• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlak Siswa

KELAS/JA M PEL

3. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlak Siswa

di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo

Masa depan siswa secara pedagogis banyak tergantung kepada guru. Guru yang pandai, bijaksana, mempunyai kemampuan dan keikhlasan terhadap pekerjaannya mampu mendidik siswa kearah yang positif.

Dari pemahaman di atas, tampak jelas bahwa guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya membentuk, mengarahkan, dan membina siswa sehingga ia mampu menjadikan seorang siswa berakhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut di atas sejalan dengan hasil wawancara bersama dengan guru-guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo. Mukmin salah satu guru pendidikan agama Islam yang ada di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo memberikan penjelasan mengenai peran guru pendidikan agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa bahwa:

a) Guru pendidikan agama Islam harus lebih banyak memberikan nasehat ketika berada di dalam kelas. b) Guru pendidikan agama Islam harus berada dalam struktur pembinaan Organisasi Intra Sekolah sebab guru pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk akhlak siswa. c) Organisasi seperti Rohani Islamiah harus ditangani langsung oleh guru pendidikan agama Islam. d) Guru pendidikan agama Islam harus menangani langsung dalam sisi membaca al-Qur’an,

dakwah dengan cara memberikan nasehat agar dapat terbentuk akhlak yang baik.”47

Sedangkan menurut Patmawati bahwa:

“setiap siswa memiliki kepribadian yang beragam serta mengingat bahwa guru pendidikan agama Islam adalah tonggak utama dalam menuntun siswa agar dapat terbentuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia, maka selayaknya dan seharusnya guru pendidikan agama Islam dapat memahami dan mengerti kepribadian dari masing-masing siswa agar guru pendidikan agama Islam mampu menghadapi mereka dengan baik, mengingat peran guru pendidikan agama Islam memang sangat menentukan tingkat keberhasilan pembentukan akhlak siswa khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo.”48

Kemudian Hasbar salah satu guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo menambahkan dalam wawancaranya, bahwa:

“Akhlak merupakan modal utama bagi siswa dalam menghadapi mata pelajaran, guru pendidikan agama Islam harus membentuk siswa dengan cara membiasakan pekerjaan yang baik. Itulah yang harus dibentuk oleh guru pendidikan agama Islam, agar akhlak dari siswa tersebut terbentuk dan terukur serta senantiasa menuju kepada yang dibenarkan.”49

Muh. Rezky menambahkan dalam wawancaranya, bahwa:

“Peran guru pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak siswa sudah cukup baik karena mulai dari guru pendidikan agama Islam yang sangat mendukung siswa dengan cara menyampaikan sejarah-sejarah Nabi lalu menyimpulkan yang berhubungan dengan akhlak yang dapat siswa contoh.”50

47 Mukmin, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 30 Juli 2018.

48 Patmawati, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 04 Agustus 2018.

49 Hasbar, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 06 Agustus 2018.

50 Muh. Rezky, siswa, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 06 Agustus 2018.

Dari hasil wawancara tersebut di atas bersama dengan para guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo, dapat disimpulkan bahwa peranan guru pendidikan agama Islam sangatlah penting dalam upaya pembentukan akhlak siswa. Guru pendidikan agama Islam tidak hanya sekedar bertugas di depan kelas untuk memberikan materi, akan tetapi guru pendidikan agama Islam harus berperan dalam organisasi untuk memantau para siswa yang berada dalam organisasi tersebut. Selain itu, guru pendidikan agama Islam harus memahami setiap kepribadian dari masing-masing siswa untuk memudahkan pembentukan akhlak siswa. Membiasaan pekerjaan yang baik di sekolah juga merupakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam agar dapat terbentuk akhlak yang mulia seperti yang diharapkan oleh para guru dan orang tua.

