• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.6 Peralatan dan Perlengkapan Banquet

Salah satu faktor penunjang terpenting pada banquet adalah tersedianya peralatan dan perlengkapannya. Peralatan tersebut harus disesuaikan dengan jenis makanan dan minuman yang akan disajikan, mulai dari peralatan yang paling sederhana sampai dengan peralatan yang hanya khusus dipakai pada saat-saat tertentu saja, yaitu untuk pada satu jenis maknan atau minuman yang tertentu saja.

Secara umum peralatan yang digunakan untuk operasional banquet dapat digolongkan menjadi lima bagian besar, yaitu :

1. Glassware

yaitu segala macam jenis gelas atau peralatan yang dibuat dari bahan gelas ataupun kaca. Merupakan peralatan untuk penyajian minuman dan umumnya digunakan untuk minum. Meskipun ada juga beberapa macam gelas untuk tempat makanan seperti ice cream, fruit cocktail, crab cocktail, dan sebagainya.

Dewasa ini, variasi dan model serta kegunaan dari gelas berkembang dengan pesat. Untuk itu personel banquet dituntut pengenalannya satu persatu yang melipui nama, bentuk, dan kegunannya.

Secara keseluruhan gelas dapat dibedakan menjadi dua macam gelas yakni, gelas yang berkaki dan gelas yang tidak berkaki. Untuk penyajiannya dengan hasil maksimal harus didasarkan pada :

• Penyesuaian dengan minuman dan makanan yang disajikan,

• Bahan gelas sebaiknya bening, tidak bermotif maupun mempunyai gambar yang terlalu mencolok akibat penggunaan diluar ketentuan warna asli dari makanan dan minuman yang mungkin juga berubah.

Berikut ini adalah jenis-jenis gelas yang biasa digunakan pada banquet operasional dan kegunaannya.

Water Goblet, gelas yang digunakan untuk penyajian air minum, sebagai pengiring makan. Jenis gelas ini umumnya berkaki.

Cocktail Glass, gelas yang digunakan dalam penyajian makanan penutup (dessert), seperti ice cream.

Beer Glass, gelas yang digunakan untuk penyajian minuman beer dan sejenisnya seperti, stout, ale, dan porter. Bentuk beer glass ada empat

macam, yaitu : Pilsner glass, Highball glass, Beer seidel glass, dan beer seidel stainless steel.

2. Cutlery

Adalah segala macam jenis alat yang digunakan untuk makan yang terbuat dari perak dan Stainlessteel. Fungsi dari peralatan ini adalah untuk memindahkan suatu makanan atau minuman dari piring atau gelas ke mulut. Disamping itu ada pula yang berfungsi sebagai alat pembantu apabila waiter atau seseorang ingin memindahkan makanan ketempat lain dihadapan tamu. Peralatan ini yang terbuat dari perak disebut dengan silverware, sedangkan alat yang terbuat dari bahan plastik disebut dengan plasticware. Pada umunnya Cutlery ini yang digunakan terbuat dari bahan Stailessteel.

Berikut ini adalah jenis-jenis Cutlery yang biasanya digunakan pada banquet operational dan kegunaannya :

Dinner Fork, yaitu garpu yang digunakan untuk penyajian makanan utama ( main course ).

Dessert Fork, yaitu garpu yang digunakan untuk penyajian makanan penutup ( dessert ).

Fish Fork, yaitu garpu besar yang digunakan untuk penyajian ikan pada menu utama ( main course )

Serving Fork, yaitu garpu besar untuk penyajian makanan dan memindahkan makanan.

Dinner Spoon, yaitu sendok yang digunakan tamu untuk makan makanan utama ( main course ).

Serving Spoon, yaitu sendok yang digunakan untuk penyajian makanan kepiring tamu.

Dessert Spoon, yaitu sendok yang digunakan oleh tamu untuk makanan penutup. Tea/Coffee Spoon, yaitu sendok kecil yang digunakan untuk mengaduk teh atau

kopi.

Fruit spoon, yaitu sendok untuk makan makanan pembuka ( appetizer ) atau makanan penutup yang berkuah.

Cake Tong, yaitu penjepit untuk memindahkan tart, kue atau roti dari piring display ke piring tamu.

