BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
E. PENYELESAIAN BETON
1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas
pada permukaan,ujung-ujung atau
sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
2. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubangdan tidak memenuhi syarat harusa segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan, bila diperlukan
dihaluskan menggunakan ampelas,
Caborandum atau gerinda.
3. Permukaan lantai beton harus
mempunyai bentuk jadi yang rata, toleransi kerataan pada lantai tidak lebih 1cm pada jarak 10m, tidak
Mutu Hasil Pekerjaan Beton
pengecoran beton adalah jadi (tidak diplester lagi) tetapi masih dimungkinkan dengan perbaikan. Yang dimaksudkan konvensional adalah bekisting menggunakan multiplex 15 mm.
2. Untuk mencapai kualitas/ mutu hasil pekerjaan beton sesuai dengan butir 1 tersebut di atas maka metode pelaksanaan dan pengawasan di
lapangan harus betul-betul baik dan
terkoordinasi antara pelaksana, mandor
pekerjaan dan MK / Pengawas.
3. Kriteria perbaikan hasil pekerjaan beton tersebut di atas harus disepakati oleh pelaksana, mandor pekerjaan dan MK / Pengawas, antara lain :
a. Selisih ukuran, kelurusan vertikal dan
horizontal, kesempurnaan kerataan
permukaan beton, sponengan sudut, tali air, dan sebagainya harus disepakati secara wajar (tidak menyolok secara visual).
b. Apabila kegagalan pekerjaan beton
melebihi toleransi tersebut di atas maka pelaksana dan mandor pekerjaan harus memperbaiki (‖diketrek/dibobok‖ dengan peralatan dan keahlian tukang yang memadai) dan kemudian diaci halus/tidak diplester tebal.
Pekerjaan perbaikan pekerjaan beton semi expoxed tersebut di atas harus disepakati
bersama antara pelaksana, mandor
pekerjaan dan MK/Pengawas, sebagai
pekerjaan tambah dengan
mempertimbangkan efisiensi biaya.
24. Pekerjaan Dinding Batu Bata
1. Pendahuluan
Sebelum pengiriman batu bata, kontraktor harus memberikan contoh batu bata untuk mendapat persetujuan Direksi. Bilamana pada pengiriman batu bata tidak sama dengan contohnya / terdapat penyimpangan, maka batu bata akan ditolak. 2. Dinding dari pasangan batu bata 4 lubang atau
batu bata kecil yang berkwalitas dan mutu yang baik serta harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dengan perbandingan
campuran sesuai dengan gambar rencana masing masing pekerjaan.
3. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan.
4. Untuk dinding yang selalu berhubungan
dengan air seperti kamar mandi dan WC mulai permukaan sloof sampai setinggi 1,6 m harus dipasangan trasraam digunakan adukan 1Pc : 2 Ps. Adukan untuk pasangan lain 1Pc : 4Ps. 5. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih
dari 8 m² harus ditambahkan kolom dan balok penguat kolom praktis dengan ukuran 11 x 113 cm dengan tulangan pokok 4 buah diameter 8 mm, beugel diameter 6 jarak 15 cm/ sesuai dengan gambar kerja.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, Balok Pinggang, Kolom Pondasi dan lain-lain) harus diberi stek-stek besi beton diameter 10 mm, dengan jarak 100 cm, yang terlebih
dahulu ditanam dengan baik / dicor
bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang – kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain. Ditempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata diatasnya hendaknya dipasang tegak (rollag) ditempat yang tepat serta benar.
Lubang – lubang untuk listrik / pipa , Dimana diperlukan pasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada dinding, maka harus dibuat pahatan, Pemasangan pipa listrik / air
dilakukan sebelum dinding diplester,
Pemasangan pipa instalasi listrik serta pipa air yang terpasang pada kolom dilakukan sebelum pengecoran dan diberi tutup pada pipa agar tidak terjadi penyumbatan pada pipa.
Pasangan batu bata untuk dinding harus dilaksanakan dengan baik, rapi, halus dan benar-benar siku (90), tidak melengkung (bergelombang).
