• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik

Salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik adalah dengan pengajaran remidial, menurut Warkiti tujuan dari pengajaran remidial adalah membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.17

1. Peranan Guru dalam Proses Belajar

Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka diperlukan adanya peranan pada diri guru. Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya baik dengan peserta didik (yang terutama), sesama guru maupun dengan staf yang lain. Kegiatan interaksi belajar

16

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 264-265.

17

http://guraru.org/guru-berbagi/peran_guru_dalam_mengatasi_kesulitan_belajar_siswa/ diunduh 20 April 2017.

27

mengajar dapat dianggap sebagai peranan yang sentral. Sebab baik disadari atau tidak sebagian waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan peserta didik.

Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik. Secara lebih rinci tugas guru berpusat pada:

a. Mendidik peserta didik dengan titik berat memberikan arahan dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek dan jangka panjang b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar

yang memadai.

c. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.18

Demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggungjawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian peserta didik. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa, sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.

Disamping itu perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan sosial-budaya yang berlangsung dengan cepat telah memberikan tantangan pada setiap individu. Setiap individu senantiasa ditantang untuk terus selalu belajar untuk dapat menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Kesempatan belajar makin terbuka melalui berbagai sumber dan media. Anak-anak masa kini dapat belajar dari berbagai sumber dan media seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan sebagainya.

18

Guru hanya merupakan salah satu di antara berbagai sumber dan media belajar. Maka dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebih luas dan lebih mengarah kepada peningkatan motivasi belajar peserta didik. Melalui peranannya sebagai pengajar, guru diharapkan mampu mendorong anak untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan media.

Dari uraian di atas, jelas bahwa peranan guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi direktur (pengarah) belajar (director of learning). Sebagai direktur belajar, tugas dan tanggungjawab guru menjadi lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran, penilaian hasil belajar, sebagai motivator belajar, dan sebagai pembimbing.

2. Meningkatkan Perhatian Peserta Didik kepada Guru

Perhatian peserta didik terhadap guru merupakan salah satu faktor yang mendukung kesuksesan dalam belajar mengajar. Berbagai penjelasan, saran, bimbingan tugas-tugas yang diberikan oleh guru akan menarik perhatian para siswa jika berbagai hal yang diberikan oleh guru itu bervariasi.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru harus melakukan kombinasi, variasi dan pengembangan dalam hal penggunaan metode, gaya mengajar, perhatian kepada peserta didik, suara, kontak pandang dan sebagainya. Yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya guru yang tidak mampu melakukan variasi dalam gaya, metode,

29

pendekatan dan lainnya dalam kegiatan belajar mengajar maka akan ditinggalkan atau tidak diperhatikan oleh para peserta didik.19

Disinilah betapa pentingnya peranan guru dalam proses belajar mengajar yakni di tentukan oleh kualitas dan profesionalitas guru agama itu sendiri, bukan hanya penguasaan materi dan bagaimana mengajar yang baik, tetapi yang penting adalah keprofesionalan dalam mengatasi kesulitan yang muncul saat proses pembelajaran.

3. Peranan Guru dalam Bimbingan Belajar

Masalah belajar adalah inti dari kegiatan sekolah. Sebab sekolah menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar bagi setiap peserta didik yang sedang belajar disekolah tersebut. Oleh karena itu memberikan pelayanan, bimbingan disekolah berarti pula memberikan pelayanan belajar bagi setiap peserta didik.

Perkembangan ilmu dan teknologi yang disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan cepat. Peranan guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi pembimbing. Tugas dan tanggung jawab menjadi lebih meningkat terus, yang di dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perancang pengajaran, pengelola pengajaran, motivator belajar dan sebagai pembimbing.20

19

Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 285.

20

Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional tetapi dibarengai dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Dengan pendekatan pribadi semacam ini guru akan secara langsung mengenal dan memahami murid-muridnya secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

Dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pembimbing sekaligus berperanan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar. Sebagai pembimbing dalam belajar mengajar diharapkan mampu untuk:

a. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar.

b. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.

c. Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya. d. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat

belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya.

e. Mengenal dan memahami setiap peserta didik baik secara individual maupun secara kelompok.

4. Langkah-langkah dalam Bimbingan

a. Mengumpulkan, mengatur dan memanfaatkan informasi yang berhubungan dengan lapangan untuk peserta didik, guru maupun orang tua.

b. Mengembangkan pada peserta didik, pengertian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menemukan informasi-informasi.

31

Langkah-langkah yang ditempuh dalam bimbingan adalah: a. Menentukan masalah b. Pengumpulan data c. Analisis data d. Diagnosis e. Prognosis f. Treatment/terapi g. Tindak lanjut.

5. Fungsi dari Bimbingan

Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid atau peserta didik dalam mengatasi masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa dalam hubungannya dengan para guru maupun tenaga administrasi. Adapun fungsi bimbingan ada empat macam diantaranya adalah:

a. Preservatif: memelihara dan membina suasana dan situasi yang baik dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar. b. Preventif: mencegah sebelum terjadi masalah.

c. Kuratif: mengusahakan “penyembuhan” pembentukan dalam mengatasi masalah.

d. Rehabilitasi: mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah diadakan treatment yang memadai.21

Berdasarkan beberapa fungsi bimbingan di atas dapat dijelaskan bahwa fungsi diadakannya bimbingan adalah merupakan upaya yang dilakukan oleh seorang pembimbing untuk mengatasi masalah-masalah

21

dalam belajar yang dialami peserta didik sekaligus berfungsi sebagai pencegahan serta memberikan tindak lanjut mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapi.

Dokumen terkait