2) Penggunaan LPG sebagai bahan bakar alternatif terhadap bensin premium dapat menghemat konsumsi bahan bakar sebesar 26,35%.
3) LPG dapat menjadikan biaya operasional lebih efisien sebanyak 41,76%.
Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian adalah :
1) Penelitan lanjutan mengenai kapasitas muat akibat penambahan converter box perlu dilakukan agar tidak menyulitkan nelayan dalam menyimpan ikan hasil tangkapan akibat berkurangnya volume tempat penyimpanan di kapal. 2) Diperlukan penelitian lanjutan dengan converter kit rancangan lain yang
sekiranya di masa depan harganya lebih terjangkau untuk nelayan yang tingkat pendapatannya rendah.
3) Manfaat dari penggunaan LPG sebagai bahan bakar dapat dirasakan nelayan berpenghasilan rendah apabila pemerintah ikut berperan dalam memberikan subsidi agar beban payback periode dari pembelian converter kit menjadi lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Arismunandar W. 2005. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Penerbit ITB: Bandung.
Arismunandar W. dan K. Tsuda. 2008. Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya Paramita: Jakarta.
Choi GH, JH Kim, C Homeyer. 2002. Effects of Different LPG Fuel Systems on Performances of Variable Compression Ratio Single Cylinder Engine. KSME International Journal Vol. 16 No.7, hal. 935-941. [Internet]. [diunduh pada 2013 Feb 24]. Tersedia pada:
http://link.aip.org/link/abstract/ASMECP/v2002/i46628/p369/s1
[DJPT] Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2011. Penggunaan Bahan Bakar Gas Pada Motor Penggerak Kapal Perikanan. Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang.
Durgun O dan Hakan Bayraktar. 2005. Investigating the Effects of LPG on Spark Ignition Engine Combustion and Performance. Energy Conversion and Management Volume 46 Issues 13-14, hal. 2317-2333. [Internet]. [diunduh pada 2013 Agustus 24]. Tersedia pada:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0196890404002596
Gulbrandsen O. 1990. Small-Scale Fisherfolk Communities in the Bay of Bengal. Food and Agriculture Organization (FAO) Fisheries Technical Paper. Madras. India.
Gunarto M. 2009. Pengertian Servqual [Internet]. [diunduh pada 2011 Jan 18]. Tersedia pada : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-17026- 1308030051-bibliographypdf.pdf
Hollin D, Windh S. 1984. Cutting Fuel Cost: Alternatives for commercial fishermen. A&M University Sea Grant College Program.Texas.
Husein U. 2006. Metode Statistik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Kadariah, Karlina L, Gray C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia. hlm 49-67.
Kanginan M. 2000. Matematika Terpadu. Erlangga. Jakarta.
Khemani H. 2009. The Stoichiometric Air-fuel Ratio [Internet]. [diunduh pada 2011 Jan 18]. Tersedia pada : http://brighthub.com/environment/ renewable- energy/articles/1724.aspx
Lee KH, Chang SL, Jea DR dan Gyung MC. 2002. Analysis of Combustion and Flame Propagation Characteristics of LPG and Gasoline Fuels by Laser Deflection Method. KSME International Journal Vol. 16 No.7, hal. 935-941. [Internet]. [diunduh pada 2013 Feb 24]. Tersedia pada: http://link.springer.com/content/pdf/10.1007%2FBF02949722.pdf.
Krause M. 2008. Meilensteine der Naturwissenschaft und Technik [Internet]. [diunduh pada 2013 Jan 2]. Tersedia pada : http://www.planet- schule.de/wissenspool/meilensteine-der-naturwissenschaft-und-
technik/inhalt/sendungen/energie/.
Mamidi T dan JG Suryawnshi. 2012. Investigations on S.I. Engine Using Liquefied Petroleum Gas (LPG) As an Alternative Fuel. International Journal of Engineering Research and Applications (IJERA) Vol. 2 Issue 1, hal 362-367. [Internet]. [diunduh pada 2012 Agustus 6]. Tersedia pada: http://www.ijetae.com/files/Volume2Issue10/IJETAE_1012_26.pdf
Mustafa KF dan HWG Briggs. 2008. Effects of Variation In Liquefied Petroleum Gas (LPG) Proportions In Spark Inition Engine Emissions. International Conference on Environment. [Internet]. [diunduh pada 2013 Mar 6]. Tersedia pada: http://eprints.usm.my/13194/.
