SKETSA DIAGRAM HIDROLIS SPAM TEBING TINGGI 2012
5. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Peraturan Pemerintah ini merupakan pengaturan tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang meliputi:
kebijakan dan strategi pengelolaan sampah;
penyelenggaraan pengelolaan sampah;
kompensasi;
pengembangan dan penerapan teknologi;
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-117
peran masyarakat; dan
pembinaan.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Peraturan ini mensyaratkan tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan dan sistem penanganan sampah di perkotaan sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh Pemerintah/Pemda.
B. Ruang Lingkup Pengelolaan Persampahan
Sampah dapat didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dikelola dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan UU 18 tahun 2008 yaitu:
a) Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga (tidak termasuk tinja);
b) Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dll;
c) Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat bencana, bongkaran bangunan, sampah yang tidak dapat diolah secara teknologi, dan sampah yang timbul secara periodik. Sampah spesifik harus dipisahkan dan diolah secara khusus. Apabila belum ada penanganan sampah B3 maka perlu ada tempat penampungan khusus di TPA secara aman sesuai peraturan perundangan.
d) Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian timbulan sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktor lingkungan lainnya.
Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian timbulan sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktor lingkungan lainnya.
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-118
6.4.2.2 Isu Strategis Pengembangan Persampahan
Perlu dilakukan untuk mengidentifikasi data dan informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait. Dalam hal ini isu strategis disini merupakan rangkuman dari hasil identifikasi dari isu strategis dalam RTRW, SSK, SPPIP, dan isu strategis MDG’s sehingga isu strategis dalam RPI2JM ini selaras dengan dengan dokumen lainnya. Berikut adalah isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan persampahan di skala nasional maupun skala kota. Berikut dibawah ini adalah isu strategis pengelolaan sampah di Kota Tebing Tinggi.
Tabel 6.38 Isu Strategis Pengelolaan Persampahan
No Isu Strategis Usulan Penanganan
1 Aspek persampahan adalah: “Cakupan pelayanan
sampah dengan kriteria cakupan pelayanannya kurang dari 60% dapat dikategorikan beresiko dengan asumsi dapat menjadi sumber penyakit dan mengurangi estetika kota.
- Penambahan sarana dan prasarana
persampahan
2 Masih kurangnya peran serta masyarakat dalam
pengelolaan sampah
- Advokasi dan sosialisasi 3R kepada
masyarakat
3 Adanya Keterbatasan Lahan TPA - Rencana pengelolaan TPA regional
dengan Kab. Serdang Bedagai
4 Pola Penanganan sampah masih menggunakan
paradigma lama
- Rencana mengelola sampah dengan
paradigma baru
5 Kurangnya kemampuan keuangan daerah dalam
penyelenggaran bidang persampahan
- Meningkatkan anggaran belanja
pemerintah pada sektor persampahan
- Meningkatkan retribusi sampah dan
pelayanannya
- Meningkatkan peran serta masyarakat
dalam mengelola sampah 3R
- Memanfaatkan jasa pemulung dalam
pengolahan sampah
6.4.2.3 Kondisi Eksisting Pengembangan Persampah 1. Aspek Teknis
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kota Tebing Tinggi berada di kawasan pinggiran Kota Tebing Tinggi yang bertempat di Jalan Baja, Kecamatan Padang Hilir, dengan jarak sekitar 5 km dari pusat kota. Sistem pengolahan sampah di TPA ini
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-119
yang menggunakan sistem open dumping yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi sekarang, mengingat sistem ini sangat merugikan lingkungan dan membuat lingkungan tidak sehat.
Kondisi lahan TPA yang seperti ini diperlukan penanganannya dengan cepat sehingga tanah yang dicemari oleh limbah padat ini tidak menimbulkan masalah baru dalam penyediaan sumber air yang berasal dari air tanah. Lambat laun dengan kondisi seperti ini akan menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi kesehatan lingkungan yang dapat mengakibatkan resiko penularan dan penyebaran penyakit. Adapun kapasitas pada TPA yang ada saat ini adalah 37.500 m³ dengan luas wilayah 1,25 Ha atau 12.500 m². Sedangkan volume sampah yang masuk ke TPA setiap hari sebanyak 53,01 ton atau 212,04 m³.
