• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Rancangan Draft Manual SJH

B. Hasil Penelitian Utama

4. Penyusunan Rancangan Draft Manual SJH

Perancangan draft manual SJH disesuaikan dengan hasil telaah dan analisis perusahaan. Hasil yang diharapkan dari penyusunan rancangan draft manual SJH ini berupa kebijakan halal perusahaan, penentuan panduan halal yang akan dipakai, cakupan halal yang akan diterapkan, penyusunan sistem manajemen halal yang meliputi struktur organisasi manajemen halal, tugas dan kewenangan setiap departemen terkait yang berhubungan dengan pemenuhan standar SJH,

penentuan titik kritis keharaman, penentuan sistem audit halal internal, penentuan pelatihan halal, dan penentuan prosedur revisi sistem jaminan halal. Langkah- langkah perancangan SJH terdiri dari :

1. Merancang lay out dan manual format SJH

2. Menunjuk penanggung jawab dalam penyusunan manual SJH 3. Menetapkan kerangka dan struktur isi manual SJH

4. Menafsirkan persyaratan SJH dan merumuskan kebijakan perusahaan untuk masing-masing unsur standar

5. Mengidentifikasi dan menunjuk orang yang tepat untuk menyusun uraian kebijakan untuk setiap unsur standar

6. Menyusun konsep manual SJH

7. Mengkaji ulang konsep yang telah disusun

8. Melakukan perbaikan konsep berdasarkan hasil kaji ulang 9. Menerbitkan panduan manual SJH

2.5. Analisis Kebutuhan Standard Operation Procedure (SOP) untuk Semua Departemen Terkait

Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah berupa diagram alir proses mulai dari permintaan pelanggan sampai kepada pengiriman perisa ke pelanggan dimana dari setiap tahapannya ditentukan SOP untuk setiap departemen terkait, termasuk format-format yang dibutuhkan.

2.6. Penyusunan Draft SOP-SOP

Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah berupa SOP untuk setiap departemen terkait termasuk format-format yang diperlukan berdasarkan pada tahapan sebelumnya yaitu berdasarkan diagram alir proses.

Langkah-langkah penyusunan SOP adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dan menentukan tujuan kegiatan yang akan dibuat prosedurnya dan didokumentasikan.

2. Menentukan ruang lingkup prosedur.

4. Menuliskan prosedur berdasarkan semua kegiatan yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

− jumlah halaman : 3-4 halaman.

− prosedur yang panjang dipecah menjadi sub prosedur atau WI. 5. Melakukan uji coba prosedur oleh karyawan serta permintaan umpan balik

dari uji coba tersebut. 6. Menerbitkan SOP.

7. Melatih karyawan menggunakan SOP dan menjelaskan manfaat penggunaannya.

8. Melakukan audit SOP. Audit ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekurangan prosedur dan dilakukan oleh tim penyusun manual SJH.

2.7. Pengkajian Ulang Draft Manual SJH dan SOP-SOP

Pengkajian dan diskusi dilakukan atas hasil perancangan yang telah dibuat dengan semua departemen terkait dan melakukan kesesuaian dengan pelaksanaan yang dilakukan. Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah berupa penerapan dari rancangan SOP di lokasi pabrik.

Langkah selanjutnya adalah pengkajian SJH dengan cara melakukan audit halal internal. Fungsi dari pelaksanaan audit halal internal ini adalah :

● Audit halal internal adalah suatu penilaian yang sistematis dan bebas untuk mengetahui apakah persyaratan SJH telah dipenuhi

● Hasil audit halal internal digunakan untuk menilai efektivitas SJH dan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan

● Pelaksanaan audit halal internal untuk mencari bukti bahwa : - Implementasi telah sesuai dengan SJH yang dideklarasikan

- Aplikasi manual SJH memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh LP POM MUI

- Seluruh proses telah dikendalikan dengan efektif

Pemantauan dan evaluasi SJH pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk audit internal. Komponen dari audit internal ini terdiri dari tujuan audit internal, ruang lingkup audit internal, dan pelaksanaan audit internal.

Audit internal ini bertujuan untuk :

- Menentukan kesesuaian SJH perusahaan dengan standar yang telah ditetapkan oleh LP POM MUI.

- Menentukan kesesuaian pelaksanaan SJH perusahaan dengan perencanaannya.

