• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Perempuan dalam PHBM

METODE PENELITIAN

3.7. Pengukuran Variabel

3.7.2 Peran Perempuan dalam PHBM

a. Tingkat Kehadiran Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

Menurut Djohani (1996), partisipasi dibagi menjadi dua yaitu:

1) Partisipasi kuantitatif yang merupakan keikutsertaan yang di hitung dari jumlah kehadiran (penilaian keikutsertaan secara fisik). Dalam program PHBM, tingkat kehadiran ini dilihat dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan (pembuatan tanaman sampai produksi dan pasca produksi).

2) Partisipasi kualitatif merupakan keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga baik dalam kegiatan produktif (PHBM atau non PHBM) maupun reproduktif (pendidikan anak, pembagian kerja, penentuan jenis tanaman di kebun dan jenis binatang ternak yang di pelihara).

Untuk mengetahui gambaran partisipasi perempuan, maka digunakan tingkat kehadiran sebagai parameternya penelitian ini. Tingkat kehadiran diperoleh dengan menggunakan skoring berdasarkan pada jumlah keikutsertaan perempuan. Kehadiran perempuan dalam PHBM di mulai dari kegiatan :

a. Perencanaan PHBM, terdiri dari kegiatan: 1) Kontrak kerja

2) Penentuan jenis tanaman

3) Pembagian lahan andil dan pemasangan patok batas 4) Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH)

16 Intensitas keikutsertaan perempuan dalam tahap perencanaan PHBM diberikan skoring. Kriteria pemberian skor pada tahap perencanaan PHBM dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kriteria pemberian skor pada tahap perencanaan.

No Intensitas Keikutsertaan Skor

1. Tidak ikut serta 1

2. Ikut serta dalam 1 kegiatan 2

3. Ikut serta dalam 2 kegiatan 3

4. Ikut serta dalam 3 kegiatan 4

5. Ikut serta dalam 4-5 kegiatan 5

Akumulasi dari kegiatan perencanaan PHBM digunakan sebagai pengkategorian tingkat kehadiran perempuan dalam perencanaan PHBM. Pengkateoriannya menjadi rendah, sedang dan tinggi (Tabel 5).

Tabel 5 Kriteria pemberian skor tingkat kehadiran perempuan dalam perencanaan PHBM.

No Tingkat Kehadiran Skor

1. Rendah 0-1

2. Sedang 2-3

3. Tinggi 4-5

b. Pelaksanaan PHBM terdiri dari:

1. Keikutsertaan dalam kegiatan penyuluhan dan pembinaan.

Intensitas keikutsertaan perempuan dalam kegiatan penyuluhan dan pembinaan diberikan skoring. Kriteria pemberian skor pada kegiatan penyuluhan dan pembinaan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kriteria pemberian skor dalam kegiatan penyuluhan dan pembinaan

No Intensitas Keikutsertaan Skor

1. Tidak ikut serta 1

2. Ikut serta dalam 1-3 kali pertemuan 2 3. Ikut serta dalam 4-6 pertemuan 3 4. Ikut serta dalam 7-9 pertemuan 4 5. Ikut serta dalam 10-12 pertemuan 5

17 2. Keikutsertaan dalam kegiatan pertemuan KTH

Intensitas keikutsertaan perempuan dalam kegiatan pertemuan KTH diberikan skoring. Kriteria pemberian skor pada kegiatan pertemuan KTH dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Kriteria pemberian skor dalam kegiatan pertemuan KTH

No Intensitas Keikutsertaan Skor

1. Tidak ikut serta 1

2. Ikut serta dalam 1-3 kali pertemuan 2 3. Ikut serta dalam 4-6 pertemuan 3 4. Ikut serta dalam 7-9 pertemuan 4 5. Ikut serta dalam 10-12 pertemuan 5

3. Keikutsertaan dalam kegiatan persiapan lahan

Kegiatan persiapan lahan terdiri dari kegiatan pembuatan jalan pemeriksaan, pembuatan gubug kerja, penggebrusan tanah dan pembuatan plang tanaman. Intensitas keikutsertaan perempuan dalam kegiatan persiapan lahan tersebut diberikan skoring. Kriteria pemberian skor pada kegiatan persiapan lahan tersebut dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Kriteria pemberian skor dalam kegiatan persiapan lahan

No Intensitas Keikutsertaan Skor

1. Tidak ikut serta 1

2. Ikut serta dalam 1 kali pertemuan 2

3. Ikut serta dalam 2 pertemuan 3

4. Ikut serta dalam 3 pertemuan 4

5. Ikut serta dalam 4 pertemuan 5

4. Keikutsertaan dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman

Kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman terdiri dari kegiatan penanaman sesuai jalur dan jarak tanam, penyulaman, penyiangan, penggemukan, penyetekan, pemeliharaan tanaman pokok dan merawat tanaman buah-buahan dan tidak menanam tanaman yang dilarang. Intensitas keikutsertaan perempuan dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman diberikan skor seperti pada tabel 9 berikut ini.