Selain itu, guru pendidikan agama Islam melakukan pembiasaan agar siswa dapat terbentuk akhlak yang mulia. Menurut Hasbar dalam wawancaranya, bahwa:

“Guru pendidikan agama Islam harus membentuk siswa dengan cara membiasakan pekerjaan yang baik. Contoh dari membiasakan pekerjaan yang baik yaitu salah satunya dengan membiasakan shalat dhuha sebelum melakukan proses belajar mengajar, yang kedua membaca al-Qur’an sebelum memulai pelajaran, kemudian yang ketiga dengan cara memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa.”51

Patmawati salah satu guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo juga memberikan penjelasan, bahwa:

51 Hasbar, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 06 Agustus 2018.

“Pembiasaan yang sudah diterapkan dalam upaya membentuk akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo adalah dengan berusaha menguatkan semangat siswa agar memiliki gairah yang besar terhadap hal-hal yang sifatnya keagamaan seperti membiasakan siswa untuk berpakaian secara benar menurut syariat Islam, membiasakan siswa untuk shalat berjama’ah di sekolah dan lain-lain.”52

Mukmin menambahkan dalam wawancaranya, bahwa pembiasaan yang telah diterapkan dalam upaya membentuk akhlak siswa adalah:

a) Wajib shalat dzuhur berjama’ah sebelum pulang dari sekolah b) Wajib memberi salam saat bertemu dengan guru c) Wajib membaca al-Qur’an sebelum memulai pelajaran.53

Sesuai dengan keterangan guru pendidikan agama Islam tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu usaha dalam pembentukan akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan yang baik kepada siswa. Pembiasaan-pembiasaan tersebut dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Pembiasaan yang telah dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo adalah memulai pelajaran dengan membaca do’a dan al-Qur’an, membiasakan shalat berjama’ah, memberikan motivasi kepada siswa agar berpakaian sesuai dengan syariat serta memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa.

Selain pembiasaan yang telah dilakukan, guru pendidikan agama Islam juga melakukan pendekatan terhadap siswa. Pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan dapat membentuk akhlak siswa dari yang tidak baik menjadi baik dan

52 Patmawati, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 04 Agustus 2018.

yang baik menjadi lebih baik seperti yang diharapkan oleh guru serta orang tua siswa. Pendekatan tersebut diantaranya adalah:

Menurut Mukmin, pendekatan yang telah dilakukan adalah pendekatan secara individu yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam terhadap siswa yang dianggap akhlaknya kurang baik, pendekatan tersebut dilakukan agar siswa tersebut dapat terbentuk akhlak yang mulai.54

Sedangkan menurut Hasbar dalam wawancaranya, pendekatan yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam upaya pembentukan akhlak siswa adalah:

“Pendekatan yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam yaitu pendekatan persuasif, pendekatan ini merupakan pendekatan dengan mengajak siswa dalam rangka agar apa yang dijelaskan dapat diterima oleh siswa. Pendekatan ini artinya mengajak siswa atau memberikan motivasi, memberikan peluang bagi siswa untuk yang belum dipahami. Jadi, pendekatan yang digunakan ada dua, yaitu pendekatan personal dan pendekatan persuasif yang artinya mengajak.”55

Patmawati menambahkan dalam wawancaranya, bahwa:

“Pendekatan yang diperlukan dalam upaya membentuk akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo tentunya tergantung dari situasi dan karakter dari siswa. Ada kalanya guru menggunakan metode pendekatan individu/pribadi dan ada kalanya menggunakan metode pendekatan kelompok.”56

Arsyita Rabbani Aris, salah satu siswa kelas XI IPA I memberikan pendapatnya, bahwa:

“Pendekatan yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam sudah tepat dan sangat baik, yaitu dengan cara mengajak para siswa untuk

54 Mukmin, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 30 Juli 2018.

55 Hasbar, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 06 Agustus 2018.

56 Patmawati, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 04 Agustus 2018.

senantiasa berbuat baik, memperbaiki diri dan senantiasa berakhlak mulia.”57

Kemudian Andi Asmara kembali menambahkan dalam wawancaranya, bahwa:

