• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PENGATURAN SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA MILITER DI

C. Peran Petugas Lembaga Pemasyarakatan Militer Dalam Proses

Peran Petugas Lembaga Pemasyarakatan militer yaitu dalam kegiatan dibidang Administrasi teknis, Rehabilitasi dan Pengamanan yang dilakukan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Militer, merupakan segala usaha, pekerjaan

36

dan kegiatan dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di lembaga pemasyarakatan militer.37

A. Kegiatan Bidang Administrasi Teknis.

a. Perencanaan :

1. Menyiapkan alat tuis kantor dan perlengkapannya serta buku-buku register yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Narapidana Militer mulai masuk sampai dengan bebas/selesai melaksanakan pidananya di Lembaga Pemasyarakatan Militer; dan

2. Menyiapkan petugas-petugas dan protap-protap yang akan digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan di bidang administrasi fungsi teknis.

b. Pelaksanaan :

1. Administrasi Penerimaan Narapidana Miliputi:

a) Putusan/petikan putusan dan akta putusan yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) yang asli dari Pengadilan yang berwenang.

b) Surat Pengantar dari Kantor Oditur Militer (Kaotmil) yang berwenang dengan dilampiri berita acara penyerahan terpidana oleh Oditur Militer/Oditur Militer Tinggi yang bersangkutan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

37

Lampiran Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Lembaga Pemasyarakatan Militer Di Lingkungan TNI, Hal. 13

c) Surat Perintah dari Komandan Satuan (Ankum/Papera).

d) Surat Keterangan Sehat dari dokter rumah sakit TNI yang berwenang yang menyatakan bahwa Terpidana dimaksud dapat melaksanakan kegiatan pembinaan selama menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan Militer.

e) Blanko Penerimaan Narapidana Militer. f) Berita Acara Penerimaan Narapidana Militer. g) Berita Acara Penitipan Barang/Uang.

h) Surat Pernyataan Narapidana Militer.

i) Surat dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer kepada Ankum tentang Penerimaan Narapidana Militer.

2. Administrasi Pembebasan Narapidana Militer meliputi :

a) Surat dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer Kepada Ankum tentang laporan hasil penilaian Narapidana Militer.

b) Daftar Nilai Narapidana Militer.

c) Surat Keterangan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer tentang selesai melaksanakan pidana.

d) Surat Perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer untuk Narapidana Militer telah selesai melaksanakan pidana.

e) Berita Acara Pembebasan Narapidana Militer.

f) Surat Izin Jalan Narapidana Militer dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

g) Surat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer kepada Ankum tentang pembebasan Narapidana Militer.

h) Surat Laporan Pembebasan ke Kepala Pusat Pemasyarakatan Militer TNI.38

3. Pencatatan dalam Buku Register, guna pendataan keluar dan masuknya Narapidana Militer dan kegiatan yang berhubungan dengan Narapidana Militer dari mulai masuk sampai dengan bebas/selesai melaksanakan pidananya, dilaksanakan pencatatan pada buku register yang meliputi buku register Induk Narapidana Militer, Klasifikasi, Tahanan Titipan, Disiplin, Hukuman Pelanggaran Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan Militer, Pemindahan, Pelarian, Pengasingan, Kematian, Kunjungan, Sakit, Penitipan Barang/Uang, dan Ekspirasi.

4. Administrasi Perawatan Narapidana Militer meliputi : a. Makan Narapidana Militer.

b. Pakaian Seragam Narapidana Militer. c. Pelayananan kesehatan Narapidana Militer. d. Narapidana Militer meninggal.

e. Alat perlengkapan. c. Pengakhiran :

Pembuatan laporan mengenai pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Narapidana Militer dari mulai masuk sampai dengan bebas/selesai

38

melaksanakan pidananya dan kegiatan di bidang administrasi fungsi teknis.