2. Syarat adukan
Kontraktor harus membuat dolak dengan ukuran sesuai persyaratan Direksi untuk
ukuran pasir dan semen, Plesteran
menggunakan komposisi campuran sesuai yang terdapat pada gambar rencana.
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, Dinding yang akan diplester terlebih dahulu disiram air sampai merata semua. Dinding yang akan diplester selalu basah begitu juga plesteran yang akan di aci. b.Pelaksana harus membuat contoh plesteran
dari setiap macam plesteran sesuai yang diminta Direksi, sehingga jenis / macam pekerjaan dapat dicapai.
3. Cara pelaksanaan plesteran
a. Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna tegak dan siku, sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.
b. Seluruh bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan lubang-lubang yang tidak diperlukan ditutup dengan rapi.
c. Bila tidak disebutkan dalam gambar, maka tebal plesteran untuk bidang yang akan dicat, mempunyai ketebalan 15 mm dan maksimal 20mm.
d. Untuk bagian dinding yang akan
diselesaikan dengan cat, pada plesteran yang telah benar-benar kering dilakukaqn pengacian dengan semen sampai didapat permukaan yang halus dan rata serta lurus dan tidak bergelombang.
26. Pekerjaan Lantai Cor/ Keramik
1. Ketentuan Umum
Bahan lantai yang dipasang wajib telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masing – masing unit sama, baik sikunya, sama warnanya, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Setelah terpasang jarak antara masing – masing unit harus sama dan membentuk garis lurus yang saling tegak lurus. Bidang permukaan lantai harus
rata, waterpass, tidak ada bagian yang
bergelombang dan semua unit terpasang dengan adukan yang padat tanpa rongga, Pemotongan unit hanya diperbolehkan dengan mesin potong dan dihaluskan dengan gerinda.
Selama masa pengerasan 3 x 24 jam setelah bahan lantai dipasang, bidang lantai tidak boleh dipergunakan, diinjak atau diberi beban apapun. Bahan yang dapat merusak unit lantai seperti minyak residu, teak oli dan lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, bekas adukan harus segera dibersihkan dari lantai yang
terpasang, Sebelum pemasangan dimulai,
kontraktor wajib memberikan contoh kepada Direksi (Pengawas) untuk mendapat persetujuan. 2. Pekerjaan pasir urug.
Lapisan pasir urug digunakan dibawah lantai pada lantai dasar dengan ketebalan minimum 10 cm dipadatkan, ditimbris dan disiram dengan air, Lapisan pasir harus bersih dari kotoran tanah , tatal – tatal kayu dan lain – lain, Lapisan pasir urug dapat dikerjakan setelah penyemprotan obat anti rayap selesai dikerjakan dan telah mendapat persetujuan Direksi lapangan.
3. Pekerjaan rabat beton
Rabat beton terbuat dari beton dengan mutu baik, dengan campuran adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Krl dengan atau tanpa tulangan susut, tebal 8 cm /sesuai gambar kerja Kemudian diaci, Apabila Rabat beton tersebut sebagai landasan pasangan lantai keramik pada lantai dasar tebal 5 cm /sesuai gambar kerja, Sebagai landasan rabat beton harus diberi lapisan pasir urug. 4. Pekerjaan lantai keramik.
Keramik yang digunakan adalah keramik buatan dalam negeri dan ukuran sesuai dengan gambar, Warna dan motif akan ditentukan kemudian oleh Direksi dan Perencana, Perekat yang digunakan adalah adukan 1Pc : 3 Ps, tebal 2 cm, Setelah 3 x 24 jam pemasangan lantai keramik selesai, di siar – siar diisi dengan
adukan semen cair hingga benar – benar penuh. Pengisian siar harus dilakukan dengan rapi. Siar – siar semen cair harus dibersihkan segera
27. Pekerjaan Lantai dan Dinding Keramik WC
1. Bahan
a. Lantai kerja bawah keramik.
Adukan semen untuk lantai kerja ditentukan 1 pc : 3 psr : 5 kr sesuai dengan ketentuan. Tebal lantai kerja bawah keramik tidak boleh kurang dari 5 cm dan sesuai dengan gambar kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Ubin keramik.
