• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN

Dalam dokumen | zerosugar 2015 (Halaman 69-84)

Kehutanan

Meningkatnya kelas kelompok Tani Hutan (KTH) di dalam KPH dan Hutan Rakyat menjadi kelas madya sebanyak 600 KTH

27,5

Terbentuknya 25 unit koperasi KTH di dalam KPH dan hutan rakyat

1,6

PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN

KUP di Kabupaten Pringsewu,Lampung, keberadannya menyumbang keberlanjutan ketersediaan air untuk 25 ha usaha padi, dengan menyediakan pilihan ekonomi masyarakat selain menebang hutan. Foto hasil dokumentasi Pusat Penyuluhan Kehutanan

45 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Kegiatan Kinerja Rp. Milyar

Terbentuknya kemitraan KTH yang profitable dengan pelaku

usaha kehutanan, 10 unit di dalam KPH dan Hutan Rakyat

0,9 Penyelenggaraan pendidikan dan latihan SDM KPH dan SDM Kehutanan lainnya

Jumlah SDM KPH dan SDM kehutanan lainnya yang lulus diklat berbasis kompetensi minimal 8.540 orang

187,2

Tersedianya SDM Aparatur Kehutanan yang lulus pendidikan S2 dan S3, 35 orang

9,9

Meningkatnya kapasitas pengelolaan di 1 KHDTK sebagai sarana kediklatan

8,5

Penyelenggaraan Pendidikan Menengah Kejuruan Kehutanan

Tersedianya tenaga teknis menengah kehutanan minimal 280 orang

60,4

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lingkup Badan

Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan

Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal: SAKIP dengan nilai minimal 70 Poin

46 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Persemaian konservasi genetik Diospyros sp, di Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Manado, Sulawesi Utara . Foto oleh Sandi Kusuma.

47 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Kegiatan Kinerja Rp. Milyar

Penelitian dan pengembangan

teknologi pengolahan hasil hutan untuk peningkatan daya saing produk kayu dan bukan kayu

Iptek dasar dan terapan bidang teknologi pengolahan hasil hutan untuk mendukung inovasi teknologi, diversifikasi produk, peningkatan kualitas, optimasi proses produksi, dan pemanenan hasil hutan di 7 KPHP dan 3 KPHL sebesar 20 %

17,5

Pilot project litbang di KPH Lakitan sebesar 30% 0,7

Penelitian dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi SDH (flora, fauna, mikroba dan kawasan)

Iptek dasar dan terapan bidang teknologi konservasi dan rehabilitasi sumberdaya hutan dalam mendukung peningkatan pemanfaatan flora dan fauna langka, mikroba hutan tropis dan pengelolaan kawasan konservasi serta penurunan laju

sedimentasi DAS prioritas di 22 KPHP, 18 KPHL dan 22 KPHK sebesar 20 %

41,5

Pilot project litbang di KPHP Banjar dan KPHP Kuburaya sebesar 20 % 1,0 Penelitian dan pengembangan peningkatan produktivitas hutan (kayu dan non kayu)

Iptek dasar dan terapan bidang peningkatan produksi kayu dan HHBK di 29 KPHP, 3 KPHL dan 2 KPHK sebesar 20%

40,7

Pilot project litbang di KPHP Biak Numfor, KPHP Bualemo, KPHP Jeneberang sebesar 20%

1,8

Peningkatan kapasitas penyusunan kebijakan

Iptek terapan untuk peningkatan kapasitas penyusunan kebijakan dan penanganan perubahan iklim, yang meliputi :

17,5

48 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Kegiatan Kinerja Rp. Milyar

kehutanan dan

penanganan perubahan iklim

(1) kontribusi sektor kehutanan dalam penanganan perubahan iklim; (2) kebijakan lanskap dan jasa hutan; (3) politik dan hukum pemanfaatan hutan; (4) kebijakan tata kelola dan ekonomi kehutanan di 3 KPHP, 2 KPHL sebesar 20%

Pilot project litbang di KPH Yogyakarta sebesar 20% 0,8 Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Lingkup Badan Penelitian dan

Pengembangan Kemenhut

Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal: SAKIP dengan nilai minimal 70 Poin

208,4

Tanaman Jelutung muda, hasil pembiakan Litbang di kebun masyarakat. Foto oleh Suningsih (Gambar kanan). Gambar kiri adalah sepasang Julang Sulawesi, hasil eksplorasi Litbang untuk mengetahui populasi. Foto oleh Supratman Taba.

