Menampung sementara CPO yang dihasilkan sebelum dikirim untuk proses penjualan dan menjaga agar kandungan Asam Lemak Bebas pada CPO tidak naik.
b. Dasar Teori
Menurut Naibaho (1998), bahwa penyimpanan dan penangan selama transportasi minyak sawit yang kurang baik dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi baik oleh logam maupu bahan lain sehingga akan menurunkan kualitas minyak sawit. Pengawasan mutu minyak sawit selama penyimpanan, transportasi dan penimbunan perlu dilakukan dengan ketat untuk mencengah terjadinya penurunan mutu minyak sawit.
Minyak ini ditampung dalam tangki- tangki penampungan dan sudah siap untuk dijual kepada konsumen (Setyamidjaja, 2003).
c. Alat dan Bahan
1) Alat : Oil storage tank
2) Bahan : Crude Palm Oil (CPO) d. Prosedur kerja
a. Minyak sawit dialirkan melalui pipa dari Pure Oil Tank ke tanki timbun
b. Kran uap pemanas dibuka agar suhu minyak sawit didalam tanki timbun tetap terjaga pada suhu 40-60oC sehingga tidak terjadi pengendapan minyak dalam Storage Tank.
c. Dilakukan analisa mutu minak sawit setiap 2 jam sekali untuk mengetahui kandungan mutu minyak didalam Storage Tank.
d. Di lakukan pengecekan setiap hari didalam tanki timbun untuk mengetahui hasil produksi minyak dengan cara sonding menggunakan alat sampling.
e. Hasil yang dicapai
Bila kapasitas OST (Oil Storage Tank) 2.000 ton dan kapasitas vacuum dryer 90 ton/hari maka :
= hari hari ton ton 22 , 22 / 90 000 . 2 ?
Jadi, untuk mencapai volume maksimal OST diperlukan 22-23 hari.
B. Pengolahan Inti Kelapa Sawit 1. Pemisahan Biji dan Ampas
a. Tujuan
Untuk menghasilkan inti sawit sebelum diolah menjadi minyak inti sawit (PKO) serta mengolah ampas/press cake yang terdiri dari serabut dan biji.
b. Dasar Teori
Sisa pengepresan, yang berupa ampas, dibawa ke alat pembuang sisa daging buah (depericarper). Pada proses pemisahan biji dari sabutnya, digunakan proses pengeringan dan penghembusan. Dengan proses ini serat-serat dan bahan-bahan lain yang kering dan ringan terhembus ke luar melalui cyclone, kemudian ditampung untuk dipakai sebagai bahan bakar ketel uap (Setyamidjaja, 2003).
c. Alat dan Bahan
1) Alat : CBC (Cake Breaker Conveyor), depericarper, blower, dan polishing drum, dan cyclone.
2) Bahan : Serat, biji d. Prosedur Kerja
1) Ampas yang masih bercampur dengan biji yang berasal dari mesin pengepres akan melewati CBC (Cake Brake Conveyor).
2) Gumpalan ampas bercampur biji akan dipecah oleh pisau-pisau pada CBC.
4) Di dalam depericarper serat dicacah sehingga akan menjadi lebih halus dan akan terisap keatas oleh blower dan akan terhembus keluar oleh cyclone.
5) Sementara biji akan terbawa ke polishing drum untuk dibersihkan dari serat/ampas dan kotoran yang masih ikut terbawa.
e. Hasil yang dicapai
Setelah melalui polishing drum, biji yang dihasilkan adalah biji yang telah bersih dari serat. Serabut dijadikan bahan bakar ketel, sedangkan biji diolah lebih lanjut menjadi kernel.
