• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Peramalan

2.2.1 Pengertian Peramalan

Peramalan adalah upaya memperkirakan nila-nilai respon yang menjadi

perhatian dimasa depan.(Sugiarto dan Harijono, 2000)

Kegunaan peramalan untuk memprediksi masa depan berdasarkan data yang

dimiliki. (Baroroh, 2008).

Analisis terhadap masa lampau penting karena hal ini akan memberikan

kesempatan pada pengusaha untuk membuat ramalan yang lebih akurat untuk

aktivitas yang akan datang. Disamping itu juga akan meningkatkan keefektipan dari

grup data yang berbeda atau data yang sama dari periode yang berbeda. Hasil dari

analisa runut waktu bahkan meningkatkan efisiensi dalam mengambil keputusan.

(Kustituanto, 1998).

2.2.3 Jenis-jenis Peramalan

Secara garis besarnya peramalan dibedakan menjadi peramalan kualitatif dan

peramalan kuantitatif.

1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan pada pengamatan

kejadian-kejadian dimasa sebelumnya yang digabungkan dengan instuisi maupun

ketajaman perasaan si peramal dalam menghasilkan suatu informasi yang

diperkirakan bakal terjadi di masa yang datang. Data historis yang ada menjadi

tidak begitu penting dalam teknik ini. Pada umumnya hasil peramalan kualitatif

juga berbentuk informasi kualitatif walaupun tidak selalu demikian. Peramalan

kualitatif terdiri dari dua yaitu metode eksplanatoris dan metode normatif.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang menggunakan data kuantitatif yang

informasi kuantitaif maupun kualitatif. Teknik peramalan kuantitatif sangat

mengandalkan pada data historis yang dimiliki. Hasil peramalan kuantitatif

secara relatif lebih disukai karena memberikan pandangan yang lebih nyata dan

lebih objektif dalam besaran nilai hasil peramalannya. (Sugiarto dan Harijono,

2000)

Peramalan kuantitatif ini dipergunakan bila kondisi berikut dipenuhi :

a. Adanya informasi tentang masa lalu

b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data

c. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus

bersambung sampai ke masa depan dan kondisi ini disebut asumsi yang konstan

(assumption of constancy).

Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokan menjadi dua yakni metode

Instuisi (Intuitive method) dan metode kuantitatif formal yang didasarkan pada

prinsip statistik. Metode instuisi menggunakan horisontal, musiman atau penyelidikan

trend yang didasarkan pada pengalaman empiris yang sangat luas. Metode kuantitatif

formal ini dapat dikelompokan ke dalam dua jenis peramalan yaitu : regresi (causal)

models dan time series. (Manurung, 1990)

1. Regresi (causal) models

Model regresi mempunyai asumsi bahwa dalam meramalkan masa datang

dengan menggunakan variabel lain yang mempunyai hubungan penyebab dengan

dependen sedangkan variabel yang lain disebut variabel independen. Yang termasuk

dalam teknik ini adalah teknik regresi sederhana, regresi berganda dan model input

output. (Manurung, 1990)

2. Time Series

Time series adalah peramalan di masa datang didasarkan pada nilai sebuah

variabel masa lalu atau kesalahan yang dilakukan sebelumnya. (Manurung, 1990)

Time series (data berkala) juga dapat diartikan sebagai kumpulan data statistik

yang merupakan hasil pengamatan setiap interval waktu tertentu. (Santoso, 2003)

Tujuan time series adalah meneliti pola data yang digunakan untuk

memprakirakan dan melakukan ekstrapolasi (perhitungan / pemrakiraan) di masa

yang akan datang. Tahapan yang penting dalam pemilihan metode time series yang

tepat yaitu membuat asumsi terhadap jenis bentuk data dan metode yang paling tepat

tersebut diuji terhadap data tersebut.

a. Bentuk data

1. Bentuk data horisontal / stasioner / ireguler

Gerakan ireguler disebabkan oleh faktor-faktor kebetulan atau faktor yang tidak

terduga sebelumnya. Gerakan ireguler ini biasanya muncul dalam jangka pendek

dan mengakibatkan terjadinya variasi dalam deret berkala.

