• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Teoritis

1. Peranan Pemerintah Daerah

Pengertian peranan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Dan kata peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat sedangkan peranan diartikan sebagai bagian dari tugas yang harus dilaksanakan. Selain itu, peranan menurut Soekanto (2009: 213) adalah:

“Peranan merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Menurut Levinson dalam (Soekanto, 2009: 213) mengatakan peranan mencakup tiga hal antara lain:

(1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

(2) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

(3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang maupun kelompok yang berdasar pada suatu ketentuan yang ada. Dengan adanya peranan ini terdapat tanggung jawab yang dilakukan seseorang atau kelompok tersebut sesuai dengan peranannya.

b. Pengertian Pemerintah Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara Kesatuan Republik indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Penyelenggaraan pemerintah daerah diseusaikan dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.

c. Peran Pemerintah Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 25, kepala daerah memiliki peran atau tugas dan wewenang sebagai berikut:

1) memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

2) mengajukan rancangan Peraturan Daerah;

3) menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;

4) menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama;

5) mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

6) mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

7) melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kandungan pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, wakil kepala daerah memiliki peran atau tugas dan wewenang:

1) membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah;

2) membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal di daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau

temuan hasil pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan pelestarian sosisal budaya dan lingkungan hidup;

3) memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintah kabupaten dan kota bagi wakil kepala daerah provinsi;

4) memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintah di wilayah kecamatan, kelurahan dan/atau desa bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota;

5) memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah;

6) melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala daerah; dan

7) melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah berhalangan.

Perangkat daerah terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah, inspektorat, badan perencanaan pembangunan daerah, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, dapat disimpulkan masing-masing mempunyai peran atau tugas dan fungsi yaitu: 1) Sekretariat daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu bupati/walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat daerah mempunyai fungsi:

a) penyusunan kebijakan pemerintah daerah;

b) pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

c) pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah;

e) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretariat DPRD mempunyai fungsi:

a) penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD; b) penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD; c) penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan

d) penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

3) Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah di daerah kabupaten/kota, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah desa dan pelaksanaan urusan pemerintah desa. Inspektorat mempunyai fungsi:

a) perencanaan program pengawasan;

b) perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan

c) pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.

4) Badan perencanaan pembangunan daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. Badan perencanaan pembangunan daerah mempunyai fungsi:

a) perumusan kebijakan teknis perencanaan;

b) pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan; c) pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan

pembangunan daerah; dan

d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5) Dinas daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas daerah mempunyai fungsi:

a) perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

sesuai dengan lingkup tugasnya;

c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6) Lembaga teknis daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik. Lembaga teknis daerah mempunyai fungsi:

a) perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b) pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah

sesuai dengan lingkup tugasnya;

c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7) Kecamatan merupakan wilayah kerja yang dipimpin oleh camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. Camat bertugas melaksanakan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

8) Kelurahan merupakan wilayah kerja yang dipimpin oleh lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kecamatan. Tugas dan fungsi lurah diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan merupakan peran atau tugas dan wewenang pemerintah daerah secara rinci. Peran atau tugas dan wewenang pemerintah daerah secara luas menurut Smith dalam (Muluk, 2009: 111), pemerintah memiliki tugas melindungi masyarakat dari pelanggaran dan invasi masyarakat lainnya dan sejauh mungkin bertugas melindungi setiap anggota masyarakat dari ketidakadilan atau tekanan dari anggota masyarakat lainnya, serta bertugas menegakkan administrasi keadilan

secara pasti. Pemahaman tersebut merupakan pemahaman pemerintah klasik yang banyak digunakan sebagai literatur.

d. Urusan Pemerintah Daerah

Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 11 menjelaskan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib akan dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah apabila berpedoman pada standar pelayanan minimal.

