• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Sekolah, Orang Tua Dalam Menangani Kasus Kekerasan di Kalangan Siswa 1. Sekolah

SENIORITAS DAN PERILAKU KEKERASAN DI KALANGAN SISWA

C. Peranan Sekolah, Orang Tua Dalam Menangani Kasus Kekerasan di Kalangan Siswa 1. Sekolah

Sekolah merupakan media sosialisasi yang cukup luas dibandingkan dengan keluarga. Anak mengalami perubahan dalam perilaku sosial ketika ia telah masuk sekolah. Sekolah merupakan media sosialisasi kedua setelah keluarga.

Dari pihak sekolah sendiri mengatakan bahwa selama ini hubungan antara siswa senior dan siswa junior hubungan keduanya baik.

Di ungkapkan oleh Pak S:

³6HODPD LQL EDLN NDUHQD GDUL SLKDN PHQ\DPSDLNDQ SHVDQ NHSDGD VLVZD EDJDLPDQD

menghargai orang lain, yang junior menghargai senior dan yang senior membimbing

\DQJPXGD´123

122 Wawancara pribadi dengan LA , Ciputat, 4 November 2011.

123

Tetapi kenyataan dilapangan adalah masih banyak kasus kekerasan yang dilakukan siswa senior terhadap junior. Kekerasan terjadi di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Bahkan alumni pun masih mempunyai peran terhadap kasus kekerasan yang terjadi. Seperti yang di ungkapkan oleh S:

³6D\D SHUWDPD NDOL GLDMDNLQ WDZXUDQ SDV NHODV ZDNWX LWX VD\D GLDMDNLQ VDPD

alumnL´124

Di pertegas oleh JD:

³6D\DVHULQJGLSDODNLQVDPDNHODVNDGDQJNDORJDQJDVLKVXNDGianceP´125

Di perkuat oleh TA:

³.DORDGDDGHNHODV\DQJQ\RORW, pertama aq nyolotin kedua aq sindir kalau aq sindir ga mempan aq samperin terus aq bentak atau ga aq omeliQ´126

Pihak sekolah baru akan bereaksi ketika kekerasan tersebut telah terjadi. Kontrol dari pihak sekolah adalah mengawasi siswa yang masih nongkrong-nongkrong sehabis pulang sekolah dan tidak langsung pulang. Karena menurut pihak sekolah siswa yang nongkrong-nongkrong akan melakukan aksi tawuran.

124

Wawancara pribadi dengan S, Ciputat, 28 Oktober 2011

125 Wawancara pribadi dengan JD, Ciputat, 4 November 2011

126

Diungkapkan oleh Ibu I:

³3LKDNVHNRODKDkan langsung merespon apabila terjadi tawuran dengan cara datang ke sekolah yang menjadi rival dari siswa kami dan kami juga bekerja sama dengan pihak

NHSROLVLDQ´127

Menurut pihak sekolah terjadinya aksi tawuran dikarenakan rasa solidaritas yang tinggi antar sesama siswa. Siswa yang melakukan aksi tawuran tidak hanya kelas 8, tetapi yang ikut tawuran mulai dari kelas 7, 8, 9. Biasanya yang melatarbelakangi siswa tawuran hanyalah masalah yang sepele.

Seperti yang dijelaskan oleh Pak S:

³%LDVDQ\D VLVZD PHODkukan tawuran dikarenakan rasa solidaritas antar sesama teman di luar lingkungan sekolah. Siswa yang terlibat bisanya kelas 7, 8, 9 penyebab tawuran sendiri adalah masalah sepele, seperti saling ejek dengan siswa sekolah lain, atau kalah dalam pertandingan RODKUDJD´128

Sanksi yang diberikan pihak sekolah bagi yang melakukan tindak kekerasan baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah adalah pertama surat panggilan orang tua, atau kalau kasus kekerasan yang di lakukan tindakan berat maka dari pihak sekolah akan mengembalikan siswa tersebut kepada orang tua.

Hal ini juga di jelaskan oleh Ibu I:

³6DQNVLDGDWDKDSDQMXJDWDKDSEHUXSDSHPELQDDQGHQJDQWHJXUDQ6LVZDVXGDK

tidak bisa dibina lagi pemanggilan orang tua melalui surat panggilan 1,2,3, ke 4 kali

WLGDNDGDWDQJJDSDQGDULRUDQJWXDPDNDVLVZDGLVXUXKPHPEXDWSHQJXQGXUDQGLUL´129

Namun fakta di lapangan adalah sanksi yang di berikan oleh pihak sekolah tidak membuat siswa jera melakukan aksi kekerasan, misalnya adalah tawuran.

127 Wawancara pribadi dengan Ibu I, Ciputat, 20 Oktober 2011. 128 Wawancara pribadi dengan Pak S, Ciputat, 20 0ktober 2011. 129 Wawancara pribadi dengan Ibu I, Ciputat, 20 Oktober 2011.

