal Pemimpin PTS memberikan data dan informasi yang tidak benar, Pemimpin PTS dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal 242 ayat (1) juncto ayat (3) Kitab Undang-Undang HukumPidana.

c. Direktorat Jenderal melakukan penilaian Proposal Program Studi dengan menugaskan Sub Tim Penilai Bidang Program Studi dibantu oleh asosiasi profesi

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 11

dan/atau kelompok sejawat sebidang dengan Prodi yang akan dibuka;

d. Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf c menyatakan bahwaProdi yang diusulkan layak untuk dibuka, maka Direktur Jenderal menetapkanpembukaan Prodi tersebut;

e. Apabila penambahan Prodi pada PTS mengakibatkan perubahan bentuk PTS tersebut, maka Pemimpin PTS harus mengajukan perubahan bentuk PTS sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setelah Direktur Jenderal menetapkan pembukaan Prodi tersebut, PTS dapat menyelenggarakan Prodi tersebut.

4. Jadwal

Dalam 1 (satu) tahun takwim diselenggarakan 1 (satu) periode pengusulan pembukaan/penambahanProdi, dengan jadwal sebagai berikut:

No Kegiatan Waktu

1 Penerimaan6(enam)DokumenPembukaan/Penambahan Prodi

Januari sd. Maret

2 TahapPenilaian April sd. Juli

3 TahapPenetapan Juli sd. Agustus

4 SosialisasiatauBimbinganTeknisProsedurPenambahan ProdiBagiPengusulbaruPeriodeberikutatauPengusul ulang

September sd. Desember

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 12

LAMPIRAN

Lampiran1UsulPendirianPTS

Yayasan/Perkumpulan/Persyarikatan/BadanHukumNirlabaLain

Skola Notobotosongo Tibolimo

Alamat:Jl.MajuterusRaya888Bungokembang99923Indonesia

Telepon:020–302020Fax:020–393098–Email:[email protected]

Nomor Hal Lampiran

: 73/YSN/08/2015

: Usul pendirian Perguruan Tinggi Swasta : 9 (sembilan) dokumen.

Kepada yang terhormat,

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Gedung D Lantai 6

Jl. Pintu I Senayan JakartaTinggi

Dengan hormat,

Melalui surat ini perkenankan kami, Yayasan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba...

mengusulkan pendirian Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/Politeknik/Akademi ...,dengan program studi sebagai berikut: 1. Program Studi ...

2. Program Studi ...

3. Program Studi ...

4. Program Studi ... 5. dst.

Bersama ini kami sampaikan 9 (sembilan) dokumen sebagai berikut: 1. Legalitas Badan Penyelenggara; 2. Ketersediaan Lahan untuk Kampus Perguruan Tinggi; 3. Rekomendasi L2 Dikti di wilayah PTS yang akan didirikan; 4. Rancangan Rencana Strategis; 5.Rancangan Statuta; 6. Rancangan Sistem Penjaminan Mutu Internal; 7. Studi Kelayakan; 8. Laporan Keuangan Badan Penyelenggara; 9. ....(...) buah Proposal Program Studi.

Atas perhatian dan bantuan Bapak, kami sampaikan terima kasih.

Bungokembang, .... Januari 2015. Ketua,

Pr ose dur Pend irian PTS d an Pen yel enggaraan Pr og ram St udi PTS

13

Lampiran 2 – Legalitas Badan Penyelenggara

Akta Notaris Pendirian Yayasan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba lain yang berisi

Anggaran Dasar Yayasan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba lain tersebut, beserta semua

perubahannyawajib dilampirkan.