“Pendekatan yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam sudah sangat baik, seperti mengajak serta memberikan materi kepada siswa, contohnya membaca al-Qur’an meskipun banyak diantara siswa yang tidak mau mengikuti. Guru pendidikan agama Islam di sini sering memberikan motivasi kepada siswa, hal-hal yang positif meskipun banyak siswa yang tidak peduli dengan hal tersebut.”58

Guru pendidikan agama Islam menggunakan beberapa pendekatan dalam upaya pembentukan akhlak siswa. Pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan mampu membentuk akhlak siswa dari yang berakhlak kurang baik dapat menjadi baik. Pendekatan-pendekatan tersebut diantaranya pendekatan individu, pendekatan kelompok, pendekatan persuasif. Pendekatan tersebut disesuaikan dengan situasi dan karakter siswa yang akan dibentuk akhlaknya.

Selain pembiasaan dan pendekatan, guru pendidikan agama Islam juga menggunakan metode dalam upaya pembentukan akhlak siswa.

Menurut Hasbar salah satu guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo, bahwa:

“Metode pertama yang digunakan guru pendidikan agama Islam adalah metode ceramah, ceramah yang dimaksud disini adalah mengajak siswa agar apa yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dan mudah dimengerti. Metode yang kedua yaitu, metode ingkuiry, maksudnya adalah mengajak siswa agar apa yang disampaikan dapat diamalkan. Jadi, setelah belajar kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah serta masyarakat. metode ketiga yaitu, melakukan apersepsi, maksudnya adalah mengulang kembali mata

57 Arsyita Rabbani Aris, siswa, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 06 Agustus 2018.

58 Andi Asmara, siswa, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 06 Agustus 2018.

pelajaran sebelumnya agar pelajaran tersebut mudah untuk diingat oleh siswa. Guru tidak boleh menyambung langsung mata pelajaran yang lalu dengan yang akan diajarkan pada hari itu.”59

Sementara itu, Mukmin menambahkan dalam wawancaranya, bahwa:

“Metode yang digunakan oleh guru pendidikan agama Islam dalam upaya membentuk akhlak siswa adalah dengan cara melakukan pendekatan terhadap siswa yang bersangkutan dengan memberikan nasehat-nasehat.”60

Sedangkan menurut Patmawati, bahwa: “metode yang paling baik digunakan dalam upaya membentuk akhlak siswa, disamping metode bimbingan dan pengajaran juga melalui pendekatan individu atau kelompok serta yang tidak kalah penting dan baiknya tentu saja adalah dengan metode keteladanan (uswatun hasanah).”61

Dari pemaparan beberapa guru pendidikan agama Islam tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa upaya dalam pembentukan akhlak siswa memerlukan beberapa metode. Metode-metode tersebut diantaranya metode ceramah yang bertujuan agar siswa dapat mudah memahami yang disampaikan oleh guru, kemudian metode ingkuiry yang dilakukan untuk mengajak siswa agar yang disampaikan oleh guru dapat diamalkan. Metode pendekatan individu untuk memberikan nasehat-nasehat terhadap siswa yang masih berakhlak buruk serta metode keteladanan (uswatun hasanah) dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam agar siswa dapat terbentuk akhlak yang mulia.

Berdasarkan informasi dari hasil wawancara bersama dengan para guru pendidikan agama Islam dan siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo, bahwa guru pendidikan agama Islam berperan penting dalam

59 Hasbar, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 06 Agustus 2018.

60 Mukmin, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 30 Juli 2018.

61 Patmawati, guru PAI, wawancara, di SMA Negeri 2 Palopo, pada tanggal 04 Agustus 2018.

pembentukan akhlak siswa. Guru harus memahami karakter masing-masing siswa agar dapat mudah menanamkan akhlak yang mulia terhadap siswa. Guru pendidikan agama Islam melakukan beberapa pembiasaan terhadap siswa, pembiasaan-pembiasaan tersebut dilakukan agar akhlak siswa dapat mudah terbentuk. Selain pembiasaan-pembiasaan, guru pendidikan agama Islam juga melakukan beberapa pendekatan kepada siswa serta metode agar memudahkan guru pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palopo.

Dokumen terkait