Di ungkapkan oleh AR:

³6D\D VLK NDN ELDVD DMD NDODX GDSDW VDQNVL GDUL SLKDN VHNRODK VD\D JD MHUD WHUKDGDS

sanksi yang di berikan pihak sekolah. Sebenernya saya sih takut kalau ada yang lapor ke pihak sekolah, yah paling kalau ketauan tawuran saya dapat panggilan terus saya cuma

GLVNRUVVHODPDKDUL´130

Menangani kasus kekerasan di kalangan siswa, sekolah menghadapi kendala yaitu kurangnya peran orang tua dalam menangani permasalahan anak-anak. Sekolah tidak dapat mengawasi sendiri perilaku dari siswa-siswa. Hal ini di ungkapkan oleh Pak S:

³.XUDQJQ\DSDUWLVLSDVLRUDQJWXDVLVZDNHSDGDSLKDNVHNRODK´131

Dipertegas oleh Ibu I:

³.HQGDODQ\D DGDODK NDGDQJ-kadang orang tua kurang tanggap dalam menanggapi permasalahan siswa karena pihak sekolah juga tidak bisa kerja sendiriaQ´132

Peranan pihak sekolah ketika menangani kasus tawuran hanyalah memberikan arahan kepada siswa bahwa tindakan kekerasan adalah perbuatan yang salah. Dalam menghadapi siswa yang bermasalah pihak sekolah tidak menggunakan emosi dan kekerasan fisik. Berbeda pada tahun-tahun sebelumnya ketika siswa melakukan kenakalan maka dari pihak sekolah memberikan sanksi dengan cara memukul dan siswa tidak melaporkannya ke orang tua, namun berbeda dengan tahun-tahun sekarang karena ketika sekolah melakukan tindak mencubit atau memukul maka siswa tersebut akan melaporkannya pada orang tua dan orang tua akan langsung datang ke sekolah dengan marah-marah karena tidak menerima anaknya diperlakukan seperti itu. Maka evaluasi yang diambil oleh pihak sekolah adalah ketika siswanya melakukan kenakalan maka sanksi yang diberikan adalah menegurnya atau membuat surat panggilan orang tua.

130

Wawancara pribadi dengan AR, Ciputat, 28 Oktober 2011.

131 Wawancara pribadi dengan Pak S, Ciputat, 20 0ktober 2011. 132 Wawancara pribadi dengan Ibu I, Ciputat, 20 Oktober 2011.

Seperti yang di ungkapkan oleh Pak S:

³6HNRODK PHPEHULNDQ DUDKDQ GDQ PRWLYDVL NHSDGD VLVZD EDKZD WLQGDN WDZXUDQ GDSDW

merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Pihak sekolah sendiri tidak menggunakan emosi dalam menangani siswa yang bermasalah dan pihak sekolah juga mengharapkan peran dari orang tua siswa dalam mengawasi anak-DQDNQ\D´133

Dipertegas oleh Ibu I:

Upaya yang dilakukan sekolah adalah mengatasi siswa yang bermasalah tidak menggunakan emosi atau menggunakan kekerasan fisik, memberikan siraman rohani, memberikan motivasi kepada siswa agar tidak mengulangi tindak kekerasan seperti tawuran, pemalakan, dan lain-lain. Dan pihak sekolah sangat berharap adanya kerjasama pula dari orang tua siswa dalam membimbing dan mengawasi siswa.134

2. Orang Tua

Keluarga merupakan lingkungan terdekat dalam mendidik anak-anak, dan orang tua merupakan panutan bagi anak-anak. Menurut informan yaitu para orang tua siswa dalam mengontrol pergaulan anak-anak mereka tidak terlalu ketat karena menurut mereka anak-anak sudah besar dan dapat bertanggung jawab sendiri.

Seperti di ungkapkan oleh CS:

³6D\D JD WHUODOX NHWDW GDODP PHQJRQWURO DQDN-anak, soalnya kan anak-anak sudah

EHVDU´135

Dipertegas oleh R:

³6D\DGDODPPHQJRQWUROSHUJDXODQJDWHUODOXNHWDWELDVDDMD´136

Diperkuat oleh SR:

133 Wawancara pribadi dengan Pak S, Ciputat, 20 0ktober 2011. 134 Wawancara pribadi dengan Ibu I, Ciputat, 20 Oktober 2011. 135 Wawancara pribadi dengan CS , Ciputat, 11 November 2011. 136 Wawancara pribadi dengan R , Bintaro,10 November 2011.

³JD WHUODOX NHWDW \D PED« NDUHQD PHUHND VXGDK EHVDU MDGL ELVDODK EHUWDQJJXJ MDZDE

sama GLULQ\DVHQGLUL´137

Namun ada beberapa orang tua yang ketat dalam mengontrol pergaulan anak-anak, karena menurut orang tua pergaulan anak remaja zaman sekarang jauh lebih seram. Hal ini di jelaskan oleh N:

³<DNHWDWMXJDVLK«VRDOQ\DVHUHPMXJDSHUJDXODQDQDNVHNDUDQJ´138

Kedekatan antara orang tua dengan anak mempengaruhi anak mampu menjadi tameng yang dapat

mencegah si anak untuk berbuat kekerasan. Seperti yang di ungkapkan oleh FF:

