• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam

BAB II : PERATURAN MENGENAI REKSA DANA BERBENTUK

B. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam

Reksa Dana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) mulai Pasal 18 sampai dengan Pasal 29.40 1. Bentuk Hukum dan Perizinan.

a. Bentuk Reksa Dana

Dalam Pasal 18 UUPM ditegaskan: (1) Reksa Dana dapat berbentuk:

a. Perseroan

Reksa Dana berbentuk Perseroan adalah Emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan pasar uang. b. Kontrak Investasi Kolektif

Kontrak investasi kolektif adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif. (Penjelasan UU R.I No.8/1995)

40

(2) Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dapat bersifat terbuka dan tertutup.

Reksa Dana terbuka adalah Reksa Dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan, sedangkan Reksa Dana tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. (penjelasan Pasal 18 ayat (2))

(3) Yang dapat menjalankan usaha Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

(4) Persyaratan dan tata cara perizinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Yang dimaksud dengan “persyaratan” dan “tata cara perizinan” dalam ayat ini adalah ketentuan mengenai, antara lain (penjelasan Pasal 18 ayat (5)):

a. Izin usaha;

b. Ketentuan yang wajib diatur dalam anggaran dasar; c. Kepengurusan;

d. Permodalan. 41

b. Pemegang Saham Reksa Dana

Berkenaan dengan pemegang saham Reksa Dana dalam Pasal 19 UUPM, ditegaskan:

41

(1) Pemegang saham Reksa Dana terbuka dapat menjual kembali sahamnya kepada Reksa Dana.

(2) Dalam hal pemegang saham melakukan penjualan kembali, Reksa Dana terbuka wajib membeli saham-saham tersebut.

(3) Pengecualian ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hanya dapat dilakukan apabila:

a. Bursa Efek di mana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup;

Yang dimaksud dengan “sebagian besar” dalam huruf ini adalah sejumlah nilai tertentu yang dapat mempengaruhi secara material perhitungan nilai portofolio dan nilai aktiva bersih per saham Reksa Dana. Perhitungan nilai portofolio dan aktiva bersih per saham berdasarkan harga Efek-Efek di Bursa Efek di mana portofolio Reksa Dana diperdagangkan. Apabila Bursa Efek tersebut ditutup, tidak ada harga bagi Efek yang menjadi dasar perhitungan nilai portofolio dan nilai aktiva bersih per saham dari Reksa Dana.

b. Perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di Bursa Efek dihentikan;

Yang dimaksud dengan “sebagian besar” dalam huruf ini adalah sebagaimana dimaksud dalam huruf a. Apabila suatu Efek yang menjadi bagian portofolio Reksa Dana dihentikan perdagangannya di Bursa Efek, maka tidak ada harga bagi Efek tersebut.

Yang dimaksud dengan “keadaan darurat” dalam huruf ini adalah sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 5 huruf k.42

Yang dimaksud dengan “keadaan darurat” dalam huruf ini adalah suatu keadaan memaksa di luar kemampuan Pihak sebagai akibat, antara lain, adanya perang, peristiwa alam seperti gempa bumi atau banjir, pemogokan, sabotase atau huru-hara, turunnya sebagian besar atau keseluruhan harga Efek yang tercatat di Bursa Efek sedemikian besar dan material sifatnya yang terjadi secara mendadak (crash), atau kegagalan sistem perdagangan atau penyelesaian transaksi. (penjelasan Pasal 5 huruf k Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995).43

d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam.

Ketentuan dalam huruf ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan Pasar Modal yang memungkinkan adanya situasi di luar huruf a, huruf b, dan huruf c yang lazimnya diatur berdasarkan kontrak para Pihak berdasarkan prinsip kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Oleh karena itu, bila ada hal-hal lain di luar huruf a, huruf b, dan huruf c tersebut, perlu persetujuan terlebih dahulu dari Bapepam sebelum kontrak berlaku dan mengikat para Pihak.44

42

Ibid., hal. 87-88. 43

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 44

2. Pengelolaan

a. Pengelolaan Reksa Dana yang Berbentuk Perseroan

Pengelolaan Reksa Dana, baik yang berbentuk Perseroan maupun yang berbentuk kontrak investasi kolektif, dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak (pasal 21 ayat (1) UUPM). Yang dimaksud dengan “pengelolaan Reksa Dana” adalah pengelolaan dana Reksa Dana oleh Manajer Investasi. (penjelasan Pasal 21 ayat (1))

Pasal 21 ayat (2) UUPM menyatakan bahwa kontrak pengelolaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dibuat oleh Direksi dengan Manajer Investasi. Yang dimaksud dengan ”kontrak pengelolaan” dalam ayat ini, antara lain memuat (penjelasan Pasal 21 ayat (2)):

a. rencana diversifikasi portofolio di pasar uang dan di Pasar Modal; b. rencana diversifikasi Efek dalam obligasi dan saham;

c. rencana diversifikasi investasi dalam bidang industri; dan d. larangan investasi dalam bidang-bidang tertentu.

