• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN A Deskripsi Lokasi Penelitian

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1 Pelaksanaan Pengawasan

2. Peranan Pengawasan

a. Untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam menyelesaikan tanggung jawab yang dibebankan.

Untuk meningkatkan kinerja pegawai di sebuah instansi baik pemerintah atau swasta harus dilakukan, hal ini selalu terkait dengan ada atau tidak adanya pengawasan. Jika pengawasan itu diadakan berakibat kinerja pegawai menjadi baik dan fokus pada tanggungjawab yang dibebankan. Hal ini disampaikan oleh Informan I pada tanggal 23 Mei 2009 sebagai berikut:

“Pengawasan itu mempunyai peranan penting Mbak. Hal itu harus dilakukan agar kinerja pegawai dapat meningkat. Kalau seandainya tidak ada pengawasan di kantor ini, pasti keadaannya kacau. Contohnya, pegawai selalu datang terlambat, hal ini dapat mengganggu kinerjanya”.

Informan II juga berpendapat sama dalam wawancara tanggal 23 Mei 2009 sebagai berikut:

“Bahwa peranan penting dari pengawasan adalah untuk meningkatkan kinerja pegawainya. Dengan begitu, pegawai selalu fokus terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya. Kalau mendapat perintah ya harus dikerjakan sesuai bidangnya. Seperti saya Kasi Pemerintahan, tugas seksi pemerintah sudah diatur dalam peraturan Bupati, nanti Mbak minta lampirannya di Bu Iin”.

b. Untuk meningkatkan disiplin pegawai sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sesuai tanggung jawab.

Peranan pengawasan yang lain yaitu untuk meningkatkan sikap disiplin pegawai yang berhubungan dengan pelaksanaan tanggung jawab oleh pegawai. Awalnya disiplin harus tumbuh dari individu sendiri kemudian seterusnya dengan adanya monitoring dari luar individu, diharapkan sikap disiplin dapat bertahan. Hal ini diungkapkan oleh Informan III wawancara tanggal 23 Mei 2009 :

“Pengawasan untuk meningkatkan disiplin Mbak. Di kantor Kecamatan ini pegawainya sudah menunjukkan sikap disiplin yang baik. Contohnya, sudah jarang pegawai yang datang terlambat. Dengan kata lain disiplin timbul dari diri pegawai itu sendiri dalam menaati peraturan yang berlaku”.

Informan VIII dalam wawancara tanggal 15 Juni juga berpendapat sebagai berikut :

“Bahwa peningkatan kedisiplinan sangan identik dengan pelaksanaan. Menurut saya begini contohnya, pengawasan oleh pimpinan untuk mengetahui apakah pegawainya sudah benar dalam menyelesaikan tanggung jawabnya?apakah sesuai dengan bidangnya?yang lainnya sering datang terlambat atau pulang lebih awal tanpa alasan yang jelas”.

c. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi.

Suatu kesalahan yang muncul dalam setiap pelaksanaan pekerjaan biasa terjadi. Kesalahan tersebut diakibatkan dari faktor manusia ataupun non manusia. Apabila kesalahan tersebut tidak segera mendapatkan penanganan dikuatirkan dapat mengganggu kegiatan pencapaian tujuan. Oleh karena itu diperlukan pengawasan, agar pimpinan dapat memonitor tiap pelaksanaan kegiatan sesuai tujuan. Hal ini sesuai ungkapan dari Informan IV dalam wawancara tanggal 23 Mei 2009 sebagai berikut:

“Peranan pengawasan di kantor Kecamatan ini untuk mengevaluasi kesalahan yang terjadi, misalnya kurang disiplin dalam masuk kerjanya atau terlambat masuk. Pimpinan melakukan monitoring setiap bulan seperti rapat staf 1 bulan”.

Pendapat ini diperkuat oleh Informan V pada wawancara tanggal 23 Mei 2009 yaitu :

“Memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh pegawai dalam hal ini kurang tepat waktu dalam masuk kerja. Oleh karena itu, setiap satu bulan diadakan rapat staf atau kalau ada waktu monitoringnya diadakan setiap apel pagi”.

d. Untuk mencapai tujuan Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Dalam pelaksanaan pekerjaan khususnya instansi pemerintah yang telah dibebankan tiap-tiap pegawainya harus sesuai dengan kemampuan. Hal ini sudah tertera dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah. Satuan kerja tersebut merupakan rencana yang akan menjadi pedoman dan standar dari setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan, sehingga kegiatan tersebut memiliki sasaran yang jelas. Oleh karena itu, pengawasan sangat diperlukan untuk melaksanakan satuan kerja tersebut. Hal ini diungkapkan Informan II pada wawancara tanggal 23 Mei 2009 sebagai berikut :

“Menurut saya, dengan adanya pengawasan beban kerja yang dibebankan dalam SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) setiap instansi wajib dilaksanakan tanpa alasan apapun. Semua itu untuk mencapai tujuan yang telah disepakati”.

Informan VI dalam wawancara tanggal 23 Mei 2009 berpendapat sebagai berikut:

“Untuk mencapai tujuan dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah. Karena dalam upaya mencapai tujuan tersebut setiap kegiatan di dalam instansi pemerintah harus melalui beberapa proses dari perencanaan melakukan pelaksanaan sampai pelaporan, semuanya memerlukan pengawasan”.

Dari data di atas, kesimpulannya adalah pengawasan mempunyai peranan untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam menyelesaikan tanggung jawab yang dibebankan, untuk meningkatkan disiplin pegawai, untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dan untuk mencapai tujuan dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah.