Selanjutnya pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 14 ayat (1) dan (2) tertulis bahwa,

urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi:

1) perencanaan dan pengendalian pembangunan;

2) perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

3) penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; 4) penyediaan sarana dan prasarana umum;

5) penanganan bidang kesehatan; 6) penyelenggaraan pendidikan; 7) penanggulangan masalah sosial; 8) pelayanan bidang ketenagakerjaan;

9) fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; 10) pengendalian lingkungan hidup;

11) pelayanan pertanahan;

12) pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; 13) pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14) pelayanan administrasi penanaman modal; 15) penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan

16) urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, ciri khas, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Mengacu terhadap uraian tersebut dapat disimpulkan, pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah, yang di dalamnya juga termasuk industri kecil dan menengah, menjadi urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Pemerintah daerah wajib memfasilitasi pengembangan industri kecil dan menengah dengan mengoptimalkan potensi daerah yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

e. Peran Pemerintah Daerah dalam Pembinaan dan Pengembangan

Sesungguhnya banyak organisasi yang telah terlibat dalam pembinaan dan pengembangan industri kecil menengah. Hal ini menunjukkan bahwa industri kecil dan menengah mempunyai potensi yang layak untuk dibina dan dikembangkan. Menurut Iwantono (2003: 12),

“pada umumnya pembinaan dapat dilakukan melalui kelompok atau dibina melalui koperasi. Bentuk-bentuk pembinaan lebih difokuskan pada bidang pendidikan dan pelatihan, konsultasi, penyuluhan, kewirausahaan, pengembangan ekonomi wanita pengusaha, program peningkatan pendapatan keluarga, pembinaan kelompok, koperasi wanita dan asosiasi wanita pengusaha, dan program pengentasan kemiskinan lainnya.”

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa selain pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat juga turut berperan aktif dalam pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah. Pemerintah daerah wajib memberikan fasilitas dalam pengembangan, terutama dalam bidang:

a) meningkatkan teknik produksi dan pengolahan serta kemampuan manajemen;

b) memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana, produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan; dan

c) mendorong penerapan standarisasi dalam proses produksi dan pengolahan.

2) Pemasaran, yaitu dengan cara:

a) melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran; b) menyebarluaskan informasi pasar;

c) meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran; d) menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba pasar, lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi usaha;

e) memberikan dukungan promosi produk, jaringan pemasaran, dan distribusi; dan

f) menyediakan tenaga konsultan profesional bidang pemasaran. 3) Sumber daya manusia, yaitu dengan cara:

a) memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan; b) meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial;

c) membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan,

motivasi dan kreativitas bisnis, dan penciptaan wirausaha baru.

4) Desain dan teknologi, yaitu dengan cara:

a) meningkatkan kemampuan di bidang desain dan teknologi; b) meningkatkan kerjasama dan alih teknologi;

c) meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan desain dan teknologi baru;

d) memberikan insentif kepada yang mengembangkan teknologi dan melestarikan lingkungan hidup; dan

e) mendorong untuk memperoleh sertifikat hak atas kekayaan intelektual.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pasal 5, yaitu:

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dilakukan melalui: 1) pendataan, identifikasi potensi, dan masalah yang dihadapi; 2) penyusunan program pembinaan dan pengembangan sesuai potensi

dan masalah yang dihadapi;

3) pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan; dan 4) pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program.

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dilaksanakan melalui pendekatan:

1) koperasi; 2) sentra; 3) klaster; dan 4) kelompok.

Dalam pelaksanaannya, pemerintah memfasilitasi dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu diberikan berdasarkan klasifikasi dan tingkat

perkembangan industri kecil dan menengah. Pembagian klasifikasi dan tingkat perkembangan meliputi:

1) kriteria klasifikasi berdasarkan masalah dan/atau potensi; 2) penentuan klasifikasi;

3) pendekatan pengembangan; 4) bentuk fasilitas; dan

5) jangka waktu fasilitasi.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas terlihat peran pemerintah daerah dalam pembinaan dan pengembangan sangat penting dan mendominasi. Meskipun juga banyak organisasi non pemerintah yang ikut terlibat, pembinaan dan pengembangan IKM tetap menjadi tugas utama pemerintah daerah.