• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Peroksidasi ❨ ❩❬❩❭ Terhadap Persalinan Preterm

KAJIAN PUSTAKA

2.5 P eroksidasi lipid

2.5.2 Peran Peroksidasi ❨ ❩❬❩❭ Terhadap Persalinan Preterm

Peroksidasi lipid merupakan fenomena normal yang terjadi secara kontinues dengan level rendah pada manusia. Kehamilan sendiri merupakan suatu kondisi stres di mana banyak fungsi fisiologis dan metabolisme yang berubah dalam batas waktu tertentu, sehingga didapatkan level peroksidasi lipid yang lebih tinggi dibandingkan keadaan tidak hamil. Selama kehamilan, level peroksidasi lipid meningkat sesuai dengan perkembangan normal kehamilan (Patil, 2006). Namun pada kondisi produksi peroksidasi lipid yang berlebihan maka kehamilan dikaitkan dengan suatu keadaan patologis (Little, 2003).

Ketika hamil, peroksidasi lipid terutama di induksi di plasenta. Jaringan plasenta mengandung banyak asam lemak tak jenuh yang merupakan sasaran dari aktifitas radikal bebas. Jaringan plasenta memiliki enzim antioksidan dalam konsentrasi rendah sehingga menjadi sangat rentan terhadap kerusakan yang dimediasi oksidatif. Lipid peroksida yang dihasilkan berasal dari trophoblast dan kompartemen inti villous. Produk ini kemudian disekresikan ke sirkulasi maternal yang selanjutnya menginisiasi kaskade peroksidasi lebih lanjut (Little, 2003).

Peroksidasi lipid bersifat sangat reaktif dan dapat menyebabkan kerusakan membran sel melalui interaksi langsung dengan membran sel maupun secara tidak langsung melalui aktifasi mediator lain oleh produk peroksidasi lipid (Eberhardt, 2001).

Efek secara langsung yaitu menyebabkan gangguan pada fungsi membran sel sehingga dapat mempengaruhi perubahan kandungan cairan (fluiditas)

40

membran dan mobilisasi enzim-enzim pada membran. Sebagai tambahan terhadap rusaknya fungsi membran sebagai barier tersebut, lipid peroksidasi juga mengakibatkan hilangnya homeostasis ion berupa gangguan kompartemen dan

kekacauan ion utamanya yaitu terjadi influx ion Ca2+ sehingga dapat

mempengaruhi fungsi sel otot seperti halnya yang disebabkan oleh peningkatan ROS (Warren dkk, 2005 ; Connors, 2004 ; Eberhardt, 2001 ; Aruoma, 2001).

Konsentrasi ion Ca2+ di dalam sel akan berperan pada Calmodulin membentuk

Ca-Calmodulin mengaktifkan enzim Myosin Light Chain Kinase (MLCK) yang

berperan pada proses fosforilasi dari myosin yang bila berinteraksi dengan actin

akan menyebabkan pemendekan dari serat otot sehingga terjadi kontraksi

miometrium (Cunningham dkk, 2010). Disebutkan bahwa calcium channel

blocker dapat digunakan untuk menghambat peroksidasi lipid dan mencegah pembentukan ROS (Valco, 2006).

41

Sedangkan efek secara tidak langsung melalui produk-produk metabolit dari peroksidasi lipid (Eberhardt, 2001). Hidroksinoneal (HNE), yang merupakan salah satu produk metabolit dari peroksidasi lipid, pada konsentrasi tinggi dapat

menyebabkan hilangnya homeostasis ion Ca2+, hambatan terhadap respirasi

mitokondria dan sintesa protein, serta mampu menarik neutrofil dan menginduksi respon inflamasi pada sel endotel (Eberhardt, 2001). Pada sebuah penelitian, pemberian HNE pada kultur jaringan miometrium manusia, dapat menginduksi ekspresi COX-2 dan produksi PGE2 dalam jaringan miometrium (Temma, 2011).

COX-2 (cyclooxygenase-2) merupakan enzim yang mengkatalis pembentukan

prostaglandin yang bertanggung jawab terhadap terjadinya kontraksi miometrium sedangkan PGE-2 selain dapat memicu kontraksi miometrium, berperan pula menurunkan resistensi jaringan servik. Kedua hal tersebut berperan penting dalam kemajuan persalinan sehingga dapat mencetuskan timbulnya persalinan preterm (Cunningham dkk, 2010).

Peroksidasi lipid bila terus berlanjut akan menyebabkan ketidakstabilan membran, mengubah viskositas membran dan merangsang aktivasi fosfolipase A2 (Gazali, 2002). Fosfolipase A2 adalah enzim yang menghidrolisis fosfolipid yang merupakan komponen utama pada membran sel. Fosfolipid oleh fosfolipase A2 akan dihidrolisis membentuk asam arakidonat, selanjutnya oleh enzim lipoxygenase (LOX) akan membentuk leukotrin dan oleh enzim cyclooxygenase

(COX) 1 dan 2 akan menbentuk prostanoid (Wikipedia, 2012). PGE2 dan PGF2

42

kontraksi miometrium dan pelunakan jaringan servik, sehingga keseluruhan proses ini dapat mencetuskan timbulnya persalinan preterm (Cunningham dkk, 2010).

