• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

4. Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi

2007), “Aset Tetap” (“PSAK 16 Revisi”). Berdasarkan PSAK 16 Revisi, suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetapnya. Aset tetap dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidakdisusutkan.

Umur dan metode penyusutan aset ditelaah, dan disesuaikan jika layak, pada setiap akhir tahun. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap dalam neraca konsolidasian. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya, biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan dan Anak Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset

dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Nilai aset ditelaah terhadap kemungkinan adanya penurunan nilai pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan mengindikasikan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali. Apabila nilai tercatat aset melebihi jumlah yang dapat diperoleh kembali, maka selisihnya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto dengan nilai pakai suatu aset.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method), berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai

berikut:

Tahun / Years

Jalan, jembatan dan saluran air (Roads, bridges and drainage) 10 – 30 Bangunan dan prasarana (Buildings and improvements) 8 – 20 Mesin dan peralatan (Machinery and equipment) 5 – 10 Alat pengangkutan (Transportation equipment) :

Kendaraan di atas rel (Railroad equipment) 20 Mobil dan truk (Vehicles and truck) 5 Peralatan dan perabotan kantor (Office furniture and equipment) 5 Dengan menggunakan metode ini perhitungan beban penyusutan akan sama setiap periode selama masa manfaatnya baik apabila dihitung per bulan maupun per tahun.

Untuk menentukan besarnya penyusutan per tahun, perusahaan menetapkan tarif (rate) penyusutan untuk tiap-tiap aktiva tetap sesuai umur pemakaian yang diestimasi oleh manajemen. Taksiran umur aktiva ini ditentukan oleh perusahaan untuk menghitung besarnya persentase penyusutan aktiva tetap per tahun, dengan ketentuan bahwa setiap aktiva tetap mempunyai nilai 100%. Persentase tersebut akan dibagi dengan taksiran umur aktiva tetap sehingga akan diperoleh tarif penyusutan untuk masing-masing jenis aktiva.

Total aktiva tetap per 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 serta beban penyusutan untuk masing-masing aktiva adalah sebagai berikut:

1) Tanaman menghasilkan karet umur produktifnya ditaksir oleh bagian kebun berdasarkan perkembangan pertumbuhannya, sehingga umur produktif dari tanaman menghasilkan karet beraneka. Maksimal umur produktif tanaman karet adalah 25 tahun.

2) Tanaman menghasilkan kelapa sawit juga ditaksir oleh bagian kebun berdasarkan perkembangan pertumbuhannya. Tanaman kelapa sawit mempunyai umur produktif selama 24 dan 25 tahun.

3) PT Bakrie Sumatera Plantations memiliki aktiva berupa tanah dengan harga perolehan sebesar Rp 760.978.963,- akan tetapi aktiva tetap berupa tanah tidak dilakukan penyusutan.

4) Bangunan dan prasarana terdiri atas beberapa jenis, akan tetapi untuk kepentingan penyusutan dibagi atas 3 golongan, yaitu:

mempunyai umur produktif selama 10 tahun, sehingga tarif penyusutan dengan metode garis lurus ditentukan sebesar 10%. Total aktiva golongan 3 per 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 masing-masing adalah Rp2.874.282.886.,- ; Rp4.975.584.518,- ; Rp6.328.565.355,- dan beban penyusutannya untuk masing-masing adalah Rp239.332.532,- Rp310.294.984,- dan Rp590.828.080,-.

b. Bangunan dan prasarana golongan 2 terdiri atas pagar/tembok, kolam limbah, mushola yang ditaksir mempunyai umur produktif selama 15 tahun sehingga tarif penyusutan dengan metode garis lurus ditentukan sebesar 6,67 %. Total aktiva per 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 masing-masing adalah Rp1.306.162.170,- ; Rp1.395.615.436,- ; Rp2.083.949.479,- sehingga beban penyusutannya adalah Rp 75.142.019,- ; Rp91.722.704,- dan Rp116.344.497.

c. Bangunan dan prasarana golongan 3 terdiri atas bangunan kantor, bangunan pabrik, gudang, garasi, perumahan karyawan, instalasi listrik dan bangunan lainnya ditaksir mempunyai umur ekonomis selama 20 tahun sehingga beban penyusutan dengan metode garis lurus ditentukan sebesar 5 persen per tahun. Total aktiva per 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 masing-masing adalah Rp16.935.937.764,- ; Rp18.690.199.192,- ; Rp21.413.576.892,-. Sedangkan beban penyusutannya adalah Rp842.412.806,- ; Rp865.125.262,- Rp1.115.950.248,- masing-masing untuk tahun 2004, 2005 dan tahun 2006.