Contoh Keputusan Menkumham

Tentang

Pengesahan Yayasan

Contoh Berita Negara

Tentang

Pr ose dur Pend irian PTS d an Pen yel enggaraan Pr og ram St udi PTS

14

Contoh Keputusan Menkumham

Tentang Pengesahan Yayasan (Digital) 1

Contoh Keputusan Menkumham Tentang

Pengesahan Yayasan (Digital) 2

Akta Notaris Pendirian Yayasan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba lain yang berisi

Anggaran Dasar Yayasan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba lain tersebut, beserta semua

ContohSuratMenkumhamTentangPenyesuaianYayasanpadaUUYayasan

(Jika Yayasan melakukan penyesuaian atau perubahan)

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 16

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS

17

Lampiran 4 Rancangan Rencana Strategis

BAB ISI

Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan

Bab II Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran PTS

1. Visi PTS 2. Misi PTS 3. Tujuan PTS 4. Sasaran PTS Bab III

Strategi dan Arah Kebijakan PTS

Bab IV

Program Pengembangan PTS

1. Bidang Akademik a. Kurikulum

b. Dosen dan Tenaga Kependidikan c. Proses Pembelajaran

d. Penilaian Pendidikan e. Kemahasiswaan

f. Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2. Bidang Non Akademik

a. Sarana dan Prasarana b. Sumber Pendanaan

Bab V

Penutup

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 18

Lampiran5RancanganStatuta

BAB ISI

Pembukaan

BabI KetentuanUmum

BabII Visi,Misi,Tujuan,danCiriKhasPTS

BabIII IdentitasPTS

BabIV PenyelenggaraanPendidikanPTS

BabV KebebasanAkademik,KebebasanMimbarAkademikdanOtonomiKeilmuanPTS

BabVI GelardanPenghargaanPTS

BabVII SusunanOrganisasidanPembagianTugasdanWewenangSetiapOrganPTS

BabVIII DosendanTenagaKependidikanPTS

BabIX MahasiswadanAlumniPTS

BabX KerjasamaPTS

BabXI SaranadanPrasaranaPTS

BabXII KeuangandanKekayaanPTS

BabXIII SistemPenjaminanMutuInternalPTS

BabXIV KetentuanPeralihan

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 19

Lampiran6RancanganSistemPenjaminanMutuInternal

BAB ISI

KataPengantar DaftarIsi

DaftarTabel(jikaada) DaftarGambar(jikaada) BabI Pendahuluan

BabII KebijakanSPMI

1. Visi, Misi, Tujuan PTS

2. Latar Belakang PTS menjalankan SPMI.

3. Luas lingkup Kebijakan SPMI (misal: akademik & nonakademik).

4. Daftar dan Definisi Istilah dalam dokumen SPMI. 5. Garis besar kebijakan SPMI pada PTS antara lain:

a. Tujuan dan Strategi SPMI

b. Prinsip atau Azas Pelaksanaan SPMI

c. Manajemen SPMI (PPEPP)

d. Unit atau pejabat khusus penanggungjawab SPMI (termasuk struktur organisasi,dan tata kelola SPMI)

e. Jumlah dan nama semua Standar Dikti dalam SPMI.

6. Informasi singkat tentang dokumen SPMI lain yaitu Manual SPMI, Standar SPMI, danFormulir SPMI.

7. Hubungan Kebijakan SPMI dengan berbagai Dokumenlain di PTS (misal: Statuta, Renstra).

BabIII ManualSPMI

1. Tujuan dan maksud Manual SPMI.

2. Luas lingkup Manual SPMI.

a. Manual Penetapan Standar Dikti;

b. Manual Pelaksanaan Standar Dikti;

c. Manual Evaluasi (Pelaksanaan) Standar Dikti; d. Manual Pengendalian (Pelaksanaan) Standar Dikti;

e. Manual Peningkatan Standar Dikti. 3. Rincian tentang hal yang harus dikerjakan.

4. Pihak yang bertanggungjawab mengerjakan sesuatu.

5. Uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai manual SPMI. 6. Uraian bagaimana dan bilamana pekerjaan itu harus dilaksanakan.

7. Rincian formulir yang harus dibuat dan digunakan sebagai bagian dari manual SPMI.

8. Rincian sarana yang digunakan sesuai petunjuk dalam manual SPMI.

BabIV StandarSPMIPTS 1. Definisi Istilah

2. Rasionale Standar Dikti (alasan penetapan standar tersebut)

3. Pernyataan Isi Standar Dikti (misal: mengandung unsur A,B,C, dan D)

4. Interaksi antar Standar Dikti

5. Strategi Pencapaian Standar Dikti (bagaimana mencapai Standar Dikti)

6. Indikator Pencapaian Standar Dikti (apa yang diukur/dicapai, bagaimana mengukur/ mencapai, dan target pencapaian)

7. Pihak yang terlibat dalam pemenuhan Standar Dikti;

8. Referensi (keterkaitan Standar Dikti ini dengan Standar Dikti lain);

BabV FormulirSPMIPTS

Terdapat banyak macam maupun jumlah formulir SPMI sesuai dengan peruntukan untuksetiap Standar Dikti.

