• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROVINSI LAMPUNG

A. Peran Bimbingan konseling Islam Dalam Membentuk Remaja Yang Mandiri Di UPTD

1. Peran Bimbingan konseling Islam Dalam Membentuk Remaja Yang Mandiri Di UPTD dengan menggunakan teknik bimbingan konseling Islam. Dari teori BAB II halaman 26 menjelaskan ada beberapa macam teknik bimbingan konseling Islam yaitu:

a. Teknik pemberian informasi b. Dikusi kelompok

c. Teknik pemecahan masalah d. Permainan peran

e. Permainan simulasi

f. Teknik penciptaan suasana kekeluargaan g. Karyawisata

Setelah penulis melihat teori yang ada di BAB II halaman 26 dan data lapangan yang sudah di dapat mengenai teknik bimbingan konseling Islam yang di gunakan dengan pembimbing remaja di UPTD Pelayanan Sosial Bina Remaja Raden Intan Lampung Gedong Air Tanjung Karang Barat belum lengkap dan belum terpenuhi menggunakan teknik bimbingan konseling Islam

84

sesuai teori bimbingan konseling Islam yang ada. di UPTD Pelayanan Sosial Bina Remaja Raden Intan Lampung Gedong Air Tanjung Karang

Pembimbing remaja dimenggunakan teknik bimbingan konseling Islam dalam kegiatan bimbingan konseling Islam dalam memebentuk remaja yang mandiri, remaja UPTD yaitu: Teknik Pemberian Informasi

(expository).

2. Penerapan Bimbingan Konseling Islam dalam membentuk remaja yang mandiri Secara umum penerapan bimbingan konseling Islam dalam membentuk remaja yang mandiri yaitu:

a. Tahap 1 Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok.

Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing sebagian, maupun seluruh anggota.

Memberikan penjelasan tentang bimbingan konseling Islam sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan konseling Islam dan mengapa bimbingan konseling islam harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan di terapkan dalam bimbingan konseling Islam ini.

85

Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.

b. Tahap II Peralihan

tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga.

Ada kalanya jembatan di tempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan.

Ada kalanya juga jembatan itu di tempuh dengan susah payah, artinya para anggota tidak mau memasuki tahap kegiatan yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga.

Dalam keadaan seperti ini pemimpin konseling dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat.

Adapun yang di laksanakan dalam tahap ini yaitu:

1. menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh pada tahap berikutnya.

2. menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya.

3. membahas suasana yang terjadi.

4. meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.

86

c. Tahap III Kegiatan

tahap ini merupakan inti dari kegiatan maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin konseling

Ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati. Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:

1. masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan.

2. Menetapkan masalah atau topik yang akan di bahas terlebih dahulu. 3. Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas.

4. Kegiatan selingan. Kegiatan tersebut di lakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota.

Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

87

d. Tahap IV Pengakhiran

Pada tahap pengakhiran bimbingan konseling , pokok perhatian utama bukanlah pada beberapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh konseling itu.

Kegiatan sebelumnya dan hasil-hasil yang di capai setidaknya harus mendorong kelompok itu harus melakuakan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh.

Dalam hal ini ada kegiatan yang menetapkan sendiri kapan kegiatan itu akan berhenti melakukan kegiatan dan kemudian bertemu kembali umtuk melakukan kegiatan.

Ada beberapa hal yang di lakukan pada tahap ini, yaitu: 1. Pemimpin mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. 2. Pemimpin dan anggota mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan. 3. Membahas kegiatan lanjutan.

4. Mengemukakan pesan dan harapan

Dari hasil penelitian lapangan yang di temukan dengan penulis, kemudian penulis menganalisa dari teori-teori yang penulis dapat menyatakan bahwa pembimbing remaja di UPTD Pelayanan Sosial Bina Remaja Raden Intan Lampung Gedong Air Tanjung Karang Barat, menggunakan teknik pemberian informasi (expository), diskusi , teknik pemecahan masalah(problem solving).

88

Namun, pada saat kegiatan bimbingan konseling dalam membentuk remja yang mandiri dilakukan dengan pembimbing remaja ini lebih sering menggunakan teknik pemberian informasi.

Dengan adanya teknik pemberian informasi (expository), banyak perubahan yang positif yang terjadi pada remaja-remaja UPTD yang sedang menghadapi masalah pribadi, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat agar mampu mengatasi masalah hidup yang dialami mampu menyesuaikan lingkungan baru, menunjukkan perubahan dengan perlahan, dapat mengenal identitas dirinya, percaya diri, dapat mengambil keputusan, yakin terhadap dirinya, sudah berani bersosialisai dan komunikasi dengan baik, dan memiliki prestasi yang meningkat dan memiliki keterampilan Dengan demikian pelaksanaan bimbingan konseling Islam dalam membentuk remaja yang mandiri dalam mengembangkan konsep diri dipanti asuhan berjalan dengan baik.

B. Faktor Penghambat Peran Bimbingan Konseling Islam Dalam Membentuk

Dokumen terkait