HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan 2 Penyimpanan Benih Mentimun pada Kondisi simpan Kamar dan AC
Kondisi lingkungan ruang simpan selama penyimpanan memiliki RH dan suhu yang berfluktuatif. Ruang simpan kamar memiliki nilai RH berkisar antara 57-73% dan suhu sebesar 25-30 ºC. Ruang simpan AC memiliki RH 45-74%
13 dengan suhu ruangan mencapai 20-28 ºC. Suhu pada ruang simpan AC sempat mengalami kenaikan hingga mencapai 28 ºC pada periode simpan 3 s.d 5 minggu. Selain tiga periode minggu tersebut ruang AC memiliki suhu 25ºC. Selama penyimpanan benih tidak mengalami kerusakan fisik yang diakibatkan oleh faktor biotik maupun abiotik.
Kondisi awal setiap varietas benih pada sebelum penyimpanan disajikan pada Tabel 6. Kedua lot benih yang disimpan pada kedua ruangan memiliki viabilitas dan vigor yang hampir seragam. Kadar air benih untuk seluruh varietas berkisar antara 6.88-9.92%. Kadar air ini lebih tinggi dibandingkan dengan kadar air benih sebelum perlakuan pengusangan (Tabel 1).
Tabel 6 Kondisi awal benih sebelum penyimpanan Tolok Ukur Tingkat
viabilitas
Varietas
Misano Monza Penus
Kondisi simpan Kamar
Daya Berkecambah (%) TV1 80.67 87.33 90.67 TV2 78.67 76.00 72.00 Kecepatan Tumbuh (% etmal-1) TV1 25.02 20.70 28.36 TV2 23.20 16.14 21.07 Kadar Air (%) TV1 7.50 9.92 7.70 TV2 6.88 9.29 7.19 Kondisi simpan AC Daya Berkecambah (%) TV1 80.67 87.33 90.00 TV2 68.67 75.33 71.33 Kecepatan Tumbuh (% etmal-1) TV1 24.31 22.27 29.56 TV2 19.33 17.29 20.49 Kadar Air (%) TV1 7.67 8.89 7.31
TV2 7.55 9.12 8.05 TV1: Tingkat viabilitas 80%; TV2: Tingkat viabilitas 60%.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat viabilitas dan periode simpan serta interaksi keduanya terhadap tolok ukur daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan kadar air pada setiap ruang simpan.
Hasil rekapitulasi sidik ragam pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pada varietas Misano setiap faktor tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur DB, KCT, dan KA. Pada varietas Monza faktor tunggal tingkat viabilitas berpengaruh sangat nyata terhadap DB dan KCT, sedangkan faktor periode simpan berpengaruh nyata terhadap DB dan sangat nyata terhadap KCT. Tolok ukur lainnya yaitu KA pada kedua faktor tunggal berpengaruh tidak nyata, dimana Pr > 0.9709. Interaksi antara kedua faktor hanya terjadi pada varietas Penus, dimana interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap tolak ukur DB dan KCT serta berpengaruh tidak nyata terhadap tolok ukur KA dimana Pr > 0.3411.
14
Tabel 7 Rekapitulasi hasil sidik ragam tingkat viabilitas dan periode simpan serta interaksinya terhadap tolok ukur DB, KCT, dan KA pada kondisi simpan kamar
Sumber keragaman Tolok Ukur DB (%) KCT (% etmal-1) KA (%) Varietas Misano Tingkat Viabilitas ** ** ** Periode Simpan ** ** ** Interaksi tn tn tn Varietas Monza Tingkat Viabilitas ** ** tn Periode Simpan * ** tn Interaksi tn tn tn Varietas Penus Tingkat Viabilitas ** ** tn Periode Simpan ** ** * Interaksi ** ** tn
DB: daya berkecambah; KCT: kecepatan tumbuh; KA: kadar air; **: berpengaruh
sangat nyata pada α = 1%; *: berpengaruh nyata α = 5%; tn : tidak nyata.