3. Chinaware

Disebut juga earthware yaitu barang-barang pecah belah umumnya digunakan untuk tempat makan dan minum. Disamping itu juga sebagai tempat penyajian makanan dan minuman. Bentukya ada yang ceper dan ada yang cekung, ada yang memiliki pegangan hanya satu dan ada juga yang dua pegangannya, beberapa diantaranya memiliki motif kembang dipinggirannya. Pada pinggirannya biasanya ada warna emas, biru, kuning, hitam, dan warna menarik lainnya.

Berikut ini adalah jenis-jenis Chinaware yang biasanya digunakan pada banquet operation beserta dengan kegunaannya :

Bread and Butter Plate, yaitu piring ceper yang digunakan untuk penyajian roti dan mentega. Diameter ukurannya adalah 16 cm. piring ini terkadang dapat juga digunakan untuk underliner tea pot.

Dessert Plate, adalah piring ceper dengan diameter 20 cm, biasanya digunakan untuk penyajian makanan pembuka dan makanan penutup.

Dinner Plate, yaitu piring makan dengan ukuran diameter 26 cm, gunanya untuk penyajian main course dan makanan pengiringnya.

Soup Plate, yaitu mangkuk cekung dengan diameter 26 cm dengan kedua pegangan dikanan dan kirinya. Kegunaannya adalah untuk menyajikan soup atau main dish juga makanan yng berkuah dan encer lainnya.

Tea/Coffee Cup & Soucer, cangkir yang memiliki satu pegangan yang gunanya hanya untuk minum teh atau kopi.

Salad Bowl, yaitu mangkok salad untuk menghidangkan porsi yang besar, seperti Egg florentina, Chicken Caserol, macaroni augratina dan sebagainya.

Tea/Coffee Pot, adalah ceret / teko yang berisikan teh atau kopi yang dapat diisi ulang, ceret / teko ini memiliki satu pegangan. Biasanya dalam penyajiannya ceret ini menggunakan guest napkin dan B&B Plate sebagai underliner.

Vinegar & Soya Holder, adalah tempat kecap dan cuka. 4. Misscellaneous ( peralatan penyajian lainnya )

Peralatan yang tidak termasuk dalam kelompok Glasswar, cutlery, chinaware, linen maupun stationary. Peralatan ini secara umum juga digunakan sebagai tempat menyajikan makanan dan minuman. Bahan yang digunakan untuk peralatan tersebut bermacam-macam ada yang terbuat dari besi, metal ( stainless steel ), perak, kayu, alumunium, dan sebagainya.

Beikut ini adalah jenis-jenis miscellaneous yang biasanya digunakan pada banquet operation beserta dengan kegunaanya :

Water Pitcher, semacam teko yang terbuat dari kaca atau stainles steel, yang digunakan untuk tempat air minum, umumnya air es.

Tray, baki yang digunakan untuk membawa makanan ke meja tamu atau membawa peralatan yang telah kotor untuk di bawa ke back of house. Bentuknya ada yang bulat, persegi, dan oval. Terbuat dari bahan palstik karet, kayu dan stainlessteel.

Jack Stand / Jack Tray, adalah tempat tray di letakkan untuk tempat makanan sebelum di letakkan di atas meja tamu. Bisa juga digunakan sebagai tempat persediaan B&B plate dan lain-lain serta dapat digunakan untuk meletakkan piring kotor sebelum diangkat oleh busboy.

Creamer , yaitu teko kecil untuk tempat susu kental dan susu segar.

Recaud, yaitu alat untuk pemanas makanan meletakkan makanan langsung di atasnya.

Chaping Dish, yaitu alat yang digunakan untuk menyajikan makanan dengan memasukkan alat pemanas di bawahnya.

5. Linen & Stationary

Peralatan yang digunakan untuk memperindah, merapikan meja, membersihkan mulut, dan sebagainya untuk memudahklan tamu untuk menikmati hidangan merupakan pengertian dari Linen. Sedangkan Stationary merupakan peralatan tulis menulis yang digunakan pada waktu seminar yang membutuhkan penjelasan tertulis guna menjelaskan makalah yang dibicarakan.

Berikut ini adalah Linen & Stationary yang biasa digunakan pada Banquet dan kegunaanya:

Table Cloth, taplak meja untuk menutupi permukaan meja agar kelihatan lebih rapi.