Obert EF. 1950. Internal Combustion Engines Analysis & Practice. ENGLAND (uk): John Wiley and Sons, LTD.
Prasetya R, B Susilo dan M Lutfi. 2013. Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Biogas Terhadap Emisi Gas Buang Mesin Generator Set. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Volume 1 No. 2. [Internet]. [diunduh pada
2013 Sept 26]. Tersedia pada:
http://jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/download/107/125.
Pundkar AH, SM Lawankar dan S Deshmukh. 2012. Performance And Emissions of LPG Fueled Internal Combustion Engine : A Review. International Journal of Scientific & Engineering Research Volume 3. [Internet]. [diunduh
pada 2013 Apr 22]. Tersedia pada:
http://www.ijser.org/researchpaper%5CPerformance-and-Emissions-of-LPG- Fueled-Internal-Combustion-Engine.pdf.
Saraf RR, Thipse SS dan Saxena PK. 2009. Comparative Emission Analysis of Gasoline/LPG Automotive Bifuel Engine. International Journal of Civil and Environmental Engineering Volume 1. [Internet]. [diunduh pada 2013 Sept
22] Tersedia pada: https://www.idc-
online.com/technical_references/pdfs/mechanical_engineering/Comparative% 20Emission.pdf.
Sarwono J. 2009. Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar Kompulasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Andi. Yogyakarta.
Sitorus TB. 2002. Tinjauan Pengembangan Bahan Bakar Gas Sebagai Bahan Bakar Alternatif.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1475/3/mesin-tulus2.pdf.txt [diunduh pada 2012 Okt 14].
Soenarta N dan S Furuhama. 1995. Motor Serba Guna. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Sudrajad I. 2008. Bahan Bakar Dan Pembakaran. Tesis tidak diterbitkan. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Supraptono. 2004. Bahan Bakar dan Pelumas, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Suyanto W. 1989, Teori Motor Premium, Jakarta: DEPDIKBUD.
Suyitno MN. 2010. Pembuatan Operasional Dan Pemanfaatan Teknologi Biogas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wilson JDK. 1999, Fuel and Financial Savings For Operators of Small Fishing Vessels. Food and Agriculture Organization (FAO) Fisheries Technical Paper. Rome.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat-alat penelitian
Motor bensin 6,5 HP
Lanjutan 1 Alat-alat penelitian
Tachometer Termometer non kontak (infra red)
Timbangan Stopwatch
Lampiran 2 Converter kit LPG dan bagian-bagiannya
Converter kit
1) LPG evaporator : Berfungsi sebagai penstabil tekanan dan pengatur jumlah debit gas.
2) Power valve : Berfungsi mengatur aliran LPG bertekanan rendah menuju pencampur udara dan gas
Lampiran 2 Converter kit LPG dan bagian-bagiannya
3) Gas-air mixer : Komponen yang berfungsi mencampur udara dengan LPG di saluran masuk udara (intake manifold) pada motor penggerak
4) Box converter kit : Berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan tabung LPG 3kg dan LPG evaporator
RINGKASAN
BAGUS BARUNO, Kinerja Liquefied Petroleum Gas (LPG) Pada Motor Bakar 6,5 HP Sebagai Bahan Bakar Alternatif Perahu Penangkap Ikan Bermotor Kecil. Dibimbing oleh BUDHI HASCARYO ISKANDAR, MOHAMMAD IMRON dan WAZIR MAWARDI.