49 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Kegiatan Kinerja Rp. Milyar

Pengawasan yang profesional guna menjamin mutu kinerja Kementerian Kehutanan pada Wilayah Kerja Inspektorat I

Berkurangnya temuan kerugian negara hasil pemeriksaan BPK-RI

pada wilayah kerja Inspektorat I sebesar 10% dari baseline

rata-rata temuan tahun 2007-2012

3,1

Persentase unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja kategori A pada wilayah kerja Inspektorat I sebesar 20% 1,5 Pengawasan yang profesional guna menjamin mutu kinerja Kementerian Kehutanan pada Wilayah Kerja Inspektorat II

Berkurangnya temuan kerugian negara hasil pemeriksaan BPK-RI

pada wilayah kerja Inspektorat II sebesar 10% dari baseline

rata-rata temuan tahun 2007-2012

3,1

Persentase unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja kategori A pada wilayah kerja Inspektorat II sebesar 20%

1,5

Pengawasan yang profesional guna menjamin mutu

Berkurangnya temuan kerugian negara hasil pemeriksaan BPK-RI

pada wilayah kerja Inspektorat III sebesar 10% dari baseline

rata-rata temuan tahun 2007-2012

3,9

PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR

KEMENTERIAN KEHUTANAN

50 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Kegiatan Kinerja Rp. Milyar

kinerja Kementerian Kehutanan pada Wilayah Kerja Inspektorat III

Persentase unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja kategori A pada wilayah kerja Inspektorat III sebesar 20% 1,5 Pengawasan yang profesional guna menjamin mutu kinerja Kementerian Kehutanan pada Wilayah Kerja Inspektorat IV

Berkurangnya temuan kerugian negara hasil pemeriksaan BPK-RI

pada wilayah kerja Inspektorat IV sebesar 10% dari baseline

rata-rata temuan tahun 2007-2012

3,9

Persentase unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja kategori A pada wilayah kerja Inspektorat IV sebesar 20%

1,5

Pengawasan terhadap kasus pelanggaran yang berindikasi KKN

Terbentuknya satker berpredikat WBK sebanyak 35 satker 2,6

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lingkup Itjen

Kementerian Kehutanan

Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Lingkup Itjen Kementerian Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal: SAKIP dengan nilai minimal 70 Poin

51 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Kegiatan Kinerja Rp. Milyar

Penyelenggaraan tata hutan dan organisasi Kemenhut

Tersedianya regulasi dengan prioritas mendorong peningkatan produksi dan nilai ekspor hasil hutan (kayu, HHBK, TSL), HKm, HD, HR, HTR, KPS sebanyak 2 regulasi

3,5

Gugatan perkara yang sudah putus terhadap Kemenhut yang dinyatakan menang oleh pengadilan sebesar 80%

2,0

Dukungan terbentuknya kelembagaan 109 KPH 3,7

DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

KEMENTERIAN KEHUTANAN

Penandatanganan kinerja pembangunan kehutanan tahun 2014 oeh Menteri Kehutanan, Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal,Direktur Jenderal, Kepala Badan dan Kepala Dinas. Foto oleh Muhammad Desbi Aditya.

52 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Kegiatan Kinerja Rp. Milyar

Penyelenggaraan administrasi dan penataan

kepegawaian Kemenhut

Terpenuhinya kebutuhan pegawai di lingkup Kemenhut (pusat dan UPT) serta KPH sekurang-kurangnya 900 orang sesuai dengan hasil analisis jabatan oleh Kemenpan dan RB

5,0

Terpenuhinya standar kompetensi pegawai pada setiap sebanyak 1.500 orang

10,2

Penyelenggaraan administrasi keuangan Kemenhut

Opini laporan keuangan wajar tanpa pengecualian (WTP) 13,8

Peningkatan PNBP sebesar 10% dari PNBP tahun 2013 39,3

Koordinasi perencanaan dan evaluasi Kemenhut

Capaian sasaran strategis Kementerian Kehutanan 95% 225,2

Nilai SAKIP Kementerian Kehutanan sebesar 70 point 2,9

Penyelenggaraan ketatausahaan kerumahtanggan dan pengelolaan perlengkapan Kemenhut

Optimalnya pelayanan kerumahtanggaan di lingkup Sekratriat Jenderal dan Kementerian Kehutanan di dalam mendukung pencapaian SAKIP Kemenhut sebesar 70 point

139,1

Terkelolanya manajemen aset untuk mendukung pencapaian opini WTP di 236 satker 8,4 Penyiaran dan penyebarluasan informasi pembangunan kehutanan