Guest Napkin, serbet untuk membersihkan mulut tamu setelah selesai makan. Dapat terbagi atas dua jenis yaitu; linen napkin yang terbuat dari kain linen, dan paper napkin terbuat dari bahan kertas.

Skirting, kain untuk menutupi bagian samping meja ataupun stand. Biasanya terbuat dari motif yang cerah, sedangkan untuk stand biasanya berwarna gelap. Overhead Projector, alat untuk memproyeksikan tulisan ke papan tulis.

Spidol, alat yang digunakan untuk menulis di papan tulis ( white board ) White Board, papan tulis bersegi empat dan mempunyai roda untuk menulis. Pen & note book, untuk menulis informasi penting mengenai makalah, dan

BAB III

TINJAUAN UMUM HOTEL JW MARRIOT MEDAN

3.1 Sejarah Berdirinya

Ide untuk mendirikan perusahaan dan menjlankannya lahir sebagai akibat dari keputusan bersama mentri keuangan RI dan mentri perhubungan RI No. 101 bulan September 1986, yaitu keputusan tentang pemberian fasilitas yang sebesar-besarnya kepada pengusaha-pengusaha yang berminat untuk berusaha dibidang perhotelan, sebagai upaya untuk mendorong kemajuan dibidang pariwisata di Indonesia. Serta keputusan presiden mengenai perdagangan bebas yang mulai berlaku tahun 2009 ini. Setelah mempelajari dokumen-dokumen dan surat-surat tersebut dan keterangan-keterangan yang menyakinkan dari pihak-pihak yang berkompeten, maka dapat diambil kesimpulan bahwa usaha perhotelan di Indonesia saat ini adalah usaha yang sangat menguntungkan dan mempunyai aspek-aspek sosial yang luas.

Sehingga sebagai realisasi dari keputusan tersebut maka dibangunlah sebuah hotel JW Marriot Medan yang berbintang lima dan berkelas internasional. Dengan memakai lisensi dari perusahaan perhotelan terkemuka di dunia yaitu perusahaan JW Marriott company, hotel ini mulai dibangun pertengahan tahun 2007 dan akhirnya dapat mulai beroperasi pada 25 Februari 2009.

Atas kepemimpinan Mr.Charlie sebagai owner (pemilik) hotel ini terus melakukan perbaikan mengenai luas, gedung, fasilitas dan lain sebagainya, demi terbentuknya imej yang baik bagi citra hotel JW Marriott Medan.

3.2 Klasifikasi Hotel

Klasifikasi hotel JW Marriot dapat dinilai dari beberapa ketentuan di bawah ini : 1. Berdasarkan Tujuan Penggunaan Hotel

Berdasarkan tujuan penggunaan hotel selama tamu menginap hotel JW Marriot Medan merupakan salah satu bussines hotel, dimana hotel ini banyak digunakan untuk keperluan bisnis oleh kalangan karyawan ataupun bisnismen. Pelayanan hotel ini cepat dan berkualitas. Berbagai informasi mengenai bisnis disediakan oleh hotel. Fasilitasnya disesuaikan dengan selera para tamunya.

2. Berdasarkan lokasi hotel

Berdasarkan lokasinya, hotel JW Marriot Medan merupakan salah satu City hotel hal ini ditandai dengan bangunan hotel berdiri dipusat kota. Ciri lainnya adalah karena para tamunya umumnya digunakan oleh semua kalangan.

3. Berdasarkan hotel plan usage ( rencana penjualan )

hotel plan usage adalah faktor daya jual dan rencana penjualan, merupakan sistem harga jual kamar dengan cara yang tertentu seperti harga kamar saja, harga kamar sudah termasuk makan siang, malam, atau pagi.

Berdasarkan rencana penjualan kamarnya hotel JW Marriot Medan menerapkan sistem Bermuda plan, yaitu harga kamar sudah termasuk makan pagi dengan standar American Breakfast yang cepat dan berkualitas.