Pengaruh faktor tunggal tingkat viabilitas, periode simpan, serta interaksinya terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan kadar air pada kondisi simpan AC disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Rekapitulasi hasil sidik ragam tingkat viabilitas dan periode simpan serta interaksinya terhadap tolok ukur DB, KCT, dan KA pada kondisi simpan AC
Sumber keragaman Tolok Ukur DB (%) KCT (% etmal-1) KA (%) Varietas Misano Tingkat Viabilitas ** ** tn Periode Simpan ** ** tn Interaksi tn tn tn Varietas Monza Tingkat Viabilitas ** ** tn Periode Simpan * * tn Interaksi tn tn tn
Varietas Penus Varietas Penus
Tingkat Viabilitas ** ** tn Periode Simpan tn tn tn
Interaksi tn tn tn
DB: daya berkecambah; KCT:kecepatan tumbuh; KA: kadar air; **: berpengaruh sangat
nyata pada α = 1%; *: berpengaruh nyata α = 5%; tn: tidak nyata.
Hasil sidik ragam pada Tabel 8 menunjukkan bahwa pada varietas Misano faktor tunggal tingkat viabilitas dan periode simpan berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur DB dan KCT. Pada varietas Monza faktor tunggal tingkat viabilitas berpengaruh sangat nyata terhadap DB dan KCT, sedangkan untuk
15 periode simpan berpengaruh nyata pada kedua tolok ukur. Pada varietas Penus hanya faktor tingkat viabilitas yang berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur DB dan KCT, untuk faktor periode simpan tidak berpengaruh nyata dimana nilai Pr >0.5744. Tolok ukur kadar air pada setiap varietas menunjukkan hasil yang tidak nyata untuk setiap faktor. Interaksi antar faktor menunjukkan hasil yang tidak nyata untuk setiap varietas.
Interaksi Tingkat Viabilitas dan Periode Simpan
Berdasarkan hasil sidik ragam yang disajikan pada Tabel 3 interaksi antara faktor tingkat viabilitas dan periode simpan hanya terjadi pada varietas Penus pada kondisi simpan kamar. Hasil uji nilai tengah pengaruh interaksi faktor tingkat viabilitas dan periode disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Pengaruh interaksi tingkat viabilitas dan periode simpan terhadap tolok ukur daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih mentimun varietas Penus Tingkat
viabilitas
Periode simpan (minggu) Rata-rata
0 2 4 6 8
Daya Berkecambah (%)
TV1 90.67ab 88.00ab 78.00b 96.00a 86.67ab 87.87a TV2 72.00ab 77.33a 38.67c 62.00b 72.67ab 64.53b Rata-rata 81.33a 81.33a 58.33b 79.00a 79.67a
Kecepatan Tumbuh (% etmal-1)
TV1 28.36ab 28.45ab 23.51b 30.14a 28.27ab 27.43a TV2 21.07a 23.65a 10.22c 17.02b 22.18a 18.83b Rata-rata 24.71a 26.05a 16.87b 23.58a 25.22a
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom tidak berbeda nyata pada DMRT 5%. TV1: Viabilitas Benih 80%; TV2: Viabilitas Benih 60%
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat benih varietas Penus dengan tingkat viabilitas TV1 dan TV2 tidak mengalami penurunan viabilitas dan vigor selama penyimpanan, walaupun sempat terjadi penurunan pada periode simpan 4 minggu. Persentase daya berkecambah disetiap tingkat viabilitas masih bertahan hingga akhir periode simpan. Rata-rata daya berkecambah TV1 sebesar 87.87% dan TV2 sebesar 64.53%. Tolok ukur kecepatan tumbuh (KCT) juga menunjukkan hal yang sama. KCT benih merupakan tolok ukur yang lebih peka dari DB. Nilai KCT
menunjukkan bahwa rata-rata selama periode simpan nilai KCT pada TV1 sebesar 27.43 etmal-1 dan TV2 sebesar 18.83 % etmal-1.
Penurunan viabilitas dan vigor benih yang terjadi pada periode simpan 4 minggu diduga benih mengalami kondisi lingkungan perkecambahan yang kurang optimal. Hal ini diperkuat dengan meningkatnya jumlah benih abnormal dan benih mati dengan kriteria benih segar tidak tumbuh (BSTT) (Gambar 4). Kriteria kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan benih adalah ketersediaan air, suhu, cahaya dan oksigen (Copeland dan McDonald 2001).
16
Gambar 4 Keragaan kecambah varietas Penus dengan tingkat viabilitas 60% pada periode simpan (a) 0 minggu, (b) 2 minggu, dan (c) 4 minggu.