³6D\DSHUQDKGLDMDNLQWDZXUDQWDSLVD\DOHELKPLOLKSXODQJDMDKDELVVD\DWDNXWJDGL

percaya lagi sama orang tua kalo meUHNDWDKXVD\DLNXWWDZXUDQ´139

Di perkuat oleh AF:

³6D\D SHUQDK GLDMDNLQ WDZXUDQ WDSL FXPD VDPSDL JLQWXQJ WHUXV VD\D EDOLN DMD NHUXPDK´140

Dalam mendidik anak orang tua tidak menggunakan kekerasan bersifat fisik, hal yang dilakukan biasanya hanya menasehatinya saja. Namun ada pula dalam mendidik anak orang tua yang menggunakan kekerasan yang bersifat fisik. Di ungkapkan oleh AS

³2KWLGDNSHUQDKPED«SDOLQJVD\DQDVHKDWLQDWDXVD\DWHJXU´141

137 Wawancara pribadi dengan SR , Rempoa, 10 November 2011. 138 Wawancara pribadi dengan N , Ciputat, 20 November 2011. 139 Wawancara pribadi dengan FF , Ciputat, 28 Oktober 2011. 140 Wawancara pribadi dengan AF, Ciputat, 28 Oktober 2011. 141 Wawancara pribadi dengan AS, Pamulang, 13 November 2011.

Di pertegas oleh CS:

³.DODXVD\DSDOLQJFXPDQDVHKDWLQDMDGDQWLGDNSHUQDKSDNHNHNHUDVDQILVLN´142

Diperkuat oleh N:

³<DK NDODX VD\D PDK SDOLQJ VD\D RPHOLQ DWDX JD VD\D FXELW DMD NDODX VXVDK GLELODQJLQ´143

Intensitas pertemuan dengan keluarga sangat di perlukan agar orang tua dapat berkomunikasi dengan anak-anak sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan tidak ada sekat antara orang tua dan anak. Menurut orang tua yang menjadi informan dalam penelitian ini, mereka sering meluangkan waktu mereka untuk berkumpul dengan seluruh anggota keluarga termasuk dengan anak, seperti diungkapkan oleh R:

³<DK OXPD\DQ VHULQJ«NDPL VHODOX QJHOXDQJLQ ZDNWX EXDW QJREURO EDUHQJ PHQJHQDL NHJLDWDQQ\DDWDX\DQJODLQ´144

Namun ada beberapa orang tua yang mengakui bahwa mereka jarang berkumpul dengan keluarga. Hal tersebut di karenakan pekerjaan di luar Jakarta.

Di ungkapkan oleh AS:

³.DODXVD\DMDUDQJNDUHQDVD\DNHUMDQ\DGLOXDUNRWDMDGLMDUDQJNXPSXOEHUVDPDDQDN

-DQDNWDSLNDODXDGDZDNWXOXDQJVDMDVD\DDMDNOLEXUDQ´145

142 Wawancara pribadi dengan CS, Bintaro, 11 November 2011. 143 Wawancara pribadi dengan N, Ciputat, 20 November 2011. 144 Wawancara pribadi dengan R, Rempoa, 10 November 2011. 145 Wawancara pribadi dengan AS, Pamulang, 13 November 2011.

Di pertegas oleh A:

³.DODXEDSDNQ\DDQDN-anak jarang kumpul di rumah karena kerjanya di luar kota jadi

MDUDQJSXODQJ´146

Dalam menangani kasus kekerasan di kalangan siswa seperti tawuran, pemalakan, ejekan, memukul, dan lain-lain orang tua biasanya hanya menasehati saja. Terkadang orang tua tidak mengetahui apakah anaknya melakukan atau menjadi korban kekerasan.

Di ungkapkan oleh N:

³3DOLQJ VD\D ELODQJLQ NDODX MDGL NRUEDQ NHNHUDVDQ VXSD\D VDEDU DMD KDELVQ\D NDODX

lapor-lapor ke sekolah repot tapi kalau sudah kebangetan baru saya lapor ke pihak

VHNRODK´147

Di pertegas oleh A:

³'XK DQDN VD\D PHPDQJ VXVDK EDQJHW EXDW GL ELODQJLQ VD\D VHULQJ GDSDW SDQJJLODQ

dari sekolah soalnya anak saya ikut tawuran mulu. Mungkin karena di rumah ga da bapaknya jadinya ga ada yang di takutin. Kalo saya cuma bisa nasehatin aja, abis saya dah cape bilanginnya´148

Di perkuat oleh CS:

³6HEDJDLRUDQJWXDVD\DKDQ\DPHQDVHKDWLQ\DVDMDNDODXVD\DVHPDNLQNHUDVVDPDDQDN

VD\DQDQWLDQDNVD\DVHPDNLQPHQMDXKVDMDGDULVD\D´149

146 Wawancara pribadi dengan A, Ciputat, 30 November 2011. 147 Wawancara pribadi dengan N, Ciputat, 20 November 2011. 148 Wawancara pribadi dengan A, Ciputat, 30 November 2011. 149 Wawancara pribadi dengan CS . Bintaro, 11 November 2011.

BAB V