- Mendeteksi penyimpangan yang terjadi serta menentukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

- Memastikan bahwa permasalahan yang ditemukan pada audit sebelumnya telah diperbaiki sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditetapkan.

- Menyediakan informasi tentang pelaksanaan SJH kepada manajemen dan LP POM MUI.

Ruang lingkup audit internal terbagi menjadi : 1. Dokumen SJH

Pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dokumen-dokumen pendukung kehalalan produk yang menyangkut bahan, proses, maupun produk di setiap bagian yang terkait, seperti daftar bahan, spesifikasi, sertifkat halal, formula, dokumen pembelian bahan, dokumen pergudangan, dan sebagainya. Hal-hal yang diperhatikan adalah :

- Kelengkapan dokumen SJH - Kelengkapan spesifikasi bahan

- Kelengkapan, keabsahan dan masa berlaku sertifikat halal bahan - Kecocokan formula dengandaftar bahan halal

- Kecocokan dokumen pembelian dengan daftar bahan halal

- Kelengkapan dan kecocokan dokumen produksi dengan daftar bahan dan formula halal

- Kelengkapan dan kecocokan dokumen penggudangan dengan daftar bahan dan daftar produk halal

- Uji mampu telusur (treacibility) sistem

2. Pelaksanaan SJH

- Organisasi manajemen halal

- Kelengkapan dolumen acuan teknis pelaksanaan SJH - Implementasi dokumen

- Pelaksanaan sosialisasi SJH - Pelatihan

- Komunikasi internal dan eksternal dalam pelaksanaan SJH - Pemantauan dan evaluasi pelaksaan SJH

- Pelaporan internal dan eksternal pelaksaan SJH

- Pengambilan bukti berupa format-format atau hal-hal lain tentang pelaksaan SJH di perusahaan jika diperlukan

A. Hasil Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan cara wawancara dengan manajemen PT GIA yang terdiri dari direktur dan manajer umum, dan dilanjutkan dengan wawancara dengan semua departemen yang ada di dalam perusahaan yang meliputi departemen penjualan, departemen riset dan pengembangan (R&D), departemen pembelian, departemen QA/QC, departemen produksi, departemen gudang yang merangkap dengan pengiriman produk/transportasi, dan departemen keuangan.

Hasil wawancara menemukan kendala-kendala yang dihadapi oleh manajemen puncak dan semua departemen yang ada di PT GIA. Kendala utama adalah proses sertifikasi produk perisa tidak dapat diajukan ke LP POM MUI karena perusahaan belum memiliki Sistem Jaminan Halal (SJH).

Kendala umum yang dihadapi dengan belum adanya SJH ini adalah belum disusunnya Uraian Kerja (Job Description) yang tertulis untuk setiap departemen dan manajemen puncak (Direktur dan Manajer Umum), dan kendala selanjutnya adalah belum adanya Standard Operation Procedure (SOP) dan Work Instruction (WI) dari setiap departemen yang berhubungan dengan proses produksi.

B. Hasil Penelitian Utama

1. Pembentukan Tim SJH

Pada tahap awal dilakukan pembentukan tim penyusun SJH agar dapat dilakukan proses lebih lanjut dalam rangka penyusunan SJH seperti Tabel 1. Tim penyusun SJH ini mewakili semua kepala departemen yang yang mempunyai wewenang dan otorisasi di dalam departemennya. Departemen yang dimaksudkan adalah semua departemen yang ikut dan terkait dalam proses produksi dari mulai pengembangan produk perisa, pembelian bahan baku, kedatangan bahan baku, pemakaian bahan baku dalam proses produksi, pengecekan bahan baku dan produk jadi, serta pengiriman dan penjualan ke

pelanggan. Serta penunjukan seorang IHAC yang dipilih berdasarkan kriteria bahwa orang tersebut benar-benar memahami atas alur proses produksi, mengerti atas spesifkasi bahan baku yang digunakan, serta bahan-bahan baku yang termasuk kritis dalam status kehalalannya. IHAC adalah merupakan perpanjangan tangan dari LP POM MUI di dalam perusahaan untuk mengawasi pelaksanaan SJH. Maka seorang IHAC dipilih dari Departemen R&D. Sebagai wakil dari manajemen dan bentuk komitmen perusahaan maka Direktur dimasukkan ke dalam tim, dan Manajer Umum sebagai wakil manajemen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasional SJH di perusahaan.