4. Berdasarkan besaran ( size ) hotel

Melihat ukurannya hotel JW Marriot Medan merupakan medium hotel yang jumlahnya mencapai 282 kamar. Karena jumlah kamar yang kurang dari 300 kamar maka jenis hotel ini dikelompokkan lagi menjadi average hotel yang

berkapasitas 300 – 600 kamar. Seperti yang diterangkan oleh Drs.Naimuddin Dely Putra pada diktatnya ( hotel manajemen 3: 15 )

5. Berdasarkan lamanya tamu menginap

Berdasarkan lamanya tamu menginap di hotel JW Marriot Medan merupakan bussines hotel, dimana tamu menginap relatif singkat. Dikarenakan tamu yang tujuannya adalah untuk berbisnis.

3.3 Fasilitas yang Dimiliki

1. Food & Baverages Outlet Marriot Café ( 255 seats )

Jade Chienese Cuisine ( 134 seats ) Beijing 12 seats

Shanghai 12 seats Cheng Du 10 seats Wu Han 10 seats Xi An 10 seats Dining Hall 80 seats Prime Steak House ( 84 seats ) Prime Bar ( 89 seats )

Marriot Gourmet Lobby Lounge Banqueting Room Service

2. Fasilitas Lainnya • Swimming pool

3 Bussines centre rooms ( meeting room A, meeting room B, dan meting room C )

6 function room ( Florida, Maryland, Oregon, California, Newyork, dan Washington )

BAB IV

PENINGKATAN PENDAPATAN HOTEL JW MARRIOTT DARI

DEPARTEMEN BANQUET

4.1 Hotel adalah Akomodasi yang Akomodatif

Sebelum kita berbicara mengenai peningkatan pendapatan hotel ada baiknya kita terlebih dahulu membahas mengenai kinerja hotel. Di dalam konsep kepariwisataan hotel ialah akomodasi bagi wisatawan yang datang dari berbagai penjuru dunia. Sekalipun demikian akomodasi di sini masih mengandung pengertian ganda, yaitu akomodasi dalam pengertian yang sempit dan akomodasi dalam pengertian luas.

Dalam arti sempit hotel merupakan sarana dimana para wisatawan dapat menginap dan memenuhi kebutuhannya selama dalam perjalanan yang dilakukannya. Sedangkan dalam pengertian luas akomodasi bukan sekedar tempat penginapan. Akomodasi dapat diartikan sebagai menerima, menghimpun, memuat, menampung,dan menempatkan wisatawan di dalam hotel, bilamana hotel telah melakukan hal tersebut maka hotel telah melakukan fungsinya sebagai sarana akomodasi.

Kinerja hotel adalah performance secara menyeluruh yang meliputi lokasi fisik bangunan serta fasilitas dan perlengkapan, pengelolaan dan pemasaran, hingga kontribusinya terhadap kepariwisataan setempat. Untuk mencapai taraf akomodasi yang akomodatif, hotel perlu memperhatikan persyaratan seperti syarat lokasi, syarat fisik bangunan, fasilitas dan perlengkapan, pemeliharaan, perawatan dan lain sebagainya. 4.2 Strategi Peningkatan Pendapatan Hotel

Dalam peningkatan pendapatan yang ingin dilakukan oleh hotel, maka perlu adanya strategi yang jitu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selama penulis melakukan

praktek kerja lapagan penulis menemukan beberapa strategi yang dilakukan oleh pihak marketing bersama dengan pihak banquet dalam meningkatkan pendapatan yang dinginkan. Adapun beberapa strategi yang dilakukan adalah :

a) Pengembangan Produk Baru

Pengembangan produk baru pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk yang dihasilkan ataupun yang akan dipasarkan.

Suatu hal yang penting diperhatikan dari produk baru adalah, apakah produk baru tersebut cocok dengan susunan family of produck artinya produk tersebut haruslah dinyatakan dengan tegas kedudukannya diantara produk-produk yang telah ada terlebih dahulu. Sehingga dengan demikian kita dapat mengetahui bagian konsumen mana yang produk tersebut masuki.

Adapun contoh-contoh mengenai produk-produk baru ini antara lain adalah : • Menyediakan entertaiment berupa traditional dance

Pelayanan out-side cathering

• Penambahan set menu baru yang lebih variatif • Dan lain-lain.

b) Meningkatkan Mutu Produk

Mutu dari suatu produk dan pelayanan sangat mempengaruhi apakah produk dan pelayanan tersebut akan dibayar tamu. Apabila terjadi suatu fasilitas banquet yang memiliki kualitas pelayanan yang dimiliki oleh hotel lain maka factor pelayanan memegang peran penting untuk memenangkan persaingan tersebut.