d. Mesin dan peralatan digolongkan atas dua golongan, yaitu:

• Mesin dan peralatan yang termasuk dalam golongan 1 adalah peralatan kebun, peralatan panen, gerobak, hidrolik, indikator, tabung, mesin potong, pompa air, saringan, fogging, tangki air, timbangan, mesin gergaji, westfal, generator, boiler dll. Mesin dan peralatan tersebut ditaksir mempunyai umur produktif selama 5 tahun sehingga beban penyusutan dengan metode garis lurus ditentukan dengan tarif 20 % per tahun. Total aktiva per 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 masing-masing adalah Rp6.692.339.180,- ; Rp8.259.485.357,- ; Rp8.508.280.057,- sehingga beban penyusutannya adalah Rp1.089.927.730,- ; Rp1.324.799.674,- dan Rp1.458.623.675,-.

• Mesin dan peralatan yang termasuk dalam golongan 2 adalah, mesin pengeras, westfalia, trolley, forklift, diesel, ketel uap, ayak coklat, tangki lateks, pipa lateks,dll. Mesin dan peralatan tersebut ditaksir mempunyai umur produktif selama 10 tahun sehingga beban penyusutan dengan metode garis lurus ditentukan dengan tarif sebesar 10 % per tahun. Total aktiva per 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 masing-masing adalah Rp12.789.548.826,- ; Rp14.254.136.626,- ; Rp14.624.175.525,- sedangkan beban penyusutannya adalah Rp1.239.614.352,- ; Rp1.347.850.714,- dan Rp1.396.547.726,-.

e. Alat Pengangkutan

Yang termasuk dalam kelompok transportasi adalah sepeda, sepeda motor, mobil pick up, bus karyawan, kendaraan dewan direksi, truk,. Aktiva transportasi tersebut ditaksir mempunyai umur produktif selama 5 tahun sehingga beban penyusutan dengan metode garis lurus ditentukan dengan tarif sebesar 20 % per tahun. Total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan per 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 masing-masing adalah sebesar Rp6.627.835.447,- ; Rp7.767.465.921,- Rp8.017.171.171,- dengan beban penyusutannya masing-masing adalah sebesar Rp1.0945.835.311,- ; Rp1.243.672.908,- dan Rp1.416.800.926,-.

f. Peralatan dan perabotan kantor

Inventaris dan perlengkapan kantor ditaksir memiliki umur produktif selama lima tahun, sehingga untuk menghitung beban penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus ditentukan dengan tarif sebesar 20% per tahun. Yang termasuk dalam aktiva inventaris dan perlengkapan kantor tersebut adalah perangkat komputer, dispenser, stabilizer, mesin foto copy, perangkat komputer, pesawat telepon, meja, kursi, kipas angin, mesin ketik, televisi, kabel, air conditioner, handy talky, kursi putar, sofa tamu, kursi direksi, kalkulator, jam

dinding, lemari, furniture, hand phone, note book, kamera dll. Total aktiva inventaris dan perlengkapan yang dimiliki oleh perusahaan untuk tahun 2004, 2005 dan tahun 2006 masing-masing adalah sebesar

Rp4.562.826.555,- ; Rp4.906.404.456,- ; Rp5.738.453.057,- sehingga beban penyusutannya adalah sebesar Rp505.884.654,- ; Rp508.817.576,- dan Rp642.764.716,-.

g. Aktiva dalam penyelesaian terdiri atas bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan, inventaris dan perlengkapan kantor. Total aktiva dalam penyelesaian untuk tahun 2004, 2005, dan 2006 masing-masing adalah sebesar Rp340.340.841,- ; Rp36.039.267.951,- dan Rp40.010.975.782,-. Aktiva tersebut belum dilakukan penyusutan karena aktiva tersebut masih dalam tahap penyelesaian dan belum dipergunakan.

Total seluruh aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan untuk tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006 masing-masing adalah sebesar Rp237.390.582.145,- ; Rp305.256.173.380,- dan Rp340.834.962.981,- dengan beban penyusutan yang diperhitungkan masing-masing adalah Rp12.667.795.318,- ; Rp14.156.684.614,- ; Rp16.207.932.737,-.

Tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran karena belum ada perusahaan asuransi yang dapat memberikan nilai pertanggungan yang wajar. Berdasarkan evaluasi manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai tanaman perkebunan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian

atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Aset tetap dengan pemilikan langsung diasuransikan terhadap risiko kebakaran, risiko gempa bumi dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1,31 trilliun pada tahun 2010 dan Rp 1,11 trilliun pada tahun 2009. Menurut pendapat manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan, bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian akibat kebakaran dan risiko kerugian lainnya.

Dokumen terkait