Ubin keramik buatan dalam negeri,
mempunyai kualitas yang terbaik, warna akan ditentukan kemudian oleh pihak direksi sesuai dengan gambar kerja dengan tebal tidak kurang dari 4 mm.
Ubin keramik harus uniform dalam ukuran, warna, permukaan harus rata dan sudut– sudutnya harus siku–siku betul. Ubin keramik yang dipakai harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Contoh keramik.
Sebelum bahan – bahan didatangkan / disuplai
kontraktor wajib memberikan contoh
secukupnya dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
d. Cincin keramik.
Bak kamar mandi dan lantai yang terdapat beda elevasi harus dipasang cincin keramik.
2. Macam pekerjaan
a. Pekerjaan memasang dinding keramik
kamar mandi harus sesuai dengan gambar kerja.
b. Pekerjaan pelapisan dinding meliputi pekerjaan pemasangan keramik dinding yang disebut pada pasal ini, serta memenuhi persyaratan dan spesifikasi khusus sesuai dengan gambar dan petunjuk serta persetujuan dari Konsultan Pengawas. 3. Cara Melaksanakan
a. Lantai
i. Untuk lantai ubin keramik yang
dipasang diatas pasangan dipasang lapisan tersebut harus dipadatkan.
ii. Ubin keramik dipasang dengan
adukan 1 pc : 2 ps, tebal adukan tak kurang dari 3 cm untuk ubin keramik yang dipasang diatas lantai kerja. iii. Celah antara ubin lebarnya lebih
kurang 2 mm dan setelah pasangan telah cukup kering disiram pasta semen (sesuai dengan warna ubin)
kemudian dibersihkan dengan menggunakan serbuk gergaji.
iv. Pekerjaan lantai keramik.
Keramik yang digunakan adalah keramik buatan dalam negeri dan ukuran sesuai dengan gambar, Warna dan motif akan ditentukan kemudian oleh Direksi dan Perencana, Perekat yang digunakan adalah adukan 1Pc : 2 Ps, tebal 2 cm, Setelah 3 x 24 jam pemasangan lantai keramik selesai, di siar – siar diisi dengan adukan semen cair hingga benar – benar penuh. Pengisian siar harus dilakukan dengan rapi. Siar – siar semen cair harus dibersihkan segera secara hati – hati dengan mempergunakan sikat kuningan serta larutan air keras yang tepat ukurannya.
b. Ubin keramik yang cacat tidak boleh
dipasang, adukan untuk menempel
Dinding keramik adalah Acian Semen yang tidak terlalu cair. Untuk mengisi celah – celah antara ubin keramik digunakan pasta semen. Permukaan dinding ubin keramik harus rata dan permukaan harus rapi dan bersih.
c. Pemotongan ubin keramik
Pada prinsipnya pemotongan ubin keramik harus dihindarkan, bila terpaksa harus dipotong, maka potongan tersebut tidak boleh kurang dari ½ ukuran ubin keramik. Pemotongan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan rapi dan motif yang terdapat pada keramik yang dipotong harus sesuai dan dapat menyatu dengan motif keramik yang tidak dipotong, sehingga pemasangan keramik terlihat rapi.
d. Kerusakan lantai akibat penyambungan ruangan / bangunan, harus dilakukan penggantian sesuai dengan gambar.
e. Pengawasan.
diadakan pemeriksaan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pengawasan untuk pelapisan dinding
ditekankan pada pemasangan pipa air lainnya, sehingga pembuatan lubang setelah dinding selesai dapat dihindarkan.
28. Konstruksi Dan Bahan Atap
1. Konstruksi dan Penutup Atap.
a. Untuk untuk pekerjaan Rangka Atap Konstruksi Kuda – Kuda Menggunakan Kayu kelas II. b. Gordeng Kayu dipasang pada kuda – kuda
menggunakan kayu kelas II ukuran 6/12 cm, yang penempatannya sudah diatur sedemikian rupa seperti pada gambar rencana.
c. Rangka atap dilaksanakan dari kayu kelas II
,Penutup atap terbuat dari Atap Seng
Gelombang BJLS 20 berkualitas baik.
d. Pemasangan Bubungan ( Nok ) harus sejenis dan semerek dengan Atap Seng plat, harus memenuhi ketentuan teknis dan sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas atau direksi.