Disamping itu juga dalam hal produk makana dan minuman yang terpenting adalah memperhatikan kebersihan, pelayanan yang bersifat bagus dengan tenaga yang professional dan harga yang memadai pula.

3. Modernisasi Fasilitas Banquet

Selain mutu produk dan juga pelayanannya pihak hotel juga memperhatikan peralatan dan perlengkapan yang dianggap kurang layak. Diawal pengopersian hotel ini, peralatan yang dipilih oleh masing-masing manager mengenai peralatan yang akan digunakan adalah peralatan yang termasuk paling baik dan baru.

Mereka memprediksikan masa ekonomis yang sesuai dengan masa ekonomis yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal memodernisasi fasilitas dan peralatan, yaitu :

a. Mengganti peralatan, seperti glassware, chinaware, cutlery, dan sebagainya yang sudah tidak layak lagi untuk dipakai atau bila masa ekonomisnya telah habis.

b. Merenovasi dan memperluas ruangan banquet yang disesuaikan dengan kebutuhan tamu tanpa harus menghilangkan arsitetektur ruangan atau cirri khas dari ruangan tersebut dan juga cirri khas daerah setempat.

c. Memperlengkapi ruangan banquet dengan sound system yang modern d. Memiliki event organizer yang lengkap dan profesional, mulai dari

protokol ( MC ), lighting, visual, artis penghibur, dan lain sebagainya.

Suksesnya kegiatan pemasaran yag dilakukan perusahaan tidak hanya bergantung kepada pengembangan produk, peningkatan mutu pelayanan dan mutu produk, adanya produk baru, modernisasi fasilitas, tetapi juga sangat bergantung kepada pembinaan hubungan baik antara pihak hotel dengan customer secara berksinambungan. Hal ini terbukti dapat meningkatkan pendapatan hotel dari banquet department secara signifikan, oleh karena itu pihak hotel sangat memperhatikan faktor pendukung ini.

Ada beberapa trik atau cara dalam menarik simpati customer untuk selalu berlangganan terhadap hotel tersebut, yaitu :

• Mengirim kartu, karangan bunga, ucapan selamat pada hari-hari isrimewa atau hari-hari besar, serta mengirim hadiah-hadiah pada saat hari besar tersebut kepada langganan hotel,

• Mengirimkan informasi berupa brosur-brosur yang kiranya penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Membuat lucky draw pada saat event yang diselenggarkan di hotel tersebut,

• Ikut memberi sambutan dan kata-kata selamat pada setiap acara yang dilangsungkan di dalam hotel, kata sambutan ini biasanya dilakukan oleh general manager hotel tersebut atau dapat diwakilkan bila general manager tersebut sedang berhalangan.

Pihak owner juga turun tangan dalam menjaga agar customer merasa senang dan ingin berlangganan pada hotel tersebut. Misalnya dengan memberi kata sambutan atau potongan harga khusus bagi koleganya. 5. Meningkatkan Volume Penjualan

Usaha meningkatkan volume penjualan produk hotel dapat dilakukan melalui dua cara, dimana satu dengan yang lain saling berkaitan. Kedua cara tersebut adalah : • In-house selling

Bagian dari setiap rencana tindakan penjualan (sales action plan) harus dilaksanakan melalui serangkaian tindakan-tindakan yang sistematik untuk meningkatkan pendapatan hotel melalui tamu-tamu yngsedang menginap di hotel, tindakan semacam ini disebut dengan in-house selling. Usaha-usaha ini dapat dengan mudah dan memakan waktu yang cepat untuk dilaksanakan dan pastinya tidak memakan banyak uang untuk melakukannya. Dibandingkan dengan melakukan penjualan ke luar selain memakan waktu yang lama, pihak hotel juga harus merencanakan yang sangat matang pula agar kerugian diperoleh seminimal mungkin. Walaupun demikian usaha tersebu juga perlu dilakukan, untuk terciptanya pendapatan yang maksimal.