. Sebagai pendukung dalam setiap pelaksanaan tanggung jawab yang telah dibebankan kepada tiap-tiap pegawai. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengawasan agar kedisiplinan pegawai dapat terwujud :

a. Kualitas sumber daya manusia

Kualitas baik maupun buruk yang dimiliki oleh tiap-tiap individu dapat mempengaruhi atau mendukung adanya pengawasan. Contohnya, pegawai di kantor pemerintahan harus datang dan pulang bekerja tepat waktunya, karena jam bekerjanya sudah diatur dalam peraturan. Dengan begitu dapat mempengaruhi kualitas kinerja mereka dalam melaksanakan tanggung jawab yang telah dibebankan. Hal ini diungkapkan Informan I pada tanggal 26 Mei 2009 :

“Yang mempengaruhi kegiatan pelaksanaan pengawasan yaitu tingkat disiplin dari masing-masing pegawai. Apakah pegawai tersebut dapat mendisiplinkan dirinya sendirinya yang nantinya mempengaruhi kualitasnya dalam menyelesaikan tanggung jawab”.

Sedangkan ungkapan Informan II pada tanggal 15 Juni 2009 :

“Kalau pegawainya belum mempunyai jiwa disiplin dari diri sendiri. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas yang dimiliki. Misalnya ya, kalau pegawai disini ada yang suka datang dan pergi tidak pada waktunya, berarti dia tidak mempunyai kualitas baikkan yang nantinya beban yang harus dikerjakan tidak selesai tepat waktunya”.

b. Kemampuan manajerial

Seseorang yang dijadikan pemimpin oleh orang lain harus mempunyai kemampuan atau keahlian yang dapat dijadikan panutan bagi orang lain. Pimpinan diharapkan memberikan sikap keteladanan kepada pegawainya dan sikap tersebut harus ditunjukkan secara nyata dan terus menerus.Diungkapkan oleh Informan VIII pada tanggal 15 Juni 2009 :

“Sebaiknya sebagai seorang pimpinan itu harus mempunyai wibawa dalam memimpin pegawainya. Sebagai contohnya, pimpinan tidak segan menegur anak buahnya yang melakukan tindakan indisipliner meskipun antara

pimpinan dan anak buahnya sudah terjalin hubungan kekeluargaan yang sangat erat”.

c. Motivasi yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai

Motivasi intern dan ekstern yang dilakukan pimpinan untuk menumbuhkan sikap disiplin yang dimiliki pegawai untuk mendorong pegawai dalam menyelesaikan tugas yang telah dibebankan. Hal ini diungkapkan Informan VII pada tanggal 15 Juni 2009 :

“Pemberian motivasi intern dan ekstern juga merupakan penyebab mengapa pelaksanaan pengawasan itu diadakan. Hal ini perlu dilakukan pimpinan untuk memunculkan semangat kerja pegawainya, supaya pegawai menyelesaikan tugasnya yang berhubungan dengan tujuan dari organisasi yang hendak dicapai”.

d. Intensitas komunikasi.

Komunikasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengawasan. Karena untuk menegakkan kedisiplinan pegawai dibutuhkan komunikasi yang efektif dan efisien. Misalnya, ada pegawai yang membolos tanpa alasan, pimpinan segera bertanya pada pegawai yang lain, pegawai harus jujur dalam memberikan info. Hal ini diungkapkan Informan I pada tanggal 26 Mei 2009 :

“Intensitas komunikasi sangat berpengaruh Mbak, karena digunakan untuk mencari info mengenai pegawai-pegawai yang mangkir atau melakukan tindakan indisipliner. Komunikasi harus terjalin dengan baik, baik atasan dengan bawahan bahkan sebaliknya”.

Juga diungkapkan Informan V pada tanggal 26 Mei 2009 :

“Dengan adanya komunikasi yang cepat juga mempengaruhi pelaksanaan pengawasan oleh pimpinan. Apalagi hubungannya dengan kedisiplinan pegawai di kantor ini. Kalau ada pegawai yang tidak masuk, biasanya pimpinan menanyakan lewat telepon atau bertanya pada teman dekatnya”.

e. Pemberian penghargaan dan hukuman

Pemberian penghargaan sebagai balas jasa dan pemberian hukuman sebagai tindakan kepada pegawai yang melakukan tindakan indisipliner juga

mewujudkan kedisiplinan pegawai, yang awalnya sikap disiplin tumbuh dari diri sendiri,dengan adanya penghargaan dan hukuman diharapkan kedisiplinan dapat bertahan. Hal ini disampaikan Informan II pada tanggal 3 Mei 2009 :

“Faktor yang berpengaruh adalah pemberian balas jasa berupa bonus kepada pegawai yang berprestasi dan hukuman sesuai peraturan bagi pegawai yang bertindak indisipliner”.

Informan III juga mengungkapkan hal yang sama pada tanggal 23 Mei 2009 :

“Kalau di Kantor ini, semua pegawainya sudah melaksanakan dengan kesadaran apalagi sikap disiplinnya. Pemberian penghargaan dan hukuman yang nyata dilakukan dengan berdasarkan pada peraturan yang berlaku”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja pegawai di Kantor Kecamatan Bendosari adalah kualitas dari sumber daya manusia, kemampuan pimpinan dalam memimpin, pemberian motivasi dari pimpinan, intensitas komunikasi serta pemberian hukuman dan penghargaan.

Dokumen terkait