• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Peran Kepramukaan Dalam Pembentukan Mental Mahasiswa

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...98

B. Saran-Saran

1. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi...102

2. Pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi………...……....103

3. Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi………...……...103

4. Mahasiswa umum maupun masyarakat……….104

5. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga…………...105

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Tinggi Agam Islam Negeri (STAIN) Salatiga memiliki berbagai

macam organisasi kemahasiswaan. Organisasi itu meliputi organisasi intra

kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi intra kampus seperti : STAIN

Musik Clup (SMC) yaitu organisasi yang bergerak dalam bidang musik, STAIN

Sport Clup (SSC) yang bergerak dalam bidang olah raga, Mahasiswa pecinta alam

(MAPALA MITAPASSA), Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang bergerak

dalam bidang dakwah, Resimen Mahasiswa (MENWA) dan organisasi pramuka

(RACANA). Selain organisasi di atas, masih banyak lagi organisasi lainnya yang

terdapat di STAIN Salatiga sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sedangkan

organisasi ekstra kampus seperti : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),

Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia (KAMMI) dan lain sebagainya.

Organisasi-organisasi tersebut bergerak sesuai bidangnya masing-masing

sehingga antara satu organisasi dengan organisasi yang lain tidak sama isinya.

Organisasi-organisasi tersebut sebagai wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan

bakat dan minat sesuai dengan keinginannya. Bagi yang senang dalam hal musik

dapat bergabung dengan SMC, bagi yang senang olahraga dapat bergabung

Namun hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhan mahasiswa yang

mengikuti organisasi. Kebanyakan dari mereka hanya mengikuti perkuliahan saja

kemudian pulang atau pergi untuk bermain dengan teman-temannya. Jika kita

lihat mahasiswa akademis (mahasiswa yang berorientasi pada perkuliahan saja)

jumlahnya lebih besar dari pada mahasiswa organisatoris (mahasiswa yang

berorientasi pada kuliah dan organisasi). Maka dapat disimpulkan bahwa minat

mahasiswa untuk aktif berorganisasi masih sangat rendah, dibuktikan dengan

lebih banyak mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi daripada mahasiswa

yang aktif berorganisasi.

Di STAIN Salatiga, organisasi kepramukaan menjadi salah satu organisasi

yang banyak diminati oleh mahasiswa, meskipun sebenarnya banyak organisasi

lain yang lebih sesuai untuk mewadahi bakat dan minat mereka. Hal ini bisa

dibuktikan dengan banyaknya anggota racana yang aktif mengikuti kegiatan.

Selain itu, dapat dibuktikan pula ketika penerimaan anggota baru. Dari data yang

ada, setiap tahun ketika racana membuka penerimaan anggota baru pasti racana

merupakan salah satu organisasi yang mendapatkan anggota terbanyak bila

dibandingkan dengan organisasi lainnya. Hal ini membuktikan bahwa organisasi

kepramukaan begitu diminati pada kalangan mahasiswa.

Gerakan pramuka merupakan organisasi yang dibentuk oleh pramuka

untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan (UU RI No. 12 2011 : Bab 1

pasal 1) yang juga berfungsi sebagai pendidikan nonformal yang berada diluar

sekolah yang bergerak dalam bidang kepramukaan. Dalam gerakan pramuka

disahkan sebagai dasar dalam menyelenggarakan pendidikan kepramukaan,

sehinga dalam menyelenggarakan pendidikan kepramukaan mempunyai dasar dan

hukum yang jelas dan tidak asal-asalan.

Organisasi di STAIN Salatiga gerakan pramuka juga mengikuti AD dan

ART yang sudah disahkan oleh KWARNAS, selain itu juga menggunakan AD

dan ART yang sudah dibentuk dan disahkan sendiri sesuai dengan kesepakatan

bersama. Sesuai dengan hasil musyawarah, di STAIN Salatiga organisasi gerakan

pramuka mempunyai nama Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dengan

nomer Gudep 02.237-02.238 STAIN Salatiga (Hasil musyawarah racana ke-

XXV, 2014 Bab 1 ayat 1).

Melihat dari keaktifan dalam mengikuti kegiatan kepramukaan, ternyata

memberi dampak yang besar pada mahasiswa dalam pembentukan mentalnya.

