• Tidak ada hasil yang ditemukan

dan produksi biji bawang merah di Dramaga dan Cipanas.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa vernalisasi meningkatkan persentase tanaman berbunga (Tabel 1). Perlakuan vernalisasi yang diberikan pada umbi bibit bawang merah menghasilkan 100% tanaman berbunga baik di Dramaga maupun di Cipanas. Umbi bibit yang tidak diberi vernalisasi hanya menghasilkan pembungaan sebesar 9.17% di Dramaga, namun jika penanaman dilakukan di Cipanas, umbi bibit yang tidak divernalisasi menghasilkan pembungaan yang cukup tinggi yaitu sebesar 80%.

Perlakuan 200 ppm GA3 meningkatkan persentase tanaman berbunga di

Dramaga menghasilkan 60% tanaman berbunga dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lain, namun pemberian GA3 memberikan

persentase tanaman berbunga yang masih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan vernalisasi saja. Nampaknya perlakuan GA3 yang diberikan secara

tunggal belum bisa menggantikan vernalisasi dalam meningkatkan persentase tanaman yang berbunga. Pada percobaan di Cipanas, perlakuan 100-200 ppm GA3

menghasilkan 100% tanaman yang berbunga. Umbi bibit yang tidak diberi perlakuan GA3 menghasilkan pembungaan yang cukup tinggi yaitu sekitar 82%.

Hal ini menunjukkan bahwa secara alami bawang merah dapat berbunga tanpa perlakuan vernalisasi maupun GA3 jika penanaman dilakukan di dataran tinggi.

Terdapat pengaruh interaksi perlakuan vernalisasi dan GA3 terhadap

pesentase tanaman berbunga baik di Dramaga maupun di Cipanas (Tabel 1). Kombinasi perlakuan vernalisasi dan 100-200 ppm GA3 menghasilkan 100%

 

Tabel 1 Pengaruh Vernalisasi dan GA3 terhadap persentase tanaman bunga (%), waktu muncul kuncup bunga (HST), waktu bunga mekar

(HST), wktu panen biji (HST)

Perlakuan

Persentase tanaman Waktu muncul Waktu bunga Waktu panen

berbunga (%) kuncup bunga (HST) mekar (HST) biji (HST)

Dramaga Cipanas Dramaga Cipanas Dramaga Cipanas Dramaga Cipanas

Tanpa vernalisasi 9.17 b 88.33 b 25.54 b 22.41 a 55.27 a 52.89 a 109.00 a 103.81 a Vernalisasi (t=10 0C) 100.00 a 100.00 a 15.21 a 15.32 b 47.94 b 46.86 b 105.00 b 100.29 b 0 ppm GA3 51.25 b 82.50 b 21.34 a 23.14 a 54.41 a 53.75 a 106.00 104.14 a 100 ppm GA3 52.50 b 100.00 a 19.66 b 17.03 b 51.07 a 48.80 b 106.29 101.11 b 200 ppm GA3 60.00 a 100.00 a 15.62 c 16.43 b 46.93 b 47.08 b 106.67 100.87 b Tanpa vernalisasi+0 ppm GA3 2.50 c 65.00 b 35.00 a 29.72 a 63.00 59.86 a 110.00 107.44 a Tanpa vernalisasi+100 ppm GA3 5.00 c 100.00 a 33.00 b 18.95 b 58.50 51.17 b 110.00 101.57 b Tanpa vernalisasi+200 ppm GA3 20.00 b 100.00 a 17.42 c 18.55 b 50.56 47.65 c 108.00 102.43 b Vernalisasi+0 ppm GA3 100.00 a 100.00 a 15.83 d 16.55 bc 52.26 47.65 c 105.00 100.85 b Vernalisasi+100 ppm GA3 100.00 a 100.00 a 15.51 d 15.10 c 47.36 46.53 c 105.00 100.17 b Vernalisasi+200 ppm GA3 100.00 a 100.00 a 14.27 d 14.30 c 44.20 46.43 c 105.00 99.85 b

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji jarak berganda dari (DMRT) 5%.