Tabel 1. Tim penyusun SJH di PT GIA

No. Jabatan dalam

perusahaan Jabatan dalam tim penyusun sistem SJH

1 Direktur Penasehat

2 Manajer Umum Penasehat

3 Calon Internal Halal Audit

Coordinator (IHAC) Ketua

4 Manajer R&D Anggota

5 Manajer QA/QC Anggota

6 Manajer Pembelian Anggota

7 Manajer Penjualan Anggota

8 Manajer Produksi Anggota

9 Manajer Gudang dan

Transportasi Anggota

Dari Tabel 1 terlihat bahwa tim penyusun sistem jaminan halal di PT GIA terdiri dari 9 orang. Tim ini dipimpin oleh calon Internal Halal Audit Coordinator (IHAC). Calon IHAC diambil dari seorang Staf Departemen R&D yang banyak mengetahui alur proses produksi dalam perusahaan dan mengerti mengenai Syariah Islam serta telah mengikuti pelatihan Audit Halal Internal yang

diselenggarakan oleh LP POM MUI. Dari Tabel 1 tersebut terlihat juga bahwa seluruh manajer perusahaan terlibat sebagai anggota, dimana Direktur dan Manajer Umum bertindak sebagai Penasehat Tim. Komposisi tim ini menunjukkan kesungguhan perusahaan dalam menyiapkan sistem jaminan halal (SJH) karena dinilai dengan keberadaan sistem ini berdampak besar terhadap pemasaran produk dan kemajuan perusahaan dimasa mendatang.

2. Analisis Kebutuhan Perusahaan

Rapat pertama dilakukan di awal bulan Agustus 2010 dengan agenda telaah komponen yang dipersaratkan dalam SJH serta analisis kebutuhan perusahaan yang didasarkan pada hasil telaah persaratan SJH. Setelah pembuatan daftar komponen yang harus ada dalam Manual SJH dilakukan kemudian menganalisis kebutuhan perusahaan yang didasarkan pada daftar komponen tersebut. Acuan pembuatan daftar komponen yang harus ada dalam Manual SJH adalah panduan yang dikeluarkan oleh LP POM MUI (LP POM MUI, 2008). Hampir semua komponen ini belum ada di PT GIA atau pun bila sudah ada belum tersusun menjadi sebuah dokumentasi. Dokumen Manual SJH memiliki komponen-komponen seperti dalam Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis kebutuhan perusahaan untuk menyusun Manual SJH

No. Komponen SJH Kebutuhan Perusahaan Investigasi

1 Kendali dokumen

Membuat daftar isi Manual SJH Belum ada

Membuat lembar pengesahan SJH Belum ada

Membuat daftar distribusi manual Belum ada Membuat daftar revisi dokumen Belum ada

2 Pendahuluan

Membuat profil perusahaan yang berisi : nama perusahaan, alamat, jenis produk, kapasitas produksi, jenis lini produksi, dan jangkauan pasar (sudah ada tapi belum tersusun)

Belum tersusun Menentukan tujuan penerapan SJH secara tertulis di

Manual SJH Belum ada

Menentukan lingkup penerapan SJH di perusahaan Belum ada 3 Komponen SJH Menganalisis komponen SJH sebagai berikut :

3a Kebijakan halal

Membuat pernyataan tertulis kebijakan perusahaan tentang memproduksi produk perisa halal secara konsisten

Belum ada 3b Panduan halal Menentukan pengertian halal dan haram Belum ada Menuliskan dasar Al-Qur’an dan Fatwa MUI tentang Belum ada

No. Komponen SJH Kebutuhan Perusahaan Investigasi

produk halal

Membuat pohon keputusan untuk identifikasi titik kritis

keharaman bahan dan proses produksi Belum ada Membuat hasil identifikasi titik kritis keharaman bahan

dan tindakan pencegahannya Belum ada

Membuat tabel identifikasi titik kritis peluang

kontaminasi proses produksi dari bahan haram/najis dan tindakan pencegahannya

Belum ada

Membuat matrik bahan baku Belum ada

Melengkapi kelengkapan dokumen bahan Belum ada Menandai peralatan produksi halal dan non halal Belum ada Menandai lokasi bahan baku/produk jadi yang halal dan

non halal Belum ada

3c Organisasi

Membuat struktur organisasi manajemen halal Belum ada Membuat surat pengangkatan IHAC oleh manajemen Belum ada Membentuk tim penyusun SJH Organisasi manajemen

halal adalah Tim Auditor Halal Internal Belum ada Membuat uraian tugas Tim Auditor Halal Internal secara

umum Belum ada

3d

Standard Operation Procedure

Membuat matrik untuk SOP, WI dan format baku untuk

semua departemen terkait Belum ada

Membuat format-format baku sebagai bentuk saringan dari SJH dan menjaga keterkaitan dari semua departemen terkait

