• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gagasan sutradara juga diperkuat dengan dukungan perangkat penalaran, yang intinya mau menekankan kepada khalayak, bahwa isu gender yang diangkat dalam

Film 7 Hati 7Cinta 7Wanita, benar adanya. Hal itu disajikan dalam dialog yang rasional sesuai dengan fakta yang ada. Tujuannya untuk memperkuat pandangan sutradara dalam menjembatani posisi laki-laki dan perempuan. Terutama dengan menyajikan keunggulan perempuan walaupun perempuan dianggap sebagai orang yang selalu dinomorduakan dalam masyarakat kebanyakkan.

Perangkat penalaran juga disajikan dengan menekankan atau menonjolkan arti penting seorang perempuan melalui roots, yakni analisis kausal atau sebab akibat.

Dalam roots perempuan dipandang sebagai suatu sosok yang penting, walaupun

selama ini perempuan selalu diposisikan dan dianggap sebagai kelas dua dibanding dengan laki-laki.

Dalam perengkat penalaran peran perempuan yang mau ditonjolkan oleh sutradara adalah karena perempuan mempunyai rahim yang tidak dimiliki oleh laki-laki, hal inilah yang menjadi keungulan perempuan. Artinya melalui roots sutradara

mencoba menggambarkan bahwa sosok perempuan pantas untuk dihormati, karena hanya lewat perempuan kehidupan di dunia ini bisa berlangsung terus menerus. Hal itu bisa terlihat dalam dialog dan gambar berikut:

Menit: 00 : 25 : 40

Narasi: Yanti, terlihat sedih di pinggir sebuah lorong setelah mengetahui hasil tes yang menyatakan dirinya menderita kangker rahim, karena pekerjaanya sebagai perempuan malam (PSK). Bambang seorang laki-laki yang sudah lama mencintai Yanti, yang juga bekerja sebagai tukang antar jemput Yanti, mencoba memberikan semangat kepada Yanti. Dengan meyakinkan Yanti bahwa kangker rahim tersebut masih bisa diobati. Yanti yang merasa kangker rahim itu sangat berbahaya, meminta Bambang untuk diam, namun bambang terus memberikan dukungan dan semangat kepada Yanti, sehingga dalam kesedihannya Yanti memberikan sebuah jawaban kepada Bambang dengan mengatakan kalimat berikut ini:

“Lo cowok bang, lo gak akan pernah tahu gimana rasanya perempuan gak punya rahim, lo gak tahu kan”?

Dibalik budaya patriarki yang saat ini dimiliki oleh laki-laki, dalam kutipan dialog ini, sutradara melalui Yanti mau menunjukkan, bahwa laki-laki dan perempuan itu pada dasarnya dipandang sama, sejajar, namun yang membedakan pandangan tersebut adalah budaya yang sudah dikonstruksi oleh masyarakat sehingga akhirnya melahirkan sebuah budaya patriarki.

Pandangan yang memandang laki-laki jantan, perkasa, rasional, gagah, berani, dan kuat ternyata ada juga yang kurang dari laki-laki, karena laki-laki tidak mempunyai rahim. Sehingga yang mau digambarkan oleh sutradara adalah bahwa laki-laki dan perempuan pada hakikatnya sejajar dan saling melengkapi kekurangan masing-masing, dan itu artinya harus saling menjaga dan menghormati, dengan tujuan supaya kekurangan masing-masing tersebut antara laki-laki dan perempuan bisa terwujud.

