• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN AGROINDUSTRI DALAM PEMBANGUNAN AGRIBISNIS

Dalam dokumen Modul Sistem Agribisnis (Halaman 70-74)

Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang posisi pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional

sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Agroindustri memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara dikarenakan oleh 4 faktor. Pertama, agroindustri adalah metode utama transformasi bahan mentah pertanian menjadi produk akhir yang dapat dikonsumsi. Kedua, agroindustri merupakan sektor yang banyak dilaksanakan di negara berkembang. Ketiga, produk agroindustri menjadi produk ekspor utama bagi negara berkembang. Keempat, produk agroindustri memegang peranan penting bagi pemberian nutrisi bagi masyarakat.

Pengembangan agroindustri diarahkan agar dapat tercipta keterlibatan yang erat antara sektor pertanian dan sektor industri yang dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi, khususnya di pedesaan. Pengembangan suatu usaha di pedesaan ditujukan untuk membantu petani dalam meningkatkan pendapatan melalui kegiatan pengolahan, sekaligus memperluas kesempatan kerja. Bertambahnya lapangan kerja akan menyerap angkatan kerja yang ada sehingga dapat mengurangi pengangguran. Agrondustri sebagai sektor bisnis tidak terlepas dari tujuan utama pelaku-pelaku usaha yaitu meningkatkan keuntungan dan nilai tambah.

Peranan agroindustri dalam pembangunan agroindustri lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pintu masuk pertanian

Sebagian besar produk pertanian, termasuk produk subsisten, yang diproses sampai batas tertentu. Melihat hal tersebut, sebuah negara tidak dapat memanfaatkan sumber daya pertanian tanpa agroindustri. Sebuah survei dari praktek penggilingan beras di Thailand menunjukkan bahwa sekitar 95% beras diproses di penggilingan pagi daripada digiling dalam rumah. Selain itu survei di empat wilayah di Guatemala menunjukkan satu dari 1.687 rumah tangga yaitu 98% dari keluarga mengambil jagung mereka ke pabrik untuk grinding dan kemudian membuat jagung adonan menjadi tortilla dalam rumah. Pengolahan oleh mesin tersebut menghemat waktu dan tenaga dan menjadi produk yang penting bagi

konsumen. Dengan demikian, permintaan akan kebutuhan jasa pengolahan bahan baku pertanian semakin meningkat.

Agroindustri tidak hanya reaksioner, mereka juga menghasilkan permintaan baru/ lain ke sektor pertanian untuk output pertanian yang lebih banyak. Sebuah pabrik pengolahan dapat membuka peluang tanaman baru kepada petani, dengan demikian menciptakan pendapatan tambahan. Dalam beberapa kasus lain bahkan banyak petani subsisten yang memasuki pasar komersial.

Dalam program pembangunan daerah, agroindustri telah menjadi alat pertimbangan ekonomi untuk pengembangan infrastruktur pedesaan seperti jalan penghubung yang menyediakan akses ke bahan baku, instalasi listrik untuk pabrik operasi, atau fasilitas irigasi. Agroindustri juga dapat berfungsi sebagai poin utama penggerakan ekonomi melalui koperasi untuk petani kecil dan masyarakat yang terkai kegiatan pembangunan.

Hal terpenting yang perlu menjadi catatan adalah bahwa terjadinya indusrialisasi pedesaan sangat mempengaruhi rangsangan pengembangan agroindustri di masyarakat pedesaan. Pengembangan ini juga harus didukung oleh pasrtisipasi masyarakat. PBB melalui Organisasi Pengembangan Industri (UNIDO) Expert Group menyatakan bahwa perumusan "kebijakan dan program industrialisasi pedesaan harus melibatkan banyak partisipasi masyarakat agar efektif ".