B. Kegiatan Bidang Rehabilitasi. a. Perencanaan :

1. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pola pembinaan terhadap Narapidanan Militer;

2. Menyiapkan bahan pengajaran/pelatihan sesuai materi yang diperlukan meliputi mental kepribadian, pembinaan jasmani dan intelektual/akademis serta keterampilan;

3. Mempersiapkan petugas/penceramah/pengajar/pelatih yang menguasai materi, cara memberi instruksi dan metode dalam memberikan pengajaran/pelatihan sesuai bidang materi yang telah ditentukan dan dijadwalkan dalam pola pembinaan terhadap Narapidana Militer, dan 4. Koordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan kegiatan

pembinaan.39 b. Pelaksanaan.

1) Pembinaan Mental Kepribadian Meliputi :

a. Pembinaan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Pembinaan Tradisi Kejuangan;

c. Pembinaan Matra Angkatan; d. Pembinaan Mental Ideologi; dan

e. Pembinaan Kesadaran Hukum, sikap dan perilaku Prajurit TNI.

39

2) Pembinaan Jasmani meliputi : a. Olah raga Militer;dan b. Olah raga Umum.

3) Pembinaan Intelektual/Akademis dan Keterampilan meliputi : a. Pengetahuan Militer;

b. Pengetahuan Umum;dan c. Keterampilan.

c. Pengakhiran

Pembuatan laporan mengenai pelaksanaan kegiatan di bidang rehabilitasi terhadap Narapidana Militer sesuai pola pembinaan meliputi mental kepribadian, pembinaan jasmani dan intelektual/akademis serta keterampilan.40

C. Bidang Pengamanan

a. Umum

2. Pengamanan yang dilakukan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Militer meliputi pengamanan terhadap personel Lembaga Pemasyarakatan Militer, Narapidana Militer, materiil dan berita serta kegiatan.

3. Sejalan dengan kegiatan pengamanan tersebut, maka titik berat pengamanan di tujukan kepada Narapidana Militer di Lembaga Pemasyarakatan Militer yang meliputi 2 sasaran.

40

a. Ekstern yaitu mencegah kemungkinan timbulnya bahaya atau serangan dari pihak-pihak yang bermaksud mengacaukan atau ingin mengeluarkan para Narapidana Militer secara tidak sah dari Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Intern yaitu mencegah timbulnya pelanggaran tata tertib baik yang dilakukan Narapidana Militer maupun oleh personel Lembaga Pemasyarakatan Militer.

4. Untuk menghadapi kemungkinan timbulnya kejadian sebagaimana tersebut diatas, maka diperlukan adanya petugas-petugas pengamanan.

a. Petugas Jaga Lembaga Pemasyarakatan Militer b. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer c. Petugas Pengawalan

b. Petugas Jaga Lembaga Pemasyarakatan Militer 1. Perencanaan

a. Membuat surat perintah petugas jaga b. Membuat jadual jaga

c. Menyiapkan alat perlengkapan yang digunakan 2. Pelaksanaan

a. Ketentuan yang berlaku

1. Petugas jaga dipimpin oleh seorang Pawas berpangkat Pama dibantu oleh Bintara, Tamtama, dan PNS yang dilakukan secara bergiliran.

3. Petugas jaga melaksanakan kegiatannya berdasarkan Peraturan Urusan dalam serta perintah-perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

4. Petugas jaga harus senantiasa berpakaian lengkap dan dilengkapi dengan perlengkapan pengamanan serta menggunakan tanda-tanda pengenal khusus.

5. Pergantian petugas jaga dilakukan setiap jam 08.00 waktu setempat atau dalam keadaan tertentu atas perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Tugas dan Kewajiban41

1. Petugas jaga bertugas menegakkan tata tertib, disiplin dan Peraturan urusan dalam agar ditaati seluruh personel Lembaga Pemasyarakatan Militer, Narapidana Militer maupun para tamu.

2. Mengawasi pelaksanaan pengamanan kegiatan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Militer.

3. Menerima dan menyelesaikan semua laporan dari Petugas Planton.

4. Menyusun dan menyelesaikan serta melaksanakan pengamanan darurat bila keadaan memaksa.

5. Mengawasi pelaksanaan kunjungan tamu para Narapidana Militer dan Tamu Dinas lainnya.

41

6. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pos-pos Planton, barak/kamar atau sel-sel Narapidana Militer.