Belum ada

3e. Acuan teknis

Departemen Pembelian

Membuat matrik bahan baku beserta nama pemasok dan

kelengkapan dokumennya Belum ada

Membuat daftar pemasok yang digunakan dan disetujui

oleh perusahaan Belum ada

Membuat daftar lembaga sertifikasi halal yang diakui oleh LP POM MUI dan kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi tersebut sebagai acuan dan dibuat oleh IHAC

Belum ada

Membuat SOP penambahan pemasok baru Belum ada

Departemen R&D

Membuat daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok, dan produsen yang telah disusun oleh IHAC dan diketahui oleh LP POM MUI

Belum ada Membuat daftar lembaga sertifikasi halal yang diakui

oleh LP POM MUI dan kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi tersebut sebagai acuan dan dibuat oleh IHAC

Belum ada Membuat tabel hasil identifikasi titik kritis keharaman

bahan yang dibuat oleh IHAC Belum ada

Membuat SOP penggunaan bahan baku baru Belum ada Belum ada

Departemen Produksi

Membuat daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok, dan produsen yang telah disusun oleh IHAC dan diketahui oleh LP POM MUI

Belum ada Melaksanakan dan menyimpan formulasi dan WI

produksi sesuai dengan matrik bahan Belum ada Membuat tabel hasil identifikasi titik kritis keharaman

bahan yang dibuat oleh IHAC Belum ada

No. Komponen SJH Kebutuhan Perusahaan Investigasi Departemen QA/QC

Membuat daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok, dan produsen yang telah disusun oleh IHAC dan diketahui oleh LP POM MUI

Belum ada Membuat daftar lembaga sertifikasi halal yang diakui

oleh LP POM MUI dan kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi tersebut sebagai acuan dan dibuat oleh IHAC

Belum ada

Membuat SOP penerimaan bahan Belum ada

Departemen Gudang dan Transportasi

Membuat daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok, dan produsen yang telah disusun oleh IHAC dan diketahui oleh LP POM MUI

Belum ada Memberikan tanda pada kemasan (logo, nomor lot, nama

dan alamat lokasi penyimpanan bahan baku dan produk jadi) yang harus disesuaikan dengan dokumen kehalalan

Belum ada Membuat prosedur penyimpanan bahan baku dan produk

jadi serta pengiriman produk jadi yang menjamin terhindarnya dari kontaminasi oleh barang haram/najis.

Belum ada Membuat SOP penerimaan bahan baku, penyimpanan

bahan baku dan produk jadi, serta pengiriman produk jadi ke pelanggan.

Belum ada 3f Sistem

administrasi

Membuat diagram alir proses produksi Belum ada Membuat daftar distribusi format baku/GF Belum ada

3g Sistem dokumentasi

Membuat folder untuk order pembelian bahan baku Belum ada Membuat buku inventarisasi bahan baku masuk oleh

departemen QA/QC Belum ada

Membuat kartu lokasi penyimpanan bahan baku dan

lokasi bahan baku di dalam sistem computer Belum ada Membuat format formulasi R&D Belum ada Membuat format proses produksi dan pembersihan

fasilitas produksi Belum ada

Membuat format penyimpanan bahan baku dan produk

jadi Belum ada

Membuat format untuk pengiriman produk jadi Belum ada Membuat format laporan berkala mengenai evaluasi dan

monitor proses pelaksanaan SJH Belum ada Membuat jadwal kegiatan pelatihan dan sosialisasi

mengenai SJH bagi karyawan Belum ada

Membuat format mengenai tindakan perbaikan atas

ketidaksesuaian Belum ada

Melakukan kaji ulang manajemen Belum ada 3h Sosialisasi Membuat notulen rapat internal bulanan Belum ada 3i Pelatihan Membuat jadwal pelatihan berkala untuk karyawan Belum ada 3j

