• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritik

2. Peran Pendamping

28

f) Akibat hidup bersama-bersama yang waktu yang lama hingga akhirnya melahirkan suatu kebudayaan berupa sistem nilai, pengetahuan, dan budaya kebendaan.

Dengan demikian, persepsi masyarakat merupakan penafsiran seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian berdasarkan pengamatan, pengetahuan dan pengalamannya secara individu sehingga memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan penafsiran meskipun objek yang dikaji sama.

2. Peran Pendamping a. Pengertian Peran

Peran merupakan kata dasar dari peranan yang berarti perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.28 Dengan kata lain, peran adalah kegiatan organisasi yang berkaitan dengan menjalankan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal dari dan masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi. Dalam ketiga bidang ilmu tersebut, istilah “peran” dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu.29

28 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2002.

29 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), 215.

29

Istilah dalam teori peran dalam empat golongan, yaitu istilah-istilah yang menyangkut; 1) orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial. 2) perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut. 3) kedudukan orang-orang dalam perilaku. 4) kaitan dan perilaku.30

Peranan adalah perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam rangka menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosial yang dimilikinya.31 Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. Peranan paling sedikit mencakup tiga hal:32

1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

2) Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3) Peranan juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran merupakan segala hal yang menyangkut interaksi sosial, baik perilaku dalam interaksi serta kedudukan orang dalam perilaku dan berkaitan

30 Ibid.

31 Abdul Sani, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, 94.

30

dengan norma-norma yang berlaku dalam rangka menjalankan hak dan kewajibannya.

b. Pengertian Pendamping

Pendamping adalah orang yang terkategorikan sebagai pengantar perubahan (agent of change), baik yang berada di dalam sistem sosial masyarakat (insider change agents) maupun yang berada di luar sistem sosial masyarakat bersangkutan (outsider change agents).33

Pendampingan merupakan kegiatan yang diyakini mampu mendorong terjadinya pemberdayaan fakir miskin secara optimal. Perlunya pendampingan dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan pemahaman di antara pihak yang memberikan bantuan dengan sasaran penerima bantuan. Kesenjangan dapat disebabkan oleh berbagai perbedaan dan keterbatasan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi. Oleh karenanya para pendamping di tingkat lokal harus dipersiapkan dengan baik agar memiliki kemampuan untuk memfasilitasi dengan sumber-sumber baik formal dan informal.34

Pendampingan sosial dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara kelompok miskin dan pekerja sosial untuk secara bersama-sama menghadapi beragam tantangan seperti, merancang program perbaikan kehidupan ekonomi, mobilisasi sumber daya setempat, memecahkan masalah sosial, menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan, menjalin kerja sama dengan pihak lainya yang sesuai dengan konteks pemberdayaan masyarakat.35

Pekerja sosial atau pendamping sosial merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan

33 D. Susanto, “Strategi Peningkatan Kapasitas Modal Sosial dan Kualitas Sumberdaya Manusia Pendamping Pengembangan Masyarakat”. Vol. 8, No. 1 (2010), 77-89.

34 Gunawan Sumodiningrat, Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa: Menanggulangi Kemiskinan dengan Prinsip Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009), 106.

35 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Reflika Aditama Suryamin, 2009), 68.

31

masyarakat. Sesuai dengan prinsip keberhasilan pekerja sosial, yaitu membantu orang agar mampu membangun dirinya sendiri.36

Jadi, peran pendamping adalah bentuk keterlibatan seseorang yang diberi tanggung jawab dalam hal manjadi pengantar perubahan, baik dalam sistem sosial masyarakat maupun di luar sistem sosial bersangkutan, seperti merancang program perbaikan ekonomi, mobilisasi sumber daya setempat, memecahkan masalah sosial, serta membuka akses untuk pemenuhan kebutuhan dengan cara menjalin kerja sama antara masyarakat dengan instansi terkait.

c. Optimalisasi Peran Pendamping

Optimalisasi peran pendamping merupakan suatu langkah yang harus dilakukan berkaitan dengan memaksimal peran pendamping itu sendiri, sehingga tujuan dari program Jalin Matra dapat tercapai dengan baik.

Peran seorang pekerja sosial seringkali diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendamping bukan sebagai penyembuh atau pemecah masalah (problem solver) secara langsung. Oleh karena itu, pekerja sosial sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan dalam pemberdayaan.37

Terdapat 10 (sepuluh) peran pendamping yang harus dioptimalkan agar tujuan dari program Jalin Matra dapat tercapai dengan baik. Peran-peran tersebut adalah: 1) Pembela (advocacy), 2)

36 Ibid., 93.

32

Fasilitator, 3) Pemungkin (enabler), 4) Penjangkauan (outreacher), 5) Pembimbing (supervisor), 6) Penggerak (dinamisator), 7) Pemotivasi (motivator), 8) Katalisator, 9) Mediator, 10) Evaluator.38

Berkaitan dengan peran pendamping yang harus dimaksimalkan, maka Departemen Sosial RI. menyatakan bahwa peran pendamping adalah:39

1) Perencana

Perencanaan memerlukan visi yang berorientasi ke depan sebagai kekuatan pendorong dalam mengembangkan potensi dan peningkatan kemampuan serta menetapkan tujuan yang efektif.

2) Pembimbing

Sebagai pembimbing, pendamping sosial dituntut kemampuan dan keterampilannya untuk mengajak, mengarahkan, dan membina sehingga mengerti, memahami, dan melaksanakan hasil bimbingan secara aktif dan kreatif.

3) Pemberi Informasi

Pendamping sosial memberikan penjelasan tentang gambaran umum program pengentasan kemiskinan, manfaat melakukan aktivitas dengan pendekatan bantuan produktif, cara mengembangkan bantuan produktif, cara mengembangkan

38 Nurnita Widya Kusuma, “Peran Pendamping Dalam Program Pendampingan Dan Perawatan Sosial Lanjut Usia di Lingkungan Keluarga (Home Care): Studi Tentang Pendamping di Yayasan Pitrah Sejahtera, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara”. Vol 18 No. 2 (2013) 211-224.

33

keuangan mikro, kerjasama dengan pendamping sosial, menjalin kemitraan, dan sebagainya.

4) Motivator

Pendamping sosial memberikan rangsangan dan dorongan semangat kepada penerima manfaat program, sehingga mereka dapat mengenali masalah dan kekuatan yang dimilikinya. Pendamping sosial dapat memunculkan partisipasi penerima manfaat, sehingga diharapkan dapat merubah pola pikir, sikap, dan mengembangkan potensinya melalui upaya pemberdayaan.

5) Fasilitator

Pendamping sosial memberikan berbagai kemudahan, baik berupa barang, peralatan, maupun ketentuan, sehingga program tersebut dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan berbagai aktivitas sosial, ekonomi, dan kelembagaan, serta mengatasi berbagai kendala dan masalah.

6) Evaluator

Pendamping sosial dapat memberikan penilaian, saran, dan masukan kepada penerima manfaat atau RTS (rumah tangga sasaran) tentang pilihan mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Disamping itu, pendamping sosial juga dapat memberikan penilaian terhadap keseluruhan program guna meningkatkan kualitas program pendampingan.

Dari beberapa uraian tentang peran pendamping, maka secara garis besar dapat disimpulkan, bahwa yang paling penting berkaitan

34

dengan pendampingan program Jalin Matra adalah: 1) fasilitator, 2) pembimbing, 3) penggerak, 4) motivator, 5) mediator, dan 6) evaluator.

3. Efektivitas Program Jalin Matra

Dokumen terkait