Gambar 4 menunjukkan keragaan kecambah pada setiap periode simpan. Gambar 4a merupakan keragaan kecambah pada kondisi simpan 0 minggu persentase DB sebesar 72.00%. Kondisi kecambah pada Gambar 4b dan 4c dikelompokan berdasarkan kriteria normal, abnormal, dan BSTT. Penyimpanan benih pada periode simpan 4 minggu (Gambar 4c) menunjukkan jumlah kecambah abnormal dan BSTT lebih banyak dibandingkan dengan periode simpan 2 minggu (Gambar 4b).
Pengaruh Faktor Tunggal Tingkat Viabilitas dan Periode Simpan terhadap Tolok Ukur Viabilitas Benih
Hasil analisis uji nilai tengah pengaruh faktor tunggal tingkat viabilitas dan periode simpan terhadap tolok ukur viabilitas benih yaitu persentase daya berkecambah pada kondisi simpan kamar disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10 Pengaruh tingkat viabilitas dan periode simpan terhadap daya berkecambah pada kondisi simpan kamar
Tingkat viabilitas Periode simpan (minggu)
0 2 4 6 8 Rata-rata Varietas Misano -- %
---TV1 80.67 86.00 64.67 68.00 78.00 75.47a TV2 78.67 77.33 56.67 68.00 62.67 68.67b Rata-rata 79.67a 81.67a 60.67b 68.00b 70.33b
Varietas Monza -- %
---TV1 87.33 89.33 84.00 67.33 73.33 80.27a TV2 76.00 80.67 68.00 66.67 67.33 71.73b Rata-rata 81.67a 85.00a 76.00ab 67.00b 70.33b
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom tidak berbeda nyata pada DMRT 5%. TV1: Viabilitas Benih 80%; TV2: Viabilitas Benih 60%.
Pengaruh faktor tunggal tingkat viabilitas dan periode simpan menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap daya berkecambah untuk setiap varietas. Benih varietas Misano memiliki rata-rata daya berkecambah selama periode penyimpanan sebesar 75.47% untuk TV1 dan 68.67% untuk TV2. Persentase daya berkecambah pada varietas Monza menunjukkan hasil yang lebih tinggi, yaitu sebesar 80.27% pada TV1 dan 71.73% pada TV2. Faktor tunggal periode simpan terhadap daya berkecambah menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Viabilitas benih varietas Misano dapat dipertahankan hingga periode simpan 2 minggu dan
17 varietas Monza selama 4 minggu, dengan rata-rata daya berkecambah secara berurutan sebesar 79.67-81.67% dan 76.00-85.00%.
Hasil uji nilai tengah penyimpanan benih pada kondisi simpan AC (Tabel 11) menunjukkan faktor tunggal tingkat viabilitas berbeda nyata terhadap daya berkecambah untuk setiap varietas. Hal ini ditunjukkan dengan persentase daya berkecambah pada TV1 (viabilitas 80%) lebih tinggi dibandingkan dengan TV2 (viabilitas 60%). Faktor periode simpan menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap DB pada varietas Monza, dimana viabilitasnya dapat dipertahankan hingga periode simpan 6 minggu dengan rata-rata daya berkecambah sebesar 73.67-81.33%. Pada varietas Misano dan Penus selama periode simpan 8 minggu persentase daya berkecambah belum mengalami penurunan dengan rata-rata daya berkecambah secara berurutan sebesar 74.67-78.33% dan 75.00-80.67%. Daya berkecambah benih varietas Misano sempat mengalami penurunan pada periode simpan 4 minggu, namun kembali naik pada periode simpan selanjutnya. Hal ini diduga benih mengalami kondisi lingkungan perkecambahan yang kurang optimal. Tabel 11 Pengaruh tingkat viabilitas dan periode simpan terhadap daya berkecambah
pada kondisi simpan AC
Tingkat Viabilitas Periode simpan
0 2 4 6 8 Rata-rata
Varietas Misano --- %
---TV1 80.67 87.33 53.33 84.00 87.33 78.53a TV2 68.67 72.00 48.67 70.67 69.33 65.87b Rata-rata 74.67a 79.67a 51.00b 77.33a 78.33a
Varietas Monza --- %
---TV1 87.33 88.00 78.00 76.67 75.33 81.07a TV2 75.33 73.33 80.67 70.67 63.33 72.67b Rata-rata 81.33a 80.67a 79.33a 73.67ab 69.33b
Varietas Penus --- %
---TV1 90.00 90.67 88.00 81.33 89.33 87.87a TV2 71.33 55.00 70.00 72.00 60.67 65.80b Rata-rata 80.67a 72.83a 79.00a 76.67a 75.00a
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom tidak berbeda nyata pada DMRT 5%. TV1: Viabilitas benih 80%; TV2: Viabilitasbenih 60%.