2. Pemeraman a. Tujuan
Mengeringkan biji agar lebih mudah dipecah saat di ripple mill dan mengurangi kemungkinan terjadinya broken pada kernel.
b. Dasar Teori
Menurut Setyamidjaja (2003), biji dari alat pembuang daging buah (depericarper) diangkut ke silo dan dikeringkan di sini. Biji-biji yang kering ini, intinya mengkerut dan mudah dilepaskan dari cangkang atau tempurungnya.
c. Alat dan Bahan
1) Alat : Polishing drum, destoner, blower, air lock, dan silo notten. 2) Bahan : Biji
d. Prosedur Kerja
1) Biji dari polishing drum akan masuk ke dalam destoner untuk dipisahkan dengan kotoran berat yang terikut (batu, besi, paku, dll), kemudian biji akan terisap keatas.
2) Lalu biji akan masuk ke dalam air lock yang mengatur masuknya biji ke dalam silo.
3) Lalu biji akan masuk ke dalam silo notten dengan suhu 80-90oC yang berfungsi sebagai tempat pemeraman/penampungan biji sementara agar nantinya biji lebih mudah dipecah di ripple mill. e. Hasil yang dicapai
Biji yang dihasilkan adalah biji yang memiliki kernel telah agak mengkerut akibat pengeringan sehingga nut mudah untuk dipecah dan tidak ditemukan lagi benda-benda asing yang terbawa (paku, besi, batu, dll).
3. Pemecahan Biji a. Tujuan
Memecahkan biji sehingga terpisah antara inti/kernel dengan cangkang/tempurung memudahkan proses pemisahan di clay bath.
b. Dasar Teori
Biji yang kecil akan lebih sulit dipecah dibanding dengan biji yang besar. Semakin banyak serat yang melekat dalam biji maka biji akan lebih sulit dipecahkan, dan sering menghasilkan biji pecah dan
inti lekat. Kadar air biji yang rendah akan lebih mudah dipecah dan menghasilkan inti utuh (Naibaho,1998).
c. Alat dan Bahan 1) Alat : Ripple mill 2) Bahan : Biji
d. Prosedur Kerja
Biji yang telah berasal dari silo notten tadi akan dipecah dalam alat ripple mill.
e. Hasil yang dicapai
Proses pemecahan menghasilkan kernel yang terpisah seluruhnya dari cangkang sehingga akan mempermudah proses pemisahan di clay bath.
4. Pemecahan Inti dan Cangkang a. Tujuan
Memisahkan antara kernel dan cangkang yang telah hancur akibat pemecahan di ripple mill dan memberikan bahan bakar untuk ketel uap berupa shell atau cangkang.
b. Dasar Teori
Prinsip pemisahan biji dan cangkangnya adalah karena adanya perbedaan berat jenis antara inti dengan cangkangnya. Caranya ialah, dengan mengapungkan biji-biji yang telah dipecahkan dalam larutan lempung yang mempunyai berat jenis 1,16. Dalam keadaan ini inti
kelapa sawit akan melayang/mengapung dalam larutan, dan berada di atas lapisan cangkang yang mengendap di dasar. Inti dan cangkang diambil secara terpisah kemudian dicuci sampai bersih (Setyamidjaja, 2003).
c. Alat dan Bahan
1) Alat : Distributing conveyor, timba kraksel, LTDS (Light tenera durt seperator) I, LTDS II, Clay bath
2) Bahan : Kernel dan cangkang. d. Prosedur Kerja
1) Dari ripple mill kemudian kernel bersama cangkang akan jatuh ke dalam distributing conveyor dan akan naik melalui timba kraksel menuju ke LTDS I, kemudian akan masuk lagi ke LTDS II, lalu masuk ke clay bath untuk dipisahkan antara kernel dan biji sekaligus proses pencucian.
2) Didalam LTDS I dan II terjadi proses pengisapan serat oleh blower dan akan masuk ke dalam cyclone.
e. Hasil yang dicapai
Akan dihasilkan kernel/inti yang bersih dan bebas dari cangkang. Dengan perhitungan bila kapasitas LTDS I dan II masing- masing 40 ton dan di tiap ripple mill biji yang diproses sebanyak 0,25 ton/jam, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai kapasitas maksimal LTDS I atau II adalah: jam jam ton ton 160 / 25 , 0 40 ? ? atau 7 hari
5. Penyimpanan Inti