28

 

   

vernalisasi tanpa GA3. Tanaman yang diberi perlakuan 200 ppm GA3 tanpa

vernalisasi bisa menghasilkan bunga, namun hasilnya masih sangat rendah yaitu hanya 20%, sehingga untuk menghasilkan persentase tanaman yang berbunga cukup diberi perlakuan verrnalisasi saja pada umbi bibitnya. Penanaman yang dilakukan di Cipanas menunjukkan bahwa tanaman yang diberi perlakuan 100- 200 ppm GA3 tanpa vernalisasi menghasilkan pembungaan bawang merah sebesar

100%. Hasil ini tidak berbeda dengan tanaman yang diberi perlakuan vernalisasi serta vernalisasi yang dikombinasikan dengan perlakuan GA3 .

Perlakuan vernalisasi dan GA3 mempercepat munculnya kuncup bunga,

waktu bunga mekar serta panen biji bawang merah jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa vernalisasi maupun tanpa GA3 baik di Dramaga maupun di

Cipanas (Tabel 1). Terdapat interaksi antara vernalisasi dan GA3 dimana

kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3 di Dramaga mempercepat

munculnya kuncup bunga 21 hari, waktu bunga mekar 17 hari serta waktu panen biji 5 hari lebih cepat dibandingkan perlakuan kontrol. Penanaman di Cipanas menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3

mempercepat munculnya kuncup bunga 15 hari, waktu bunga mekar 13 hari serta waktu panen biji 8 hari lebih cepat dibandingkan perlakuan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi GA3 yang diberikan semakin

cepat waktu muncul kuncup bunga, waktu bunga mekar serta waktu panen biji bawang merah.

Tidak terdapat interaksi antara perlakuan vernalisasi dan GA3 terhadap

waktu panen biji bawang merah. Hal ini disebabkan waktu menjelang panen berlangsung hujan yang cukup tinggi, sehingga pemanenan dilakukan hampir secara bersamaan karena dikhawatirkan dapat menurunkan produksi biji bawang merah.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan vernalisasi dan GA3

meningkatkan jumlah umbel per rumpun di Dramaga dan Cipanas (Tabel 2). Perlakuan vernalisasi menghasilkan rata-rata 1 umbel per rumpun di Dramaga dan 2 umbel per rumpun di Cipanas. Perlakuan 200 ppm GA3menghasilkan rata-rata 1

umbel per rumpun di Dramaga sedangkan di Cipanas perlakuan 100-200 ppm menghasilkan 2 umbel per rumpunnya. Walaupun perlakuan vernalisasi dan GA3

meningkatkan jumlah umbel, jumlah umbel per rumpun di Dramaga dan Cipanas meningkat dengan kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3 yaitu

sebanyak 2 umbel per rumpun di Dramaga dan 3 umbel per rumpun di Cipanas. Pada penanaman di Dramaga, dapat dilihat bahwa tanaman yang diberi GA3 tanpa

vernalisasi sangat sedikit menghasilkan umbel.