BAB ISI

Dapat dipastikan bahwa setiap Standar Dikti membutuhkan berbagai macam formulir sebagai alat untuk mengendalikan Pelaksanaan Standar Dikti, dan merekam mutu hasil pelaksanaan Standar Dikti.

BabVI RencanaImplementasiSPMIPTS

Dokumen/ Dokumen/ Dokumen/ Dokumen/

Buku Buku Buku Buku

Kebijakan Manual Standar Formulir

SPMI SPMI SPMI SPMI

Evaluasidan Penerapan Pengendalian SPMI

SPMI (al:Pelembagaan)

Lampiran

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 20

Peningkatan SPMI K a iz e n S P M I

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 21

Lampiran7StudiKelayakan

BAB ISI

KataPengantar

DaftarIsi

DaftarTabel(JikaAda)

BabI Pendahuluan

BabII Bentuk,Nama,Visi,Misi,danCiriKhasPTS 1. Universitas

a. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi, dan jika memenuhi syarat, universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi;

b. Dapat menyelenggarakan Program D I, D II, D III, D IV, S1, S2, dan S3 serta Pendidikan Profesi;

c. Jumlah Program Diploma tidak lebih setengah dari jumlah Program Sarjana; d. Memiliki minimal 10 (sepuluh) program studi program sarjana, yang terdiri atas:

 6 (enam) program studi dari 3 (tiga) kelompok bidang IPA; dan

 4 (empat) program studi dari 2 (dua) kelompok bidang IPS atau lebih. 2. Institut

a. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan profesi;

b. Dapat menyelenggarakan Program D I, D II, D III, D IV, S1, S2, dan S3 serta Pendidikan Profesi;

c. Jumlah Program Diploma tidak lebih setengah dari jumlah Program Sarjana;

d. Memiliki minimal 6 (enam) program studi program sarjana, yang terdiri atas 3(tiga) kelompok disiplin ilmu, teknologi dan/atau kesenian yang berbeda.

3. SekolahTinggi

a. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi;

b. Dapat menyelenggarakan Program D I, D II, D III, D IV, S1, S2, dan S3 serta Pendidikan Profesi;

c. Memiliki 1 (satu) program studi program sarjana dan 1 (satu) program studi program diploma atau lebih.

4. Politeknik

a. Menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi;

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 22

Terapan serta Pendidikan Profesi;

c. Memiliki 3 (tiga) program studi program diploma atau lebih.

5. Akademi

a. Menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu;

b. Dapat menyelenggarakan Program D I, D II, dan/atau D III;

c. Memiliki 1 (satu) program studi atau lebih.

BabIII Penyelenggaraan,Organisasi,DanLembagaPenunjangKegiatanPTS

BabIV DosendanTenagaKependidikanSetiapProgramStudi 1. Dosenuntuk1(satu)Prodiharusmemenuhisyarat:

a. Jumlah minimal 6 (enam) orang;

b. Berijazah minimal Magister dalam dan luar negeri (ijazah sudah disetarakan); c. Bidang Studi linear dengan Prodi yang diusulkan;

d. Berusia maksimum 50 (lima puluh) tahun ketika diangkat sebagai Dosen Tetap; e. Bersedia bekerja 40 (empat puluh) jam per minggu yang dinyatakan dalam Surat

Pernyataan Kesediaan Bekerja di Badan Penyelenggara pengusul pendirian PTS,apabila izin Pendirian PTS diterbitkan oleh Direktorat Jenderal;

f. Berdomisili di wilayah rencana pendirian PTS; g. Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN);

h. Tidak merangkap sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS);m. Tidak merangkap sebagai guru; i. Menyerahkan Daftar Riwayat Hidup;

j. Menyerahkan fotocopy dokumen sebagai berikut:

 Ijazah Sarjana dan Magister, termasuk SK Penyetaraan ijazah (bila ada);

 Transkrip Akademik Program Sarjana dan Program Magister;

 KTP mutakhir yang masih berlaku.

