• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pepaya ……………………………………………………............ 12 7

Pepaya atau Carica papaya L merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis. Pepaya merupakan tanaman herba, batangnya berongga, biasanya tidak bercabang dan tingginya dapat mencapai 10 m. Daunnya merupakan daun tunggal, berukuran besar, dan bercangap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya terdiri dari tiga jenis yaitu bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna. Bentuk buah bulat sampai lonjong. Batang, daun, dan buahnya mengandung getah yang memiliki daya enzimatis yaitu dapat memecah protein. Pertumbuhan tanaman pepaya termasuk cepat antara 10-12 bulan setelah ditanam buahnya telah dapat dipanen (Kalie, 2010).

Buah pepaya mempunyai ciri-ciri daging buahnya lunak dengan warna merah atau kuning, rasanya manis dan menyegarkan karena mengadung banyak air, nilai gizi buah ini cukup tinggi karena mengandung banyak provitamin A dan vitamin C, juga mineral kalsium.

Dalam klasifikasi tanaman, pepaya termasuk dalam famili Caricaceae. Famili ini memiliki empat genus, yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta, dan Cylicomorpha. Ketiga genus pertama merupakan tanaman asli Amerika Tropis, sedangkan genus keempat merupakan tanaman berasal dari Afrika. Genus Carica memiliki 24 spesies, salah satu yang diantaranya adalah pepaya.

Tanaman pepaya termasuk jenis tanaman tropis basah, dan pertumbuhannya tergolong cepat antara 10-12 bulan setelah tanam buahnya sudah dapat dipanen. Perilaku tumbuh dan morfologi tanaman menunjukkan sifat pertumbuhan yang cepat sesuai dengan iklim tropis basah, sehingga tanaman pepaya tergolong sangat peka terhadap suhu dan kelembapan (Kalie, 2010).

Bunga pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai atau poros bunga (pedunculus). Tanaman pepaya memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan (masculus), bunga betina (femineus), dan bunga sempurna (hermaprodit). Bunga jantan adalah bunga yang hanya memiliki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memiliki putik saja. Kedua jenis bunga tersebut disebut bunga berjenis kelamin satu atau uniseksual. Jenis

bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut sebagai bunga sempurna, dan karena memilki dua kelamin bunga sempurna termasuk bunga biseksual.

Dari bentuk bunganya tanaman pepaya tergolong tanaman yang menyerbuk silang. Penyerbukan tersebut berlangsung dengan bantuan angin dan serangga, dimana tepung sari bunga jantan mudaah dipengaruhi oleh angin. Bunga betina sangat tergantung kepada bunga jantan atau bunga sempurna lainnya agar dapat berbuah. Bunga sempurna dapat memberi jaminan terselenggaranya penyerbukan bunga secara sempurna.

Varietas pepaya lebih banyak dikenal dari bentuk, ukuran, warna, rasa, dan tekstur buahnya sehingga dikenal buah pepaya yang berukuran besar atau kecil, berbentuk bulat atau lonjong, daging buah berwarna merah atau kuning, keras atau lunak berair, rasanya manis atau kurang manis, dan kulit buah licin menarik atau kasar tebal (Kalie, 2010).

Konsumen di Indonesia lebih menyukai pepaya dengan daging buah berwarna jingga sampai merah dan untuk pepaya dengan daging berwarna kuning kurang disenangi sehingga varietas pepaya ini kurang berkembang.

Beberapa varietas pepaya yang banyak ditanam di Indonesia adalah sebagai berikut (Kalie, 2010; Sobir, 2009) :

a. Pepaya Semangka

Mempunyai ciri daging berwarna merah seperti warna buah semangka, rasanya manis dan berair banyak. Bila telah masak kulit buahnya berwarna kuning licin dan menarik. Bentuk buahnya lonjong berputing dengan berat buah kurang lebih 1 Kg/buah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan. b. Pepaya Jinggo

Mempunyai ciri mirip dengan varietas pepaya semangka yaitu daging buahnya berwarna merah dan berair banyak, tetapi rasanya masih kalah manis dibandingkan pepaya semangka. Kulit buahnya berwarna kuning dengan bercak samar berwarna kelabu. Berat buah lebih kurang 1,5 kg/buah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan.