Tabel 2 Pengaruh vernalisasi dan GA3 terhadap jumlah umbel per rumpun dan

jumlah umbel per m2

Perlakuan

Jumlah umbel per rumpun

Jumlah umbel

per m2 uji t Dramaga Cipanas Dramaga Cipanas Tanpa vernalisasi 0.14 b 1.15 b 1.25 b 10.79 b ** Vernalisasi (t=10 0C) 1.92 a 2.75 a 25.21 a 30.29 a ** 0 ppm GA3 0.79 b 1.43 b 10.37 b 17.13 b tn 100 ppm GA3 0.81 b 2.10 a 12.37 b 19.94 b tn 200 ppm GA3 1.50 a 2.33 a 16.94 a 24.56 a tn Tanpa vernalisasi+0 ppm GA3 0.03 c 0.78 e 0.13 d 8.88 c ** Tanpa vernalisasi+100 ppm GA3 0.05 c 1.33 d 0.25 d 11.00 c ** Tanpa vernalisasi+200 ppm GA3 0.35 c 1.35 d 3.38 d 12.50 c ** Vernalisasi+0 ppm GA3 1.53 b 2.08 c 20.63 c 25.37 b tn Vernalisasi+100 ppm GA3 1.59 b 2.88 b 24.50 b 28.87 b tn Vernalisasi+200 ppm GA3 2.65 a 3.30 a 30.50 a 36.63 a tn

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji jarak berganda dari (DMRT) 5%.

* : Uji t dilakukan pada peubah jumlah umbel per m2 di Dramaga dan Cipanas.

Perlakuan vernalisasi dan GA3 yang diberikan pada umbi bibit bawang

merah meningkatkan jumlah umbel per m2 di Dramaga dan Cipanas (Tabel 2). Perlakuan vernalisasi menghasilkan 25 umbel per m2 yang lebih banyak jika dibandingkan dengan perlakuan 200 ppm GA3 yaitu hanya 16 umbel per m2 di

Dramaga sedangkan di Cipanas perlakuan vernalisasi menghasilkan 30 umbel per m2 namun dengan 200 ppm GA3 hanya menghasilkan 24 umbel per m2. Data ini

menunjukkan bahwa umbi bibit yang diberi perlakuan GA3 belum bisa

menggantikan vernalisasi dalam meningkatkan jumlah umbel.

Meningkatnya jumlah umbel per m2 di Dramaga dan di Cipanas diperoleh pada kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3. Peningkatan

30

 

   

kontrol dan meningkat 1.5 kali lipat dibandingkan perlakuan vernalisasi tanpa GA3. Hasil yang diperoleh di Cipanas menunjukkan bahwa kombinasi vernalisasi

dan 200 ppm GA3 meningkatkan 4 kali lipat jumlah umbel per m2 dibandingkan

dengan perlakuan kontrol dan meningkat 1.5 kali lipat dibandingkan dengan vernalisasi tanpa GA3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dataran rendah

bawang merah sangat berpotensi untuk menghasilkan bunga jika tanaman diberi kombinasi perlakuan vernalisasi dan GA3.

Hasil uji t menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan vernalisasi di Dramaga berbeda nyata dengan di Cipanas, namun pengaruh perlakuan GA3 di

Dramaga tidak berbeda nyata dengan di Cipanas (Tabel 2). Pengaruh aplikasi GA3

hingga 200 ppm tanpa vernalisasi di Dramaga berbeda nyata dengan di Cipanas, sedangkan perlakuan vernalisasi yang dikombinasikan dengan 0-200 ppm GA3 di

Dramaga tidak memberikan pengaruh yang berbeda dengan di Cipanas pada peubah jumlah umbel per m2.

Perlakuan vernalisasi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga per umbel di Dramaga dan Cipanas (Tabel 3). Umbi bibit bawang merah yang diberi perlakuan vernalisasi meningkatkan jumlah bunga per umbel yang terbentuk sebanyak 88.09 bunga di Dramaga dan 115.21 bunga di Cipanas dan jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa vernalisasi. Perlakuan 200 ppm GA3 menghasilkan 78.96 bunga di Dramaga dan 110.43 di Cipanas dan

lebih banyak jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan 100 ppm GA3.

Semakin tinggi konsentrasi GA3 yang diberikan maka semakin banyak jumlah

bunga per umbel yang terbentuk, namun hasilnya tidak lebih banyak jika dibandingkan dengan perlakuan vernalisasi saja pada umbi bibitnya.

