C. Detik-Detik Proklamasi
5. Penyusunan Dan Pembacaan Teks Proklamasi
Langkah awal yang dilakukan Soekarno, Hatta dan kawan-kawan seperjuangannya mengadakan sidang Badan Persiapan yang sempat tertunda akibat penculikan Soekarno dan Hatta, lalu M. Hatta menugaskan Ahmad Subardjo untuk mencarikan tempat bersidang di Hotel Des Indes, akan tetapi apabila sudah lewat pukul 22.00, sesuai ketentuan, rapat tidak bisa diadakan di hotel Des Indes.
Dimalam hari itu juga, anggota Badan Penyelidik yang menginap di hotel
Des Indes diminta hadir pukul 24.00 di rumah Admiral Mayda yang bersedia memberi tempat bersidang di rumahnya. Anggota Badan Persiapan yang berjumlah 27 orang mewakili seluruh Indonesia seperti, Sumatra diwakili oleh Mr. Teuku Muhammad Hasan, Mr. Abbas dan Dr. Amir, daerah Kaigun
(Indonesia Timur) diwakili oleh Andi Pangeran, Hamdhani, dan I Gusti Ketut Puja. Yang hadir pada waktu malam itu berjumlah kurang lebih lima puluh orang.
Dimalam itu, Soekarno, Nishimura, wakil Gunseikan, M. Hatta, Mr. Subardjo, Sukarni, dan Sayuti Melik, merumuskan teks proklamasi, hadir pula Mijoshi, seorang pembantu Jendral Nishimura yang terpercaya.
Setelah teks proklamasi telah selesai, lalu dibawalah ke ruang depan yang dihadiri anggota Badan Persiapan, pemuda-pemuda pemimpin pergerakan, dan anggota Tyuuo Sangi-In. Sidang malam itu berakhir pukul 03.00 pagi, naskah yang dirumuskan pada malam itulah akhirnya dibacakan oleh Soekarno pada pukul 10.00 pagi, yang kebetulan jatuh pada hari Jumat Ramadhan, 17 Agustus 1945.47
47
Konsep Prolamasi yang ditulis oleh Soekarno pada secarik kertas, ilah sebagai berikut:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17-8-05
Wakil-wakil bangsa Indonesia Pada kalimat pertama teks Proklamasi merupakan saran Mr. Ahmad Subardjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai, sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Drs. M. Hatta, pada pukul 04.30 waktu Jawa jaman Jepang (pukul 04.00 WIB) Soekarno membuka pertemuan menjelang subuh untuk membacakan teks Proklamasi yang masi berbentuk konsep, sekaligus menyarankan penandatangan naskah teks Proklamasi secara bersama-sama (yang hadir pada waktu itu).
Saran itu dibantah oleh pihak pemuda yang tidak setuju kalo tokoh-tokoh golongan tua yang disebutkannya sebagai budak budak-budak Jepang ikut menandatangani naskah Proklamasi,48 lalu Sukarmi mengusulanya agar yang menandatangani naskah Proklamasi cukup dua orang saja, yaitu Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia
Atas permintaan Soekarno kepada Sajuti Melik untuk mengetik ulang naskah itu yang berdasarkan naskah tulisan tangan Soekarno, disertai dengan perubahan yang telah disetujui. Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah,
48
yaitu kata-kata “tempoh” diganti menjadi “tempo” sedangkan “wakil-wakil bangsa Indonesia” pada bagian akhir diganti menjadi “atas nama bangsa Indonesia” , lalu perubahan penulisan tanggal, “Jakarta, 17-8-05” menjadi “Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘05”. Dengan perubahan tersebut maka naskah yang baru diketik ulang dan di tandatangani oleh Soekarno dan Hatta di rumah Laksamana Meida, naskah yang baru menjadai seperti:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia, Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l. di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Demikianlah pertemuan yang menghasilkan naskah Proklamasi
Kemerdekaan itu berlangsung tanggal 17 agustus 1945, bagi masyarakat Jakarta yang ingin mendengarkan pembacaan naskah teks Proklamasi telah dipersiapkan Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen Nasional),
Menurut Ir. Soekarno bahwa Lapangan Ikada adalah salah satu lapangan umum yang bias menimbulkan bentrokan antara rakyat dengan pihak militer Jepang, dengan itu Soekarno mengusulkan supaya upacara Proklamasi dilakukan di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. usul itu disetujui dan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung ditempat itu pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.30 waktu Jawa jaman Jepang (pukul 10.00 WIB) ditengah-tengah bulan puasa.49
49
Nugroho Noto Susanto, Sejarah Nasional VI Departemen Pendidikan Dan
Tamggal 18 Agustus 1945, atas keputusan rapat dari para pemimpin-pemimimpin dari berbagai golongan, Bung Karno dipilih sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama. Pada tanggal 20 Mei 1963, secara aklamasi MPRS mengangkat Bung Karno mnjadi Presiden seumur hidup, pada tanggal 7 Maret – 11 Maret 1967 MPRS mengadakan sidang istimewa yang menetapkan bahwa Bung Karno dianggap sudah tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka MPRS menarik kembali mandatnya dari presiden Soekarno dan mengangkat Jendral Soeharto sebagai Pejabat Presiden.