Mental yang dimaksud disini ialah seperti : berani memimpin forum, berani

mengungkapkan pendapat, tidak mudah minder, percaya diri, tidak mudah putus

asa dll. Hal ini dapat dibuktikan ketika didalam proses perkuliahan, biasanya

mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi pasti akan lebih aktif dalam

perkuliahan dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi.

Selain itu bisa dibuktikan ketika sedang praktikum pengalaman lapangan (PPL)

maupun kuliah kerja nyata (KKN), banyak anggota racana yang dijadikan ketua

maupun koordinator lapangan oleh kelompoknya. Hal ini dikarenakan mereka

berpendapat bahwa anggota racana pasti sudah biasa dalam mengelola suatu

Pembentukan mental sangat penting bagi setiap orang terlebih lagi bagi

mahasiswa. Mahasiswa tidak cukup hanya dengan menguasai teorinya saja, tapi

juga harus bisa ketika mempraktikkannya. Banyak sekali mahasiswa yang

menguasai dengan baik teorinya tapi ketika dia disuruh untuk mempraktikannya

dia tidak berani. Memiliki mental yang kuat sngatlah penting karena tanpa

didasari mental yang kuat orang akan merasa grogi, merasa takut salah, dan tidak

bisa berfikir dengan tenang.

Sering kali kita melihat banyak orang yang sudah menguasai dengan baik

teorinya, tapi ketika kita melihat praktiknya banyak sekali terjadi kesalahan

dikarenakan merasa grogi, terburu-buru dan kurang bisa menguasai diri. Perasaan

itulah yang membuat materi yang sudah dikuasai dengan baik tidak bisa

dikeluarkan dan disampaikan dengan maksimal. Memiliki mental yang kuat

adalah dasar seseorang untuk bisa menguasai diri, orang lain maupun lingkungan

sekitarnya. Dengan bisa menguasai semua itu, dia akan dapat melakukan yang

terbaik dan dengan maksimal.

Menyadari betapa pentingnya peranan remaja bagi masa depan bangsa,

maka perlu sekali diadakan pembinaan remaja yang harus di dukung oleh semua

pihak seperti sekolah, orang tua maupun lingkungannya. Oleh karena itu remaja

ini harus mempersiapkan dirinya dengan bekal ilmu pengetahuan dan kecakapan

serta ketrampilan yang memungkinkan masuk kedalam masyarakat orang dewasa

dan sanggup berintregasi dan serasi dengan mereka (Darajat, 1971 : 37).

Pendidikan adalah suatu pengembangan diri individu dan kepribadian

dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, serta nilai-nilai sehingga

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Yusuf, 1998 : 25). Pendidikan

merupakan proses bagi seseorang untuk dapat berkembang kearah yang lebih

baik. Pendidikan sangatlah penting bagi semua orang, karena dengan adanya

pendidikan maka seseorang tersebut dapat menjadi insan yang seutuhnya, yang

memiliki budi pekerti yang baik dan pola pikiran yang sehat. Melihat hal tersebut,

maka pemerintah harus lebih mengutamakan dan memberikan perhatian khusus

dalam bidang pendidikan baik itu pendidikan formal maupun pendidikan

nonformal.

Pendidikan itu merupakan pilar utama yang digunakan untuk bisa hidup

dimasyarakat, oleh karena itu pendidikan yang dibutuhkan tidak sekedar

pendidikan formal saja melainkan juga membutuhkan pendidikan nonformal

untuk melengkapinya seperti pembentukan karakter dan mental. Pada Perguruan

Tinggi, kegitan nonformal dikenal dengan nama Organisasi Kemahasiswaan.

Organisasi Kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri

mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual.

Pendidikan kepramukaan termasuk pendidikan nonformal yang sering

disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan kepramukaan dilakukan

mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun pada Perguruan Tinggi. Pendidikan

bentuk unit kegiatan mahasiswa (UKM) dengan nama Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi STAIN Salatiga yang mempunyai nomer Gudep 02.237 - 02.238.

Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan

di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,

terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar

kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sarana akhirnya pembentukan

watak (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, 1999 :

56). Pada hakikatnya kegiatan kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan

nonformal yang dapat diikuti oleh semua orang, baik bagi anak-anak, orang

dewasa, maupun orang yang sudah tua sekalipun. Kegiatan ini dapat dilaksanakan

diluar pendidikan formal sepeti sekolah dan diluar pendidikan keluarga.

