• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.2.3 Perancangan Flowchart Program

Berikut ini adalah gambaran flowchart secara umum dari sistem penentuan tingkat kesehatan BPR dengan metode CAMEL.

Gambar 3.8 Flowchart Program 3.2.4 Perancangan Rasio CAMEL

Dalam menentukan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan metode CAMEL, dilakukan penghitungan rasio dari setiap aspek. Adapun aspek yang dihitung nilai rasionya adalah capital, asset quality, management, earning dan liquidity. Peghitungan nilai rasio dilakukan guna mendapatkan Nilai Kredit dari setiap aspek. Nilai kredit yang didapatkan akan digunakan sebagai nilai penentu untuk menentukan status kesehatan bank.

Mulai

Masukkan variabel

Hitung Rasio CAMEL

Hitung NK

Cetak Hasil

1. Rasio Capital

Rasio Capital didapatkan dari hasil perbandingan antara Modal bank dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Adapun ketentuan penilaian berdasarkan nilai rasio tersebut untuk aspek capital atau permodalan adalah sebagai berikut:

Jika Rasio Capital yang diperoleh sebesar 8% maka Nilai Kredit (NK) sama dengan 81.

Jika Rasio Capital > 8% maka setiap kenaikan 0.1% dari rasio capital, NK akan ditambah sebesar 1. Batas maksimum NK adalah 100.

Jika Rasio Capital yang diperoleh ≥ 7.9% dan ≤ 8% maka Nilai Kredit (NK) sama dengan 65.

Jika Rasio Capital < 8% maka setiap penururnan 0.1% dari rasio capital, NK akan dikurangi 1. Batas minimum NK adalah 0.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan aspek capital atau permodalan:

Tidak Tidak Tidak

Ya

Ya Ya

Gambar 3.9 Flowchart Rasio Capital Mulai Masukkan Modal, ATMR Hitung Rasio Capital R = 8 NK = 81 Cetak NK Selesai R > 8 7.9≤R≤8 x = 1 . 0 8 R NK = 81+x x = 1 . 0 8−R NK = 65 NK = 81-x

2. Rasio Asset Quality

Aspek asset quality terbagi atas dua buah rasio, antara lain: Rasio1

Merupakan perbandingan antara Aktiva Produktif yang diklasifikasikan (APD) dengan Aktiva Produktif. Adapun ketentuan penilaian berdasarkan nilai rasio tersebut untuk aspek asset quality adalah sebagai berikut:

Jika nilai Rasio1 ≥ 22.5%, maka NK = 0.

Jika nilai Rasio1 < 22.5%, maka Nilai Kredit (NK) akan ditambah 1 untuk setiap penurunan 0.15% dari 22.5%. Maksimum NK = 100.

Rasio1 memiliki bobot sebesar 25%.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan rasio pertama dalam aspek asset quality.

Tidak

Ya

Gambar 3.10 Flowchart Rasio1 Asset Quality Mulai Masukkan APD, AP Hitung Rasio R≥22.5 NK = 0 x= 5 . 0 5 . 22 R NK = x × 0.83 Cetak NK Selesai

Rasio 2

Merupakan perbandingan antara Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dengan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD). Adapun ketentuan penilaian berdasarkan nilai rasio tersebut untuk aspek asset quality adalah sebagai berikut:

Jika nilai Rasio2 = 0% maka NK = 0

Jika nilai Rasio2 > 0%, maka Nilai Kredit (NK) akan ditambah 1 untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0% . Maksimum NK = 100.

Rasio2 memiliki bobot sebesar 5%.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan rasio kedua dalam aspek asset quality.

Ya Tidak

Gambar 3.11 Flowchart Rasio2 Asset Quality Mulai Masukkan PPAP, PPAPWD Hitung Rasio R=0 NK = R × 0.17 NK = 0 Cetak NK Selesai

3. Management

Penilaian terhadap aspek manajemen terdiri atas penilaian manajemen umum dan manajemen resiko. Penghitungan aspek manajemen didasarkan pada akumulasi nilai dari setiap pertanyaan yang telah dijawab. Berikut ini ketentuan penilaian atas jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.

- Setiap jawaban diberi nilai 0, 1, 2, 3 atau 4. - Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah.

- Nilai 1, 2, dan 3 mencerminkan kondisi antara. - Nilai 4 mencerminkan kondisi baik.

4. Rasio Earning

Aspek earning terdiri atas dua buah rasio, antara lain: Rasio 1

Merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata aktiva selama 12 bulan terakhir. Adapun ketentuan penilaiannya adalah sebagai berikut:

Jika Rasio1 ≤ 0%, maka Nilai Kredit (NK) = 0.

