• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Anggaran

Dalam dokumen Fungsi Penganggaran Pada PT. Total Logistik (Halaman 38-48)

BAB III PEMBAHASAN

B. Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran merupakan proses akuntansi dan juga proses

manajemen. Dari segi akuntansi, penyusunan anggaran merupakan studi terhadap mekanisme, prosedur untuk merakit data dan format anggaran. Dan dari segi manajemen, penyusunan anggaran merupakan proses menetapkan peran tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program.

Penyusunan anggaran dilakukan melalui penaksiran-penaksiran yang akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran. Adapun faktor-faktor tersebut.

menurut Munandar (2003 : 11) secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, ialah :

Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Penjualan tahun-tahun yang lalu.

b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah dengan harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebaginya.

c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.

d. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya

(kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya (kualitatif). e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.

f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan.

2. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a) Keadaan persaingan.

b) Tingkat pertumbuhan penduduk. c) Tingkat penghasilan penduduk. d) Tingkat kemandirian penduduk. e) Tingkat penyebaran penduduk.

f) Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat g) Berbagai kebijaksanaan pemerintah.

h) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.

Menurut Harahap (2003: 83) : “Ditinjau dari pembuatannya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara Otoriter atau top dan down, Demokrasi atau bottom up, Campuran atau top down dan bottom up”. Dalam metode otoriter atau top down, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Sedangkan dalam metode demokrasi atau

bottom up, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan.

Anggaran disusun mulai bawahan sampai keatasan. Bawahan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa yang akan datang.

Dalam metode campuran atau top down dan bottom up anggaran disusun dengan dimulai dari atas dan kemudian untuk selanjutnya oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan arahan atasan.

Menurut Harahap (2001 : 27) Dalam mempersiapkan dan menyusun anggaran sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan, akan tetapi pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada :

1. Bagian administrasi, bagi perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan ruang lingkup terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan. Dibagian administrasi inilah terkumpul semua data-data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan di bidang pemasaran, kegiatan di bidang produksi, kegiatan di bidang pembelanjaan, maupun kegiatan di bidang personalia.

Dengan bekal data dan informasi tersebut ditambah dengan data dan informasi dari luar perusahaan (ekstern), bagian administrasi diharapkan

lebih mampu menyusun anggaran daripada bagian-bagian lain dalam perusahaan.

2. Panitia anggaran, bagi perusahaan yang besar. Hal ini disebabkan karena kegiatan perusahaan yang cukup kompleks, beraneka ragam, dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh karena itu tugas menyusun anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia anggaran . Tim penyusun anggaran ini biasanya diketuai oleh salah seorang pimpinan perusahaan dengan anggota-anggota yang mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian perbelanjaan serta bagian personalia.

3. Sebelum disyahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan pula untuk diadakannya pembahasan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran tersebut.

4. Setelah disyahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan anggaran tersebut telah menjadi anggaran yang defenitif, yang akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan. Bilamana tugas penyusunan rancangan anggaran serta anggaran yang defenitif telah selesai, maka panitia anggaran tidak bubar, melainkan secara berkala masih perlu mengadakan pertemuan- pertemuan konsultatif guna membahas pelaksanaan anggaran tersebut dari waktu ke waktu, untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi, serta mengadakan revisi terhadap anggaran yang telah disusun bilamana memang dirasa perlu.

Adapun proses penyusunan anggaran menurut Mulyadi (2003 : 506) adalah sebagai berikut :

1) Komite anggaran penyusunan pedoman anggaran (anggaran guideline) yang berisi kebijakan pokok perusahaan dalam bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia, keuangan dan umum. Kebijakan pokok ini dikemunikasikan kepada manajer departemen sebagai dasar untuk mengajukan rangcangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban.

2) Penyusunan rancangan anggaran penjualan oleh departemen pemasaran berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan perkiraan penjualan jangka pendek.

3) Penyusunan rancangan aggaran biaya pusat pertanggung jawaban berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan rancangan anggaran penjualan oleh para manajer pusat pertanggung jawaban.

4) Penyusunan rancangan aggaran persediaan produk jadi oleh departemen produksi.

5) Penyusunan rancangan anggaran harga pokok penjuyalan oleh departemen anggaran berdasarkan biaya produksi, rancangan anggaran persediaan produksi jadi dan rancangan anggaran penjualan.

6) Penyusunan anggaran laporan rugi laba yang diproyeksikan berdasarkan rancangan anggaran penjualan, rancangan anggaran harga pokok penjualan dan rancangan anggaran biaya pemasaran, rancangan anggaran biaya administrasi dan umum.