Terdapat interaksi antara perlakuan vernalisasi dan GA3 terhadap jumlah

bunga per umbel di Dramaga dan Cipanas. Kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3 di Dramaga meningkatkan jumlah bunga per umbel sebesar 11 kali

lipat dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan meningkat 2 kali lipat dibandingkan dengan perlakuan vernalisasi tanpa GA3, sedangkan jumlah bunga

per umbel di Cipanas meningkat 2.3 kali lipat dibandingkan perlakuan kontrol dan meningkat sebesar 18% dibandingkan perlakuan vernalisasi tanpa GA3. Pada

meningkatkan jumlah bunga per umbel namun jumlahnya tidak sebanyak dengan hasil yang diperoleh jika mengkombinasikan antara perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa vernalisasi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga per m2 di Dramaga maupun di Cipanas (Tabel 3). Umbi bibit yang diberi perlakuan vernalisasi menghasilkan bunga sebanyak 4639.35 per m2 di Dramaga dan 7055.35 bunga per m2 di Cipanas lebih banyak dibandingkan tanpa perlakuan vernalisasi. Perlakuan GA3 juga dapat meningkatkan jumlah

bunga per m2. Seiring dengan meningkatnya konsentrasi GA3 maka semakin

banyak jumlah bunga yang terbentuk per m2 nya. Jumlah bunga terbanyak diperoleh pada konsentrasi 200 ppm GA3 yaitu sebanyak 3977.11 bunga per m2 di

Dramaga dan 5790.66 bunga per m2 di Cipanas. Walaupun pemberian GA3 dapat

meningkatkan jumlah bunga per m2, namun peningkatannya tidak sebanyak dengan tanaman yang diberi perlakuan vernalisasi saja pada umbi bibit.

Meningkatnya jumlah bunga per m2 diperoleh pada kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3. Jumlah bunga per m2 diperoleh dari jumlah bunga

per umbel yang terbentuk dikalikan jumlah umbel per rumpun yang dihasilkan. Di Dramaga dengan kombinasi perlakuan tersebut terjadi peningkatan sebesar 712 kali lipat dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan meningkat 2.8 kali lipat dibandingkan perlakuan vernalisasi tanpa GA3. Hasil percobaan di Cipanas

menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3

meningkatkan jumlah umbel per m2 9.5 kali lipat dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan meningkat 1.8 kali lipat dibandingkan perlakuan vernalisasi tanpa GA3. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pembungaan di Dramaga

dan Cipanas tanaman sebaiknya diberi perlakuan vernalisasi yang dikombinasikan dengan 200 ppm GA3, karena hasil yang diperoleh jauh lebih tinggi jika

dibandingkan perlakuan lainnya.

Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara kombinasi perlakuan vernalisasi dan GA3 terhadap persentase pembentukan buah di

Dramaga. Aplikasi GA3 yang diberikan secara terpisahpun tidak berpengaruh

43

 

Tabel 3 Pengaruh Vernalisasi dan GA3 terhadap persentase jumlah bunga per umbel, jumlah bunga per m2, dan persentase pembentukan

buah (%)

Perlakuan

Jumlah bunga Jumlah bunga

per m2

Persentase pembentukan

per umbel buah %

Dramaga Cipanas Dramaga Cipanas Dramaga Cipanas

Tanpa vernalisasi 21.64 b 76.22 b 107.92 b 1692.61 b 24.25 b 56.17 b Vernalisasi (t=10 0C) 88.09 a 115.21 a 4639.35 a 7055.35 a 73.89 a 71.40 a 0 ppm GA3 38.60 b 80.06 c 1377.60 b 3154.71 c 39.42 59.89 b 100 ppm GA3 47.05 b 96.65 b 1766.17 b 4176.57 b 53.18 65.22 a 200 ppm GA3 78.96 a 110.43 a 3977.11 a 5790.66 a 54.63 66.24 a Tanpa vernalisasi+0 ppm GA3 10.75 c 54.68 f 10.75 c 969.08 c 11.63 48.64 c Tanpa vernalisasi+100 ppm GA3 22.00 c 78.55 e 22.00 c 1723.80 bc 26.2 59.14 b Tanpa vernalisasi+200 ppm GA3 32.17 c 95.43 d 290.97 bc 2384.95 bc 34.94 60.74 b Vernalisasi+0 ppm GA3 66.44 b 105.45 c 2744.46 bc 5340.33 abc 67.21 71.15 a Vernalisasi+100 ppm GA3 72.10 b 114.75 b 3510.35 b 6629.35 ab 71.06 71.29 a Vernalisasi+200 ppm GA3 125.75 a 125.43 a 7663.244 a 9196.37 a 71.42 71.75 a