c. Pepaya Bangkok/Thailand

Mempunyai ciri kulit luarnya kasar dan tidak rata atau berbenjol-benjol, cara masak buahnya dimulai dari ujung buah, daging buah berwarna jingga bersemu merah dan keras. Berat buah lebih kurang 3,5 kg. Varietas pepaya ini tahan dalam pengangkutan.

d. Pepaya Cibinong

Mempunyai ciri kulit buah kasar dan tidak rata, bentuk buahnya panjang besar dan lancip pada bagian ujungnya. Tangkai buahnya panjang. Buah masak dari bagian ujung, sedangkan bagian pangkal tetap berwarna hijau dan lama untuk berubah warna menjadi kuning. Daging buah berwarna merah kekuningan, rasanya kurang manis dan teksturnya agak keras. Berat buah kurang lebih 2,5 kg/buah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan. e. Pepaya Meksiko

Pepaya Meksiko merupakan varietas hasil persilangan pepaya Solo dan Hawai. Pepaya Meksiko mempunyai ciri bentuk buahnya mirip alpukat yaitu bulat berleher. Daging buah berwarna kuning, beraroma, dan rasanya manis. Berat buah kurang lebih 3,5 kg/buah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan.

f. Pepaya Solo

Mempunyai ciri ukuran buahnya kecil dan berbentuk mirip buah alpukat berleher. Berat buah antara 0,4-1 kg/buah. Daging buah berwarna kuning, beraroma, dan rasanya manis. Selain berwarna kuning ada pepaya solo strain lain daging buahnya berwarna merah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan.

g. Pepaya Mas

Mempunyai ciri buahnya baik mentah maupun masak berwarna kuning. Daging buah berwarna kuning, manis dan rasanya ada kemiripan dengan buah mangga. Daging buah bagian luar terasa agak keras dan liat. Buah sempurna berbentuk lonjong dan buah betina berbentuk bulat. Pepaya Mas saat ini sudah sulit ditemukan.

h. Pepaya Ijo

Mempunyai ciri buahnya setelah masak tetap berwarna hijau. Daging buahnya kuning, kurang manis agak tawar, aromanya harum. Buah pepaya dari pohon sempurna sering disebut pepaya ijo panjang, sedangkan buah bulat dari pohon betina disebut pepaya ijo bulat. Pepaya Ijo saat ini sudah sulit ditemukan.

i. Pepaya Item

Mempunyai ciri tangkai buah dan tangkai daun berwarna ungu. Daging buahnya berwarna kuning pucat, rasanya manis dan beraroma. Buah dari bunga sempurna berbentuk lonjong panjang sehingga sering disebut pepaya item panjang. Buah dari bunga betina berbentuk bulat sehingga sering disebut pepaya item bulat. Varietas pepaya Item saat ini sudah sulit ditemukan.

1. Lokasi Budidaya Pepaya

Pemilihan dan penentuan lokasi usaha yang tepat menentukan keberhasilan budidaya tanaman pepaya. Penetapan lokasi harus didasarkan kepada lahan dan ekologi tumbuh yang serasi dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersedianya sarana dan prasarana produksi, tenaga, pengangkutan, dan pemasaaran hasil.

2. Iklim

Pemenuhan kebutuhan iklim yang sesuai dan pengendalian sifat-sifat genetis yang kurang menguntungkan merupakan kunci sukses pembudidayaan pepaya. Tanaman pepaya memiliki bentuk batang basah dan mempunyai sifat tanaman yang membutuhkan cahaya dan panas matahari serta kelembapan udara yang tinggi. Beberapa faktor yang dibutuhkan tanaman pepaya untuk pertumbuhannya yaitu :

a. Cahaya

Cahaya matahari merupakan faktor yang penting yang dibutuhkan tanaman pepaya untuk melakukan proses fotosistesis untuk menghasilkan karbohidrat. Tanaman buah-buahan, termasuk pepaya yang mendapat sinar matahari dalam jumlah banyak akan lebih cepat berbunga dan berbuah.