Komunikasi internal dan eksternal

Melakukan rapat bulanan tentang pelaksanaan SJH, dan

pelaporan berkala ke LP POM MUI Belum ada 3k Audit Internal Melakukan audit internal SJH secara berkala untuk

dokumentasi dan pelaksanaan di lapangan Belum ada 3l Tindakan

perbaikan

Membuat format baku/GF dan melakukan kaji ulang manajemen untuk perbaikan yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan dan penerapan SJH

Belum ada 3m Kaji ulang

manajemen

Melakukan rapat berkala dengan seluruh karyawan untuk

No. Komponen SJH Kebutuhan Perusahaan Investigasi

penerapan SJH

4 Lampiran

Membuat panduan SJH Belum ada

Membuat diagram alir penetapan titik kritis bahan dan

produk jadi Belum ada

Membuat SOP untuk setiap departemen Belum ada Membuat daftar bahan, titik kritis, dan tindakan

pencegahannya Belum ada

Membuat daftar proses produksi, titik kritis, dan tindakan

pencegahannya Belum ada

Membuat matrik bahan baku, bahan tambahan, bahan

penolong untuk semua produk yang disertifikasi halal Belum ada Membuat format audit halal internal yang berisi pokok-

pokok pertanyaan yang harus dicakup pada saat pelaksanan audit halal internal

Belum ada Membuat format laporan berkala Belum ada Membuat format laporan ketidaksesuaian Belum ada Membuat daftar lembaga sertifikasi halal yang diakui

oleh LP POM MUI Belum ada

Membuat notulen pertemuan tindakan manajemen Belum ada Membuat surat pengangkatan IHAC Belum ada Membuat format administrasi untuk : pembelian,

penerimaan bahan oleh QA/QC yang menyangkut kehalalan bahan, format penyimpanan bahan, format aktifitas R&D, produksi, penyimpanan produk, dan distribusi

Belum ada

3. Diskusi dengan Manajemen Puncak dan Pakar SJH

Diskusi dengan Manajemen Puncak adalah untuk membahas hasil analisis kebutuhan perusahaan untuk menyusun SJH serta membahas kesiapan perusahaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut. Berdasarkan hasil diskusi disarankan untuk melakukan pengkajian kesenjangan perusahaan dibandingkan kebutuhan dan prasyarat yang harus dipenuhi oleh setiap departemen yang terkait. Langkah selanjutnya membuat daftar yang perlu ditelaah, siapa yang bertanggung jawab dalam menelaahnya, dan waktu yang harus dipenuhi untuk pemenuhannya. dapat dilihat pada Lampiran 1.

Langkah selanjutnya berdiskusi dengan Pakar SJH yang dalam hal ini berdiskusi dengan senior auditor MUI untuk melihat kekurangan yang masih harus dipenuhi oleh perusahaan. Hasil diskusi dengan pakar SJH ini adalah beberapa kekurangan perusahaan berkaitan dengan lingkup komponen implementasi SJH yang akan diperiksa pada saat dilakukan audit SJH seperti yang

terlihat pada Tabel 3, dan beberapa kelengkapan yang masih harus dilengkapi yaitu :

1. Organisasi manajemen halal

2. Kelengkapan SOP (termasuk WI dan format-format kerja) 3. Sosialisasi SJH dan pelatihan SJH

4. Sistem komunikasi eksternal dan internal dalam pelaksanaan SJH 5. Sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SJH

