Langkah 2.6 : M enggabungkan M odel Data Logikal Ke M odel Global (langkah optional)
2.1.7.3 Perancangan Fisikal
Tujuan dari perancangan fisikal basis data menurut Connolly (2010, p521) adalah untuk mendeskripsikan dari pengimplementasian dari suatu basis data pada media penyimpanan secondary; itu juga akan mendeskripsikan dasar dari suatu relasi, organisasi file, dan juga index yang digunakan untuk mencapai suatu keefisienan data, integritas, serta ukuran keamanan.
Langkah 3 : M enerjemahkan M odel Data Logikal ke DBM S Pilihan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghasilkan skema basis data relasional dari model data logikal yang dapat diimplementasikan pada DBM S pilihan.
Bagian pertama dari proses ini memerlukan perbandingan informasi yang dikumpulkan selama perancangan basis data logikal dan didokumentasikan dalam kamus data. Bagian kedua dari proses ini menggunakan informasi tersebut untuk menghasilkan desain relasi dasar. Proses ini membutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai fungsionalitas yang ditawarkan oleh DBM S pilihan.
Berikut ini adalah detail mengenai langkah - langkah yang telah disebutkan di atas, antara lain:
Langkah 3.1: M erancang Relasi Dasar
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang telah diidentifikasikan dalam model data logikal pada DBM S pilihan.
Untuk memulai proses perancangan basis data fisik, pertama-tama Anda dapat mengumpulkan dan mengasimilasikan suatu informasi tentang relasional yang dirancang selama perancangan basisdata logikal. Informasi yang diperlukan bisa berasal dari kamus data dan definisi dari relasional yang
didefinisikan menggunakan Database Design Language (DBDL). Untuk setiap relasional yang diidentifikasi pada model data logikal, dapat didefinisikan sebagai berikut:
• Nama dari relasi yang ada;
• Suatu list untuk atribut yang simple;
• Primary key, alternative key, dan foreign key;
• Batasan integrasi untuk setiap foregin key yang diidentifikasi. Dari kamus data, dari setiap atributnya dapat diketahui:
• Domain atribut tersebut yang terdiri dari tipe data, panjang, dan berbagai keterangan atribut tersebut;
• Suatu optional nilai default untuk atribut; • Apakah atribut dapat diisi nilai NULL; • Apakah atribut dapat diturunkan (derived).
Langkah 3.2: M erancang Representasi Dari Data Turunan (Derived Data)
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan semua data turunan pada model data logikal pada DBM S pilihan.
Atribut yang nilainya didapatkan dengan mengevaluasi atribut lain dikenal sebagai atribut turunan / kalkulasi. Sebagai contoh:
• Jumlah banyaknya staff yang bekerja pada suatu kantor • Total gaji yang dibayarkan pada seluruh staff
• Total dari property yang ditangani oleh seorang staff
Langkah 3.3: M erancang Batasan Umum (General Constraints) Tujuan dari langkah ini adalah merancang batasan umum pada DBM S pilihan.
M eng-update suatu relasi yang mungkin dibatasi oleh aturan perusahaan sesuai dengan transaksi yang sebenarnya bisa di
update. Perancangan batasan tersebut sekali lagi tergantung pada
DBM S yang lain. Pada awalnya, jika sistem tersebut mempunyai aturan sesuai aturan standar SQL, beberapa batasan dapat diterapkan.
Langkah 4: M erancang Organisasi File dan Indeks
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan pengorganisasian file yang optimal untuk menyimpan relasi - relasi dasar dan indeks - indeks yang diperlukan untuk mencapai performansi yang diinginkan, yaitu cara penyimpanan relasi - relasi dan tuples pada media penyimpanan sekunder.
Berikut ini adalah detail mengenai langkah - langkah yang telah disebutkan di atas, antara lain:
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengerti fungsi dari suatu transaksi yang mana akan dijalankan pada basisdata dan untuk menganalisa transaksi yang penting.
Untuk membuat perancangan basis data fisik efektif maka perlu untuk mempunyai pengetahuan mengenai transaksi / query yang akan dijalankan dalam basis data. Ini termasuk kuantitatif atau kuantitatif informasi. Dalam menganalisis transaksi, dapat diidentifikasikan kriteria informasi sebagai berikut:
• Transaksi yang sering digunakan, dan akan berdampak besar terhadap performansi keseluruhan.
• Transaksi yang merupakan transaksi bisnis yang kritis
• Durasi waktu dalam harian atau mingguan yang akan mendapatkan banyak permintaan pada basisdata
Langkah 4.2: M emilih Organisasi File
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi
file yang efektif untuk setiap relasional data.
Dalam kasus yang ada, suatu relasional DBM S akan memberikan sedikit bahan tanpa pilihan dalam memilih organisasi
file, walaupun beberapa akan mempunyai indeks yang spesifik.
Bagaimanapun juga, berikut ini beberapa organisasi file yang ada: • Heap
• Hash
• B*-tree • Cluster
Langkah 4.3: M emilih Indeks
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan penambahan indeks yang akan meningkatkan performansi dari suatu sistem. Biasanya pemilihan atribut untuk indeks adalah sebagai berikut:
• Suatu atribut yang digunakan paling sering untuk operasi penggabungan, yang akan membuat penggabungan tersebut lebih efektif.
• Suatu atribut yang digunakan paling banyak untuk mengakses suatu record di dalam relasi yang ada.
Langkah 4.4: M emperkirakan Kapasitas Penyimpanan yang Dibutuhkan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengestimasi ukuran kapasitas disk yang diperlukan untuk basis data.
Langkah 5: M erancang User View
Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang user view yang diidentifikasi selama pengumpulan informasi dan analisis dari siklus hidup aplikasi basis data.
Langkah 6: M erancang M ekanisme Keamanan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang ukuran keamanan untuk basis data yang telah dispesifikasikan user.
Definisi dari keamanan basis data adalah suatu mekanisme yang memproteksi basis data dari suatu kejadian yang disengaja maupun tidak disengaja.
2.1.8 Internet
M enurut Turban (2005, p478), internet merupakan rangkaian jaringan dalam jaringan yang menghubungkan komputer individual yang dimiliki oleh pemerintah, universitas, grup non – profit dan perusahaan. Interkoneksi ini dihubungkan dengan standar protokol yang bebas dan terbuka. M enurut Turban (2005, p50), internet adalah sistem jaringan computer dan jaringan dari banyak jaringan yang meliputi seluruh dunia. Internet bersifat publik, kooperatif dan mandiri yang memfasillitasi akses ke ratusan atau jutaan manusia di seluruh dunia.