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pad auji jarak berganda dari (DMRT) 5%.

dipengaruhi oleh perlakuan vernalisasi. Di Dramaga, Umbi bibit yang diberi perlakuan vernalisasi meningkatkan pembentukan buah sebesar 73.89% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa vernalisasi. Hasil penelitian di Cipanas menunjukkan bahwa tanaman yang diberi vernalisasi meningkatkan persentase pembentukan buah sebesar 71.75%. walaupun perlakuan GA3 dapat meningkatkan

pembentukan buah, namun persentase yang dihasilkan lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan vernalisasi. Kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3 meningkatkan pembentukan buah bawang merah, namun hasil ini

tidak berbeda dengan perlakuan vernalisasi tanpa GA3 serta vernalisasi dan 100

ppm GA3 yaitu sebesar 71.75%.

Perlakuan vernalisasi dan GA3 yang diberikan secara terpisah berpengaruh

terhadap bobot umbel per rumpun dan bobot umbel per m2 baik di Dramaga maupun di Cipanas (Tabel 4). Baik di Dramaga maupun di Cipanas bobot umbel per rumpun dan per m2 terberat diperoleh pada perlakuan vernalisasi dibandingkan tanpa vernalisasi. Perlakuan 200 ppm GA3 secara terpisah meningkatkan bobot

umbel per rumpun, namun bobotnya lebih rendah dibandingkan perlakuan vernalisasi. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan vernalisasi dan GA3

terhadap bobot umbel per rumpun di Dramaga, akan tetapi terdapat interaksi antara perlakuan vernalisasi dan GA3 terhadap bobot umbel per rumpun di

Cipanas. Kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3 meningkatkan bobot

umbel per rumpun mencapai 2.62 g, lebih berat jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Terdapat interaksi antara perlakuan vernalisasi dan GA3

terhadap bobot umbel per m2. Kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3

menghasilkan bobot umbel per m2 sebesar 21.18 g di Dramaga dan 22.60 g di Cipanas yang lebih berat jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Hsil uji t menunjukkan bahwa bobot umbel per m2 dari umbi yang diberi perlakuan vernalisasi di Dramaga berbeda dengan Cipanas, namun perlakuan GA3

tidak berbeda dengan di Cipanas (Tabel 4). Perlakuan GA3 hingga 200 ppm tanpa

vernalisasi di Dramaga lebih rendah daripada di Cipanas, sedangkan perlakuan vernalisasi yang dikombinasikan dengan 0-200 ppm GA3 di Dramaga tidak

memberikan pengaruh yang berbeda dengan penanaman di Cipanas untuk peubah bobot umbel per m2.

48

 

   

Tabel 4 Pengaruh vernalisasi dan GA3 terhadap jumlah bobot umbel per rumpun (g), bobot umbel per m2 (g), bobot biji per umbel (g) dan

bobot biji per rumpun (g)

Perlakuan

Bobot umbel Bobot umbel

uji t

Bobot biji Bobot biji

uji t

per rumpun (g) per m2 (g) per umbel (g) per rumpun (g)