Sinar matahari juga mempercepat proses pemasakan buah dan mempengaruhi rasa buah menjadi lebih manis karena kandungan gulanya meningkat. Tanaman pepaya tergolong memerlukan cahaya penuh. Buah pepaya yang mendapatkan cahaya matahari penuh atau diproduksi pada musim kering akan menarik yaitu warnanya kuning cerah dan penampilannya mulus akan berbeda dengan buah yang dihasilkan dari pohon yang ditanam terlindung atau dihasilkan pada musim hujan. Buah pepaya yang dihasilkan dari dataran tinggi warnanya tidak akan secerah atau sekuning buah yang ditanam di daerah dataran rendah.

b. Suhu

Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman pepaya berkisar antara 21-33C, suhu minimum 15C, dan suhu maksimum 43C. Perkecambahan biji pepaya akan berlangsung cepat bila siang hari 35C dan malam hari 26C. Biji akan berkecambah dan tumbuh setelah 12-14 hari.

c. Air

Air merupakan unsur utama bagi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman pepaya membutuhkan kelembapan yang tinggi. Selama masa pertumbuhan generatif yaitu masa berbunga dan berbuah kelembapan lahan harus tetap terjamin. Bila kondisi lahan tidak lembab maka bunga-bunga akan berguguran, penyerbukan berlangsung tidak sempurna, dan buah yang dihasilkan akan kecil-kecil dengan bentuk tidak sempurna. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman pepaya berkisar antara 1.500-2.000 mm setahun. Didaerah-daerah yang lembab dan curah hujannya tinggi, produksi buah akan lebih baik. Di daerah yang memiliki musim kering yang panjang, tanaman pepaya memerlukan pengairan secara teratur.

d. Angin

Angin berperan dalam penyerbukan tanaman pepaya karena mudah menerbangkan tepung sari. Angin juga cukup berbahaya daan dapat merobohkan tanaman apabila bertiup secara keras. Untuk itu di daerah yang berangin keras sebaiknya ditanam pohon pelindung misalnya bambu.

3. Lahan

Tanaman pepaya secara umum dapat tumbuh pada berbagai jenis lahan, namun demikian lahan yang kaya bahan organik, drainase dan aerasinya baik, serta yang mempunyai pH 5,0-7 merupakan lokasi ideal untuk penanaman pepaya. Lahan yang lembab merupakan tempat yang cocok untuk tanaman pepaya, akan tetapi jangan sampai tergenang air karena akar akan membusuk lalu mati. Drainase atau pengaturan pembuangan air yang berlebihan mutlak perlu dilakukan untuk budidaya tanaman pepaya.

4. Menyiapkan Bibit

Perbanyakan tanaman pepaya dapat dilakukan dengan cara sambung, cangkok, atau dengan biji. Perbanyakan dengan cara sambung daan cangkok jarang dilakukan karena relatif sulit. Perbanyakan dengan biji menjadi alternatif termudah untuk mengembangbiakkan tanaman pepaya. Biji dapat langsung ditanam dikebun atau disemai dulu di persemaian.

Untuk budidaya pepaya Bangkok dapat dilakukan dengan membuat bibit sendiri atau dengan membeli bibit.

a. Membuat Bibit Sendiri 1) Mengadakan benih

Benih yang dipakai yaitu benih varietas pepaya yang bersifat unggul, produktif, dan berkualitas baik. Caranya adalah dengan melakukan penyerbukan sendiri pada bunga pepaya sempurna atau melakukan penyerbukan silang dengan tepung sari dari bunga sempurna lainnya yang masih daalam varietas. Bunga yang telah diserbuki lalu diisolasi dan dibungkus dengan kantong kertas minyak. Biji untuk benih harus diambiil dari buah yang telah tua atau masak mangkal di pohon. Makin masak buah itu makin cepat perkecambahannya. Biji yang akan digunakan untuk benih adalah biji yang sudah dibersihkan dari lapisan kulit biji yang berwarna keputihan, lunak dan agak bening. Jika biji ditanam tanpa membuang lapisan lunak, pertumbuhannya aakan lama dan tidak seragam. Setelah bersih, biji-biji tersebut lalu dikeringkan.

2) Menyimpan benih

Benih yang belum digunakan perlu disimpan dengan baik. Biji yang disimpan sebaiknya biji yang baik, berukuran besar, utuh, tidak pecah-pecah, sehat dan berasal dari buah yang cukup matang. Kandungan air dalam biji harus cukup rendah, yaitu kira-kira 12%. Menyimpan biji dalam kantong-kantong kertas atau ditempat tertutup pada suhu ruang menyebabkan biji cepat kehilangan daya kecambahnya. Ruangan berpendingin cukup baik menyimpan biji karena suhu relatif stabil daripaada ruang dengan suhu kamar. Penyimpanan biji pepaya sederhana dapat dilakukan dengan mencampur biji dengan abu dapur sebanyak 25% dari volume biji. Selanjutnya biji dan abu dapur diaduk rata lalu disimpan dalam botol biru dan ditutup rapat. Biji dapat dipertahankan daya kecambahnya selama satu tahun.