7. Mengambil apel pagi, siang dan malam ataupun apel luar biasa dari Narapidana Militer.

3. Pengakhiran

a. Membuat laporan mengenai hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer

b. Mengembalikan semua alat perlengkapan inventaris Lembaga Pemasyarakatan Militer.

c. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer 1. Perencanaan

a. Membuat surat perintah Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Membuat jadual jaga planton.

c. Menyiapkan alat perlengkapan yang di gunakan 2. Pelaksanaan42

a. Ketentuan yang berlaku

1. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer disediakan oleh Dan Garnisun/Dan Sat TNI setempat atas permintaan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

42

2. Tugas Planton dilaksanakan oleh pasukan bersenjata di Bawah Kendali Operasi (BKO) Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

3. Tugas Planton dilaksanakan selama 1 x 24 jam, dan penggantiannya dilkukan pada setiap pukul 17.00 waktu setempat.

4. Pada saat melaksanakan tugas, petugas Planton harus berpakaian lapangan lengkap dan bersenjata serta memakai tanda pengenal khusus.

5. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer yang ditempatkan pada pos planton dilakukan secara bergiliran dan diganti setiap 1 (satu) jam sekali pada malam hari, dan 2 (dua) jam sekali pada siang hari.

b. Tugas dan Kewajiban

1. Menempati pos-pos planton yang sudah ditentukan.

2. Menjaga dan mengawasi terhadap kemungkinan adanya serangan atau gangguan dari luar.

3. Ikut serta mengawasi langsung mengenai pelaksanaan kegiatan Narapidana Militer dalam hal-hal khusus atas perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.43

3. Pengakhiran

43

a. Membuat laporan mengenai hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Mengembalikan semua alat perlengkapan inventaris Lembaga Pemasyarakatan Militer.

B. Petugas Pengawalan Lembaga Pemasyarakatan Militer 1. Perencanaan

a. Membuat surat perintah petugas pengawalan b. Membuat jadual laga pengawalan.

c. Menyiapkan alat perlengkapan dan kendaraan yang digunakan untuk pengawalan Narapidana Militer.

2. Pelaksanaan

a. Ketentuan yang berlaku

(1) Petugas pengawalan terdiri dari anggota Kawal Urpam Lembaga Pemasyarakatan Militer.

(2) Selain itu, dapat juga dilakukan oleh personel militer lainnya atas perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Tugas dan Kewajiban

(1) Apabila petugas pengawalan yang membawa Narapidana Militer tiba di tempat tujuan, maka segera melaporkan maksud kedatangannya membawa Narapidana Militer tersebut kepada pimpinan kesatuan/dinas yang dituju atau agar memberitahukan kepada Ketua RT/RW, aparat Koramil, POM setempat.

(2) Petugas pengawalan yang membawa Narapidana Militer wajib dilengkapi dengan surat perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer dan dicap serta ditanda tangani oleh Pejabat/Instansi yang dituju.

(3) Ketentuan yang harus diperhatikan dan diterapkan selama melaksanakan kegiatan pengawalan.44

D. Pengaturan Sistem Pembinaan Narapidana Militer Di Lembaga

Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan.

Ada 11 prosedur tetap (Protap) yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembinaan Narapidana TNI di Pemasyarakatan Militer (Masmil) Medan. Diantaranya adalah : Protap Menghadapi Bahaya Kebakaran, Menghadapi Bencana Alam, Menghadapi Huru-Hara, Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI, Penerimaan Narapidana TNI, Tindakan Terhadap Narapidana TNI yang Melarikan Diri, Pengamanan Narapidana TNI, Tradisi Pembebasan Narapidana TNI, Pengawalan Narapidana TNI, Pengurusan Narapidana TNI yang Menderita Sakit atau Meninggal Dunia, dan Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu.45

Prosedur dan Tata Tertib pembinaan Narapidana TNI dibuat agar ada keseragaman sebagai pedoman guna mendukung kelancaran tugas Masmil Medan dalam melaksanakan usaha, pekerjaan, dan kegiatan pengamanan, rehabilitasi, dan teknis administrasi dalam rangka pembinaan Narapidana TNI di Masmil Medan.