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditi utama bagi nelayan yang memiliki perahu bermotor untuk menjalankan usaha penangkapan ikan. BBM bersubsidi saat ini menjadi permasalahan yang membebani biaya operasional usaha penangkapan ikan karena sebagian besar dari total biaya yang harus dibelanjakan adalah untuk belanja bahan bakar. Dampak dari semakin bergantungnya nelayan terhadap BBM diikuti pula dengan melambungnya harga BBM. Akibatnya, terjadi inefisiensi biaya operasional bagi nelayan tradisional yang menggunakan perahu ikan bermotor dan di waktu yang bersamaan pula, tekanan pada nelayan untuk tidak menaikkan harga ikan akan semakin membebani biaya operasional penangkapan ikan.
Motorisasi kapal ikan dari yang sebelumnya menggunakan tenaga layar dan dayung menjadi motor bakar sebagai tenaga penggerak utamanya membawa dampak efisiensi terhadap waktu, tenaga dan jangkauan daerah penangkapan ikan. Dengan semakin meningkatnya jumlah kapal ikan bermotor, ketergantungan terhadap bahan bakar mutlak diperlukan oleh nelayan.
Upaya pemerintah untuk mengurangi penggunaan energi primer yaitu BBM bersubsidi dituangkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada usaha pemberdayaan sumber-sumber energi yang ada secara strategis dengan harapan pendapatan nelayan dapat ditingkatkan dengan mengurangi biaya belanja bahan bakar atau beralih ke bahan bakar yang lebih murah dari BBM bersubsidi. Salah satu upaya untuk mengurangi biaya belanja bahan bakar nelayan adalah dengan mengaplikasikan liquefied petroleum gas (LPG) pada motor penggerak kapal perikanan.
Bahan bakar LPG berpotensi untuk menggantikan atau mengurangi penggunaan BBM sebagai bahan bakar motor penggerak kapal perikanan. Beberapa studi tentang bahan bakar gas menyatakan bahwa LPG dapat digunakan pada motor kendaraan menggunakan motor bakar bensin atau dieselbaik kendaraan darat maupun air karena kandungan energi LPG yang setara BBM dan memiliki angka oktan 120.
Penelitian mengenai aplikasi LPG untuk kapal penangkap ikan diperlukan untuk mendukung Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2006. Lingkup penelitian meliputi telaahan dari segi teknis dan biaya. Telaahan dari segi teknis dilakukan dengan membandingkan kinerja LPG dan bensin pada motor yang digunakan. Perbandingan tersebut meliputi : suhu motor, suhu gas buang dan konsumsi bahan bakar. Telaahan dari segi biaya meliputi perbandingan konsumsi biaya operasional dan belanja Converter kit, hal ini diperlukan agar dapat menjadi pertimbangan bagi para nelayan untuk menggunakan LPG sebagai bahan bakar alternatif.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan secara teknis pengaruh LPG dibandingkan bensin premium pada motor bensin 6,5 HP. menghitung penghematan (efisiensi) yang dapat dicapai dari penggunaan LPG dibandingkan bensin premium dalam satu kali operasi penangkapan ikan dan mengungkap keuntungan dari penggunaan LPG secara biaya dibandingkan dengan bensin premium untuk kegiatan operasional penangkapan ikan.
Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini seperti data suhu motor, suhu gas buang dan konsumsi bahan bakar dilakukan dua tahap, yaitu uji coba motor di laboratorium motor bakar Balai Besar Penelitian Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang dan experimental fishing trip yakni melakukan uji coba operasi motor pada perahu ikan dari pelabuhan Tambaklorok Semarang ke daerah penangkapan ikan menggunakan bensin premium dan LPG secara bergantian.
Hasilnya dari penelitian ini adalah, penggunaan LPG sebagai bahan bakar alternatif terhadap bensin premium dapat menghemat konsumsi bahan bakar dimana rata-rata hasil uji FC LPG adalah 8,54 cc/menit sedangkan FC bensin premium adalah 10,79 cc/menit sehingga besar penghematan bahan bakar yang bisa dicapai adalah 26,35%. Keuntungan dari penghematan ini adalah, nelayan lebih memiiki waktu operasi penangkapan yang lebih panjang atau menjadikan biaya belanja bahan bakar lebih murah.