Meningkatnya dukungan pemberitaan pembangunan kehutanan di 10 media massa

10,6

Meningkatnya dukungan pembangunan kehutanan di 5 institusi dan lembaga

7,0

Pengelolaan

keuangan, penyaluran

Terdistribusikannya pendanaan mitra kerja KPH sebesar Rp. 0,4 trilyun

53 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Kegiatan Kinerja Rp. Milyar

dan pengembalian dana bergulir pembiayaan pembangunan kehutanan Pembinaan dan koordinasi kerjasama luar negeri

Kerjasama bilateral, regional dan multilateral baru yang mendukung pencapaian sasaran strategis sebanyak 3 kerjasama

11,3

Pengendalian pembangunan

kehutanan regional I

Disahkannya RJP Pengelolaan KPH di regional I sebanyak 29 unit

3,8

Diselesaikannya masalah tenurial di regional I sebanyak 2 kasus 1,0 Pengendalian pembangunan kehutanan regional II

Disahkannya RJP Pengelolaan KPH di regional II sebanyak 10 unit

3,6

Diselesaikannya masalah tenurial di regional II sebanyak 2 kasus 1,1 Pengendalian pembangunan kehutanan regional III

Disahkannya RJP Pengelolaan KPH di regional III sebanyak 40 unit

2,6

Diselesaikannya masalah tenurial di regional III sebanyak 2 kasus

0,6

Pengendalian pembangunan

Disahkannya RJP Pengelolaan KPH di regional IV sebanyak 30 unit

54 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Kegiatan Kinerja Rp. Milyar

kehutanan regional IV

Diselesaikannya masalah tenurial di regional IV sebanyak 2 kasus 1,0 Pembinaan standardisasi, pengelolaan lingkungan dan penanganan perubahan iklim kehutanan

Rancangan SNI dan SNI harmonisasi, dan hasil evaluasi penerapan standar sebanyak 25 rancangan

3,5

Meningkatnya tata kelola unit pengelolaan hutan lestari sebesar 20%

2,9

Instrumen dan invetarisasi pencapaian hasil RAN-GRK bidang kehutanan dan lahan gambut sebanyak 1 rancangan

6,0

Penataan sarana dan peralatan kehutanan

Sarana dan peralatan kehutanan tersedia dan berfungsi baik di 354 satker

8,0

Penyediaan norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK) sarana dan prasarana kehutanan sebanyak 2 pedoman

55 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

56 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Umum Transformasi pembangunan kehutanan dari mempertahankan dan

memulihkan kawasan hutan di tahun 2010-2014 menjadi memanfaatkan potensi keanekaragaman hayati menjadi produk aktual di tahun 2015-2019, membutuhkan perubahan paradigma kearah pemangkuan kawasan hutan. Penguasahaan terhadap potensi kawasan hutan (kayu, non kayu, TSL, jasa lingkungan dan hasil hutan lainnya) dalam skala jumlah spesies dan populasi mutlak diperlukan.

Prakondisi Badan Litbang Kehutanan dan Ditjen Planologi Kehutanan

bertugas menyiapkan iptek pemanfaatan dan data potensi, utamanya di tingkat tapak (KPH), sehingga pengembangan KPH dilakukan dengan menggunakan iptek kehutanan dan potensi di tingkat tapak.

Pengurusan NSPK pengelolaan hutan produksi disiapkan oleh Ditjen Bina

Usaha Kehutanan, NSPK pengelolaan hutan lindung oleh Ditjen Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial, dan NSPK pengelolaan hutan konservasi oleh Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Pengaturan kawasan hutan

Ditjen Bina Usaha Kehutanan membina KPHP, Ditjen Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial membina KPHL, dan Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam membina KPHK dan mengelola Taman Nasional.

57 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Regulasi dan kelembagaan

Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal mengatur regulasi pengelolaan di tingkat tapak dan kemungkinan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Lembaga KPH disiapkan oleh Ditjen Planologi Kehutanan. SDM KPH diatur dan disiapkan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan. Termasuk dalam pengaturan regulasi dan kelembagaan adalah membangun birokrasi yang efektif dan efisien

Pembiayaan dan evaluasi

Sekretariat Jenderal mengatur mekanisme pembiayaan APBN (UPT dan dekonsentrasi) dan DAK, yang mendorong

pelaksanaan KPH. Inspektorat Jenderal memantau kinerja, sehingga memberikan sumbangan nyata dalam pembangunan nasional, dan Sekretariat Jenderal menyusun hasil evaluasi.

Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN

KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

58 | R e n c a n a K e r j a K e m e n t e r i a n K e h u t a n a n 2 0 1 5

Dalam dokumen | zerosugar 2015 (Halaman 69-84)

Dokumen terkait