2. TenagaKependidikan a. Universitas

 Tenaga Administratif : 4 (empat) D III dan 3 (tiga) S1

 Teknisi/Laboran : 30 (tiga puluh) DIII

 Pustakawan : 4 (empat) D III dan 3 (tiga) D IV/S1

b. Institut

 Tenaga Administratif : 4 (empat) D III dan 2 (dua) S1

 Teknisi/Laboran : 18 (delapan belas) DIII

 Pustakawan : 4 (empat) D III dan 2 (dua) D IV/S1

c. SekolahTinggi

 Tenaga Administratif : 3 (tiga) D III dan 1 (satu) S1

 Teknisi/Laboran : 6 (enam) DIII

 Pustakawan : 2 (dua) D III dan 1 (satu) D IV/S1

d. Politeknik

 Tenaga Administratif : 4 (empat) D III dan 1 (satu) S1

 Teknisi/Laboran : 9 (sembilan) DIII

 Pustakawan : 2 (dua) D III dan 2 (dua) D IV/S1

e. Akademi

 Tenaga Administratif : 3 (tiga) D III

 Teknisi/Laboran : 3 (tiga) D III

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 23

BabV BidangIlmu,ProgramStudi,danMetodePembelajaran

BabVI ProspekMinatdanDayaTampungMahasiswaSetiapProgramStudi

BabVII KebutuhanDuniaKerjaTerhadapLulusanSetiapProgramStudi

BabVIII PrasaranaDanSaranaPTS a. Prasarana (Lahan) untuk PTS:

 Dimiliki oleh Badan Penyelenggara dengan bukti sertifikat atau disewa untukpaling sedikit 20 (dua puluh) tahun dengan hak opsi, dimuat dalam Perjanjian Sewa Menyewa Lahan antara Ketua Pengurus Badan Penyelenggara dengan Pemegang Hak atas Lahan (bukan Pengurus Badan Penyelenggara) yang dibuat di hadapan Notaris;

 Luas:

o Universitas :minimal 10.000m2

o Institut : minimal 8.000m2

o Sekolah Tinggi: minimal 5.000m2

o Politeknik : minimal 5.000m2

o Akademi : minimal 5.000m2 b. Sarana

 Ruang Kuliah (0.5 m2 per mahasiswa)

o Universitas : minimal 1.000m2

o Institut : minimal 600m2

o Sekolah Tinggi : minimal 200m2

o Politeknik : minimal 300m2

o Akademi : minimal 100m2

 Ruang Kerja Dosen Tetap (4 m2 per orang)

o Universitas : minimal 300m2

o Institut : minimal 180m2

o Sekolah Tinggi : minimal 60m2

o Politeknik : minimal 90m2

o Akademi : minimal 30m2

 Ruang Administrasi dan Kantor (4 m2 per orang)

o Universitas : minimal 80m2

o Institut : minimal 60m2

o Sekolah Tinggi : minimal 30m2

o Politeknik : minimal 40m2

o Akademi : minimal 20m2

 Ruang Perpustakaan

o Universitas : minimal 600m2

o Institut : minimal 450m2

o Sekolah Tinggi : minimal 300m2

o Politeknik : minimal 300m2

o Akademi : minimal 150m2

 Ruang Komputer

o Universitas : minimal 720m2

o Institut : minimal 540m2

o Sekolah Tinggi: minimal 270m2

o Politeknik : minimal 360m2

o Akademi : minimal 180m2

 Buku minimal 500 judul.

 Jurnal: berlangganan minimal 2 (dua) jurnal ilmiah yang terakreditasi pada bidang studi yang relevan

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 24

BabIX SumberDanaDanPembiayaanSelamaLimaTahunPTS

a. Badan Penyelenggara menyediakan anggaran investasi dan operasional;

b. Badan Penyhelenggara menjamin ketersediaan anggaran investasi dan operasional:

 Politeknik dan Akademi : selama 4 (empat) tahun;

 Universitas, Institut, Sekolah Tinggi : selama 6 (enam) tahun. c. Membuat Proyeksi Arus Kas (lihat Pedoman Penyusunan dalam Lampiran a)

BabX Kesimpulan

Lampiran(jikaada)

Lampirana–PedomanPenyusunanProyeksiArusKas

PedomanPenyusunanProyeksiArusKas

Proyeksi Arus Kas adalah bagian dari Studi Kelayakan dan merupakan penjabaran keuangandari seluruh rencana yang dibuat pada Studi Kelayakan.