44

Ibid, hal. 16

45

Selain itu,sebagai acuan dalam membentuk pribadi Narapidana TNI agar memiliki sifat dan sikap yang berwawasan, bertanggung jawab dan sesuai dengan norma-norma keprajuritan, menumbuhkan motivasi, inovasi, dedikasi sekaligus untuk menghadapi tugas selanjutnya apabila Narapidana TNI tersebut telah dibebaskan dari Masmil.

1. Menghadapi Bahaya Kebakaran

Langkah menghadapi kebakaran di Masmil Medan, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah :46

a. Membunyikan lonceng tanda bahaya selama 2 (dua) menit;

b. Menyiapkan dan menyiagakan petugas Masmil dan petugas Staltahmil Pomdam I Bukit Barisan yang berkantor satu atap dengan Masmnil Medan; c. Membuka pintu-pintu kamar/sel dan mengungsikan Narapidana TNI ke

tempat yang aman;

d. Mematikan handel listrik dan menghubungi pihak PLN;

e. Mengerahkan tenaga untuk memadamkan api dengan bantuan sarana dan prasarana yang disiapkan serta meminta bantuan kepada Dinas Kebakaran Pemko Medan;

f. Menyelamatkan alat peralatan yang vital milik Masmil dan dokumen-dokumen penting;

g. Melaporkan dan memberitahukan kejadian tersebut kepada instansi TNI terdekat dan melaporkannya secara tertulis kepada Kababinkum TNI.

46

Lampiran I Prosedur Tetap Nomor : PROTAP / 01 / VII / 2010 tentang Menghadapi Bahaya Kebakaran di Masmil Medan, hal. 3-4

Menghadapi bahaya kebakaran merupakan bagian dari penyelenggaraan pembinaan di Masmil Medan yang bertujuan untuk melaksanakan tugas apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran di Masmil. Petugas yang mengetahui adanya kebakaran harus menyelamatkan jiwa para Narapidana TNI dan menyelamatkan alat-alat peralat-alatan Vital.

2. Menghadapi Bencana Alam

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi bencana alam di Masmil Medan sama dengan langkah-langkah dalam menghadapi bahaya kebakaran sebagaimana disebut di atas. Menghadapi bencana alam adalah bagian dari penyelenggaraan pembinaan Masmil yang merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan terhadap Narapidana TNI apabila terjadi bencana alam berupa gempa, tanah longsor, banjir, dan lain-lain.47

3. Menghadapi Huru-Hara

Huru-hara dibagi 2 (dua) yakni bersumber dari dalam dan dari luar Masmil. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengahadapaoi huru-hara yang bersumber dari dari dalam Masmil adalah:48

a. Petugas jasa menyiapkan seluruh petugas Masmil dan memerintahkan petugas Planton untuk mengisolasi tempat kejadian misalnya menutup pintu-pintu yang digunakan untuk jalan keluar masuk dengan maksud untuk mencegah terjadinya pelarian Narapidan TNI;

47

Lampiran II prosedur Tetap Nomor : PROTAP / 02 / VII / 2010 tentang Menghadapi Bencana Alam di Masmil Medan, hal. 3-4

48

Lampiran III Prosedur Tetap Nomor : PROTAP / 03 / VII / 2010 tentang Menghadapi Huru-Hara di Masmil, hal. 3-4

b. Melaporkan kejadian tersebut kepada Kamasmil agar dapat mengambil alih komando;

c. Kamasmil mengatur dan membagi tugas lebih lanjut terhadap anggotanya untuk mengatasi kejadian tersebut;

d. Mengasingkan dan memisahkan Narapidana TNI yang tidak terlibat melakukan huru-hara;

e. Mengamankan dan mengungsikan diri pelapor apabila yang melaporkan peristiwa tersebut dari Narapidana TNI;