3) Menyemai

Biji tanaman pepaya dapat ditanam langsung di kebun atau disemai dulu di pesemaian. Menanam biji langsung di kebun merupakan cara yang sesuai dengan sifat tanaman pepaya. Dengan melakukan penanaman langsung di lahan maka bibit tidak akan mengalami stagnasi pertumbuhan pada bibit yang dipindah dari pesemaian. Cara penanaman yang lain yaitu menyemai terlebih dulu kemudian baru dipindahkan ke kebun. Dalam penyemain hanya tanaman yang sehat dan seragam pertumbuhannya yang dipilih ditanam di kebun. Untuk daerah yang bermusim kering 3-4 bulan dan tidak memiliki air irigasi, penanaman pepaya sebaiknya dilakukan dengan menyemai biji terlebih dahulu. Penyemaian biji pepaya daapat dilakukan dengan cara penyemaian di lahan dan penyemaian di polibag atau kantong plastik berukuran tinggi 20 cm dan lebar dasar 15 cm.

b. Membeli Bibit

Pengadaan bibit pepaaya dengan cara membeli relatif sulit dilakukan, karena masih jarang penangkar bibit buah-buahan yang menjual tanaman pepaya dalam bentuk bibit. Benih pepaya dalam bentuk biji lebih umum

ditemukan dipenjual bibit atau toko pertanian. Penangkar bibit buah-buahan akan menyediakan bibit pepaya jika ada pesanan. Pepaya bangkok merupakan varietas yang banyak tersedia di penagkar bibit. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih dan membeli bibit diantaranya membeli bibit di penjual yang terpercaya dan memilih bibit yang berpenampilan baik. Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan bahwa penjual bibit tersebut dapat dipercaya diantaranya menjual bibit yang bersertifikat, mempunyai tempat pembibitan sendiri, dapat menyebutkan jenis atau varietas bibit yang dijualnya dengan tepat, dan mempunyai tempat penjualan yang tetap. Secara umum bibit tanaman pepaya yang baik terlihat dari penampilannya yang sehat, daun berwarna hijau segar, bebas dari serangan hama penyakit daan batang kokoh serta tumbuh tegak. Selain penampilan fisik bibit pepaya yang dibeli sudah cukup umur dan tampat kuat. Bibit pepaya dapat dipilih jika tingginya telah mencapai kira-kira 20 cm atau kira-kira berumur dua bulan setelah benih disemai. Sebelum ditanam bibit pepaya yang baru dibeli perlu diadaptasikan terlebih dahulu, untuk memulihkan kondisi bibit yang terganggu selama dalam pengangkutan. Selama dalam masa pengadaptasian bibit perlu disiram secara teratur dan diletakkan ditempat yang teduh. Beberapa hari kemudian bibit dipindahkan ketempat yang terkena sinar Matahari dan setelah segar maka bibit pepaya dapat segera ditanam di lahan.

5. Budi Daya Tanaman Pepaya

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam budidaya tanaman pepaya yaitu pengolahan lahan, cara menanam, pemupukan dan pengapuran serta perawatan.

a. Pengolahan lahan

Sebelum dilakukan penanaman, lahan perlu diolah terlebih dulu secara baik. Dalam pengolahan lahan perlu diperhatikan sifat dan kebutuhan tanaman pepaya. Beberapa sifat pepaya diantaranya perakaran tanaman tergolong dangkal, daya regenerasinya kecil, sangat peka

terhadap air yang menggenang dan membutuhkan kelembapan tinggi serta cahaya matahari. Untuk memudahkann pembuangan air yang berlebihan pada saat musim hujan, sebaiknya pepayaa ditanam diatas bedengan. Pada saat musim kering, saluran antara bedengan dapat digunakan sebagai saluran pengaiiran. Lebar bedengan 2 m digunakan untuk tanaman yang berjarak tanam 2,5 m dan lebar bedengan bedengan 2,5 m digunakan uuntuk tanaman yang berjarak tanam 3 m. Jarak antar bedengan dibuat 50 cm. Jarak antar lubang tanam yang akan mempengaruhi kerapatan tanam tergantung dari varietas dan kondisi lahan seperti kesuburan dan lahan berteras. Menurut Kalie (2010), perbandingan jarak antara jarak tanam dan populasi pohon pepaya tiap hektar terlihat dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Perbandingan jarak tanam dan populasi pohon per hektar