2.5.3 Malondialdehid ❪❫ ❴❵❛

Malondialdehid (MDA) adalah produk peroksidasi lipid yang merupakan aldehid reaktif. MDA merupakan salah satu dari banyak spesies elektrofil reaktif yang dapat menyebabkan stress toksik pada sel serta membentuk produk protein kovalen yang dikenal sebagai sebutan advance lipoxidation end products (ALE). MDA dapat bereaksi dengan deoksiguanosin dan deoksiadenosin pada DNA dan

membentuk substansi M1G yang bersifat mutagenik (Eberhardt,2001).

Gambar 2.7 Struktur kimia malondialdehid (MDA) (Wikipedia, 2012)

MDA dibentuk sebagai bahan dikarbonil (C3H4O2) dengan berat molekul

43

(pKa = 4,46), dihasilkan sebagai produk sampingan pembentukan eikosanoid

enzimatik dan produk akhir degradasi oksidatif asam lemak bebas non enzimatik. MDA telah ditemukan hampir di seluruh cairan biologis, termasuk pada plasma, urin, cairan persendian, cairan brokoalveolar, cairan empedu, cairan getah bening, cairan mikrodialisis, cairan amnion, cairan pericardial, dan cairan seminal. Namun plasma dan urin merupakan sampel yang paling umum digunakan karena paling mudah didapatkan dan paling tidak invasive. Data yang tersedia hingga saat ini juga menunjukkan pengukuran kadar MDA baik dari plasma maupun urin memberikan hasil yang sama akurat dan presisi dari indeks stres oksidatif (Janero, 2001).

Meningkatnya perhatian terhadap keberadaan peroksidasi lipid, potensinya untuk merusak dan keterlibatannya dalam berbagai patogenesis penyakit, menyebabkan peroksidasi lipid menjadi suatu marker penting yang dapat diukur untuk deteksi dini penyakit. Sejumlah Penelitian dalam satu dekade terakhir ini telah menunjukkan bahwa MDA merupakan komponen pengukuran terhadap lipid peroksidasi yang bersifat stabil dan akurat, dan telah membantu menjelaskan peranan stres oksidatif pada sejumlah penyakit (Janero, 2001).

Analisa malondialdehid merupakan analisa radikal bebas secara tidak langsung dan merupakan analisa yang cukup mudah untuk menentukan jumlah radikal bebas yang terbentuk. Analisa radikal bebas secara langsung sangat sulit dilakukan, karena radikal bebas ini sangat tidak stabil dan cenderung untuk merebut elektron senyawa lain agar lebih stabil. Reaksi ini berlangsung sangat

44

cepat sehingga pengukurannya sangat sulit bila dalam bentuk senyawa radikal bebas (Winarsi, 2007).

Kadar MDA diukur dengan menggunakan metode TBARS (Thiobarbituric acid reactive substance), yang menggunakan dasar reaksi MDA terhadap asam tiobarbiturat dan selanjutnya dinilai menggunakan spektrofotometer (Janero, 2001).

Hingga saat ini MDA merupakan marker yang paling banyak diteliti, dan dianggap sebagai marker lipid peroksidasi in vivo yang baik, baik pada manusia maupun pada binatang, lebih murah dengan bahan lebih mudah didapat yang secara signifikan akurat dan stabil daripada senyawa lainnya (Niki dkk, 2009).

MDA sangat cocok sebagai biomarker untuk stress oksidatif karena beberapa alasan, yaitu : (1) Pembentukan MDA meningkat sesuai dengan stres oksidatif, (2) Kadarnya dapat diukur secara akurat dengan pelbagai metode yang telah tersedia, (3) Bersifat stabil dalam sampel cairan tubuh yang diisolasi, (4) Pengukurannya tidak dipengaruhi oleh variasi diurnal dan tidak dipengaruhi oleh kandungan lemak dalam diet, (5) Merupakan produk spesifik dari peroksidasi lemak, (6) Terdapat dalam jumlah yang dapat dideteksi pada semua jaringan jaringan tubuh dan cairan biologis, sehingga memungkinkan untuk menetukan referensi interval (Llurba dkk, 2004).

Walaupun MDA telah diakui sebagai marker klinis lipid peroksidasi, namun peranan komponen MDA sendiri dalam patofisiologi kehamilan masih sedikit yang diketahui. Masih jarang penelitian yang menggunakan MDA untuk

45

meneliti hubungan antara peningkatan peroksidasi lipid dengan terjadinya persalinan preterm. Sehingga berbagai penelitian masih dikembangkan untuk mengetahui lebih dalam apakah MDA juga merupakan suatu faktor yang terlibat dalam patogenesis persalinan preterm spontan.

Dokumen terkait