6. Sistem pelaporan internal dan eksternal pelaksanaan SJH Tabel 3. Lingkup komponen audit implementasi SJH

No Departemen Dokumen yang dipersiapkan

Penanggung jawab departemen

Lokasi departemen

1 Pembelian Acuan teknis pembelian : 1. Daftar bahan baku

2. SOP pengajuan material baru

3. Daftar lembaga sertifikasi halal yang diakui LP POM MUI, dll.

Manajer Pembelian

Departemen Pembelian

2 QA/QC Acuan teknis QA/QC : 1. Daftar bahan baku 2. SOP QA/QC, dll.

Manajer QA/QC Area QA/QC

3 Gudang bahan baku

Acuan teknis gudang bahan baku : 1. Daftar bahan baku

2. SOP departemen gudang, dll.

Manajer Produksi &

Gudang

Area Gudang

4 Produksi Acuan teknis produksi : 1. Daftar bahan baku

2. SOP departemen produksi, dll.

Manajer Produksi &

Gudang

Area Produksi

5 R&D Acuan teknis R&D : 1. Daftar bahan baku

2. SOP departemen R&D, dll.

Manajer R&D Area R&D

6 Gudang produk jadi

Acuan teknis gudang produk jadi : 1. Daftar produk jadi

2. SOP departemen gudang, dll. Manajer Produksi & Gudang Area Gudang 7 Departemen lain yang terkait

1. Acuan teknis bagian 2. SOP, dll. Manajer departemen terkait Area masing- masing departemen

Untuk keperluan pengajuan audit SJH ke LP POM MUI, perusahaan diminta untuk mempersiapkan dokumen teknis dan administratif yang berkaitan dengan proses auditing sebagai berikut :

1. Bagan alir proses (manual proses)

2. Spesifikasi untuk masing-masing bahan baku dan bahan tambahan 3. Dokumen pembelian bahan-bahan dalam tiga bulan terakhir 4. Contoh bahan baku dan produk akhir berikut kemasannya

5. Pada saat audit berlangsung, bila audit akan sekalian dengan sertifikasi produk maka produk-produk yang didaftarkan untuk mendapatkan sertifikasi halal supaya proses produksinya sedang berlangsung pada saat dilakukan audit.

Rancangan dokumen SJH sebelumnya dibuat dalam bahasa Inggris dan berdasarkan masukan dari pakat SJH ini selanjutnya dibuatkan dalam dua bahasa yaitu Bahsa Indonesia dan Bahasa Inggris. Hal ini bertujuan agar seluruh karyawan paham akan manual SJH yang diterbitkan serta agar pelanggan asing yang memerlukan panduan SJH dalam bahasa Inggris sudah tersedia.

Pakar SJH juga memberikan masukan yang lainnya yaitu mengenai informasi dasar perusahaan. Hal ini sudah dilampirkan dalam Company Profile. Lembar pengesahan oleh pimpinan memang belum dilakukan karena rancangan manual SJH ini masih berupa konsep. Lingkup penerapan SJH sudah dilengkapi yaitu mulai dari kedatangan bahan baku di gudang sampai kepada pengiriman produk perisa jadi ke pelanggan. Persyaratan tugas IHAC sudah pula diperbaiki, serta acuan teknis untuk setiap departemen sudah dimasukkan dalam perbaikan dalam rancangan SOP untuk masing-masing departemen.

Lampiran yang diminta oleh LP POM MUI meliputi format laporan berkala, format laporan temuan/ketidaksesuaian, notulen pertemuan tindakan manajemen serta surat pengangkatan IHAC sudah dibuatkan. Demikian juga untuk daftar seluruh bahan baku yang akan disertifikasi halal sudah disiapkan dan terlampir.

Pada Tabel 4 dapat dilihat hasil evaluasi dokumen SJH yang dilakukan oleh pakar SJH dari LP POM MUI, yang dilakukan pada minggu pertama bulan

Desember 2010. Sebagian besar dari hasil pemeriksaan tersebut sudah “YA” yang berarti sudah memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan oleh LP POM MUI. Ada beberapa yang masih “TIDAK”, hal ini berarti dokumen SJH tersebut masih memerlukan perbaikan. Pada klausul pelatihan belum adanya daftar pelatihan berkala untuk karyawan khususnya untuk sosialisasi dan pelatihan halal bagi karyawan. Kekurangan ini sudah diperbaiki pada proses penyusunan dan pengkajian ulang perancangan SJH pada rapat berikutnya.

Tabel 4. Hasil pemeriksaan dokumen SJH oleh Pakar LP POM MUI

a. Bagian PPlC / Pergudangan YA

Catatan : disesuaikan dengan kondisi perusahaan

1. Apakah SOP untuk tiap bagian tsb telah mencukupi aspek Kehalalan seperti pada Buku Panduan Penyusunan SJH (hal 53-56) ?

a. Bagian R&D YA

b. Bagian QA/QC YA

c. Bagian Pembelian YA

d. Bagian Produksi YA

e. Bagian PPIC / Pergudangan YA

F. SISTEM DOKUMENTASI ADMINISTRASI DAN 1. Apakah dalam manual halal di jelaskan sistem

Dokumen terkait