Kegiatan kepramukaan merupakan kegiatan belajar sendiri yang progesif

bagi setiap orang untuk mengembangkan dirinya secara maksimal baik sosial,

intelektual, mental, fisik, ketrampilan, pengembangan bakat minat dan masih

banyak lainya sebagai individu dan anggota masyarakat. Banyak orang yang

masih berfikiran bahwa kegiatan kepramukaan hanya sekedar permainan yang

tidak ada manfaatnya dan hanya menghabiskan waktu, tenaga maupun biaya

sehingga mereka ragu apakah pendidikan yang bersifat kemandirian, kedisiplinan,

ketrampilan maupun pendidikan yang lainnya dapat diperoleh dari kegiatan

kepramukaan, sedangkan kegiatannya hanya bernyanyi dan tepuk tangan. Banyak

yang mengatakan pendidikan kepramukaan itu sama dengan anak taman

kanak-kanak yang kerjanya hanya tepuk tangan dan bermain-main, tanpa mereka tahu

diperhatikan dengan baik, pendidikan kepramukaan itu sangat besar sekali

manfaatnya.

Baden Powell menulis dalam bukunya yang berjudul “ BPS Out Look “ dia berpendapat sebagai berikut :

“ Scouting is not a science to be solemnly studied, nor is it a collecting of

doctrgine and texts. No! it is a jolly game in the out of doors, where boy man and boy can go adventuring together asleader and younger brothers picking of health

and happiness handicraff and help fulness”. Artinya : “ kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu

kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan

adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang

dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti

kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan

memberikan pertolongan.

Kegiatan kepramukaan bukanlah sekedar kegiatan hura-hura dan bukan

kegiatan tepuk tangan saja, tetapi dalam kegiatan kepramukaan terdapat banyak

sekali pendidikan yang tidak ditemui dalam pendidikan di sekolah, seperti berlatih

mandiri, mengenal alam, pembentukan karakter, pembentukan mental dan masih

banyak lagi pendidikan-pendidikan lainnya. Dengan demikian, pendidikan

kepramukaan sangat luas sekali cakupannya dan sangat berguna bagi setiap orang

khususnya bagi kaum muda yang sedang berkembang. Pendidikan kepramukaan

memiliki mental yang kuat dan berani bukan menjadi seorang penakut. Dengan

mental yang kuat maka orang akan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan.

Pembentukan mental salah satunya bisa didapatkan dengan berorganisasi.

Berorganisasi sangatlah penting karena berorganisasi adalah cara untuk

meningkatkan dan mengembangkan diri mahasiswa dikampus disamping

pembelajaran dalam perkuliahan. Organisasi dapat menunjang berhasilnya bagi

seorang mahasiswa dalam menempuh proses pendidikannya, sehingga dia dapat

menjadi seorang yang bagus dalam intelektualnya, emosionalnya, maupun

spiritualnya. Dalam Al-qur’an Allah juga menjelaskan tentang pentingnya sebuah organisasi, penjelasan ini terdapat pada surat As-Shaf ayat 4 yang berbunyi :

ٌصوحصْرَم ٌناَيْ نح ب ْمحهَّ نَأَك اِّفَص ِهِليِبَس ِفِ َنوحلِتاَقح ي َنيِذَّلا ُّبِحيُ ََّللَّا َّنِإ

(

٤

)

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur , mereka seakan-akan seperti bangunan yang tersusun kokoh ( QS Ash-Shaf : 4)”.

Dengan penjelasan tersebut, maka tampak jelas bahwa organisasi

sangatlah penting karna manfaatnya yang sangat besar, yang digambarkan seperti

bangunan yang tersusun kokoh. Bangunan yang tersusun kokoh tidak akan mudah

untuk dijatuhkan dan dihancurkan. Begitu juga dengan adanya sebuah organisasi,

maka seseorang tidak akan mudah untuk dijatuhkan. Dengan adanya suatu

untuk dapat menyatukan seseorang, menyatukan perbedaan pikiran dan

gagasan-gagasan agar bisa menjadi satu tujuan yang sama adalah dengan membentuk suatu

organisasi sebagai wadah untuk menampungnya sehingga dapat mencapai tujuan

yang diharapkan.