Proyeksi Arus Kas harus mampu mencerminkan bahwa:

1. Badan Penyelenggara telah merencanakan penyelenggaraan PTS dengan cermat dan seksama, sehingga tidak terjadi kesulitan keuangan (likuiditas) ketika penyelenggaraanPTS di kemudian hari yang berakibat mutu pendidikan tinggi dikorbankan, atau bahkan sampai penutupan PTS tersebut.

2. Penyelenggaraan PTS merupakan kegiatan nirlaba.

Dokumen Proyeksi Arus Kas terdiri atas:

1. ProyeksiArusKas–perjenispenerimaandanpengeluaran; 2. ProyeksiArusKas–perunitorganisasi(prodidanpusat) 3. ProyeksiArusKas–ProdiX(yangdibuatuntuksetiapprodi) 4. RincianPerhitunganProyeksiArusKas–Prodi

5. ProyeksiArusKas–Pusat

6. RincianProyeksiArusKas–Pusat

Komponen penerimaan dan pengeluaran kas pada Proyeksi Arus Kas per jenis penerimaan dan pengeluaran sudah didasarkan pada SN Dikti. Jadi disarankan untuk mengikutinya.Sedangkan sub komponen penerimaan dan pengeluaran pada Proyeksi Arus Kas – Prodi dan Pusat bisa disesuaikan (ditambah dan dikurangi) dengan karakteristik masing-masing PTS.

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 25

NamaPTS:...

ProyeksiArusKas–perjenispenerimaandanpengeluaran

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 26

NamaPTS:...

ProyeksiArusKas–perProdi

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 27

NamaPTS:...

ProyeksiArusKas–ProdiX

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 28

NamaPTS:...

RincianProyeksiArusKas–ProdiX

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 29

NamaPTS:...

RincianProyeksiArusKas–ProdiX(lanjutan)

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 30

NamaPTS:...

RincianProyeksiArusKas–ProdiX(lanjutan)

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 31

NamaPTS:...

RincianProyeksiArusKas–Pusat

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 32

NamaPTS:...

RincianProyeksiArusKas–Pusat

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 33

Beberapa prinsip dasar pengelolaan keuangan Perguruan Tinggi dan penyusunan ProyeksiArus Kas:

1. Investasi awal untuk pembangunan kampus merupakan tanggungjawab Badan Penyelenggara;

2. Proyeksi arus kas menjadi bagian dari Studi Kelayakan dan angka-angka yang menjadidasar perhitungan konsisten dengan data pada Studi Kelayakan;

3. Proyeksi arus kas disusun dengan angka-angka yang wajar dan realistik (tidak dibesar-besarkan untuk penerimaan dan dikecil-kecilkan untuk pengeluaran);

4. Arus kas perguruan tinggi tidak dapat diproyeksikan defisit. Jika terjadi defisit, Badan Penyelenggara wajib memberikan subsidi/hibah;

5. Proyeksi arus kas merupakan penjabaran dari visi dan misi serta positioning perguruantinggi. Paling tidak terdapat dua posisi perguruan tinggi, yaitu menjadi perguruan tinggi dengan kualitas yang lebih tinggi dari perguruan tinggi di sekitarnya (atau ditingkat propinsi, negara, regional) dan menjadi perguruan tinggi yang menampung calonmahasiswa yang tidak mendapat kesempatan untuk kuliah karena kalah bersaing ataufaktor ekonomi. Pada posisi pertama, berarti perguruan tinggi harus lebih baik dari perguruan tinggi lain, baik dalam bentuk gedung, sarana prasarana, dosen, dan tenaga kependidikan. Gedung dan sarana prasana sebaiknya disiapkan sebelum penerimaan mahasiswa. Dosen dan tenaga kependidikan memperoleh gaji yang lebih tinggi dibandingkan perguruan tinggi lain. Tarif SPP juga dapat ditetapkan lebih tinggi. Sedangkan untuk posisi kedua, tarif SPP harus lebih rendah namun perguruan tinggiyang akan didirikan harus dapat menunjukkan bahwa kualitas perguruan tinggi tetapdijaga.