Selain gambaran mengenai keunggulan perempuan punya rahim, sutradara kemudian mencoba menyajikan permasalah lain melalui root, yaitu tentang besarnya

pengaruh budaya patriarki dalam kehidupan perempuan. Perempuan hanya diam bila berhadapan dengan perlakuan laki-laki, karena anggapan dasarnya laki-laki adalah seorang yang perlu dihormati oleh perempuan atau istri, dan istri harus berbakti kepada suami. Hal semacam ini biasanya selalu didukung oleh keprcayaan di masyarakat, sehingga untuk keluar dari anggapan dasar tersebut perempuan merasa kesulitan, sebab tidak ada sosok yang mendukung perempuan. Hal ini bisa dilihat dalam gambar dan kutipan dialog berikut:

Menit : 00 : 46 : 52

Narasi : Dokter Kartini, selalu merasa prihatin terhadap pasien-pasienya, namun yang paling parah dari semua pasien dokter Kartini adalah Lili. Lili adalah seorang perempuan yang mempunyai suami kelainan seksual. Setiap kali berkonsultasi dengan dokter Kartini, muka dan perut Lili selalu lebam, karena disiksa oleh suaminya, saat berhubungan seksual. Hal itu dikarenakan suami Lili mengalami kelainan seksual, sehingga Lili selalu menjadi korban kelainan seksual suaminya tersebut. Dokter Kartini sudah merasa kesal terhadap tindakan suami Lili tersebut, dokter Kartini berencana melaporkan kejadian tersebut kepada polisi, namun Lili melarang dokter Kartini. Lili mengangap suaminya melakukan perbuatan tersebut kepadanya adalah ketidaksengajaan, malahan Lili menganggap perbutan suaminya tersebut adalah karena cinta. Dalam ruangan kerjanya dokter Kartini sempat berdebat dengan Lili mengenai peristiwa ini. Hal itu bisa dilihat dalam gambar dan dialog antara Lili dan dokter Kartini di bawah ini:

Dokter Kartini : Lili, Saya harus bagaimana supaya kamu mau terbuka? Lili : Dokter saya tidak mengerti.

Dokter Kartini : Kamu masih saja melindungi dia. Lili kita bisa sama lapor ke polisi. Lili : Dokter Jangan, saya cinta sama dia.

Dokter Kartini : Karena itu kamu bersedia disiksa begini? Lili : Dia gak siksa saya. Dokter dia gak sengaja.

Dalam kutipan dialog ini jelas, sutradara menunjukan bahwa peran seorang laki-laki atau suami selalu dianggp oleh perempuan sebagai sosok yang sangat penting. Perempuan rela menanggung segala macam kekerasan akibat dari keganasan budaya patriarki, yang dimiliki oleh laki. Perempuan mencoba melindungi laki-laki walaupun laki-laki-laki-laki tersebut sudah menyakiti dan menyiksa mereka. Hal yang mau ditonjolkan dalam permasalahan ini adalah, perempuan rela melakukan apapun kerena ada rasa ketergantung yang tinggi terhadap laki-laki. Jika laki-laki tersebut dipenjara karena kasus penindasan terhadap perempuan (istrinya), maka perempuan akan merasa kehilangan sosok penting dalam keluarga, karena selama ini laki-laki adalah orang yang memberikan nafkah bagi kelurga.

Sutradara dalam dialog ini mau mengajak berpikir secara logis, artinya cinta bukan satu-satunya alasan untuk tetap mempertahankan seorang laki-laki, dan menutupi setiap kesalahannya. Sebab jika itu yang terus dilakukan oleh perempuan, maka selamanya nasib perempuan tidak akan berubah, dan perempuan akan selalu diperlakukan secara tidak adil dan selalu ditindas oleh laki-laki. Untuk itu, perlu ada ketegasan dari perempuan, terhadap permasalahan-permasalah seperti dialog di atas supaya mendatangkan efek jera bagi para laki-laki yang bertindak sebagai oknum

kekerasan tersebut. Dengan begitu kekerasan dan penindasan terhadap perempuan bisa semakin diperangi karena perempuan sudah mempunyai modal penting yaitu keberanian. Namun jika hal semacam ini tetap ditutupi karena alasan cinta, maka yang akan dirugikan selamanya adalah perempuan.

Dalam mempertahankan dan pembenaran tentang gagasanya, sutradara memberikan klaim-klaim moral terhadap perempuan, melalui Appeals to principle.