Viabilitas awal dari benih yang akan disimpan sangat berpengaruh terhadap laju penurunan viabilitas benih tersebut. Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa benih yang berviabilitas awal rendah lebih rentan terhadap kondisi simpan yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan benih yang berviabilitas awal tinggi. Hal ini dibuktikan oleh Owen (1956 dalam Sutopo 2002) hasil penelitiannya menujukkan bahwa benih kapri (Pisum arvense L.) kualitas baik dengan daya berkecambah awal 94% disimpan di tempat terbuka dengan kelembaban dan temperatur normal, ternyata daya berkecambah tidak merosot secepat seperti benih-benih berkualitas rendah dengan daya berkecambah awal 75.5%. Umumnya viabilitas benih mengalami penurunan setelah melewati masa penyimpanan, karena setiap organisme hidup selalu mengalami penuaan. Sadjad
18
(1994) menyatakan bahwa periode simpan akan berpengaruh terhadap viabilitas benih, dimana penurunan viabilitas terjadi seiring dengan pertambahan waktu.
Benih dari famili Cucurbitaceae mempunyai umur simpan yang panjang (George 2009). Benih mentimun yang disimpan pada suhu 22 ºC dapat bertahan hingga 5 tahun (Romer 1999). Pada percobaan ini benih mentimun hasil pengusangan dengan viabilitas awal sebesar 80% dan 60% yang disimpan pada kondisi simpan kamar cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan penurunan mulai terjadi di pertengahan periode simpan (4 minggu).
Percobaan penyimpanan pada kondisi simpan AC menunjukkan benih varietas Monza mulai mengalami penurunan viabilitas pada periode simpan 8 minggu pada. Viabilitas varietas Misano dan Penus tetap bertahan hingga akhir periode simpan. Selisih suhu antara ruang simpan kamar dan AC selama penyimpanan berkisar antara 2-5 ºC. Berdasarkan Kaidah Harrington, peningkatan suhu 5.6 ºC (pada kisaran 0-50 ºC) dapat menurunkan umur simpan benih setengahnya.
Penyimpanan benih pada suhu tinggi mempercepat aktivitas enzim respirasi. Aktivitas respirasi menggunakan substrat dari cadangan makanan dari dalam benih, sehingga cadangan makanan berkurang untuk pertumbuhan embrio pada saat benih dikecambahkan (Purwanti 2004).
Pengaruh Faktor Tunggal Tingkat Viabilitas dan Periode Simpan terhadap Tolok Ukur Vigor Benih
Vigor benih merupakan kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman normal pada kondisi suboptimum di lapangan, atau sesudah disimpan dalam kondisi simpan yang suboptimum (Sadjad 1994). Vigor disini dihubungkan kekuatan tumbuh (VKT) dengan tolok ukur pengamatan kecepatan tumbuh (KCT). Hasil uji nilai tengah pengaruh faktor tunggal viabilitas dan periode simpan terhadap KCT pada kondisi simpan kamar disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12 Pengaruh tingkat viabilitas dan periode simpan terhadap kecepatan tumbuh pada kondisi simpan kamar
Tingkat Viabilitas
Periode simpan
0 2 4 6 8 Rata-rata
Varietas Misano --- % etmal-1 ---
TV1 25.02 26.00 20.58 21.24 21.56 22.88a TV2 23.20 22.76 17.47 21.16 16.71 20.26b Rata-rata 24.11ab 24.38a 19.02c 21.20bc 19.13c
Varietas Monza --- % etmal-1
---TV1 25.29 28.62 24.80 19.78 22.58 24.18a TV2 21.16 25.56 20.00 19.29 20.31 21.26b Rata-rata 23.13b 27.09a 22.40bc 19.54c 21.45c
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom tidak berbeda nyata pada DMRT 5%. TV1: Viabilitas Benih 80%; TV2: Viabilitas Benih 60%.