Dramaga Cipanas Dramaga Cipanas Dramaga Cipanas Dramaga Cipanas

Tanpa vernalisasi 0.27 b 0.90 b 0.90 b 5.84 b ** 0.02 b 0.05 b 0.03 b 0.08 b ** Vernalisasi (t=10 0C) 1.87 a 2.04 a 16.79 a 17.94 a ** 0.07 a 0.08 a 0.17 a 0.20 a tn 0 ppm GA3 0.88 b 1.11 c 6.83 b 9.17 c tn 0.03 b 0.06 b 0.07 b 0.13 b tn 100 ppm GA3 0.99 b 1.47 b 7.96 b 11.65 b tn 0.05 b 0.06 ab 0.10 a 0.14 ab tn 200 ppm GA3 1.35 a 1.83 a 11.74 a 14.85 a tn 0.06 a 0.07 a 0.13 a 0.15 a tn Tanpa vernalisasi+0 ppm GA3 0.12 0.65 d 0.13 e 4.20 f ** 0.003 0.04 0.01 0.06 d ** Tanpa vernalisasi+100 ppm GA3 0.24 1.02 c 0.26 e 6.21 e ** 0.02 0.05 0.03 0.09 c ** Tanpa vernalisasi+200 ppm GA3 0.47 1.03 c 2.30 d 7.11 d ** 0.03 0.06 0.05 0.01 c tn Vernalisasi+0 ppm GA3 1.64 1.57 b 13.53 c 14.15 c tn 0.06 0.07 0.13 0.17 b tn Vernalisasi+100 ppm GA3 1.35 1.91 b 15.66 b 17.08 b tn 0.08 0.08 0.18 0.20 a tn Vernalisasi+200 ppm GA3 1.79 2.62 a 21.18 a 22.60 a tn 0.09 0.09 0.21 0.22 a tn

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji jarak berganda dari (DMRT) 5%.Uji t dilakukan pada peubah bobot umbel per m2dan bobot biji per rumpun di Dramaga dan Cipanas.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan vernalisasi dan GA3 di Dramaga maupun Cipanas terhadap bobot

bijiper umbel. Hasil bobot biji per umbel baik di Dramaga maupun di Cipanas lebih dipengaruhi oleh perlakuan vernalisasi dan GA3 (Tabel 4). Perlakuan

vernalisasi meningkatkan bobot biji per umbel yang lebih berat yaitu 0.07 g di Dramaga dan 0.08 g di Cipanas dibandingkan perlakuan tanpa vernalisasi. Perlakuan GA3 juga meningkatkan bobot biji per umbel, namun bobot biji per

umbelnya masih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan vernalisasi.

Perlakuan vernalisasi dan GA3 secara terpisah meningkatkan bobot biji per

rumpun baik di Dramaga maupun Cipanas. Perlakuan vernalisasi meningkatkan bobot biji per rumpun hingga 0.17 g di Dramaga dan 0.20 g di Cipanas lebih berat dibandingkan dengan perlakuan tanpa vernalisasi. Perlakuan GA3 juga

meningkatkan bobot biji per rumpun, namun hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan vernalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan GA3 belum

mampu menggantikan vernalisasi dalam peningkatan bobot biji per rumpun. Terdapat interaksi antara perlakuan vernalisasi dan GA3 terhadap bobot biji per

rumpun di Cipanas namun tidak untuk Dramaga. Kombinasi vernalisasi dan 200 ppm GA3 di Cipanas menghasilkan bobot biji per rumpun sebesar 0.22 g, namun

tidak berbeda dengan kombinasi perlakuan vernalisasi dan 100 ppm GA3.

Semakin tinggi konsentrasi GA3 yang dikombinasikan dengan perlakuan

vernalisasi maka semakin berat bobot biji per rumpun yang dihasilkan.

Hasil uji t yang tertera pada Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan vernalisasi di Dramaga berbeda dengan di Cipanas, namun hasil bobot biji per rumpun akibat perlakuan GA3 tidak berbeda baik di Dramaga maupun di Cipanas.