7) Penyusunan rancangan anggaran modal berdasarkan perkiraan penjualan jangka panjang.

8) Penyusunan rancangan anggaran khas berdasarkan rancangan anggaran penjualan, rancangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban dan rancangan anggaran modal.

9) Penyusunan rancangan neraca yang diproyeksikan berdasarkan rancangan anggaran kas dan berbagai asumsi yang lain.

10)Penelaahan rancangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban oleh komite anggaran.

11)Negoisasi rancangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban dengan komite anggaran.

12)Persetujuan rancangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban oleh komite anggaran.

13)Penyesuaian rancangan anggaran induk oleh departemen anggaran sebagai akibat dari hasil proses negoisasi antara para manajer pusat pertanggung jawaban dengan komite anggaran

14)Pengajuan rancangan anggaran induk oleh komite anggaran kepada dewan komisaris dan RUPS.

15)Penelaahan rancangan anggaran induk oleh dewan komisaris dan RUPS.

16)Pengesahan rancangan anggaran induk menjadi anggaran induk perusahaan oleh RUPS.

C. Fungsi Penganggaran

Anggaran mempunyai fungsi sebagai alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, perencanaan, koordinasi dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Menurut Munandar (2001, 10) mengenai fungsi penganggaran terdiri dari :

i. Fungsi perencanaan yaitu anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan- kegiatan perusahaan yang akan dating.

ii. Fungsi koordinasi yaitu anggaran berfungsi sebagai alat koordinasi agar semua bagian-bagian di dalam perusahaan dapat saling bekerja sama dengan baik

iii. Fungsi pengawasan yaitu anggaran berfungsi sebagai tolak ukur dan sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan.

PT. Total Logistik menggunakan anggaran sebagai alat pengawasan kerja. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan perusahaan tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk melihat apakah pengawasan yang dilakukan oleh PT. Total Logistik berlangsung efektif dapat dilihat dari laporan realisasi anggaran. Dari realisasi ini dapat dilihat secara umum penyimpangan yang terjadi. Dari segi pengawasan, anggaran yang disusun oleh PT.Total Logistik dapat member manfaat antara lain menunjukkan tentang kemampuan perusahaan untuk menjaga agar tetapp pada tujuan yang telah ditetapkan.

Anggaran dalam setiap perusahaan biasanya berfungsi sebagai alat perencanaan, alat koordinasi serta sebagai alat pengawasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian penulis, anggaran yang disusun oleh PT. Total Logistik juga berfungsi sebagai alat perencanaan, alat koordinasi serta sebagai alat pengawasan

kerja.Dalam melaksanakan kegiatannya, PT. Total Logistik melaksanakan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan melalui anggaran. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan yaitu untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Anggaran sebagai alat koordinasi dimana semua bagian-bagian dalam perusahaan ikut terlibat dalam menyusun anggaran. Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan yakni sebagai alat ukur pelaksanaan kegiatan dari rencana yang telah ditetapkan.

Tindakan pengawasan dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan sebagai berikut :

- Agar dapat mencegah pemborosan yang terjadi di dalam perusahaan. - Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan seperti yang telah direncanakan. - Dengan membandingkan anggaran dengan realisasi maka dapat

dilaksanakan tindakan-tindakan perbaikan oleh perusahaan tersebut untuk menghindari penyimpangan yang signifikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sebagai alat ukur keberhasilan kerja dalam pengawasan maka pada waktu menyusun anggaran harus memperhatikan unsur-unsur baik didalam maupun diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya kegiatan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.

Karena anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan, alat koordinasi sekaligus sebagai alat pengawasan maka keberhasilan anggaran merupakan hal yang harus dicapai sebagai indikasi efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan.

Selain itu juga diketahui hal-hal yang terjadiseperti penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya.

Dengan diketahuinya penyimpangan-penyimpangan beserta penyebabnya maka dapat dinilai apakah pelaksanaan anggaran dikatakan berhasil atau kurang berhasil. Karena anggaran berfungi sebagai alat perencanaan, alat koordinasi serrta sebagai alat pengawasan. Maka keberhasilan anggaran merupakan hal yang harus dicapai. Keberhasilan ini diartikan sebagai realisasi yang sesuai dengan anggaran. Jika ada penyimpangan maka penyyimpangan yang terjadi diharapkan sekecil mungkin. Untuk mencapai hasil ini maka penerimaan dan pengeluaran dana yang dilakukan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan yang baik saja tidak cukup. Koordinasi dan pengawasan yang baik juga harus dilakukan. Pengawasan terhadap anggaran penerimaan dan pengeluaran harus diawasi oleh pimpinan pada bagian keuangan.