Faktor tunggal tingkat viabilitas dan periode simpan menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap KCT pada varietas Misano dan Monza. Nilai KCT untuk TV1 menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan TV2. Faktor tunggal periode simpan menunjukkan bahwa vigor benih dapat dipertahankan
19 hingga periode simpan 2 minggu pada varietas Misano dan 4 minggu pada varietas Monza. Kecepatan tumbuh (KCT) benih varietas Monza pada periode simpan 2 minggu sempat mengalami peningkatan dan kembali turun untuk periode simpan selanjutnya. Hal ini diduga adanya ketidakseragaman pengambilan contoh benih untuk setiap periode simpan.
Hasil uji nilai tengah pengaruh faktor tunggal viabilitas dan periode simpan terhadap KCT pada kondisi simpan AC disajikan pada Tabel 13. Pengaruh faktor tunggal tingkat viabilitas berbeda nyata terhadap KCT. Kecepatan tumbuh pada TV1 lebih tinggi dibandingkan TV2 pada seluruh varietas. Faktor periode simpan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Terlihat dari nilai KCT pada seluruh varietas belum mengalami penurunan hingga akhir periode simpan. Penurunan KCT pada varietas Misano sempat terjadi pada periode simpan 4 minggu, namun kembali naik pada periode simpan selanjutnya. Hal ini diduga terjadi akibat kondisi lingkungan perkecambahan yang kurang optimal.
Tabel 13 Pengaruh tingkat viabilitas dan periode simpan terhadap kecepatan tumbuh pada kondisi smpan AC
Tingkat Viabilitas Periode simpan Rata-rata
0 2 4 6 8
Varietas Misano --- % etmal-1
---TV1 24.31 27.51 16.27 27.20 25.38 23.81a TV2 19.33 21.60 13.02 22.22 19.11 19.46b Rata-rata 22.82a 24.56a 14.54b 24.71a 21.42a
Varietas Monza --- % etmal-1
---TV1 26.00 28.00 23.60 22.80 22.89 24.66a TV2 21.56 22.84 24.58 21.16 18.98 21.82b Rata-rata 23.78abc 25.42a 24.09ab 21.98bc 20.94c
Varietas Penus --- % etmal-1
---TV1 29.56 28.62 27.38 26.04 28.36 27.99a TV2 20.49 15.67 20.84 20.89 17.82 19.14b Rata-rata 25.02a 22.15a 24.11a 23.47a 23.09a
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom tidak berbeda nyata pada DMRT 5%. TV1: Viabilitas Benih 80%; TV2: Viabilitas Benih 60%.
Sadjad et al (1999) mengemukakan bahwa KCT diperhitungkan sebagai akumulasi kecepatan tumbuh setiap hari dalam unit tolok ukur persentase per hari. Benih vigor menunjukkan nilai KCT yang tinggi, karena benih dapat berkecambah cepat pada waktu yang relatif lebih singkat. Benih yang kurang vigor akan berkecambah normal untuk jangka waktu yang lebih lama. Nilai KCT tertinggi pada benih mentimun sebesar 33.33% etmal-1. Nilai ini didapatkan apabila benih berkecambah 100% dalam waktu tiga hari.
Vigor benih lebih cepat mengalami penurunan dibandingkan viabilitasnya. Percobaan pada kondisi simpan kamar menunjukkan bahwa penurunan viabilitas (Tabel 10) dan vigor (Tabel 12) terjadi secara bersamaan pada periode simpan 4 minggu pada varietas Misano dan periode simpan 6 minggu pada varietas Monza. Viabilitas dan vigor benih varietas Penus bertahan hingga periode simpan 8 minggu.
20
Benih varietas Monza yang disimpan pada kondisi simpan AC mengalami penurunan viabilitas (Tabel 11) pada periode simpan 8 minggu, namun tidak mengalami penurunan vigor (Tabel 13) hingga periode simpan 8 minggu. Hal ini diduga kondisi vigor benih diawal penyimpanan telah mengalami penurunan sehingga diakhir penyimpanan vigor benih tidak mengalami penurunan yang signifikan. Benih varietas Misano dan Penus dapat mempertankan viabilitas dan vigor hingga periode simpan 8 minggu.