In-house selling dapat dilakukan oleh setiap karyawan yang ada di dalam hotel, karena tugas mereka langsung berhubungan dengan tamu. Tetapi umumnya yang paling efektif dalam meningkatkan volume penjualan melalui in-house selling adalah waiter, dimana mereka bias membujuk atau menawarkan kepada tamu yang sedang makan di restoran tidak terbatas pada apa-apa saja yang telah dipesan, tetapi sesuatu yang belum dipesan dapat ditawaekan langsung kepada tamu.

Kepuasan Tamu

Kepuasan tamu dapat dicapai melalui kualitas produk dan kesesuaian persepsi tamu terhadap produk hotel. Persepsi tamu terhadap produk tersebut dapat terbentuk oleh tingkat pengetahuan, pengalaman, serta tingkat kebutuhan tamu atas produk yang disediakan oleh hotel. Sejauh mana produk yang tersedia telah dimengerti dialami dan

dibutuhkan oleh tamu, sejauh itulah persepsi tamu terhadap produk tersebut. Dengan demikian kepuasan adalah persoalan persepsi.

Kepuasan tamu dan in-house selling adalah metode yang saling berkaitan yang bila mena dilaksanakan dengan bersamaan maka akan menghasilkan peningkatan volume penjualan yang optimal.

6. Promosi Terhadap Produk

Kegiatan ini sangatlah penting bagi terwujudnya penjualan yang maksimal. Butuh informasi yang menyangkut mengenai produk yang dihasilkan oleh hotel tersebut. Melalui media massa maupun secara tertulis adalah yang paling sering dilakukan. Bahkan bila tidak melalui sarana internet hotel tersebut tidak dapat dikatakan modern dan baik promosinya. Hal ini diakibatkan perkembangan jaman yang semakin menuntut menuju dunia maya yang serba mudah dan cepat untuk mencari informasi.

Kegiatan promosi produk tidak lepas dari kegiatan pemasaran produk tersebut. Kegiatan pemasaan merupakan kegiatan yang cukup penting, oleh sebab itu perlu memahami kata pemasaran itu sendiri yang sering diartikan salah, dan hal itu akan berakibat pada kurangnya hasil yang akan dicapai. Pemasaran adalah suatu sistem dari keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk hotel yang dapat memuaskan kebutuhan baik, kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

Menurut Drs. Naimuddin ada tujuh prinsip pemasaran yang harus diterapkan oleh hotel. Yang keseluruhan prinsip ini sedang dilaksanakan oleh hotel ini. Prinsip-prinsip tersebut yaitu, konsep pemasaran yang tepat, orientasi pasar, pemuasan kebutuhan dan keinginan tamu, pangsa pasar, nilai dan proses penukaran, siklus hidup produk, bauran

pemasaran. Bila suatu hotel telah menerapkan prinsip-prinsip pemasaran ini maka penjualan melalui proses promosi produk akan mencapai hasil yang maksimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak hotel.

7. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Manajemen personalia atau pengelolaan sumber daya manusia dapat diartikan sebagai egiatan yang meliputi perencanaan, pengorganissian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian semua unsur yang menjadi kekuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.

Di dalam suatu organisasi atau perusahaan termasuk perhotelan, sumberdaya manusia yang terpenting adalah manusia yang dapat memberi tenaga, memiliki bakat serta memiliki kreatifitas. Tanpa orang-orang yang cakap maka organisasi, pengelolaan, maupun mekanisme organisasi tidak akan berjalan atau gagal mencapai tujuannya. Untuk itulah pihak personalia harus mampu menjaga kualitas sumber daya manusia ini agar tetap dapat memberikan yang terbaik untuk perusahaan.

Disamping itu juga agar personalia tidak kecolongan dari perusahaan yang lainnya yang menginginkan sumber daya manusia yang telah perusahaan miliki sekarang ini. Pada saat ini bukan para pekerja saja yang memperebutkan sumber pekerjaan, melainkan juga perusahaan yang baru berdiri berebut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memberikan kemajuan bagi perusahaan.

Demi meningkatnya kualitas tenaga kerja yang diharapkan maka perlu adanya kinerja dan fungsi manajemen personalia sebagai pencari dan pengontrol kualitas para karyawannya. Fungsi-fungsi manajemen personalia itu antara lain adalah :

Fungsi ini meliputi kegiatan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi

Dokumen terkait