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut oleh Bapepam. Ketentuan yang akan diatur lebih lanjut oleh Bapepam dalam ayat ini, antara lain mengenai (penjelasan Pasal 21 ayat (4)): a. pedoman penyusunan kontrak pengelolaan investasi; dan

b. tata cara penyampaian rancangan kontrak pengelolaan investasi.45

Sebagai salah satu jenis efek dalam berinvestasi, Reksa Dana mempunyai ciri-ciri yang unik apabila dibandingkan dengan jenis-jenis investasi lainnya. Dalam Reksa Dana, para investor membeli efek yang

45

dikelola oleh Manajer Investasi yang sudah ahli, dengan tujuan mendapat keuntungan. Dana investor digunakan oleh Manajer Investasi untuk mengelola portofolio investasi efek, untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian hasil keuntungan tersebut didistribusikan kembali kepada investor. Manajer Investasi yang diberi kewenangan untuk mengelola dana hanya dapat menginvestasikan kembali dana-dana tersebut dalam bentuk portofolio efek yang telah disepakati sebelumnya dan diizinkan oleh Bapepam. Jadi, di sini Manajer Investasi adalah sebagai pengelola sekuritas, yaitu membeli dan menjual efek-efek yang diterbitkan perusahaan lain guna kepentingan investor46

b. Kewajiban Manajer Investasi Reksa Dana .

Pasal 22 UUPM menyatakan bahwa Manajer Investasi Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan kontrak investasi kolektif wajib menghitung nilai pasar wajar dari Efek dalam portofolio setiap hari bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam.

Nilai pasar wajar suatu efek adalah harga pasar atau kurs Efek itu sendiri apabila Efek tersebut secara aktif diperdagangkan di Bursa Efek. Namun nilai pasar wajar dapat berbeda dengan harga pasar apabila transaksi atas Efek tersebut tidak aktif atau tidak ditransaksikan dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal demikian, kriteria penentuan nilai pasar wajar diperhitungkan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam. Adapun yang dimaksud dengan “hari bursa” dalam Pasal ini adalah hari

46

dimana Bursa Efek melakukan kegiatan (Penjelasan Pasal 22).47 Manajer melalui Bank Kustodian wajib menghitung nilai aktiva bersih dan mengumumkannya.48

Nilai saham Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan nilai Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif ditentukan berdasarkan nilai aktiva bersih (Pasal 23). Yang dimaksud dengan “nilai aktiva bersih” dalam Pasal ini adalah nilai pasar yang wajar dari suatu Efek dan kekayaan lain dari Reksa Dana dikurangi seluruh kewajibannya (Penjelasan Pasal 23).49

c. Larangan Bagi Reksa Dana

Pasal 24 UUPM menegaskan Reksa Dana dilarang menerima dan atau memberikan pinjaman secara langsung. Larangan dalam ketentuan ini tidak termasuk dalam hal Reksa Dana membeli obligasi, Efek lain yang bersifat utang, dan atau menyimpan dana di bank. Reksa Dana dilarang membeli saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana lainnya. Pembatasan investasi Reksa Dana diatur lebih lanjut oleh Bapepam.50

Hal-hal yang berkaitan dengan pembatasan investasi, antara lain mengenai (penjelasan Pasal 24 ayat (3))51

47

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal. 89. 48

Mohamad Samsul, Op.cit., hal. 346. 49

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 50

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal. 90. 51

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

: a. jumlah investasi dalam satu jenis Efek;

c. jenis-jenis instrumen yang dilarang dibeli oleh Reksa Dana. d. Kekayaan Reksa Dana

Pasal 25 UUPM menyatakan bahwa semua kekayaan Reksa Dana wajib disimpan pada Bank Kustodian. Kekayaan Reksa Dana terdiri dari uang kas dan Efek, antara lain sertifikat deposito, surat berharga komersial, saham, obligasi, dan tanda bukti utang. Kewajiban penyimpanan kekayaan Reksa Dana pada Bank Kustodian dimaksudkan untuk mengamankan kekayaan Reksa Dana. Oleh karena itu, perlu adanya pemisahan fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh Bank Kustodian dan fungsi pengelolaan yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Bank Kustodian dilarang terafiliasi dengan Manajer Investasi yang mengelola Reksa Dana. Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan dalam pengelolaan dana Reksa Dana, kewenangan Manajer Investasi dan Bank Kustodian perlu dibatasi. Manajer Investasi hanya bertindak sebagai pengelola, sedangkan Bank Kustodian menyimpan dan mengadministrasikan kekayaan Reksa Dana. Untuk menjamin hal tersebut Manajer Investasi dilarang terafiliasi dengan Bank Kustodian.