Ketika agroindustri berkembang, masyarakat pada umumnya akan meningkatkan usaha taninya. Dengan demikian kegiatan agroindustri dan pertanian ini menyerap banyak tenaga kerja dibandingkan industri manufaktur yang memperkerjakan kurang dari angkatan kerja. Hal ini dapat diamati di Amerika, di mana pertanian menyerap 38% dari angkatan kerja tetapi menyumbang hanya 15% dari produk nasional bruto (GNP), sedangkan manufaktur menyerap 15% dari tenaga kerja kekuatan dan menyumbang 35% dari GNP. Kekuatan agroindustridalam menggunakan sumber daya dalam negeri juga diilustrasikan pada hasil penelitian di Kosta Rika, yang menemukan bahwa untuk setiap 100

colones yang terjual, agroindustri menggunakan 45,6 colones bahan baku sedangkan nonagroindustries hanya menggunakan 12 colones.

2. Landasan sektor Manufaktur

Pentingnya agroindustri di sektor manufaktur negara-negara berkembang sering tidak disadari sepenuhnya. Di sebagian besar Negara produk makanan dan pengolahan serat merupakan dasar dari perkembangan industri kain. Sebagai contoh, di Amerika Tengah agroindustri menyumbang 78% dari sektor output industri manufaktur Nikaragua di tahun 1971. Di Asia, agroindustri di Filipina menghasilkan lebih dari 60% dari nilai tambah industri manufaktur di tahun 1960 dan 1973.

Agroindustri sangat penting bagi negara dengan pendapatan rendah dibandingkan negara industri maju. Tahap awal industrialisasi dapat terlihat dari pemberdayaan sumber daya alam suatu negara. Meskipun sektor manufaktur sedikit sekali berperan terhadap pengembangan industri, namun tidak pada agroindustri. Semakin banyak jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan pertumbuhan industri makanan dan minuman olahan. Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan permintaan konsumen, perusahaan manufaktur untuk agroindustri seperti mesin pertanian, mesin pengolahan akan ikut meningkat. Dan lebih jauh, perkembangan agroindustri dalam sektor manufaktur dapat meningkatkan kapasitas lapangan pekerjaan

3. Penggerak Ekspor

Pada negara berkembang sumber daya alam merupakan hal yang paling penting dalam mempengaruhi kegiatan pertanian. Hasil pertanian tersebut terbukti memiliki permintaan internasional yang tinggi karena kapasitas produksi sering melebihi kebutuhan konsumsi lokal. Berdasarkan hal ini, hasil pertanian tersebut memiliki peluang untuk diekspor. Oleh karena itu sebuah negara harus mampu mengolah bahan baku menjadi bentuk yang sesuai untuk ekspor. Nilai tambah ekspor produk agroindustri cenderung lebih tinggi dibandingkan produk manufaktur lain karena ekspor produk lain tersebut masih bergantung pada komponen impor. Ekspor produk agroindustri dari waktu ke waktu cenderung

meningkatkan persentase nilai tambah domestik melalui peningkatan pengolahan bahan baku. Misalnya; Pengolahan kapas diperluas untuk tekstil tenun dan pakaian manufaktur, bangkai sapi yang diolah menjadi produk daging segar potong atau produk kalengan, biji kopi diubah menjadi produk kopi bubuk instan.

Dengan demikian kegiatan industri tidak hanya untuk peningkatah nilai tambah saja, tetapi menciptakan produk yang spesifik, memiliki elastisitas pendapatan yang lebih tinggi, dan terhindar dari fluktuasi harga komoditas bahan mentah. Fungsi dominan ekspor produsen agroindustri terbukti dari beberapa data statistik ekspor negara-negara berkembang, dimana sebagian besar produk ekspornya berasal dari produk agroindustri.

4. Perbaikan nutrisi

Telah diperkirakan bahwa lebih dari satu milyar orang pada negara berkembang mengalami kekurangan gizi. Dengan menyediakan pendapatan dan lapangan kerja bagi petani berpenghasilan rendah dan agroindustri dapat memperbaiki pola makan masyarakat dan merangsang peningkatan produksi pangan bagi perekonomian dalam negeri. Selain itu, industri pengolahan makanan sangat penting bagi kepastian gizi masyarakat akibat ketergantungan mereka pada saluran makanan komersil. Proyek agroindustri dapat memiliki konsekuensi nilai gizi yang buruk apabila tidak hati-hati dirancang, dan tidak diperiksa/ diawasi oleh para ahli dibidangnya untuk mencegah efek yang tidak diinginkan.

Dalam dokumen Modul Sistem Agribisnis (Halaman 70-74)