Jika Rasio1 > 0, maka Nilai Kredit (NK) akan ditambah 1 untuk setiap kenaikan 0.015% mulai dari 0% . Maksimum NK = 100.

Rasio1 memiliki nilai bobot sebesar 5%.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan rasio pertama dalam aspek earning.

Tidak

Ya

Gambar 3.12 Flowchart Rasio 1 Earning

Rasio 2

Merupakan perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional selama 12 bulan terakhir. Adapun ketentuan penilaian dalam rasio ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Masukkan laba, rata-rata aktiva

Hitung Rasio R ≤ 0 NK = 0 x= 015 . 0 R NK = x × 0.5 Cetak NK Selesai

Jika Rasio2 ≥ 100%, maka Nilai Kredit (NK) = 0.

Jika Rasio2 < 100%, maka Nilai Kredit (NK) akan ditambah 1 untuk setiap penurunan 0.08% mulai dari 100%. Maksimum NK = 100.

Rasio2 memiliki nilai bobot sebesar 5%.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan rasio kedua dalam aspek earning.

Tidak

Ya

Gambar 3.13 Flowchart Rasio2 Earning Mulai Masukkan BO, PO Hitung Rasio R ≥ 100 NK = 0 NK = x × 0.5 NK = 08 . 0 100−R Cetak Hasil Selesai

5. Rasio Liquidity

Aspek liquidity terdiri dari dua buah rasio, antara lain: Cash Ratio

Merupakan perbandingan antara alat likuid dengan hutang. Adapun ketentuan penilaian dalam cash ratio adalah sebagai berikut:

Jika CR = 0%, maka Nilai Kredit (NK) = 0.

Jika CR > 0, maka NK akan ditambah 1 untuk setiap kenaikkan 0.05% mulai dari 0. Maksimum NK = 100.

Cash Ratio memiliki bobot sebesar 5%.

Tidak

Ya

Gambar 3.14 Flowchart Cash Ratio Mulai

Masukkan Alat Likuid, Hutang Hitung Rasio R = 0 NK = 0 NK = x × 0.5 x= 05 . 0 R Cetak Hasil Selesai

Loan Deposit Ratio

Merupakan perbandingan antara kredit pinjaman nasabah dan pemasukan dana yang diterima oleh bank. Adapun ketentuan penilaian dalam Loan Deposit Ratio adalah sebagai berikut:

Jika LDR ≥ 115%, maka Nilai Kredit (NK) = 0.

Jika LDR ≤ 115%, maka NK ditambah 4 untuk setiap penurunan 1% mulai dari 115%. Maksimum NK = 100.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan Loan Deposit Ratio.

Tidak

Ya

Gambar 3.15 Flowchart Loan Deposit Ratio Mulai

Masukkan Kredit, Dana

Hitung Rasio R ≥ 115 NK = 0 NK = x × 0.5 x = (115 – R) × 4 Cetak Hasil Selesai

Setelah Nilai Kredit (NK) dari setiap aspek telah ditentukan maka akan dilakukan penghitungan Nilai Kredit Faktor (NK Faktor). Penghitungan NK Faktor dilakukan dengan manjumlahkan seluruh NK dari masing-masing aspek sesuai dengan nilai bobotnya masing-masing. Dalam metode CAMEL setiap aspek telah ditentukan nilai bobotnya. Berikut ini tabel nilai bobot dari masing-masing aspek.

Tabel 3.3 Nilai Bobot Aspek CAMEL

Aspek Nilai Bobot

Capital (Permodalan) 30%

Asset Quality (Kualitas Aktiva) 30%

Management (Manajemen) 20%

Earning (Rentabilitas) 10%

Liquidity (Likuiditas) 10%

Sumber: Lampiran 1 SK DIR.BI Nomor 30/ 12/ KEP/ DIR tanggal 30 April 1997.

Nilai Kredit Faktor yang telah ditentukan sudah dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan status kesehatan bank yang bersangkutan. Adapun aturan-aturan yang digunakan untuk penentuan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat adalah sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No.30/12/KEPDIR dan Surat Edaran BI No.30/3/UPPB.

Tabel 3.4 Aturan-aturan Penentuan Tingkat Kesehatan BPR

IF 81 ≤ NK ≤ 100 THEN SEHAT

IF 66 ≤ NK ≤ 80.9 THEN CUKUP SEHAT IF 51 ≤ NK ≤ 65.9 THEN KURANG SEHAT IF 0 ≤ NK ≤ 50.9 THEN TIDAK SEHAT

Dokumen terkait