Reksa Dana wajib menghitung nilai aktiva bersih dan mengumumkannya. Nilai aktiva bersih Reksa Dana terbuka dihitung dan diumumkan setiap hari bursa. Nilai aktiva bersih Reksa Dana tertutup dihitung dan diumumkan sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu.52

52

e. Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana

Pasal 26 UUPM menyebutkan bahwa kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dibuat oleh Direksi Reksa Dana dengan Bank Kustodian. Direksi Reksa Dana bertindak mengawasi pelaksanaan pengelolaan Reksa Dana, termasuk penyimpanan kekayaan Reksa Dana. Oleh karena itu, Direksi wajib membuat kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana dengan Bank Kustodian.53

Pasal 26 ayat (3) UUPM menyatakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Bapepam. Yang dimaksud dengan “ketentuan yang akan diatur lebih lanjut oleh Bapepam” dalam ayat ini, antara lain mengenai (penjelasan Pasal 26 ayat (3))54

a. pedoman penyusunan kontrak penyimpanan; dan :

b. tata cara penyampaian rancangan kontrak penyimpanan kekayaan investasi kolektif.

f. Kewajiban Manajer Investasi

Berdasarkan Pasal 27 UUPM, Manajer Investasi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan Reksa Dana. Mengingat semua dana yang dikelola oleh Manajer Investasi adalah dana masyarakat, perlu adanya pengamanan maksimal dengan mewajibkan Manajer Investasi untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin untuk kepentingan Reksa Dana.

53 Ibid. 54

Dalam hal Manajer Investasi tidak melaksanakan kewajibannya, Manajer Investasi tersebut wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena tindakannya. Manajer Investasi berdasarkan ayat ini dibebani tanggung jawab atas kerugian Reksa Dana yang timbul karena pengelolaan yang tidak dilakukan dengan itikad baik dan tidak dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Reksa Dana.55

g. Saham Reksa Dana Terbuka

Karena Reksa Dana juga menawarkan saham kepada masyarakat, maka Reksa Dana diwajibkan juga melakukan penawaran umum dan juga mengajukan pernyataan pendaftaran, membuat prospektus, dan untuk Reksa Dana tertutup juga mencatat sahamnya di Bursa Efek.56

55

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal. 91-92. 56

Munir Fuady, Op.cit., hal. 106.

Saham Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan diterbitkan tanpa nilai nominal. Nilai saham Reksa Dana adalah cerminan dari nilai bersih portofolionya. Setiap ada perubahan nilai portofolio, maka nilai aktiva bersih per saham berubah pula.

Pemodal membeli atau menjual saham Reksa Dana sesuai dengan nilai aktiva bersih per saham. Baik pada pertama kali didirikan maupun setelah beroperasi harga saham Reksa Dana selalu sama dengan nilai aktiva bersih per saham, hanya saja nilai aktiva bersih per saham itu selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan nilai portofolionya. Oleh karena itu, saham Reksa Dana diterbitkan tanpa nilai nominal.

Pada saat pendirian Reksa Dana berbentuk Perseroan, paling sedikit 1% (satu perseratus) dari modal dasar Reksa Dana telah ditempatkan dan disetor. Penyetoran modal pada waktu pendirian Reksa Dana berbentuk Perseroan oleh pendiri, hanya dimaksudkan untuk merintis pendirian Reksa Dana dimaksud. Untuk itu, pendiri cukup diwajibkan untuk melakukan pemenuhan modal ditempatkan dan disetor pada waktu Reksa Dana tersebut didirikan sekurang-kurangnya 1% (satu perseratus) dari modal dasar Reksa Dana. Pemenuhan modal selanjutnya sampai dengan modal dasar akan dilakukan melalui Penawaran Umum karena Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek.

Pelaksanaan pembelian kembali saham Reksa Dana berbentuk Perseroan dan pengalihan lebih lanjut saham tersebut dapat dilakukan tanpa mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham tidak diperlukan karena pembelian kembali saham-sahamnya yang telah dikeluarkan oleh Reksa Dana dan pengalihan lebih lanjut saham tersebut dapat terjadi setiap saat dalam hal pemegang saham Reksa Dana menjual kembali saham dimaksud.