Sejak keputusan Istimewa MPRS pada tanggal 7 Maret – 11 Maret 1967, Bung Karno hidup dalam karantina politik, Soekarno dilarang melakukan
kegiatan-kegiatan politik sampai selesainya Pemilihan Umum, dilakukan pula pemeriksaan mengenai terlibat atau tidaknya Soekarno dalam peristiwa G 30 SPKI, pemeriksaan itu belum selesai ketika Soekarno jatuh sakit sehingga
meninggal dunia pada tanggal 22 Juni 1970 jam 07.00 di Wisma Yaso Jakarta.50
50
A. Kesimpulan
Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo, Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno pertama kalinya di Sekolah Bumi Putera Desa tulungagung, dari situ beliau pindah ke Mojokerto lalu pindah lagi ke sekolah ELS (Europres Lagere Shool).
Pada usia 14 tahu, beliau dititipkan di Surabaya di rumah Oemar Said Tjokroaminoto untuk mengaji dan di sekolahkan ke Hoogere Burger School
(H.B.S.), kemudian Seokarno membentuk organisasi Tri Koro Darmo yang kemudian berganti nama dengan Jong Java (Pemuda Jawa). Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB di Bandung), dan tamat tahun 1925.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung, tahun 1927 mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), aktivitas Soekarno di PNI menyebabkan di tangkap Belanda bulan Desember 1929, dibebaskan tanggal 31 Desember 1931, bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI, Soekarno kembali ditangkab pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke Flores, pada tahun 1938 sampai tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu dan Soekarno bebas pada masa Jepang tahun 1942.
Pada awal masa penjajahan Jepang 1942-1945, pemerintahan Jepang melakukan propaganda politik dengan mendirikan Gerakan 3A Bulan April 1942 gerakan ini digantikan oleh Jawa Hokokai dan Putera, keadaan perang semakin gawat jepang membentuk Heiho (pembantu prajurit Jepang), dibentuk lagi Keibon
(barisan pembantu polisi), bulan agustus 1943, dibentuklah Perhimpunan Wanita (Fujinkai) dan untuk membantu pertahanan ke pulauwan, pada tanggal 3 Oktober 1943, dibentuklah Peta.
Untuk menarik hati penduduk Indonesia maka pada tanggal 29 April 1945 didirikan BPUPKI dan diresmikan tanggal 28 Mei 1945, lalu dibubarkan tanggal 6 Agustus 1945, sesudah dibentuknya Panitia Kecil Perancang Declaration Of Rights tanggal 12 Juli 1945, BPUPKI digantikan oleh PPKI dibentuk tanggal 7 Agustus 1945. Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah peristiwa Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, akhirnya upacara Proklamasi dilakukan di Rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.30 waktu Jawa jaman Jepang (pukul 10.00 WIB) ditengah-tengah bulan puasa.
B. Saran
Perjuangan Soekarno dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia dimasa penjajahan Jepang sekitar tahun 1942-1945, dimana Soekarno pernah bekerja sama dengan pihak tentara Jepang, sekaligus dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Dengan adanya kejadian itu, mungkin bagi masyarakat awam yang kurang membaca buku sejarahnya perjuangan Soekarno, mungkin akan timbul pertanyaan yaitu:
1. Apakah Soekarno pada waktu itu seorang Kolaborator, atau pahlawan? 2. Apakah kemerdekaan Indonesia sebuah hadiyah dari tentara Jepang?
Penulis menyarankan, terlebih dahulu yaitu:
1. Melihat suatu permasalahan dan ke adaan Soekarno pada waktu itu.
2. Membaca buku sejarah perjuangan Soekarno jaman Penjajahan Jepang serta memahami isinya, pokok permasalahan, situasi dan keadaan yang terjadi pada waktu itu.
Baru bias kita simpulkan kenapa Soekarno bekerja sama dengan pihak tentara Jepang dan kemerdekaan Indonesia itu suatu hadiyah atau hasil perjuangan Soekarno dan kawan-kawannya, disini penulis bukan untuk membela Soekarno atau penulis mengidolakan beliau atas apa yang beliau perjuangkan untuk tanah airnya yaitu Indonesia yang sampai sekarang ini kita rasakan kenikmatan atas perjuangan beliau denga kawan-kawannya, akan tetapi, tentang kejadian peristiwa sejarah masa lalu yang secara langsung kita tidak mengalaminya atau merasakannya,
Maka untuk mencari sebuah kebenaran tentang peristiwa sejarah masalalu, para ahli sejarawan hanya bisa menemukan bukti kebenaran dengan melakukan metode penelitian sejarah baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dengan batas kemampuan manusia dan ilmu yang dimilikinya yang berdasarkan penemuan-penemuan sebuah bukti sejara yang bisa saja itu suatu bukti yang falit atau tidak, maka dengan ketidak sempurna dan terbatas kemampuannya, maka dengan ketidak kesempurnaan itu manusia tidak luput dari kesalahan, kebenaran yang falit tentang suatu peristiwa masalalu hanya Allah SWT lah yang tau.