• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Bersama M enteri Kesehatan dan M enteri Dalam Negeri Pada tahun 2011, Pemerintah telah menetapkan perat uran bersama Kementerian

Dalam dokumen / Baca Buku Fakta Tembakau (Halaman 142-146)

Kebijakan Pengendalian Tembakau

6.3 Peraturan Bersama M enteri Kesehatan dan M enteri Dalam Negeri Pada tahun 2011, Pemerintah telah menetapkan perat uran bersama Kementerian

Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri tentang pedoman pelaksanaan kawasan tanpa rokok yang tercant um dalam NOM OR 188/ M ENKES/ PB/ I/ 2011.

Pasal 2

Pengat uran pelaksanaan KTR bert ujuan unt uk:

a. memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR; b. memberikan perlindungan yang efekt if dari bahaya asap rokok; c. memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi

masyarakat ; dan

d. melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik langsung maupun t idak langsung.

No Daerah Keterangan

1

2

Bandung

Kalimant an Selat an

Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2005 t ent ang

Penyelenggaraan Ket ert iban, Kebersihan, dan Keindahan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2012 t ent ang

Penyelenggaraan Kesehat an Tabel 6.6

Peraturan Daerah lain yang mengatur kawasan tanpa rokok

No Kab/ Kota Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M akassar Bit ung Banda Aceh Semarang Probolinggo Cirebon Bengkulu Samarinda Bekasi Surakarta

Perat uran Walikota No. 13 Tahun 2011 t ent ang Kaw asan Tanpa Rokok Peraturan Walikot a No. 10 Tahun 2010 t ent ang Kaw asan Tanpa Rokok Peraturan Walikot a No. 47 Tahun 2011 t ent ang Kaw asan Tanpa Rokok Peraturan Walikot a No. 12 Tahun 2009 t ent ang KTR dan KTM

Peraturan Walikot a No. 188 tentang Kaw asan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbat as Rokok

SK Walikot a No. 27A/ 2006 tent ang Perlindungan M asyarakat Bukan Perokok di Kota Cirebon

Peraturan Walikota No. 38 Tahun 2011 t ent ang Kaw asan Tanpa Rokok Peraturan Walikot a No. 39 Tahun 2009 t ent ang Kaw asan Tanpa Rokok Peraturan Walikot a tentang Kaw asan Tanpa Rokok

Peraturan Walikot a No. 13 Tahun 2010 t ent ang Kaw asan Tanpa Rokok Tabel 6.5

Pasal 5

(1) KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf f dan huruf g dapat menyediakan tempat khusus unt uk merokok.

(2) Tempat khusus unt uk merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:

a. merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik; b. terpisah dari gedung/ tempat / ruang utama dan ruang lain yang

digunakan unt uk berakt ivitas; c. jauh dari pint u masuk dan keluar; dan d. jauh dari tempat orang berlalu-lalang.

Perat uran bersama ini pada dasarnya dibuat dalam upaya unt uk meminimalkan paparan asap rokok di masyarakat unt uk dapat menurunkan t imbulnya gangguan kesehatan akibat asap rokok (baik diantara perokok akt if maupun perokok pasif), serta mengat ur peran dan t ugas Kement erian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri dalam pelaksanaan perat uran kawasan tanpa rokok.

2,3

6.4 Strategi M POW ER

Guna memperluas perlaw anan t erhadap epidemi t embakau, World Healt h Organizat ion menyarankan 6 langkah - langkah pengendalian tembakau dan kemat ian yang disebut dengan st rategi M POW ER.

M onitor Penggunaan Tembakau dan Pencegahannya

M onitor penggunaan tembakau dan dampak yang dit imbulkannya harus diperkuat unt uk kepent ingan perumusan kebijakan. Saat ini 2/ 3 negara berkembang di seluruh dunia t idak memiliki data dasar penggunaan tembakau pada anak muda dan orang dewasa. Hampir 2/ 3 perokok t inggal di 10 negara dan

4

Indonesia menduduki posisi ket iga .

Saat ini Indonesia telah memiliki data dasar penggunaan tembakau unt uk remaja dan dewasa secara berkala dalam beberapa survei berbasis masyarakat (SKRT, RISKESDAS, GATS, GYTS, GSPS, dan GSHP) sejak tahun 1995. Survei nasional ini mengalami peningkatan metodologi sehingga bisa dibandingkan secara nasional maupun internasional.

Perlindungan terhadap Asap Tembakau

Asap rokok t idak hanya berbahaya bagi orang yang menghisap rokok tetapi juga orang di sekitarnya (perokok pasif). Lebih dari separuh negara di dunia, dengan populasi mendekat i 2/ 3 penduduk dunia, masih membolehkan merokok di

kantor pemerintah, tempat kerja dan di dalam gedung. Perlindungan terhadap asap tembakau hanya efekt if apabila diterapkan Kawasan Tanpa Rokok 100%. Sampai saat ini, sudah ada t iga provinsi dan 12 kabupaten/ kota yang memiliki Perat uran Daerah t ent ang Kaw asan Tanpa Rokok. Pelaksanaan lebih menekankan pada penegakan hukum (law enforcement). Sebanyak 15 kabupaten/ kota sudah memiliki Perat uran Walikota/ Bupat i dan Perat uran Gubernur. Kabupaten dan Kota pada tahap ini masih perlu memperjuangkan Perat uran Daerah melalui DPRD setempat .