2. Macam Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat – alat yang berhubungan dengan pekerjaan atap.
b. Harus menyediakan kelebihan selama masa pemeliharaan.
3. Syarat – syarat pekerjaan.
a. Memasang Penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik. Pola pemasangan seperti petunjuk gambar. Persyaratan pemasangan penutup atap harus sesuai dengan ketentuan dan cara pemasangan yang disyaratkan Pabrik.
b. Pemasangan Bubungan harus rapi, lurus dan sesuai dengan ketentuan.
c. Seluruh Struktur Kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh struktur atap ( Kuda – kuda ) dan dinding, sesuai dalam ukuran gambar rencana. d. Kayu – kayu kerangka diserut rata pada sisi
– sisinya yang akan ditempeli bidang triplek. Kerangka kayu harus rata dan datar dari semua arah dan tidak melengkung.
e. Atap dipakai adalah Seng Gelombang BJLS 20.
f. Untuk pemasangan Talang jurai dan
pertemuan atap dengan sopi – sopi. Pekerjaan ini mengikuti persyaratan yang biasa berlaku, dibawah talang dipasang rangka dan papan tebal 3 cm Pekerjan Talang Jurai ini harus rapi sehingga pada saat hujan tidak terjadi kebocoran.
Pekerjaan lisplank kayu dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 25 cm, dan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm dipasang Berlapis, menggunakan kayu kelas I disambung dengan menggunakan lidah sesuai dengan gambar rencana.
29. Pekerjaan Plafond
Bahan - bahan yang dipakai untuk plafond langit - langit harus berkwalitas baik dan tidak retak maupun pecah, menggunakan Triplek 2,7 mm atau sesuai dengan gambar rencana, sebelum dipasangkan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pemasangan struktur plafond disesuaikan dengan gambar kerja, Sisi pinggir / list plafond dipergunakan list profil ukuran / type sesuai dengan gambar kerja, Rangka plafond harus dipakukan kedinding dan menggunakan penggantung dari kayu yang cukup kuat, pada Bagian tengah kepala nok atau gording yang berada pada jarak 1/3 dari kaki kuda – kuda (dari ring balok), Bidang rangka plafond yang harus dikaitkan tersebut tidak boleh kurang dari luas 4 M² bidang plafond.
30. Pekerjaan Kusen Pintu
1. Pekerjaan Kozen
a. Semua kozen pintu dan jendela terbuat dari Kayu kelas I yang berkwalitas baik, tanpa cacat. b. Ukuran kozen adalah 6 X 12 Cm bersih setelah
e. Pasangan kozen harus benar - benar sempurna siku serta waterpass. Setelah kozen-kozen dipasang harus dilindungi dari benturan – benturan.
f. Semua kozen kayu harus diberi anker besi bulat minimum Ø 8mm. Setiap pintu kozen kayu paling sedikit dipasang 4 buah angker sedangkan jendela 4 buah angker.
g. Semua kozen pintu kayu harus diberi nook dari besi bulat Ø 12mm dua buah dan diberi gigi pahatan. Dook harus masuk dalam kayu kozen sekurang - kurangnya sedalam 3 Cm serta kedalam beton ( Neut ) 8 Cm.
2. Daun pintu dan jendela.
a. Daun pintu terbuat dari papan panil (pakai bossing) dari kayu Kelas I (Tembesu) /Sesuai dengan Gambar Kerja serta berkwalitas baik tanpa cacat dan harus cukup kering.
b. Tebal daun pintu adalah 3 Cm bersih setelah dibentuk.
c. Jendela dari pasangan jendela panil kaca dengan ukuran bingkai tebal 3 Cm lebar 7 Cm. d. Pemasangan / penyetelan daun jendela harus
baik dan sempurna, celah sponing merata adalah 2 mm tidak berlobang / melengkung.
31. Pekerjaan Penggantung Dan Pengunci
Kunci yang dipakai adalah kunci satu slag dan dua slag type dan merk akan ditentukan kemudian, Penggantung dan pengunci harus dipasang dengan baik, rapi dan sempurna.
Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel nylon ukuran 4 ― terpasang 3 (tiga) buah untuk tiap daun pintu, merk ditentukan kemudian.
Engsel untuk daun Jendela menggunakan engsel nylon ukuran 3 ― terpasang 3 (tiga) buah untuk tiap daun Jendela Semua alat - alat penggantung dan pengunci untuk daun pintu dan jendela dipergunakan produksi dalam negeri yang berkwalitas baik, Sebelum dipasang, contohnya harus diperlihatkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas.
32. Pekerjaan Kaca
Mengadakan bahan, alat pemotong , pembersih / penggosok tepi dan tenaga kerja untuk pemasangan kaca, Pemasangan kaca pada kozen pintu / jendela. Kaca yang dipakai adalah kaca dengan kwalitas baik dan produksi dalam negeri, Potongan kaca harus disesuaikan sekoneng rangka, minimal 10 Mm masuk kedalam alur kaca pada kosen, Setelah kaca terpasang, tidak diperkenankan memberi tanda – tanda dengan memberikan kapur, tanda
harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci, Untuk memasang kaca pada kozen, daun jendela agar tidak menimbulkan suara
pada waktu menerim getaran diberi dempul,
dipergunakan dempul yang berkwalitas baik dan produksi dalam negeri.
Pembersihan akhir dari kaca menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pmbersih kaca, Kaca yang akan dipasang semua tepi bekas potongan harus digosok hingga tidak tajam.
Kaca yang dipasang harus tertanam rapi dan kokoh pada rangka, terutama sudut – sudutnya, Setelah selesai dipasang kaca harus dibersihkan, yang retak atau yang pecah, maupun yang tergores / cacat harus diganti, Tebal kaca 5 mm.
33. Pekerjaan Plumbing
Termasuk dalam pekerjaan plumbing ini ialah :
Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air bersih, Pengadaan dan pemasangan pipa pembuangan air kotor dan air WC, lengkap dengan septik tank, bak rembesan dan bak – bak kontrol, Penyambungan air bersih dan air kotor dengan semua peralatan saniter.
a. Pipa air bersih
Pipa yang digunakan adalah pipa GIP klas medium,pipa PVC dengan perlengkapan sambungan – sambungan yang sesuai ukurannya baik mutunya. b. Pipa air kotor
Pipa yang digunakan adalah pipa PVC kelas AW merk ditentukan kemudian dengan perlengkapan sambungan yang sesuai.
c. Lem yang digunakan untuk penyambungan pipa PVC
adalah solvent semen.
d. Tata cara pemasangan / pelaksanaan
Pemasangan pipa didalam tanah yang dipasang sejajar gedung minimal mempunyai jarak dari pondasi, Apabila pipa – pipa tersebut menembus pondasi atau dinding, maka pipa harus diberi pelindung / sleeves dengan ukuran 2 standar lebih besar.
Antara pipa dan sleeves tersebut harus diisi dengan flexible sealing material, Pemadatan / penimbunan
Pipa tidak boleh digantung memakai kawat, tali, kabel atau kayu Untuk pekerjaaan plumbing dikerjakan sebagian seperti pemipaan untuk air kotor dan bersih yang berhubungan langsung dengan
struktur bangunan. Semua pekerjaan ini
berkelanjutan.
34. Pelaksanaan Pengujian
1. Pengujian sistim air bersih dilakukan dua tahap : Pertama sebelum penyambungan dengan peralatan saniter, pengujian kebocoran pipa dengan uji tekanan, Pengujian fungsi setelah setelah penyambungan dengan peralatan saniter. Sebelum dilakukan uji tekanan pipa harus dibilas. Pengujian dilakukan dengan memberi tekanan sebesar 6 kg.cm² untuk seluruh sistem pemipaan air bersih. Hasil pemasangan pipa dinyatakan baik apabila selama minimal 30 menit jarum manometer menunjukkan angka yang konstan.