Klaim moral tersebut ditekankan bahwa perempuan tidak bisa dipandang rendah dan hanya dipandang sebagai pelayan laki-laki saja, sebab sutradara disini mau menunjukan, walaupun seorang perempuan yang pekerjaanya sebagai PSK sekalipun, namun belum tentu perempuan tersebut dari segi pendidikan kalah dengan laki-laki. Hal itu ditunjukan dalam kutipan dialog dan gambar berikut:

Narasi: Yanti seperti biasanya sedang mangkal di pinggir jalan tempatnya menunggu langganannya yaitu para laki-laki hidung belang yang mau berkencan dengan dirinya. Tiba-tiba ia mulai berpikir tentang kangker rahim yang dideritanya, karena pekerjaannya sebagai perempuan malam (PSK). Dia memanggil Bambang dan menjelaskan kepada Bambang bahwa dia mau berhenti dari pekerjaanya sebagai seorang pelacur (PSK), dan mau mencari pekerjaan lain. Bambang terlihat sangat terkejut ketika mendengar perkataan Yanti tersebut. Kemudian Bambang mencoba menjelaskan kepada Yanti bahwa perempuan seperti dirinya susah untuk berenti menjadi PSK, sebab jika berenti lalu akan kesusahan untuk mendapatkan uang, karena perempuan seperti Yanti hanya bisa menjual diri. Mendengar hal itu Yanti menjadi marah, sehingga terjadilah berdebatan diantara mereka berdua dalam bentuk dialog berikut ini:

Yanti : Gue bilang gue gak mungkin begini terus lo dengar gak sih? Bambang : Terus lo mau kerja ape? yang lo tahu cuma ngangkang

Yanti : Anjing, sembarangan lo kalau ngomong. Eh asal lo tahu ya gue pernah kok kerja kantoran, tapi asal lo tahu juga ya, bos gue teryata lebih senang lihat gue tiduran dibanding gue kerja benaran, makanya gue berenti.

Strategi ini dipakai oleh sutradara untuk menekankan kepada khalayak, bahwa seorang perempuan yang pekerjaanya sebagai PSK tidak bisa dinilai dengan ungkapan bahwa perempuan itu tidak punya pengetahuan dan pendidikan sehingga dia hanya bisa menjadi PSK. Namun yang dimaksud oleh sutradara adalah khalayak harus mengubah cara pandang terhadap perempuan semacam ini yang pasti ada dalam kehidupan realitas sesungguhnya.

Seorang perempuan yang bekerja sebagai PSK ditentukan oleh banyak factor, salah satunya factor psikologis, karena perempuan diposisikan sebagai orang kelas dua, atau sebagai pelayan dan juga pemuas laki-laki saja. Berarti, sedikit banyak perempuan yang menjadi PSK, karena keputusasaan sebab perlakuan budaya patriarki yang ada di masyarakat yang sangat memihak laki-laki daripada perempuan. Klaim moral yang bisa dipetik dalam dialog di atas adalah budaya di masyarakat, terutama budaya patriarki mempunyai pengaruh yang kuat sehingga menjadikan atau membuat posisi perempuan selalu terpojok.

Perangkat penalaran juga digunakan oleh sutradara, untuk memperkuat argumen yang dikonstruksi, melalui ideologi yang sudah ada melalui Consequences.

Dalam hal ini, sutradara mau menggambarkan, bahwa semua kesalahan terhadap perempuan bukan semata-mata kesalahan laki-laki. Namun ada kesempatan serta ruang yang diberikan kepada laki-laki, sehingga permasalahan terhadap perempuan bisa terjadi. Hal itu bisa dilihat dalam gambar dan kutipan dialog berikut ini:

Menit : 01 : 23 : 47

Narasi : Dokter Kartini akhirnya mendapatkan jawaban tentang permasalahan di masa lalu, yang membuatnya berpikir laki-laki adalah kunci dari setiap permasalahan. Hal ini bukan tidak beralasan, sebab waktu masih remaja, dokter Kartini sempat mencintai seorang laki-laki, namun keluarga dokter Kartini tidak menyetujui hubungan tersebut, sehingga laki-laki tersebut diusir ayah dokter Kartini. Akhirnya hubungan mereka putus, dan dokter Kartini menanamkan ideologinya bahwa semua laki-laki tidak bertanggung jawab, sebab pada saat itu laki-laki tersebut tidak berusaha mencari dokter Kartini. Alasan ini tentunya hanya sebelah pihak, yaitu alasan dari dokter Kartini sendiri. Namun setelah dokter Kartini dan mantan pacarnya bertemu di rumah sakit, tempat dokter Kartini bekerja semua teka teki itu terjawab, ternyata mantan pacar dokter Kartini tersebut sudah berusaha untuk mencari dokter Kartini. Mantan pacar dokter Kartini tersebut tidak lain adalah ayah dari dokter Rohana, yang selama ini menjadi rekan sekerjanya. Ternyata kesuksesan dokter Rohana, karena ayahnya

adalah tipe laki-laki yang sayang dan bertanggung jawab terhadap kelurga. Akhirnya dokter Kartini menjadi mengerti setelah mendapatkan jawaban dari mantan pacarnya tersebut, dan pikiranya menjadi terbuka, bahwa tidak semua permasalahan terhadap perempuan itu disebabkan oleh laki-laki. Setelah mendapatkan jawaban tentang keraguannya terhadap laki-laki, dokter Kartini mengucapkan kalimat sebagai berikut ini:

“Dia menjawab semua waktu yang hilang hidup adalah proses, kodratku sebagai perempuan harus kujalani, aku bangga menjadi perempuan”.

Dalam dialog ini sutradara memberikan sebuah argumen, banyak perempuan lari dari kodratnya, karena dengan kodrat sebagai perempuan mereka selalu merasa ditindas oleh kaum laki-laki. Padahal tidak semua perempuan yang menjadi korban laki-laki, dan tidak semua laki-laki menindas perempuan. Hal ini tidak lepas dari pengaruh konstruksi budaya patriarki yang dianut oleh masyarakat.

Dalam kutipan dialog Film 7 Hati 7Cinta 7 Wanita ini, sutradara berusaha meluruskan pandangan tersebut, dengan memberikan sebuah gagasan bahwa perempuan hendaknya bertindak secara profesional dalam memperjuangkan nasib mereka. Artinya, perempuan tidak boleh menghakimi laki-laki hanya karena laki-laki berada dipihak budaya patriarki, dan laki-laki juga tidak boleh menggunakan budaya patriarki sebagai simbol penindasan terhadap perempuan.

Perempuan dan laki-laki hendaknya terus berjuang dan bekerja sama untuk memerangi ketimpangan gender yang saat ini masih sangat merugikan perempuan.

Hal lain yang mau diingatkan oleh sutradara dalam perangkat penalaran, terbiasanya laki-laki membohongi perempuan, karena budaya dominan yang memihak laki-laki. Lihat gambar dan dialog berikut ini:

Menit :01 : 28 : 32

Narasi : Hadi sangat terkejut ketika melihat Lastri istrinya juga menuju ruangan dokter Kartni, sementara Hadi sendiri sedang bersama Ningsih istri pertamanya yang saat itu sedang hamil. Pertemuan itu membongkar kedok Hadi yang selama ini terlihat culun dan pemalu oleh istri pertamanya. Ternyata Hadi adalah seorang laki-laki yang sangat pandai bersandiwara, sehingga dia bisa menikahi perempuan dua sekaligus. Namun tidak ada yang tahu dari kedua istrinya tersebut, kalau Hadi sudah punya istri, karena mereka menganggap mereka adalah istri satu-satunya yang dimiliki oleh Hadi. Pertemuan di ruangan dokter Kartini menjadi kunci terbukanya kebohongan Hadi

terhadap kedua istrinya, karena dia selalu membagi waktu dengan alasan kapada istri yang satu mau lembur ke luar kota, padahal menemui istri yang lain. Dokter Kartini bersama dengan dokter Anton terkejut ketika melihat Hadi sedang kebingungan karena ketahuan kedoknya. Hal itu digambarkan sutradara melalui dokter Kartni dengan kalimat berikut ini:

“Akhirnya terjawab, si aktor tidak pandai mengatur strategi seperti jarum jam yang hanya bisa berdiri diantara pilihanya, ada hati yang terluka dan tersakiti namun kejujuran adalah cinta”.