f. Memerintahkan kepada Narapidana TNI yang melakukan huru-hara untuk menghentikan perbuatannya dengan cara Persuasif (mengingatkan melalui kata-kata bahwa perbuatannya itu salah) dan Refresif (didahului dengan memberikan tembakan peringatan dan diarahkan ke tempat yang aman);

g. Mengamankan dan memisahkan Narapidana TNI yang bertindak selaku pimpinan huru-hara dari kelompoknya, serta mengadakan pemeriksaan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut sebagai dasar untuk menentukan langkah atau tindakan selanjutnya; dan

h. Memberitahukan kejadian tersebut kepada kesatuan TNI terdekat dengan maksud untuk mendapatkan bantuan tenaga pengamanan apabila kejadian itu tidak bisa diatasi oleh petugas Masmil.

Apabila huru-hara tersebut datangnya dari luar Masmil, langkah-langkah yang ditempuh dalam menghadapi huru-hara yang bersumber dari dalam Masmil adalah:49

49

a. Pa Jaga menyiapkan seluruh petugas Masmil serta memerintahkan petugas Planton bersiaga penuh untuk menghadapi segala kemungkinan;

b. Melaporkan kepada Kamasmil atau Pa yang tertua mengenai kejadian tersebut;

c. Atas laporan tersebut, Kamasmil segera mengambil alih komando dan mengatur serta membagi tugas lebih lanjut terhadap anggotanya untuk melakukan :

1) Tindakan ke dalam yakni menyiapkan petugas untuk mengamankan dan memerintahkan seluruh Narapidana TNI yang berada di luar barak agar masuk ke dalam barak masing-masing lalu menguncinya.

2) Tindakan ke luar yakni :

a) Menyiapkan seluruh petugas Masmil dan petugas Planton untuk mengamankan pelaku hara kemudian membujuk pelaku huru-hara untuk menghentikan perbuatannya;

b) Apabila upaya bujukan tidak berhasil, Kamasmil melakukan unjuk kekuatan dengan menggunakan alat dan senjata lengkap;

c) Apabila tetap tidak berhasil maka Kamasmil memerintahkan petugas menggunakan kekuatan bersenjata;

d) Apabila kekuatan petugas Masmil dan Planton tidak sanggup juga mengatasi huru-hara maka Kamasmil meminta bantuan satuan TNI terdekat yang memiliki kewenangan wilayah untuk mengatasinya. Menghadapi huru-hara adalah bagian dari penyelenggaraan pemasyarakatan militer yang merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di

Masmil Medan terhadap Narapidana TNI apabila di Masmil Medan terjadi huru-hara. Prosedur tetap dibuat bertujuan untuk sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan tugas jika terjadi huru-hara baik dari dalam maupun dari luar Masmil itu sendiri.

4. Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI

Para Narapidana Tni diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni klasifikasi A, klasifikasi B, dan klasifikasi C.50

a. Klasifikasi A yaitu :

(1) Narapidana TNI yang dijatuhi pidana di atas 2 (dua) tahun 1 (satu) hari atau lebih tanpa pidana tambahan pemecatan;

(2) Narapidana yang berklasifikasi B yang melanggar tata tertib, tidak loyal terhadap petugas Masmil.

b. Klasifikasi B yakni :

(1) Narapidana TNI yang dijatuhi pidana 1 (satu) tahun 1 (satu) hari s/d 2 (dua) tahun tanpa pidana tambahan pemecatan;

(2) Narapidana TNI yang termasuk klasifikasi A yang selama 6 (enam) bulan berturut-turut berkelakuan baik serta berdisiplin dalam melaksanakan pidananya dapat diberikan keringanan untuk diturunkan ke klasifikasi B; (3) Narapidana TNI yang termasuk klasifikasi C karena kelakuan maupun

perbuatannya tidak disiplin, tidak taat terhadap peraturan yang berlaku dapat dinaikkan ke klasifikasi B.