Perlakuan GA3 hingga 100 ppm tanpa vernalisasi memberikan pengaruh yang

berbeda nyata terhadap bobot biji per rumpun baik di Dramaga maupun di Cipanas, sedangkan perlakuan 200 ppm GA3 tanpa vernalisasi, vernalisasi tanpa

GA3, kombinasi vernalisasi dan 100-200 ppm GA3 tidak memberikan pengaruh

yang berbeda baik di Dramaga maupun Cipanas.

Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan GA3 hingga konsentrasi 200

36       GA3 B o b o t b ij i p e r m 2 ( g ) 200 150 100 50 0 5 4 3 2 1 0

Dataran Rendah, Dramaga

GA3 B o b o t b ij i p e r m 2 200 150 100 50 0 5 4 3 2 1 0 Variable tanpa vernalisasi vernalisasi Dataran tinggi, Cipanas

bobot biji per m2 baik di Dramaga dan di Cipanas. Perlakuan vernalisasi yang dikombinasikan dengan GA3 baik di Dramaga maupun di Cipanas dapat

meningkatkan bobot biji per m2 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan GA3

tanpa vernalisasi. Pemberian GA3 dengan atau tanpa vernalisasi meningkatkan

bobot biji per m2. Peningkatan bobot biji per m2 akibat pemberian GA3 yang

dikombinasikan dengan vernalisasi di Cipanas lebih tinggi jka dibandingkan dengan di Dramaga.

Gambar 3 Kurva hubungan perlakuan vernalisasi dan pemberian GA3 terhadap

bobot biji per m2 di dataran rendah Dramaga dan dataran tinggi Cipanas.

Hasil uji t menunjukkan bahwa hasil bobot biji per m2 dengan perlakuan vernalisasi di Dramaga berbeda dengan di Cipanas. Tanpa vernalisasi, perlakuan GA3 hingga 200 ppm menghasilkan bobot biji per m2 yang tidak bebeda antara

Dramaga dan Cipanas. Perlakuan 0-200 ppm GA3 tanpa vernalisasi, vernalisasi

tanpa GA3 maupun vernalisasi dan 100 ppm GA3 di Dramaga berbeda dengan di

Cipanas. Bobot biji per m2 dengan kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3 di Dramaga tidak berbeda di Cipanas (Lampiran 11).

Hasil sidik ragammenunjukkan bahwa perlakuan kontrol dan 100 ppm GA3 tanpa vernalisasi di Dramaga mengasilkan daya kecambah dibawah 75%.

Untuk daya kecambah biji bawang merah di Dramaga dengan 200 ppm GA3 tanpa

yang dilakukan di Dramaga, kombinasi perlakuan vernalisasi dengan konsentrasi 100 meningkatkan daya kecambah biji bawang merah hingga 87%, namun secara statistik tidak berbeda dengan perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3. Terdapat

kecenderungan bahwa semakin tinggi konsentrasi GA3 yang diberikan akan

meningkatkan persentase perkecambahan. Hasil penelitian yang dilakukan di Cipanas menunjukkan bahwa tanpa perlakuan vernalisasi maupun GA3

menghasilkan daya kecambah diatas 75%, namun dengan perlakuan vernalisasi tanpa GA3 meningkatkan persentase perkecambahan sebesar 87% dan secara

statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan vernalisasi dan 100-200 ppm GA3.

Menurut Direktorat Bina Perbenihan (2007) persentase daya kecambah sebesar >75% telah memenuhi standar sertifikasi mutu benih..

Tabel 5 Pengaruh vernalisasi dan GA3 terhadap daya kecambah biji bawang

merah (%)

Perlakuan Daya kecambah biji (%)

Dramaga Cipanas Tanpa vernalisasi+0 ppm GA3 49.00 d 78.00 b Tanpa vernalisasi+100 ppm GA3 73.00 c 79.00 b Tanpa vernalisasi+200 ppm GA3 80.00 b 80.00 b Vernalisasi+0 ppm GA3 84.00 ab 87.00 a Vernalisasi+100 ppm GA3 87.00 a 87.00 a Vernalisasi+200 ppm GA3 87.00 a 87.00 a

Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji jarak berganda dari (DMRT) 5%.