Jarak Tanam (m) Populasi pohon tiap hektar

2,5 x 2,5 1,521

2,5 x 3 1,248 3 x 3 1,024

Bila sesuatu hal lahan tidak sempat dibajak atau dicangkul, sedangkan waktu tanam sudah mendesak maka lahan perlu digemburkan setelah dilakukan penanaman. Pekerjaan penggemburan harus dapat dilakukan secepat mungkin dan tidak boleh lebih dari tiga bulan setelah tanam. Pencangkulan harus dimulai dari pinggir lubang tanaman. Jika penggemburan dikerjakan agak lambat, akar tanaman sudah tumbuh panjang dan besar sehingga pertumbuhannya dapat terganggu. Pembentukan bedengan dapat dilakukan pada saat pemberian pupuk kandang berikutnya.

b. Cara menanam

Salah satu sifat tanaman pepaya adalah kebutuhan utama tanaman akan kelembapan tinggi. Bila kelembapan terjamin sepanjang waktu maka pertumbuhan dan pembuangan tanaman akan berlangsung secara optimal. Produksi buah secara kualitas dan kuantitas akan optimal. Bila

kelembagaan hanya tergantung pada iklim atau pengairan yang kurang memadai maka waktu tanam perlu diperhatikan.

1) Waktu tanam

Waktu tanam harus dapat diatur agar tanaman dapat berbunga bertepatan dengan awal musim hujan. Untuk daerah yang mempunyai bulan basah sepanjang tahun maka penanaman dapat dilakukan setiap waktu. Untuk daerah yang memiliki musim kemarau maka penyiraaman menjadi masalah utama. Jika pengairan tidak terjamin, khususnya dari segi biaya produksi maka penanaman di kebun harus dilakukan dua atau empat bulan sebelum musim hujan. Bila menggunakan bibit semaian maka penanaman harus dilakukan dua bulan sebelum musim hujan. Bila menggunakan biji maka waktu tanam adalah empat bulan sebelum musim hujan. Di daerah basah atau daerah yang memiliki pengairan yang mudah, penanaman dengan biji akan lebih efisien. Sebaliknya, di daerah yang memiliki musim kering lama maka penanaman dari bibit semaian lebih dianjurkan. 2) Cara menanam

Bila penanaman menggunakan biji maka ke dalam tiap lubang tanam dibenamkan 5-6 biji sedalam satu cm. Taburan biji sebaiknya ditutupi dengan alang-alang. Waktu penanaman dilakukan empat bulan sebelum musim hujan. Sebagai tanda tempat biji ditanam maka dapat dipasang ajir di dekat lubang tanam.

Pada saat biji tumbuh, alang-alang atau jerami segera diangkat. Selama tidak atau kurang turun hujan, tanaman disiram sekali setiap hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada sore hari. Tanaman baru sebaiknya dilindungi dengan atap alang-alang atau gedebog pisang. Tanaman ini nantinya akan diperjarang hingga tiap lubang tanam hanya tinggal satu tanaman saja yang tumbuh.

Bila tanaman semaian yang digunakan maka waktu tanam dilakukan dua bulan sebelum musim hujan. Ajir kemudian dicabut dan ditempat bekas ajir dibuat lubang tanam yang cukup besar dan dalam untuk menempatkan bibit semaian dari kantong plastik dijaga sampai

tanahnya pecah. Bibit yang ditanam tidak boleh lebih dalam dari leher batang. Bagian leher batang sebaiknya sejajar dengan permukaan lahn kebun. Untuk menghindari penguapan yang lebih besar sebagian helai daun pada beberapa daun tua dapat dipangkas. Bibit yang baru dipindah sebaiknya disiram dengan cukup.

3) Seleksi pohon sempurna

Pada usaha penanaman pepaya sebaiknya dilakukan seleksi untuk memilih pohon-pohon sempurna. Seleksi ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

a) Penyerbukan bunga atau produksi buah dapat terjamin.

b)Dapat menghasilkan bentuk buah yang menarik dan disukai konsumen.

c) Bijinya dapat digunakan untuk benih.