Dana yang digunakan untuk membeli kembali saham Reksa Dana berbentuk Perseroan berasal dari kekayaan Reksa Dana. Dana yang dimaksud dalam ayat ini, antara lain, adalah kas dan hasil penjualan portofolio Reksa Dana. Reksa Dana tidak mempunyai pinjaman dari Pihak ketiga. Oleh karena itu, tidak diperlukan dana cadangan untuk melindungi dana Pihak ketiga. Akan

tetapi, untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai investasinya, Reksa Dana dapat membentuk dana cadangan (Pasal 28 UUPM).57

h. Dana Cadangan Reksa Dana yang Berbentuk Perseroan

Reksa Dana yang berbentuk Perseroan tidak diwajibkan untuk membentuk dana cadangan. Dalam hal Reksa Dana membentuk dana cadangan, besarnya dana cadangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam. Pada dasarnya semua keuntungan yang diperoleh Reksa Dana akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham Reksa Dana.58

C. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal

Perusahaan Reksa Dana berbentuk Perseroan diwajibkan mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha ke Bapepam sebelum memulai usahanya.59 Pasal 24 Peraturan Pemerintah (PP) No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal mengatakan bahwa permohonan untuk memperoleh izin usaha Reksa Dana Perseroan kepada Bapepam disertai dengan dokumen dan keterangan sebagai berikut60

57

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal. 92. 58

Ibid., hal. 93. 59

Asril Sitompul, Op.cit., hal 43. 60

Peraturan Pemerintah (PP) No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal

: a. akta pendirian Perseroan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; b. nama dan alamat pendiri Reksa Dana;

d. nama dan alamat Manajer Investasi dan Bank Kustodian; e. kontrak pengelolaan Reksa Dana;

f. kontrak mengenai jasa Kustodian atas kekayaan Reksa Dana; g. penunjukan Profesi Penunjang Pasar Modal; dan

h. dokumen dan keterangan pendukung lain yang berhubungan dengan permohonan izin usaha Reksa Dana yang ditetapkan lebih lanjut oleh Bapepam.

Pasal 25 Peraturan Pemerintah (PP) No.45 Tahun 1995 menyebutkan bahwa, “maksud dan tujuan Reksa Dana berbentuk Perseroan hanya untuk menyelenggarakan kegiatan usaha Reksa Dana."61

Pasal 26 Peraturan Pemerintah (PP) No.45 Tahun 1995 menyebutkan bahwa,Pengeluaran saham baru, pembelian kembali, dan pengalihan saham bagi Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dapat dilakukan tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.62 Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham tidak diperlukan karena pembelian kembali saham-sahamnya yang telah dikeluarkan oleh Reksa Dana dan pengalihan lebih lanjut saham tersebut dapat terjadi setiap saat dalam hal pemegang saham Reksa Dana menjual kembali saham dimaksud.63

Pasal 27 PP No. 45 Tahun 1995 mengatakan bahwa, “Reksa Dana berbentuk Perseroan wajib dibubarkan dalam hal izin usaha Reksa Dana tersebut dicabut oleh Bapepam.”64

61

Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit.,, hal. 69-70. 62

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

63

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit.,, hal. 97. 64

Dalam hal Manajer Investasi dan atau direktur Reksa Dana berbentuk Perseroan melakukan pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, peraturan pelaksanaannya, kontrak pengelolaan Reksa Dana dan atau anggaran dasar Reksa Dana, Bapepam berwenang membekukan kegiatan usaha Reksa Dana, mengamankan kekayaan, dan menunjuk Manajer Investasi lain untuk mengelola kekayaan Reksa Dana, atau mencabut izin usaha Reksa Dana dimaksud.65

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan Reksa Dana berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan oleh Bapepam.66

D. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Dalam pengelolaan perusahaan secara umum dikenal adanya konsep kewenangan (authority). Dengan adanya kewenangan ini para pengelola perusahaan dapat melakukan tindakan pengurusan perusahaan dengan sah. Menurut definisinya, kewenangan adalah keabsahan tindakan seorang pekerja untuk melakukan suatu perbuatan hukum yang dapat membawa hubungan hukum terhadap pemberi kerja, yaitu dengan melakukan tindakan yang sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja tersebut.

Secara umum, dalam kegiatan pengelolaan perusahaan, kewenangan ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu67

65

Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal

66

Ibid., Pasal 30. 67

Asril Sitompul, Op.cit., hal.93-95.