D.Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran didefinisikan oleh Munandar (2001, 20) sebagai berikut :

“Laporan realisasi anggaran adalah laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diketahui penyimpangan- penyimpangan yang terjadi, dapat diketahui penyebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan tersebut hingga dapat ditarik beberapa kesimpulan dan beberapa tindak lanjut yang segera diperlukan”

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan oleh penulis pada bab-bab sebelumnya pada paper ini, maka pada bab terakhir ini penulis mencoba untuk merangkum pokok-pokok pikiran yang telah dikemukakan dalam kesimpulan dan saran.

A. KESIMPULAN

1. Penyebab terjadinya penyimpangan pada anggaran penerimaan perusahaan adalah dikarenakan nilai anggaran yang terlalu besar. Nilai anggaran yang terlalu besar tersebut disebabkan oleh keputusan manajemen perusahaan yang memperkirakan perusahaan akan menghadapi biaya-biaya yang cukup tinggi dalam menyelesaikan proyek kerjanya.

2. Penyimpangan antara anggaran dengan realisasi pada anggaran penerimaan dan pengeluaran perusahaan menunjukkan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan belum dilakukan secara optimal.

3. Penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan anggaran dianalisis dan dicari penyebabnya sebagai dasar bagi penyusun anggaran dalam merancang tindakan perbaikan yang diperlukan dan untuk penilaian kinerja penyusun anggaran.

4. Dalam menyusun anggaran, data dan informasi yang dibutuhkan bersumber dari data atau pengalaman tahun sebelumnya.

5. Penyusunan anggaran pada PT. TOTAL LOGISTIK bertujuan untuk menentukan tujuan ataupun sasaran-sasaran yang diinginkan serta membantu pelaksanaan kebijakan-kebijakan perusahaan.

6. Dalam menyusun anggaran, perusahaan menggunakan metode bottom up dimana berdasarkan metode tersebut anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan para bawahan yang diajukan kepada pimpinan perusahaan lalu bersama-sama mengerjakannya.

7. Anggaran pada PT. TOTAL LOGISTIK berfungsi sebagai alat perencanaan, alat koordinasi serta alat pengawasan kerja dimana ketiga fungsi tersebut memiliki hubungan yang erat satu dengan yang lain dan sangat berpengaruh dalam memperlancar kegiatan perusahaan.

A. SARAN

1. Sebaiknya perusahaan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyusun anggaran, baik faktor intern maupun faktor ekstern agar anggaran sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Sebaiknya perusahaan melakukan perencanaan, koordinasi serta pengawasan kerja yang lebih baik agar tidak terjadi penyimpangan yang signifikan dalam menyusun anggarannya, karena dengan melakukan perencanaan, koordinasi serta pengawasan kerja yang baik akan dapat meminimalisasi terjadinya penyimpangan yang cukup signifikan.

3. Kemudian disamping itu setiap bagian harus bertanggung jawab mengenai pelaksanaan realisasi anggaran agar selalu cermat dan teliti mengenai biaya yang dikeluarkan sehingga tidak menyimpang dari tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan, dan Asri, Marwan, 2003, Anggaran Perusahaan, Cetakan Pertama, Penerbit Badan Penerbitan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Yogyakarta.

Ginting, Paham, 2006, Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian, Cetakan Pertama, USU Press, Medan

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budgeting Penganggaran, Perencanaan Lengkap untuk Membantu Manajemen. PT Grafindo Persada. Jakarta.

Herman, Edi, 2006, Penganggaran Korporasi Suatu Pendekatan Terintegratif, Edisi Pertama, rajaGrafindo Persada, jakarta.

Heru Jito, Yayat M, 2004, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan Kelima, Grasindo, Jakarta.

Munandar, M, 2001, Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja, Edisi Pertama, Penerbit Badan Penerbitan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UGM, Yogyakarta.

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi, Salemba Empat. Jakarta.

Nasehatun, Apandi, 1999, Budget dan Control: Konsep dan Penerapannya, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Tampubolon, P Manahan, 2004, Perilaku Keorganisasian, Edisi Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Welsch, Hilton, Gordon. 2000.Anggaran Perencanaan dan Pengawasan Laba. Diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw. Buku Satu.

Dalam dokumen Fungsi Penganggaran Pada PT. Total Logistik (Halaman 38-48)

Dokumen terkait