Berdasarkan konsepsi Steinbauer-Sadjad, viabilitas dan vigor benih yang tidak mengalami penurunan hingga akhir periode simpan benih tersebut berada pada periode II. Periode II merupakan periode simpan benih. Pada periode ini mutu benih dipertahankan tetap tinggi, dimana garis Vp (Viabilitas potensial) dan Vg (vigor) sejajar dan tidak mengalami penurunan. Benih dengan viabilitas dan vigor yang menurun selama periode simpan berada pada periode III (periode kritikal), dimana pada kondisi viabilitas benih masih tinggi terjadi penurunan vigor benih secara tajam (Sadjad 1994).
Pengaruh Faktor Tunggal Tingkat Viabilitas dan Periode Simpan Terhadap Kadar Air Benih
Kadar air merupakan faktor yang paling mempengaruhi kemunduran benih. Kemunduran benih meningkat sejalan dengan meningkatnya kadar air. Hasil uji nilai tengah pengaruh faktor tunggal tingkat viabilitas terhadap kadar air pada kondisi simpan kamar disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14 Pengaruh tingkat viabilitas dan periode simpan terhadap kadar air pada kondisi simpan kamar
Tingkat viabilitas Periode simpan Rata-rata
0 4 8 Varietas Misano - % ---TV1 7.50 10.48 9.06 9.01a TV2 6.88 8.12 7.37 7.46b Rata-rata 7.19c 9.30a 8.21b Varietas Penus - % ---TV1 7.70 8.23 8.57 8.17a TV2 7.19 8.86 9.10 8.39a
Rata-rata 7.45b 8.55a 8.84a
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom tidak berbeda nyata pada DMRT 5%. TV1: Viabilitas Benih 80%; TV2: Viabilitas Benih 60%.
Pengaruh faktor tunggal tingkat viabilitas terhadap kadar air pada varietas Misano menunjukkan hasil yang berbeda nyata, rata-rata kadar air pada TV1 sebesar 9.01% dan TV2 7.46%. Kadar air varietas Penus tidak berbeda nyata untuk setiap tingkat viabilitas yaitu sebesar 8.17% dan 8.39%. Faktor tunggal periode simpan menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada kedua varietas, dimana kadar air mengalami peningkatan pada setiap periode simpan. Kadar air paling tinggi pada varietas Misano terjadi pada periode simpan 4 minggu sebesar 9.30%, sedangkan varietas Penus pada periode simpan 8 minggu dengan persentase kadar air sebesar 8.84%.
21 Sifat benih yang higroskopis menyebabkan benih dapat berkesetimbangan dengan lingkungan. Copeland dan McDonald (2001) menyatakan bahwa kadar air kesetimbangan benih mentimun pada suhu 25 ºC dan RH 75% sebesar 10.1%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa benih hasil pengusangan memiliki rata-rata nilai kadar air lebih tinggi dibandingkan benih sebelum pengusangan. Rata-rata kadar air benih varietas misano sebelum pengusangan sebesar 6.60% dan varietas Penus 6.00% (Tabel 1), kadar air tersebut dianggap aman untuk penyimpanan benih hingga tiga tahun (Justice dan Bass 2002). Peningkatan kadar air benih setelah pengusangan diduga akibat adanya peningkatan permeabilitas membran benih. Membran yang semakin permeabel diduga menyebabkan laju masuknya uap air pada benih semakin meningkat.
Menurut Justice dan Bass (2002) kadar air benih selama penyimpanan merupakan faktor yang paling mempengaruhi masa hidupnya. Kemunduran benih semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kadar air. Peningkatan kadar air varietas Misano dan Penus mulai terjadi pada periode simpan 4 minggu. Pada varietas Misano peningkatan kadar air secara tajam terjadi dari periode simpan 0 ke 4 minggu. Peningkatan kadar air pada periode tersebut menyebabkan viabilitas benih mulai mengalami penurunan (Tabel 10). Peningkatan kadar air yang tinggi diduga akibat adanya ketidakseragaman pada pengambilan contoh benih.
Kemunduran benih bersifat irreversibel (tidak dapat balik), terlihat dari Tabel 14 meskipun kadar air varietas Misano kembali turun pada periode simpan 8 minggu, namun viabilitas benih terus mengalami penurunan hingga akhir periode simpan. Berbeda pengaruhnya pada varietas Penus dimana peningkatan kadar air pada periode simpan 4 minggu tidak menyebabkan penurunan viabilitas bahkan hingga akhir periode simpan (Tabel 9). Berdasarkan kaidah Harrington peningkatan kadar air 1% (pada kisaran 4-15%) menurunkan periode hidup benih setengahnya.