6. SPP ditetapkan berdasarkan satuan biaya operasional pendidikan tinggi. SPP ditetapkan per prodi. Perhitungan dari satuan biaya operasional pendidikan tinggi adalah seluruh pengeluaran operasional pendidikan tinggi pada prodi A ditambah dengan biaya penyusutan atas gedung dan sarana prasarana yang telah dibangun dan diadakan dibagidengan jumlah mahasiswa.

7. Pengeluaran gaji dan tunjangan dosen dan tenaga kependidikan harusmemperhitungkan THR dan kenaikan gaji tahunan serta penambahan jumlah dosen tetap dan tenaga kependidikan. Selain itu, perhitungan pengeluaran gaji dan honor dosen juga harus memperhitungkan pajak pendapatan, jika pajak ditanggung olehBadan Penyelenggara

8. Investasi gedung dan sarana prasarana sebaiknyad ilakukan sebelum pengusulan pendirian perguruan tinggi disampaikan sehingga menunjukkan keseriusan Badan Penyelenggara dalam persiapan pendirian perguruan tinggi. Namun jika Badan Penyelenggara mengkhawatirkan investasi yang akan sia-sia jika izin belum diberikan,maka investasi dapat dilakukan setelah izin diberikan. Idealnya, investasi langsungdilakukan setelah izin keluar, yaitu pada tahun pertama dan ditampilkan dalam proyeksi

Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program Studi PTS 34

arus kas tahun pertama. Sebelum gedung dan sarana prasarana selesai dibangun/diadakan maka Badan Penyelenggara harus menyewa gedung dan sarana prasarana dengan konsekuensi harus membayar uang sewa. Jika Badan Penyelenggara belumdapat menyediakan gedung dan sarana prasarana pendidikan pada tahun-tahun pertama penyelenggaraan, maka diharapkan gedung dan sarana prasarana milik sendirisudah tersedia pada tahun ke 6. Untuk itu investasi pembangunan dan pengadaangedung dan sarana prasarana sudah harus disiapkan pada tahun keempat dari penyelenggaraan. Rencana pembangunan gedung harus didukung dengan dokumen-dokumen gambar dan spesifikasi bangunan, IMB, dan RAB, yang dibuat oleh kontraktor/konsultan.

9. Buku-buku juga dapat disediakan setelah izin keluar. Untuk itu Badan Penyelenggara harus membuat daftar judul buku yang direncanakanakan diadakan berikut harganyadan jumlah pembelian. Dana yang disediakan untuk perpustakaan menjadi bagian dariProyeksi Arus Kas.

10. Badan Penyelenggara diminta untuk memberikan foto copy kepemilikan dana dalamjumlah yang mencukupi sesuai dengan perhitungan pada Proyeksi Arus Kas pada komponen Subsidi Badan Penyelenggara. Kepemilikan dana dapat berupa foto copy rekening koran, tabungan, sertifikat deposito dan surat berharga lainnya atas namaBadan Penyelenggara. Sesuai dengan namanya, bukti kepemilikan dana bukan garansibank atau surat jaminan bank.

11. Jika bukti kepemilikan dana Badan Penyelenggara lebih besar dari kekayaan awal Badan Penyelenggara, maka Badan Penyelenggara diminta menjelaskan perbedaan tersebut. Jika sumber perbedaan berasal dari kegiatan operasional lainnya, maka Badan Penyelenggara diminta untuk menyampaikan Laporan Keuangan yang disusun sesuaidengan standar akuntansi yang berlaku, yaitu PSAK 45 revisi. Jika perbedaan bersumber dari hibah, maka hibah tersebut harus didukung oleh akta hibah yang dibuat di hadapannotaris. Jika hibah yang diperoleh lebih dari Rp. 500 juta, maka Badan Penyelenggarawajib untuk membuat dan

Dalam dokumen Prosedur Pendirian PTS Penambahan Prodi PTS (Halaman 13-66)

Dokumen terkait