Dalam dialog ini, pesan yang mau ditonjolkan adalah keburukkan budaya dominan atau budaya patriarki, bukan hanya berdampak pada perempun saja tapi laki juga bisa terkena walaupun budaya patriarki tersebut sangat berpihak pada laki-laki. Dalam kutipan dialog di atas, digambarkan bahwa kekuatan budaya patriarkilah yang mendorong laki-laki menjadi tidak jujur dengan pasangannya, dan diam-diam menikah dengan perempuan lain, walaupun sebenarnya laki-laki tersebut sudah punya istri.

Sutradara mau menunjukkan kepada khalayak, hal semacam ini banyak sekali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Laki-laki tega membohongi istrinya karena dia punya simpanan perempuan lain dan hal ini tidak bisa dicegah, karena budaya di masyarakat mengizinkan laki-laki untuk melakukan hal tersebut. Namun permasalahnya disini adalah, jika laki-laki tersebut tidak jujur terhadap pasangannya,

maka jika ketahuan semuanya akan hancur dan hal itu juga akan merugikan laki-laki, seperti dialog di atas. Dari gambaran mengenai peristiwa ini sutradara mencoba memberikan sebuah kesempatan kepada khalayak untuk berpikir secara mantap tentang pentingnya nilai sebuah kejujuran baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan berkeluarga. Kejujuran adalah kunci dari segala sesuatu dan segala sesuatu tersebut adalah wujud cinta.

5.3.1. Tabel analisis hasil framing William A. Gamson dan Andre Modigliani

Elemen Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita

Frame Isu Gender Metaphors

Pengaindaian atau perumpamaan

Perempuan bukan anjing atau barang tak bernyawa, perempuan adalah manusia.

Baru mendengar saja hatiku sudah menjerit. Cinta sudah mati Anton.

Catchphrases Berupa slogan atau jargon

Kehormatan dan kebebasan adalah impian setiap perempuan. Perempuan selalu berusaha membela kaumnya namun selalu

merasa tak berdaya. Exemplaar

Perbandingan untuk menguatkan bingkai

Dokter laki-laki selalu berhasil dalam mengurusi pasien-pasiennya daripada dokter perempuan.

Depiction

Label yang digunakan dalam sebuah isu

Perempuan membutuhkan anak laki-laki untuk menggantikan posisi suami yang tidak berkarakter, culun, pemalu, dan tidak punya ambisi.

Visul Images

Perangkat pendukung berupa gambar, grafik dan citra untuk

menekankan pesan yang ingin disampaikan

Hal pertama yang harus dikatakan oleh perempuan adalah dia seorang perempuan.

Banyak kasus yang diderita perempuan, tapi tidak untuk perempuan unik dihadapanku.

Roots

Analisis kausal atau sebab akibat

Laki-laki tidak akan pernah tahu tentang penderitaan perempuan yang tidak punya rahim, karena laki-laki tidak memiliki rahim seperti perempuan.

Karena alasan cinta, perempuan akan tetap melindungi laki-laki walaupun dia selalu disiksa oleh laki-laki tersebut.

Appeals to principle Merupakan klaim moral

Perempuan PSK tidak bisa dinilai hanya bisa melayani laki-laki saja, karena perempuan juga mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki.

Consequences

Efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai

Kodrat sebagai perempuan harus tetap dijalani, perempuan hendaknya bangga sebagai seorang perempuan.

Karena kebohongan yang dilakukan laki-laki akhirnya merugikan perempuan dan juga laki-laki tersebut.

Dokumen terkait