Gambar 2.1 Data horisontal

2. Bentuk data musiman / Seasonal

Bentuk data musiman terjadi bila seriesnya dipengaruhi oleh faktor musiman

Gambar 2.2 Data Musiman

3. Bentuk data siklis

Pada prinsipnya gerakan siklis adalah gerakan disekitar garis trend, apakah

gerakan tersebut naik atau turun. Gerakan ini berlangsung lebih pendek dari trend

bisa teratur dengan pola tertentu atau tanpa pola.

Gambar 2.3 Bentuk Data Siklis

Trend atau bisa juga disebut trend sekuler adalah kecenderungan data untuk

jangka panjang, apakah meningkat, tetap atau menurun.

Gambar 2.4 Bentuk Data Trend

b. Metode-metode Time Series

Metode pemrakiraan dengan model time series dapat dijadikan dasar untuk

memprakirakan kejadian masa mendatang melalui serangkaian data historis.

Metode time series yang sering dipergunakan yaitu Metode Penghalusan

(Smoothing Method) dan Metode Dekomposisi (Decomposition Method).

(Manurung, 1990)

1. Metode Penghalusan (Smoothing Method)

Metode smoothing (metode pelicinan) merupakan teknik meramal dengan cara

mengambil rata-rata dari nilai beberapa periode yang lalu untuk menaksir nilai

pada periode yang akan datang. Yang termasuk dalam teknik ini adalah metode

Metode rata-rata bergerak (Moving Averages) adalah upaya untuk

memuluskan data sebuah time series sehingga faktor siklis, musiman dan random bisa

dihilangkan atau diminimalisasi dampaknya sehingga akhirnya didapat sebuah trend

data. Adanya faktor siklis dan musiman membuat data sebuah time series berfluktuasi

atau jika ditampilkan dalam sebuah grafik data akan tampak bergelombang. Dengan

melakukan rata-rata bergerak maka diharapkan data hasil moving averege tersebut

menjadi lebih smooth sehingga fluktuasi data akan bisa dikurangi. Pada prinsipnya

moving averege adalah menghitung rata-rata data untuk n periode yang saling

sambung-menyambung antar data time series. (Santoso, 2003)

Keterangan :

n = jumlah perioda

dt = demand pada bulan ke t

Exponential Smothing berusaha untuk memperbaiki suatu prakiraan berdasarkan pengalaman-pengalaman baru secara terus menerus.

(Setiadi, 2003). Metode exponential smoothing merupakan pengembangan

dari metode moving averege. Metode pemulusan eksponensial terkadang lebih

efisien dibandingkan dengan moving averege dalam kaitannya dengan

kemampuannya untuk mengitung sebuah nilai pemulusan untuk setiap

n

d

MA

n 1 t t n

=

=

pengukuran respon. Dua metode dalam exponential smoothing diantaranya

single exponential smoothing dan double exponential smoothing. Single

exponensial bobot yang diberikan pada data yang ada adalah sebesar α untuk data terbaru , α(1- α) untuk data yang lama, α(1- α)2

untuk data yang lebih

lama dan seterusnya. Besarnya α adalah antara 0-1. Semakin mendekati 1 berarti data terbaru lebih diperhatikan. Secara matematis forcast adalah :

Keterangan:

Ft+1 = Ramalan untuk periode berikutnya

Dt = Demand aktual pada periode t

Ft = Peramalan yg ditentukan sebelumnya untuk periode t

a = Faktor bobot

Pada metode Single exponensial smoothing proses penentuan ramalan dimulai

dengan menentukan besarnya alpha secara trial dan error sampai ditemukan α

yang menghasilkan forecast error terkecil. (Gitosudarmo dan Najmudin, 2001)

t t

t

D F

Didalam metode Double Exponential Smoothing dilakukan proses smoothing

(pemulusan) dua kali. Untuk mempermudah perhitungan, ikutilah

tahapan-tahapan berikut ini :

1. Carilah besarnya nilai smoothing yang pertama, yaitu dengan rumus

S’t= aXt+(1-a) S’t1

2. Carilah besarnya nilai smoothing yang kedua, dengan memperhatikan

besarnya nilai smoothing pertama yaitu dengan rumus

S” t= aS’t+(1-a) S’’t1

3. Carilah besarnya nilai atdengan menggunakan rumus

at = 2S’t+ S” t

4. Carilah besarnya nilai bt dengan menggunakan rumus

bt = α α

1 (S’t-S’’t)

5. Lakukanlah perhitungan forecastnya dengan memasukkan besarnya nilai at

dan bt sehingga diperoleh

Ft+m = at+ bt (m)

Besarnya α antara 0 sampai dengan 1 dicari dengan trial dan error.