Melihat permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka berikut ini

peneliti utarakan alasan mengenai pemilihan judul :

a. Banyak mahasiswa yang aktif mengikuti perkuliahan dan juga aktif dalam

mengikuti organisasi sebagai langkah dalam mengembangkan diri dan

sebagai sarana pembentukan mental.

b. Organisasi gerakan pramuka (RACANA) adalah salah satu organisasi intra

kampus sebagai wadah bagi mahasiswa yang menyukai kegiatan

kepramukaan yang didalamnya terdapat banyak pengetahuan dan pengalaman

juga sebagai sarana pembentukan mental.

c. Pentingnya pembentukan mental bagi setiap mahasiswa, dan kegiatan

kepramukaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam

pembentukan mental tersebut.

Dari uraian latar belakang masalah diatas peneliti merasa sangat tertarik

untuk meneliti bagaimana cara yang dapat dilakukan dalam pembentukan mental

melalui kegiatan kepramukaan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti

mengambil judul “ PEMBENTUKAN MENTAL MAHASISWA DALAM

KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA RACANA KUSUMA DILAGA-WORO SRIKANDHI STAIN SALATIGA “

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah di paparkan dalam latar belakang

masalah di atas, maka dapat diambil beberapa pokok masalah yang sangat

menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya :

1. Bagaiman kegiatan-kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi STAIN Salatiga dalam pembentukan mental ?

2. Mental seperti apa sajakah yang dapat dibentuk melalui kegiatan-kegiatan

kepramukaan?

3. Bagaimanakah peran kepramukaan dalam pembentukan mental mahasiswa ?

C. Tujuan Penelitian

Dengan adanya rumusan masalah di atas, maka tujuan dari diadakannya

penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kegiatan-kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi STAIN Salatiga dalam pembentukan mental

2. Mengetahui mental seperti apa yang dapat dibentuk melalui kegiatan-kegiatan

kepramukaan.

3. Mengetahui peran kepramukaan dalam pembentukan mental mahasiswa

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini ada beberapa manfaat yang bisa diambil, adapun

beberapa manfaat tersebut antara lain :

1. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam pembentukan mental

mahasiswa yang dapat dilakukan melalui kegiatan kepramukaan.

2. Secara praktis antara lain :

a. Bagi peneliti sebagai pengetahuan baru dan sebagai media pembelajaran

untuk mengembangkan diri kearah yang lebih baik lagi.

b. Bagi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi agar mengetahui bahwa

pembentukan mental dapat dilakukan dalam kegiatan kepramukaan.

c. Bagi anggota racana Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi agar lebih

aktif lagi dalam mengikuti kegiatan kepramukaan, karena melalui kegiatan

kepramukaan dapat dilakukan pembentukan mental.

d. Bagi mahasiswa STAIN Salatiga pada umunnya, untuk mengetahui

bagaimana cara pembentukan mental yang dapat dilakukan dalam kegiatan

kepramukaan.

e. Bagi semua orang bahwa banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh

melalui pendidikan kepramukaan dan salah satunya adalah pembentukan

mental.

E. Definisi Operasional 1. Definisi Kepramukaan

Kepramukaan berasal dari kata pramuka yang mendapat awalan ke- dan

akhiran –an, sehingga menjadi kepramukaan yang artinya adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda

Pramuka berarti praja muda karana, yaitu rakyat muda yang suka berkarya

(Poerwadarmito, 1976:230 ). Pramuka merupakan sebuah singkatan dari

Praja-Muda-Karana yang disingkat menjadi Pramuka. “ Pra “ adalah singkatan dari Praja yang berarti rakyat, “ Mu ” adalah singkatan dari Muda yang berarti usia yang masih muda dan “ Ka ”adalah singkatan dari Karana yang berarti berkarya. Sehingga jika kita artikan secara luas pramuka adalah orang yang

masih muda atau yang memiliki jiwa muda yang suka berkarya.

2. Definisi Mental

Mental berasal dari kata latin mens, mentis yang berarti jiwa, sukma, nyawa, roh, semangat. (Semiun. 2006:22). Mental merupakan hal yang sangat

penting yang harus dimiliki oleh setiap orang karena mental merupakan

pondasi utama yang menopang bentuk lahiriyah manusia.