Seleksi pohon sempurna ini hanya dapat dilakukan pada saat tanaman telah berbunga. Caranya adalah dengan melihat bentuk bunga pertama di setiap pohon. Bunga itu keluar sewaaktu tanaman berumur lebih kurang empat bulan. Jika bunga pertama ini bunga jantan maka menandakan pohon sempurna. Pohon inilah yang akan dipertahankan untuk dipelihara. Bunga sempurna akan muncul antara 1-2 bulan kemudian. Sebaliknya jika bunga pertama ini bunga betina maka menandakan pohon betina. Pohon ini sebaiknya dibuang dengan cara dicabut. Satu hal yang perlu diingat adalah bunga pertama tidak pernah bunga sempurna.

Setiap lubang tanam hanya ditinggalkan satu pohon sempurna saja agar tumbuhnya baik dan sehat. Apabila dalam satu lubang tanam terdapat pohon sempurna lebih dari satu maka kelebihannya dapat digunakan untuk menyulam tanaman yang mati atau taanaman betina. Pencabutan tanaman penyulam ini harus dilakukan dengan hati-hati agar akar tanaman tidak rusak.

c. Pemupukan

Produktivitas tanaman pepaya sangat tergantung pada kondisi pertumbuhannya. Untuk menjamin pertumbuhan tanaman pepaya tetap

baik diantaranya dengan mencukupi kebutuhan unsur hara. Pepaya mutlak perlu dipupuk. Pada umur 0-4 bulan merupakan masa pertumbuhan yang kritis untuk tanaman pepaya. Untuk itu pada umur tersebut tanaman pepaya perlu diberi pupuk sesuai dengan aturan yang dianjurkan.

Pemupukan tanaman pepaya dapat dilakukan sebagai berikut. Pupuk dasar diberikan pada saat menggali lubang tanam berupa pupuk kandang sebanyak 60 kg lubang tanam. Sebulan sesudah tanam, setiap tanaman diberi pupuk yang terdiri dari campuran 23 g Urea 46%, 95 g TSP 20% dan 150 g KCL 52%. Kemudian setiap 3 bulan tiap pohon diberi pupuk yang terdiri dari campuran 69 g Urea, 190 g TSP, dan 50 g KCL. Pupuk ditaburkan rata di sekeliling tanaman kemudian ditutup tanah. Sewaktu melakukan penutupan dengan tanah, pupuk harus dijaga agar cangkul yang digunakan jangan sampai merusak akar. Kemudian setiap tahun diberikan pupuk kandang sebanyak 60 kg setiap pohon. Lahan pembudidayaan pepaya membutuhkan tambahan pemupukan karena setiap dilakukan pemanenan unsur hara yang hilang bersama buah cukup tinggi.

d. Pengapuran lahan

Agar dapat tumbuh baik, tanaman pepaya membutuhkan lahan dengan pH netral, yaitu antara pH 6,5-7,5. Pada pH netral tersebut unsur hara utama tersedia dalam jumlaah optimal. Sebaliknya pada lahan dengan pH tinggi (lebih dari pH 8) dan pH rendah (lebih rendah dari 5,5) akan menyebabkan menurunnya kandungan hara N, P, K, Ca, Mg dan Mo serta kegiatan mikrobe. Selain itu kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya kandungan unsur Al, Fe dan Mn yang bersifat meracuni. Dalam kondisi tersebut laham penanaman pepaya perlu dilakukan pengapuran. Jumlah kapur yang diberikan untuk menaikkan derajat keasaman lahan hingga menjadi netal tergantung pada tekstur dan kandungan organik lahan. Pemberian kapur sebaiknya diberikan pada saat mengerjakan lahan. Kapur dan lahan dicangkul sampai tercampur rata. Untuk menjaga produktivitas lahan, pengapuran perlu diulang setelah 8-10 tahun.

e. Perlindungan Tanaman

Tanaman pepaya mempunyai pengganggu cukup banyak. Jenis hama tungau dan serangga cukup merusak tanaman. Penyakit yang menyerang tanaman pepaya dapat disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus, dan nemakoda. Akibat serangan hama dan penyakit dapat menimbulkan

Dokumen terkait