2. Pengujian sistem air kotor didalam bangunan dilakukan sebagai berikut :
Sebelum pengujian dilakukan , diadakan
pembilasan pipa. Pengujian dilakukan lantai per lantai. Setiap bukaan ditutup rapat kecuali bukaan paling atas yang kemudian diisi dengan air pengujian tekanan tidak kurang dari 10 m kolom air dan tidak lebih dari 30 m kolom air dengan lama pengujian minimal 30 menit. Pemasangan pipa dianggap baik apabila selama waktu pengujian tekanan air pada bukaan pipa teratas tidak turun, Untuk pengujian ini salah satu bagian sistim pemipaan dipasang sambungan pipa sehingga tingginya kurang lebih 30 cm diatas permukaan lantai, setelah selesai pengujian pipa ini dipotong menurut kebutuhan.
3. Pengujian sistim air kotor di luar bangunan.
Pengujian dilakukan dengan cara menutup lubang bak kontrol. Setiap jalur pipa diantara dua lubang kontrol ditest dengan mengisi air tekan dengan tekanan 3 m kolom air.
4. Pengujian saniter.
Saniter yang dipasang harus dilakukan pengujian terlebih dahulu apakah dapat berfungsi dengan baik atau tidak, apabila tidak dapat berfungsi dengan baik maka harus dilakukan perbaikan sehingga dapat berfungsi dengan baik.
35. Pekerjaan Saluran
Pasangan Saluran
a. Bahan
i. Terbuat dari pasangan bata yang di plester dengan komposisi adukan sesuai dengan
gambar.
ii. Dua sisi dinding saluran dibuat dangan pasangan setengah batu dengan ukuran 25 cm x 40 cm. iii. Dasar saluran dicor baik bertulangan maupun
tidak bertulangan.
iv. Pasir yang digunakan untuk adukan adalah pasir seperti yang dipersyaratkan untuk pasangan.
b. Macam Pekerjaan
Pekerjaan dilaksanakan diluar rabat beton( sesuai dengan gambar kerja) kemiringan arah saluran disesuaikan dengan keadaan lapangan atau sesuai dengan gambar detail.
c. Syarat – syarat pelaksanaan
a. penggalian saluran harus sesuai dengan lebar dan dalamnya seperti yang tertera pada gambar kerja.
b. Sebelum meletakkan Pasangan batu bata dengan ukuran yang ditentukan harus di beri lantai saluran dengan dicor, ukuran sesuai dengan gambar.
c. Plesteran dilakukan setelah seluruh batu bata dinding saluran dipasang.Pengerjaan Plesteran Saluran harus rata dan vertikal terhadap lantai saluran.
36. Pekerjaan Instalasi Listrik
1. Untuk pekerjaan ini sejauh tidak ditentukan lain, dipergunakan dasar atau pedoman dan ketentuan / Peraturan umum mengenai instalasi listrik maupun ketegangan ( AVE & VDE ) berlaku pula standar / referensi sebagai berikut :
Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUTL ) tahun 1997.
Peraturan menteri PU dan tenaga listrik No. 023/PRI/1987 tentang peraturan instalasi listrik, Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh PLN distribusi setempat.
Peraturan / persyaratan yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan kerja (Depnaker).
Peraturan / persyaratan dari pabrik pembuat peralatan yang digunakan. Instalasi Sprinkler
otomatif, Juga jadi pedoman standar yang
dikeluarkan oleh Association Of German Standart, Japan Industrial Standart (JIS) dan International
3. Untuk pekerjaan ini diperlukan instalasi listrik penerangan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Semua instalasi listrik harus dihilangkan dari
pandangan ( ditanam dalam tembok / dipasang pada langit - langit ).
b. Kabel - kabel yang terletak dalam tembok dimasukkan kedalam pipa union / paralon tidak bercelah.
c. Pasangan Fixture adalah sebagai berikut : Sachelar / Swich dipasang setinggi 150 Cm dari atas lantai atau selama tidak ditentukan kemudian.
d. Jumlah titik lampu, sakelar, stop kontak dan Stop Kontak AC harus disesuaikan dengan gambar.
4. Untuk Pemakaian bahan disarankan untuk
menggunakan bahan buatan dalam negeri dan harus mempunyai mutu yang baik.
5. Pengujian instalasi listrik.
Semua instalasi listrik harus dihilangkan dari pandangan ( ditanam dalam tembok / dipasang pada langit - langit ). Sebelum serah terima, seluruh instalasi dan perlengkapan harus sudah