Mental yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang

dalam menguasai dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Dalam

penelitian ini, peneliti membatasi pembahasan mengenai mental. Menurut

peneliti seseorang dapat dikatakan sudah memilik mental apa bila sudah

mampu melakukan hal sebagai berikut :

1) Mampu memimpin suatu forum

2) Berani tampil di depan orang banyak

3) Mampu menyampaikan suatu hal dengan baik (tidak grogi)

4) Dapat menjalankan suatu kegiatan dengan baik

5) Dapat bersosialisasi dengan baik terhadap orang lain

7) Tidak mudah putus asa dan kecil hati

8) Berani mengungkapkan sanggahan, kritikan, dan saran ketika diskusi

9) Berani mengakui kesalahan dan tidak mudah tersinggung

10) Berani menghadapi suatu permasalahan dan mampu menyelesaikannya

3. Definisi Mahasiswa

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Mahasiswa memiliki arti

orang yang belajar di perguruan tinggi. Sedangkan dalam peraturan

pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan

belajar di perguruan tinggi tertentu. Sarwono (1978) menjelaskan mahasiswa

adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di

perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang

memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa

merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan

masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Mahasiswa juga

sering dikaitkat sebagai agen perubahan, sebagai generasi penerus bangsa.

Pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978)

adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam

keterlibatannyadengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif.

Menurut Sugiyono (2012:9) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis

data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekan makna daripada

generalisasi.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu

penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status

suatu gejala yang ada yaitu gejala peningkatan mental mahasiswa STAIN

Salatiga melalui kegiatan kepramukaan.

2. Subyek dan Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek yang dimaksud adalah UKM Pramuka

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Gudep kota salatiga 02.237-02.238

STAIN Salatiga. Sedangkan obyek penelitian ini adalah sebagian anggota

UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Gudep kota salatiga

02.237-02.238 STAIN Salatiga baik anggota lama, anggota baru maupun

alumni racana.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah di UKM

02.237-02.238 STAIN Salatiga yang beralamatkan di Jl. Tentara pelajar no. 2

STAIN Salatiga tepatnya di pusat kegiatan mahasiswa (PKM) 2 lantai 1.

Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan oktober 2014

dan rencananya akan selesai pada bulan januari 2015. Jadi penelitian ini akan

berjalan kurang lebih dalam waktu 4 bulan.

4. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan ada dua macam.

Sumber data tersebut yaitu :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung

dari tangan pertama yang meliputi kata-kata dan tindakan subyek serta

gambaran dan pemahaman sebagai dasar utama melakukan interprestasi

data dari subyek yang diteliti. Dalam penelitian ini, yang akan menjadi

sumber data primer adalah Dewan pengurus Racana Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi, anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

dan pihak yang mengetahui dengan baik Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi.

b. Sumber Data Sekunder

Yang dimaksud dengan sumber data sekunder adalah data yang

mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber

data sekunder dalam penelitian ini adalah anggota racana pada umumnya,

G. Metode Pengumpulan Data 1. Instrument Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka peneliti memerlukan

metode-metode dalam pengumpulan data. Selain itu peneliti juga memerlukan

instrument dalam pengumpulannya. Metode dalah cara yang dilakukan

sedangkan instumen adalah alat yang digunakan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, metode dan instrument yang akan peneliti

gunakan yaitu :

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian

terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto,

1997:146).

Data yang ingin diperoleh oleh peneliti adalah data mengenai

situasi umum STAIN Salatiga dan kegiatan kepramukaan pada UKM

Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Gudep kota salatiga

02.237-02.238 STAIN Salatiga.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara (interviewer) (Arikunto, 1997:145). Dalam hal ini menguraikan mengenai keaktifan mengikuti kegiatan kepramukaan di

menguraikan tentang peningkatan mental yang didapatkan setelah

mengikuti kegiatan kepramukaan tersebut.

Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan dalam mengikuti

kegiatan kepramukaan dan sejauh mana perkembangan mentalnya setelah

mengikuti kegiatan kepramukaan, maka peneliti juga akan bertanya pada

pengurus (dewan) racana maupun pihak lain yang sesuai.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang

diperoleh dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, notulen rapat, surat-surat, catatan harian, sertifikat dan

sebagainya (Arikunto, 1997 : 149). Dalam melakukan penelitian ini,

metode dokumentasi dilakukan untuk mengetahui gambaran umum lokasi

penelitian yang meliputi, abensi kegiatan, buku induk, foto-foto kegiatan,

materi-materi dan dokumen lain yang sangat diperlukan dalam penelitian.

2. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

(Sugiyono, 2012:244). Dalam penelitian kualitatif ini analisis data dilakukan

Dokumen terkait