50

Lampiran IV Prosedur Tetap Nomor : PROTAP / 04 / VII / 2010 tentang Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal. 3-4

c. Klasifikasi C yakni :

(1) Narapidana TNI yang dijatuhi hukuman 1 (satu) hari s/d 1 (satu) tahun tanpa pidana tambahan pemecatan;

(2) Narapidana TNI dari klasifikasi B selama 6 (enam) bulan berturut-berturut berdisiplin serta berkelakuan baik, dapat diturunkan ke klasifikasi C;

(3) Anggota TNI yang dijatuhi hukuman disiplin, dimana pelaksanaan hukumannya oleh Ankum dititipkan di Masmil Medan.

Keterlibatan Ankum dalam SPPM berkaitan erat dengan asas yang mendasari kehidupan dalam militer. Misalnya asas komando, komando berasal dari dari seorang komandan yang menempati kedudukan penting dalam militer. Komandan diberi wewenang penyerahan perkara dalam SPPM. Ankum adalah atasan langsung yang mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan berwenang melakukan penyidikan berdasarkan undnag-undang.51

Penempatan Narapidana TNI di ruang sel disesuaikan menurut golongannya yaitu : Pamen, Pama, Bintara, dan Tamtama untuk Bati penempatannya dimasukkan ke dalam golongan perwira. Narapidana TNI pria dan wanita harus dipisahkan. Untuk Narapidana TNI residivis penempatannya dilaksanakan di ruang khusus. Terhadap Narapidana TNI yang sedang menjalani masa observasi dan tahanan titipan pada prinsipnya harus selalu berada di dalam kamar/selnya, namun sewaktu-waktu harus

51

Petunjuk Pelaksanaan Kasal Nomor: Juklak/14/III/2006 tentang Penyelesaian Administrasi Tindak Pidana Desersi di Lingkungan TNI Angkatan Laut,hal. 10

dikeluarkan untuk diberi kesempatan berjemur di pagi hari, senam pagi, dan olah raga.

Pengawasan terhadap Narapidana TNI dilakukan bukan sekedar untuk mencapai suasana aman dan tertib saja, tetapi memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu berupa bimbingan yang bersifat mendididk agar Narapidana TNI berkelakuan baik. Kegiatan pengawasan dilakukan melalui 3 (tiga) tingkatan meliputi tingkat I,II,dan III. Pada tingkat I pengawasan dilakukan terhadap Narapidana TNI yang dikenakan klasifikasi A dengan ketentuan:52

a. Pintu kamar/selnya dibuka jam 06.00 WIB dan ditutup jam 14.00 WIB; b. Penjagaan, pengamanan, dan pengawasannya dilakukan secara ketat;

c. Tidak dibenarkan dipekerjakan, baik di dalam maupun di luar Masmil Medan, dan dilakukan pengawasan secara langsung sewaktu menerima kunjungan keluarga/tamu.

Sistim pengawasan tingkat II dilakukan terhadap Narapidana TNI yang dikenakan klasifikasi B dengan ketentuan:53

a. Pintu kamar/selnya dibuka jam 05.00 WIB dan ditutup jam 21.00 WIB; b. Hanya boleh dipekerjakan di dalam Masmil Medan;

c. Dapat menerima kunjungan keluarga/tamu dengan pengawasan langsung oleh petugas;

d. Diadakan pengawasan secara terus-menerus secara langsung selama di dalam Masmil Medan;

52

Lampiran IV Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 04 / VII / 2010 tentang Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal.5

53

e. Jika keluar dari Masmil Medan, harus dilakukan pengawalan ketat.

Sistem pengawasan tingkat III dilakukan terhadap Narapidana TNI yang dikenakan klasifikasi C dengan ketentuan:54

a. Pintu kamar/selnya dibuka jam 05.00 WIB dan ditutup jam 21.00 WIB; b. Selama di Masmil Medan,pengawasan dilakukan secara terus-menerus; c. Dapat menerima kunjungan keluarga/tamu dengan diawasi petugas;

d. Dapat dipekerjakan di luar Masmil Medan dengan pengawasan dan pengawalan;

e. Tenaganya dapat digunakan untuk membantu petugas di dalam Masmil Medan;

f. Jika keluar dari Masmil Medan harus dengan pengawalan petugas.