Optimalkan Dukungan untuk Berhenti M erokok

Tiga dari 4 perokok di seluruh dunia menyatakan ingin berhent i merokok namun bant uan komprehensif yang tersedia baru dapat menjangkau 5%-nya. Bant uan yang dapat diberikan adalah: 1) Pelayanan konsultasi bant uan berhent i merokok yang terintegrasi di pelayanan kesehatan primer; 2) Quit line: Telepon Layanan Bant uan Berhent i M erokok yang mudah diakses dan cuma-cuma; 3) Terapi obat yang murah dengan pengawasan dokter.

Pada tahun 2012, ada t iga provinsi yang sedang dalam uji coba unt uk pelayanan konseling berhent i merokok di t ingkat Puskesmas, yait u DKI Jakarta, Banten, dan Lampung. Sejak tahun 2007, pada t ingkat pelayanan sekunder dan tersier (BP4 dan RS), sudah dilakukan inisiasi pelayanan berhent i merokok di Klinik

Quit line FK UGM DI Yogyakarta, BP4 DI Yogyakarta, Klinik Berhent i M erokok FK UNDIP Semarang, RS Persahabatan Jakarta, RS Sahid Suherman Jakarta, dan beberapa klinik yang tersebar di kabupaten/ kota di Indonesia.

Waspadakan M asyarakat akan Bahaya Tembakau

Walaupun sebagian besar perokok tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, namun kebanyakan dari mereka t idak tahu apa bahayanya. Karena it ulah, pesan kesehatan wajib dicant umkan dalam bent uk gambar.

Sesuai Amanat UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 115 sudah dipersiapkan Rancangan Perat uran Pemerintah yang mengat ur peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok.

Eliminasi Iklan, Promosi dan Sponsor terkait Tembakau

Pemasaran tembakau memiliki peranan besar dalam meningkat kan gangguan kesehatan dan kemat ian karena tembakau. Larangan terhadap promosi produk tembakau adalah senjata yang ampuh unt uk memerangi tembakau. Sepuluh tahun sejak inisiasi larangan iklan rokok dijalankan, konsumsi rokok di negara dengan larangan iklan t urun 9 kali lipat dibandingkan dengan negara tanpa

5

larangan iklan .

Sedang dilakukan berbagai upaya amandemen dan revisi pada kebijakan yang terkait dengan pelarangan total iklan, promosi, dan sponsor rokok.

Raih Kenaikan Cukai Tembakau

Dengan menaikkan cukai tembakau, harga rokok menjadi lebih mahal. Hal ini merupakan cara yang paling efekt if dalam menurunkan pemakaian tembakau dan mendorong perokok unt uk berhent i.

Sejak tahun 2007, Indonesia secara bertahap sudah meningkat kan cukai rokok, dari 42% harga eceran menjadi 51% pada tahun 2012. Diharapkan peningkatan cukai tetap berlangsung sehingga dapat menurunkan konsumsi rokok.

St rategi M POWER harus dilaksanakan secara keseluruhan unt uk mencapai hasil yang efekt if.

KESIM PULAN

Berbagai upaya pengendalian konsumsi tembakau telah dilakukan oleh pemerintah bekerja sama dengan berbagai sektor terkait baik di t ingkat pemerintah maupun non pem er int ah. Upaya pengendalian t em bakau pada dasar nya m em er lukan keterlibatan akt if berbagai pihak baik di sektor kesehatan maupun non-kesehatan. Sejauh ini Indonesia telah mengembangkan kebijakan-kebijakan terkait konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya dalam bent uk perat uran-perat uran di t ingkat nasional maupun daerah dengan mengacu pada kebijakan dan st rategi global pengendalian tembakau. M eskipun, sampai saat ini Indonesia masih belum menunjukkan komit ment global pengendalian tembakau yang tert uang dalam FCTC, tetapi sudah dapat menunjukkan kemajuan dalam pengendalian tembakau dalam aspek legal maupun intervensi promosi dan pendidikan kesehatan, intervensi berbasis masyarakat dan intervensi perindust rian dan perekonomian.

Sampai dengan tahun 2012 ini pemerintah telah berupaya unt uk dapat menerapkan perat uran dan perundangan pengendalian tembakau yang terintegrasi yang tercakup dalam st rategi M POWER meskipun belum secara menyeluruh dan lengkap.

KEPUSTAKAAN

1. Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan M asyarakat . Dat a t em bakau Indonesia dat a em pir is unt uk st r at egi

pengendalian t embakau nasional. — Jakarta: Departemen Kesehatan, 2004 2. WHO, ‘WHO report on t he Tobacco Epidemic’ , 2008

3. WHO, count ry office for Indonesia, M POWER, Upaya Pengendalian Konsum si Tembakau.

4. Global Tobacco Control Report 2008. Dat a merupakan est im asi dari laporan survey yang m asuk dari t iap negara.

5. Saffer H. ‘ Tobacco Advertising and Promot ion’. In: Jha P. Chaloupka Fl, eds.

Tobacco Cont rol in Developing Count ries. Oxford, Oxford Universit y Press, 2000.

Dalam dokumen / Baca Buku Fakta Tembakau (Halaman 142-146)

Dokumen terkait