18 Tabel 9 Kriteria pemberian skor dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan

tanaman

No Intensitas Keikutsertaan Skor

1. Tidak ikut serta 1

2. Ikut serta dalam 1-2 kali pertemuan 2 3. Ikut serta dalam 3-4 pertemuan 3 5. Keikutsertaan dalam kegiatan pemanenan dan pengamanan

Kegiatan pemanenan dan pengamanan mencakup kegiatan pencegahan pencurian kayu, perencekan, penggembalaan liar, penyerobotan lahan dan kebakaran hutan. Intensitas keikutsertaan perempuan dalam kegiatan pemanenan dan pengamanan diberikan skor seperti pada Tabel 10.

Tabel 10 Kriteria pemberian skor dalam kegiatan pemanenan dan pengamanan

No. Intensitas Keikutsertaan Skor

1. Tidak ikut serta 1

2. Ikut serta dalam 1-2 kali pertemuan 2 3. Ikut serta dalam 3-4 pertemuan 3 4. Ikut serta dalam 5-6 pertemuan 4

Akumulasi dari kegiatan pelaksanaan PHBM digunakan sebagai pengkategorian tingkat kehadiran perempuan dalam pelaksanaan PHBM. Pengkategoriannya menjadi rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi (Tabel 11).

Tabel 11 Kriteria pemberian skor tingkat kehadiran pada tahap pelaksanaan PHBM

No Tingkat Kehadiran Kelas Nilai

1. Rendah 5-10

2. Sedang 11-15

3. Tinggi 16-20

4. Sangat Tinggi 21-24

Akumulasi dari seluruh kegiatan mulai dari kegiatan perencanaan hingga kegiatan pelaksanaan PHBM digunakan sebagai skor pengkategorian Tingkat kehadiran perempuan dalam seluruh kegiatan PHBM. Adapun keikutsertaan perempuan dalam PHBM kemudian dikategorikan menjadi rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi (Tabel 12).

19 Tabel 12 Kriteria pemberian skor tingkat kehadiran pada seluruh kegiatan

PHBM No Kategori Skor 1. Rendah 6-12 2. Sedang 13-18 3. Tinggi 19-24 4. Sangat Tinggi 25-30

b. Curahan Waktu Kerja Perempuan

Curahan waktu kerja perempuan adalah jumlah waktu yang digunakan oleh para perempuan dalam melakukan kegiatan tertentu seperti pekerjaan rumah tangga, mencari nafkah, dan atau kegiatan kemasyarakatan. Dalam kehidupan ini, biasanya manusia memiliki 2 peran untuk melihat curahan kerjanya yakni :

1) Kegiatan Produktif

Dalam kegiatan PHBM contohnya dapat kita lihat seperti menanam, memelihara, memanen dan mengangkut, sedangkan kegiatan yang diluar PHBM (non PHBM) seperti beternak, berdagang, berkebun dan pegawai. 2) Kegiatan reproduktif

Contoh kegiatan reproduktif adalah mencuci pakaian, memasak dan mengasuh anak.

Satuan curahan waktu kerja dihitung berdasarkan Hari Orang Kerja (HOK). Biasanya 1 HOK sama dengan delapan jam kerja/hari. Curahan waktu kerja seseorang per hari biasanya diperoleh dari banyaknya waktu yang dihabiskan untuk melakukan suatu kegiatan dalam satu hari (jam kerja) dibagi dengan 1 HOK.

c. Pendapatan Rumah Tangga

Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan dalam rumah tangga maka dibutuhkan informasi mengenai pendapatan rumah tangga tanpa dan dengan pendapatan PHBM. Apabila telah diketahui informasi tersebut maka terlebih dahulu dapat dihitung peningkatan pendapatan petani PHBM lalu dapat diketahui besarnya kontribusi perempuan dalam pendapatan rumah tangga.

1) Peningkatan Pendapatan

Berdasarkan sumber pendapatannya maka pendapatan dapat dikelompokan menjadi :

20 a) Pendapatan dari PHBM

b) Pendapatan dari non PHBM, seperti sawah, kebun jasa dan berdagang Pemasukan yang diterima tiap-tiap sumber pendapatan dijumlahkan masing-masing lalu dibuat presesntase perubahan pendapat. Rumus yang digunakan :

P(x) = P(1)/P(2) x 100 %

Keterangan :

P(1): Pendapatan total dengan pendapatan PHBM

P(2): Pendapatan total pendapatan PHBM dengan non PHBM P(x): Persentase perubahan pendapat

Setelah menghitung seberapa besarnya perubahan pendapatan yang terjadi setelah adanya program PHBM maka perubahan pendapatan tersebut digolongkan atas beberapa kategori. Kategori persentase perubahan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Kriteria persentase perubahan pendapatan petani PHBM No Persentase Perubahan Pendapatan Kategori

1. 75-100% Sangat Baik

2. 51-75% Baik

3. 25-50% Cukup

4. <25% Kurang

Sumber : Perum Perhutani, 1990

2) Kontribusi Perempuan dalam Pendapatan Rumah Tangga

Kontribusi Perempuan dalam rumah tangga didapatkan dengan menjumlahkan masing-masing pendapatan perempuan dari PHBM maupun non PHBM kemudian membaginya dengan pendapatan rumah tangga.

d. Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga biasanya dibagi menjadi 2 variabel yaitu :

21 1. Pengambilan keputusan dalam keluarga mengenai kegiatan PHBM yang

meliputi : kegiatan produksi dan pasca produksi

2. Pengambilan keputusan dalam urusan domestik keluarga.

Dokumen terkait