(Setiadi, 2003)

2. Dekomposisi

Tujuan analisis dekomposisi adalah mengekstrak komponen deret waktu menjadi

sub-sub pola, bukan pola dasar. Keuntungan melakukan dekomposisi ini antara

lain adalah adanya ramalan jangka panjang (trend) dan ramalan jangka pendek

(musim). (Sugiarto dan Harijono,2000)

Metode ini digunakan dengan terlebih dahulu membagi atau melakukan

pemecahan kedalam 4 pola, yaitu : Trend (T), Fluktuasi Musim (M), Fluktuasi

Siklis (S) dan perubahan yang bersifat Random (R). Masing-masing pola tersebut

diketahui nilainya dulu, kemudian bersama-sama menentukan besarnya forcast

atau proyeksi dimasa yang akan datang. Secara matematis proyeksi (X) pada

waktu yang akan datang adalah (Gitosudarmo dan Najmudin, 2001).

Persamaan pendekatan dekomposisi :

X = T x M x S x R

Dimana :

R = nilai deret berkala pada periode

T = komponen Trend pada periode

S = komponen siklus pada periode

Et = komponen kesalahan

a. Trend adalah rata-rata perubahan dalam jangka panjang. Trend menggambarkan

perilaku data dalam jangka panjang yang dapat meningkat, menurun atau

konstan. Bila data yang ada menunjukan kenaikan maka trend tersebut

menunjukan trend positif, bila menunjukan penurunan maka trend tersebut

menunjukan trend negatif. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk

menentukan trend yaitu trend linier, trend parabolik, dan trend exponential.

1. Trend Linier

Yang dimaksud dengan trend linier adalah merupakan model persamaan garis

lurus yang berbentuk berdasarkan titik-titik diagram pencar dari data selama

kurun waktu tertentu. Model trend biasa digunakan untuk memprediksi suatu

persoalan (membuat ramalan jangka panjang), adapun bentuk umum dari model

trend linier ini dinyatakan dengan persamaan Yt = a + bx

Yt = Nilai trend untuk setiap unit x

x = Unit waktu tertentu

a = intercept ( nilai trend Yt pada saat x = 0)

(Supangat, 2008)

2. Trend Parabolik

Trend parabolik adalah trend yang nilai variabel tak bebasnya naik atau turun

tidak secara linier atau terjadi secara parabola bila datanya dibuat scatter

diagramnya. (Manurung, 1990). Persamaan parabolik tersebut secara berikut :

Y = a + bX + cX2 1. ∑Y = n.a + c∑X2 2. ∑XY = b∑X2 3. ∑X2 Y = a∑X2 + c∑X4

Untuk mencari nilai a dan c menggunakan persamaan (1) dan (3), sedangkan

nilai b menggunakan persamaan (2).

b. Variasi Musiman

Variasi atau gelombang musim merupakan variasi pasang surut yang terulang

adalah metode rata-rata sederhana, metode persentase terhadap trend dan metode

persentase terhadap rata-rata bergerak.

c. Variasi Siklis

Variasi siklis merupakan perubahan sesuatu hal yang berulang kembali lebih dari

satu tahun. Variasi siklis dinyatakan dalam bentuk indeks siklis .

d. Variasi Random

Variasi random merupakan perubahan suatu hal yang dapat terjadi secara

tiba-tiba dan sukar diperkirakan. (Gitosudarmo dan Najmudin, 2001)

2.2.4 Pemilihan Teknik Peramlan

Pemilihan teknik peramalan yang akan digunakan dipengaruhi oleh 4 aspek,

yaitu pola atau karakteristik data, jangka waktu, biaya dan tingkat akurasi yang

diinginkan.

Pola atau karakteristik data merupakan aspek utama yang sangat berpengaruh

terhadap pemilihan teknik peramalan. Suatu data yang memiliki pola trend (naik

turun) akan lebih tepat bila di-forecast dengan teknik dekomposisi. Sedangkan data

yang memiliki pola fluktuatif akan lebih tepat bila di-forecast dengan teknik

smoothing.

Dokumen terkait