Dari hasil percobaan I dapat dikemukakan bahwa kombinasi perlakuan vernalisasi dan 200 ppm GA3 baik di Dramaga maupun Cipanas meningkatkan

pembungaan dan produksi TSS jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa dataran rendah Dramaga memilikipotensi untuk menghasilkan benih TSS, walaupun hasil yang diperoleh tidak sebanyak di dataran tinggi Cipanas, karena selain kondisi iklim di dataran tinggi lebih sesuai, pembungaan dan produksi biji bawang merah di fokuskan di dataran tinggi. Rendahnya pembungaan dan produksi biji bawang merah di dataran rendah Dramaga antara lain disebabkan karena curah hujan yang tinggi pada saat tanaman memasuki fase generatif sehingga menyebabkan terjadinya

38

 

   

gugur bunga dan buah yang mengakibatkan penurunan persentase pembungaan dan produksi biji.

Hasil analisis ragam (Lampiran 5) pada percobaan I menunjukkan bahwa perlakuan vernalisasi di dataran rendah berpengaruh terhadap pembungaan dan produksi biji bawang merah, namun tidak terhadap pertumbuhan vegetatif. Vernalisasi juga sangat berpengaruh terhadap pembungaan dan produksi biji bawang merah, namun tidak terhadap perumbuhan vegetatif serta persentase pembentukan buah serta waktu panen biji. Terdapat interaksi antara vernalisasi dan GA3 terhadap pembungaan dan produksi biji namun tidak terhadap

pertumbuhan vegetatif. Penanaman yang dilakukan di Cipanas (Lampiran 6) menunjukkan bahwa vernalisasi dan GA3 meningkatkan pembungaan dan

produksi biji bawang merah namun tidak terhadap pertumbuhan vegetatif. Tidak terdapat interaksi antara vernalisasi dan GA3 terhadap pertumbuhan vegetatif

sedangkan interaksi antara vernalisasi dan GA3 berpengaruh terhadap

pembungaan dan produksi biji namun tidak terhadap panjang tangkai bunga dan jumlah anakan per rumpun.

Pada percobaan I, hasil sidik ragam menunjukkan bahwa vernalisasi dan GA3 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman di Dramaga dan

Cipanas (Lampiran 8 & 9). Hal ini diduga karena pertumbuhan tanaman, jumlah daun, jumlah anakan tanaman bawang merah lebih ditentukan oleh faktor genetis atau varietas,bukan karena perlakuan vernalisasi dan aplikasi GA3 yang diberikan.

Kemungkinan lain adalah pengaruh dari perlakuan vernalisasi dan GA3 mengarah

untuk merangsang pertumbuhan generatif, daripada untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman (Brewster 1994). Hasil pengamatan vegetatif untuk tinggi tanaman dan jumlah daun, menunjukkan bahwa semakin tinggi umur tanaman maka semakin tinggi tanaman dan semakin banyak jumlah daun yang dihasilkan. Penurunan terhadap jumlah daun terjadi ketika tanaman memasuki umur 31 HST baik di Dramaga dan Cipanas. Diduga akumulasi dari hasil fotosintesis lebih mengarah pada pembungaan dan pembentukan biji, sehingga terjadi kompetisi terhadap daun dan pembentukan biji tanaman. Pertumbuhan tinggi tanaman bawang merah baik di Dramaga dan Cipanas tidak menunjukkan hasil yang berbeda (Lampiran 8 & 9), yang menunjukkan bahwa pertumbuhan

tanaman bawang merah pada kondisi lingkungan tumbuh optimal dan tanaman dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi dan dataran rendah. Hasil rekapitulasi sidik ragam serta data hasil penelitian dapat dilihat pada Lampiran.

Percobaan II Peran NAA terhadap peningkatan pembungaan dan produksi