Adapun keuntungan lain dari LPG adalah menjadikan biaya operasional lebih efisien secara biaya karena dengan nilai FC LPG yang lebih rendah daripada bensin akan menghasilkan konsumsi biaya bahan bakar atau spesific fuel consumption (sfc) ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh harga LPG yang lebih murah dari bensin premium. Untuk satu kali trip penangkapan, sfc ekonomi LPG adalah Rp 5.610, sedangkan sfc ekonomi bensin premium adalah Rp. 9.632. Dengan selisih Rp. 4.022 maka secara ekonomi penggunaan gas LPG dapat menghemat biaya sebanyak 41,76% dimana penghematan biaya belanja bahan bakar dapat digunakan untuk mengembalikan biaya pembelian converter kit selama 41,5 bulan atau 3,46 tahun.
SUMMARY
BAGUS BARUNO, Liquefied Petroleum Gas Performance on 6,5 HP Engine as an Alternative Fuel in Small Motorized Fishing Boat. Supervised by BUDHI HASCARYO ISKANDAR, MOHAMMAD IMRON and WAZIR MAWARDI.
Fuel is the main commodity for fisherman who owns a motor boat to run the fishing venture. Fuel expenditure at this time became traditional fishermen problem that burden the operational cost of catching fish for the most part of the total cost to be spent and high operational cost for fishing activity, is the reason why fishermen are reluctant to sail. Therefore, reducing the fuel consumption by using Liquefied Petroleum Gas (LPG) as an alternative fuel on small motor boat can reduce daily operational cost.
Converting the fishing boat from using sail and paddle to engine as the powertrain has benefited fishermen in time, effort and fishing ground scope. On the other hand dependency on subsidized fuel is very fundamental for them. Therefore, on the year 2006 the Indonesian government issued the President Decree no. 5 as a policy to develop alternative fuel so that the fishermen can reduce the subsidized fuel expenditure cost by switching to LPG which as a cheaper price on their engine boat.
LPG is an unrenewable energy resource which derived from liquefied earth oil and one of the fuel that has the potential to replace or reduce the use of susidized fuel as it has been stated by some studies on LPG which can be used on land vehicles such as motorcycles, cars and watercraft such as traditional fishing boats that is using fuel and diesel motor. This can be done because the octane number of LPG is 120, this octane number is equivalent to fuel.
The scope of this research was to analyze the technical and cost aspects. In terms of technical aspect was comparing the performance of LPG and fuel in the engine which was used as experiment object. The comparison was to found out how the fuel consumption and the engine and exhaust temperature difference when the engine run on LPG and fuel. Further analysis was about the cost of covering the operational costs in order to be considered for fishermen to use LPG as an alternative fuel.
The objectives of this work were to analyze the technical effect of LPG compared to the fuel on 6,5 HP engine by measuring the engine and exhaust temperature and to calculate the fuel saving for a single trip by measuring measuring the specific fuel consumption, and to explicate the cost benefit from the use of LPG compared to the gasoline for fishing activity. During the experimental test, the engine speed was maintained at idling conditions of 1600, 2000, and 2500 rotation/minute throughout the experiment. In each rotation, time required by the engine to consume 50 cc of fuel and 200 gr of LPG was noted in three repetition. Similiarly for recording the engine and exhaust temperature.
All collected data were collected in two phases. The engine and exhaust temperature were collected in the laboratory of Fishing Technology Development Center (BBPPI) Semarang. Fuel consumption test were performed in laboratory
and experimental fishing trip from Tambaklorok fishing port to the fishing ground where the fisherman usually catch fish.
Result showed the engine and exhaust temperature decrease when running on LPG and from the two paired samples test correlation resulted 0,899 and signification value (P<0.005). The use of LPG as an alternative fuel to gasoline can save on fuel consumption up to 26,35% and statistically, significant difference was observed in this fuel consumption test (P<0.05). LPG makes operational cost more efficiently due to the lower value of FC than that of gasoline. For a single trip, the LPG economic sfc value resulted Rp. 5.610 while the gasoline resulted higher cost as much as Rp. 9.632. With the difference of Rp 4.022, LPG can save cost as much as 41,76% where cost savings in fuel expenditure can be used to reimburse the purchasing cost of converter kit for 41,5 months or 3,46 years.