Klasifikasi, penempatan, dan pengawasan Narapidana TNI merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan terhadap Narapidana TNI yang akan melaksanakan pidananya berdasarkan putusan pengadilan yang telah Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Tujuan dibuatnya prosedur tetap tentang Klasifikasi, penempatan, dan pengawasan Narapidana TNI ini adalah sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan agar tercipta keseragaman pelaksanaan pengklasifikasian, penempatan, dan pengawasan Narapidana TNI.

5. Penerimaan Narapidana TNI

Penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan dilaksanakan pada jam kerja (pukul 07.00 WIB s/d 15.00 WIB). Petugas jaga menerima Narapidana TNI dari petugas Otmil, mengecek surat penyerahan dari Koatmil, mencatat dalam buku jurnal,

54

memeriksa barang bawaan secars umum dan menyerahkan data Narapidana ke Kaurnismin.

Kaurnismin melaksanakan tugasnya menerima penyerahan dari Koatmil, mengecek kelengkapan administrasi meliputi:55

a. Surat penyerahan dari Koatmil; b. Putusan atau Petikan Putusan; c. Akte BHT;

d. Berita Acara Penyerahan yang disiapkan Otmil;

e. Apabila BAP dari Otmil tidak ada, maka Urnismin membuat berita acara penerimaannya;

f. Surat Perintah dari kesatuan;

g. Apabila sakit atau pernah menderita sakit tertentu harus ada keterangan dokter;

h. Membuat register Narapidana TNI.

Setelah Kaurnismin menyatakan bahwa administrasi sudah lengkap, maka melaporkannya ke Kamasmil Medan dengan membawa Berita Acara Penyerahan untuk ditandatangani Kamasmil Medan. Apabila Kamasmil Medan tidak berada di tempat maka dapat dilaporkan melalui telepon. Kemudian Berita Acara Penyerahan tersebut diserahkan kepada Kaurpam bersamaan dengan barang-barang bawaan.

55

Lampiran V Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 05 / VII / 2010 tentang Penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal.3

Kaurpam dalam melaksanakan tugasnya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:56

a. Menerima Narapidana TNI dari Urnismin;

b. Memeriksa barang bawaan dan barang-barang yang tidak berhubungan atau tidak perlu selama pelaksanaan pidana agar dititipkan dan dilengkapi dengan surat penitipan. Khusus penitipan uang, harus dilengkapi kwitansi dan kwitansi tersebut dipegang oleh Narapidana TNI yang bersangkutan;

c. Mengecek kondisi fisik secara umum dan melaporkan ke Kaurrehab;

d. Semua kegiatan pelaksanaan tugas Kaurpam dilaporkan kepada Kamasmil Medan.

Kaurrehab dalam melaksanakan tugasnya menerima Narapidana TNI dari Kaurpam dan menyiapkan tradisi penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan. Kamasmil dalam melaksanakan tugasnya menandatangani Berita Acara Penyerahan atau Penerimaan dan memberikan pengarahan kepada Narapidana TNI sebelum mengikuti tradisi penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan.

Petugas Jaga yang menerima Narapidana TNI di luar jam kerja, melakukan langkah-langkah sebagai berikut :57

a. Menerima Narapidana TNI dari petugas Otmil;

b. Memeriksa kelengkapan administrasi yang terdiri dari: 1) Surat Penyerahan dari Koatmil;

2) Putusan atau Petikan Putusan;

56

Ibid, hal.4

57

3) Akte BHT;

4) Berita Acara Penyerahan; 5) Surat Perintah dari Satuan;

6) Apabila sakit atau pernah menderita sakit tertentu harus ada keterangan dari dokter;

c. Memeriksa barang bawaan secara umum; d. Mencatat dalam buku jurnal harian;

e. Melaporkan kepada Kamasmil Medan langsung atau secara hirarki melalui kaur, baik menghadap maupun melalui telepon;

f. Menandatangani berita acara;

g. Memasukkan Narapidana TNI ke ruang observasi;

Dokumen terkait