1. Kewenangan Nyata (Actual Authority)

Kewenangan nyata adalah kewenangan yang secara jelas diberikan perusahaan kepada para pengelola perusahaan dan dicantumkan secara tertulis di dalam akta pendirian perusahaan, anggaran dasar, atau di dalam keputusan yang dibuat oleh pihak pejabat yang lebih tinggi di perusahaan, seperti oleh Direksi kepada pejabat bawahannya dan juga pada peraturan perusahaan lainnya.

2. Kewenangan Terlihat (Apparent Authority)

Kewenangan terlihat (apparent authoruty) ini timbul dari serangkaian perbuatan yang dilakukan seorang pekerja dalam menjalankan tugas yang diberikan perusahaan sehingga menimbulkan anggapan bagi pihak lain bahwa pekerja tersebut memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan itu, meskipun tidak ada pemberian wewenang secara tertulis.

3. Kewenangan Ikutan (Inherent Authority)

Kewenangan ikutan ini diperoleh dari posisi yang diduduki oleh seorang pekerja yang dengan itu ia sudah semestinya mempunyai kewenangan tertentu sesuai dengan posisinya itu. Misalnya, seorang manajer pemasaran sudah seharusnya memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dan untuk menjalankan operasonal sehari-hari di bidang pemasaran, dan Manajer Investasi tentu dengan sendirinya mempunyai kewenangan untuk melakukan investasi sesuai dengan ketentuan perusahaan.

4. Tindakan di Luar Kewenangan

Tindakan yang dilakukan oleh seorang pegawai perusahaan yang tidak mempunyai kewenangan adalah tidak sah dan tidak mengikat perusahaan. Namun, tindakan tersebut dapat pula menjadi tindakan yang sah apabila tindakan itu diakui oleh pejabat yang berwenang di perusahaan.

Pada dasarnya, Perseroan Terbatas didirikan berdasarkan perjanjian antara para pemegang saham (pendiri)-nya yang dituangkan dalam akta pendirian. Kemudian, perusahaan itu menjual sahamnya kepada investor dan dengan demikian para investor turut menjadi pemegang saham dan terikat pada perjanjian yang tercantum dalam akta pendirian tersebut.

Sesuai dengan ketentuan hukum perusahaan, maka perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas merupakan badan hukum tersendiri yang terpisah dari para pemegang sahamnya. Para pemegang saham mengangkat Komisaris dan Direksi Perseroan. Dengan pengangkatan ini terjadi pelimpahan wewenang pengelolaan perusahaan kepada Direksi perusahaan dan para pemegang saham tidak terlibat lagi dalam pengelolaan perusahaan sehari-hari.

Dalam menjalankan tugas untuk mengelola perusahaan para Direksi adalah pelaksana tugas dari perusahaan, bukan pelaksana tugas dari pemegang saham. Di bawah ini diberi gambaran hubungan antara pemegang saham, Direksi, dan Manajer. 68

68

Hubungan Pemegang Saham, Direksi dan Manajer69

pilih/berhentikan pilih/berhentikan

Meskipun di dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas dinyatakan dengan tegas bahwa yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan adalah para Komisaris dan direktur, namun dalam hal-hal tertentu para pemegang saham tidak dapat berlindung pada “keterbatasan” Perseroan tersebut. Hal ini disebut piercing corporate veil (penyingkapan tabir perusahaan) karena dengan penyingkapan ini pemegang saham tidak dapat lagi berlindung di balik tabir pertanggungjawaban yang terbatas hanya sebesar sahamnya di perusahaan.

Bagi perusahaan publik yang sahamnya dipegang oleh masyarakat banyak maka perlindungan terhadap pemegang saham diberikan oleh Undang-Undang Perseroan, yang mewajibkan Direksi sebagai pengelola perusahaan yang diberi wewenang oleh pemegang saham untuk mengurus perusahaan agar setiap tahun memberikan laporan yang telah diperiksa oleh akuntan publik yang independen kepada para pemegang saham.70

Pasal 68 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan publik untuk diaudit apabila kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat. Penjelasan

69 Ibid., hal 97. 70 Ibid. Manajer Direksi Pemegang Saham

pasal tersebut adalah, ayat (1) kewajiban untuk menyerahkan laporan keuangan kepada akuntan publik untuk diaudit timbul dari sifat Perseroan yang bersangkutan. Kewajiban untuk menyerahkan laporan keuangan kepada pengawasan ekstern dibenarkan dengan asumsi bahwa kepercayaan masyarakat tidak boleh dikecewakan. Demikian juga halnya dengan Perseroan yang untuk pembiayaannya mengharapkan dana dari pasar modal. Huruf a, yang dimaksud dengan “kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat”, antara lain bank, asuransi, Reksa Dana.71

Dokumen terkait