Di Kota Tebing Tinggi telah memliki rumah kompos yang terletak di lingkungan 4 (empat) Kelurahan Bandar Utama namun tidak berfungsi sama sekali. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum memiliki keinginan dan keahlian dalam mengelola sampah menjadi kompos. Bangunan yang ada merupakan dana dari APBN yang dikerjakan oleh provinsi namun sampai sekarang belum diserah terimakan kepada Pemko sehingga tidak ada kejelasan dalam masalah pemeliharaan dan pemanfaatan gedung.
Masyarakat Kota Tebing Tinggi pada umumnya mengelola sampah dengan cara ditimbun, dibakar, ditumpuk dilahan terbuka sekitar permukiman, dijalan dan dibuang ke sungai. Dari hasil identifikasi RPKPP masyarakat dikawasan prioritas dalam mengelola sampah masih kurang, sampah yang dihasilkan dari rumah tangga menumpuk diberbagai tempat di sekitar lingkungan permukiman terutama di saluran drainase sehingga membuat saluran drainase tersumbat. Dan masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.
Sumber sampah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan Kota Tebing Tinggi, meliputi kegiatan seperti dijelaskan dalam skematis pada Gambar 6.8 berikut ini:
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-120 PEMUKIMAN PERTOKOAN PERKANTORAN P L A Z A H O T E L RUMAH SAKIT JALAN UMUM PASAR-PASAR PABRIK / INDUSTRI T S / T P S K S CONTAINER T R U K K S B S / T P S B S CONTAINER TRUK / CONTAINER T P A T R U K
Gambar 6.8 Sistem Pengolahan Sampah Kota Tebing Tinggi
Keterangan :
TS = Tong Sampah KS = Kereta Sorong BS = Becak Sampah
TPS = Tempat Penampungan Sementara TPA = Tempat Pemrosesan Akhir
Timbulan sampah yang dihasilkan adalah 90,73 ton/hari dengan asumsi 0,625 kg/jiwa, cakupan pelayanan persampahan saat ini berkisar 72,02% atau 65,35 ton/hari atau 261,40 m³/hari.
Sampah dikumpulkan oleh petugas penyapu jalan, petugas yang menggunakan gerobak sampah dan oleh masyarakat. Sebelum sampah diangkut ke TPA, sampah yang telah dikumpul diangkut ke TPS oleh petugas pengumpul setelah itu diangkut ke TPA dengan menggunakan arm roll, dum truck, pick up. Sampah yang telah diangkut langsung dibuang ke TPA dan timbunan sampah hanya diratakan saja dengan bulldozer.
Tabel 6.39 Jumlah Personil Persampahan/Kebersihan Kota Tebing Tinggi
No Petugas Jumlah Personil
1 Penyapu Jalan 42 Orang
2 Penyapu Pasar 30 Orang
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-121
4 Operator Becak sampah 34 Orang
5 Pencatat/Penjaga Malam TPA 3 Orang
6 Supir Dump Truck/Arm Roll/Pick Up/Operator
Dozer 19 Orang
7 Kenek Truck/Pick Up 30 Orang
8 Mekanik/Penjaga Gudang 5 Orang
Sumber: Sumber RPIJM Kota Tebing Tinggi Tahun 2013-2018
Tabel 6.40 Jumlah Sarana dan Prasaran Persampahan Kota Tebing Tinggi
No Jenis Kendaraan Jumlah
1 Truk Arm Roll 7 unit
2 Dump Truk 9 unit
3 Pick Up 6 unit
4 Becak/Gerobak 44 unit
5 Bulldozer 2 unit
No TPS Jumlah
1 Bak sampah Permanen 90 unit
2 Bak Kontainer 34 unit
Sumber: Sumber RPIJM Kota Tebing Tinggi Tahun 2013-2018
2. Pendanaan
Pendanaan bidang sanitasi di kota Tebing Tinggi masih bergantung kepada dana pusat dan provinsi hal ini disebabkan karean dana yang digunakan untuk pembangunan sanitasi masih terbatas. Tantangan kedepan adalah diperlukan sebuah kebijakan yang dapat menggali sumber PAD dari sektor sanitasi. Salah satu contoh adalah peningkatan retribusi sampah dengan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dari sektor persampahan. Diperlukan juga keseriusan Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk mengupayakan pendanaan melalui bantuan dari anggaran Pemerintah Pusat maupun Propinsi.
Untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam membiayai sektor persampahan sangat diperlukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah sehingga dapat ditambah penganggaran biaya dalam sektor sanitasi. Program dan kegiatan pada SSK untuk bidang sanitasi termasuk pengembangan persampahan adalah:
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-122
3. Kelembagaan
Sistem pengelolaan sarana dan prasarana air limbah di kelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi. Fungsi Dinas ini selain berfungsi sebagai pengelola persampahan, juga berfungsi sebagai pengatur, pengawas, dan pembina pengelolaan persampahan.
Kebijakan dan kelembagaan dalam sektor sanitasi khususnya masalah persampahan di Kota Tebing Tinggi masih terlihat sangat lemah dan peran masyarakat masih lemah walaupun pemko telah memberikan fasilitasi pengolahan sampah berbasis masyarakat yaitu 3R. Keterlibatan masyarakat ini akan lebih bermanfaat jika dibuat dalam suatu wadah/lembaga ataupun kelompok masyarakat yang mengawasi fasilitas dan merawat yang telah dibangun.
4. Peraturan Perundangan
Adapun peraturan perundangan yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan kebersihan di Kota Tebing Tinggi adalah :
- Peraturan daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 8 Tahun 2008 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
- Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tebing Tinggi;
- Peraturan Daerah Kota tebing Tinggi Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
- Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 33 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Rincian Tugas Jabatan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi;
- Keputusan Walikota Tebing Tinggi Nomor 973/088 Tahun 2010 tentang Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
5. Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam mengelola sampah masih sangat minim, sangat perlu ditingkatkan karena masih banyak peluang bisnis yang dapat diambil dari sampah ini. Salah satu contoh adalah pemanfaatan sampah sebagai komoditas bisnis di Kota Tebing Tinggi.
Sisi lain pemulung sangat berperan dalam membantu kegiatan daur ulang sampah dimana mereka mengumpulkan sampah-sampah palastik, kertas, kaleng, logam dan lainnya untuk dijual ke pabrik-pabrik untuk didaur ulang kembali.
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-123
6.4.2.4 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permasalahan A. Identifikasi Permasalahan Persampahan
Permasalahan paling aktual tentang persampahan adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dimana yang ada sekarang ini merupakan tanah milik masyarakat yang disewa Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun, terhitung sejak tanggal 9 Agustus 2005 sampai dengan tanggal 9 Agustus 2012. Peningkatan dan perkembangan kota berdampak pada keterbatasan lahan TPA untuk pengelolaan sampah di Kota Tebing Tinggi.
Rencana pengelolaan TPA Sampah Regional antara Kota Tebing Tinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai yang difasilitasi Pemerintah Propinsi Sumatera Utara di Desa Serbajadi, Kabupaten Sedang Bedagai masih terkendala dengan banyak faktor seperti rigiditas otonomi daerah dan kesediaan pihak PTPN untuk membebaskan lahan tersebut. Untuk itu diperlukan penyiapan lokasi TPA baru sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan yang berlaku. Maka tantangan dari sektor persampahan ini adalah perlunya lahan TPA baru sehingga tidak menjadi kendala untuk kedepannya. Peningkatan pengelolaan persampahan dengan melibatkan pihak swasta maupun masyarakat adalah hal yang tidak kalah pentingnya sehingga dapat mengurangi timbulan sampah pada TPA.
Sarana dan prasarana pengelolaan persampahan sebagian sudah tidak layak beroperasi lagi, oleh karenanya maka dalam anggaran tahun 2011 melalui Musrenbang Kota Tebing Tinggi telah diusulkan untuk pengadaan bulldozer 1 (satu) unit, escavator 1 (satu) unit, dump truck 1 (satu) unit yang pendanaannya bersumber dari APBD Kota Tebing Tinggi. Pembangunan IPLT dan pengadaan dump truck 1 (satu) unit dengan sumber dana APBN dan APBD Kota Tebing Tinggi. Peningkatan sarana pengangkutan dan pengolahan sampah di TPA sangat diperlukan sehingga sampah dapat diangkut secara teratur dari pemukiman penduduk. Berikut adalah permasalah–permasalahan persampahan yang terindentifikasi secara umum yaitu :
a. Pada TPA ini menggunakan sistem pengolahan open dumping dimana sampah hanya dibuang/ditimbun tanpa dilakukan penutupan dengan tanah. Sistem ini dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan.
b. Kapasitas TPA Jalan Baja yang hampir penuh.
c. Kualitas pelayanan masih belum menyokong prinsip pemilahan sampah menjadi basah dan kering
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-124
d. Daya angkut akan selalu terbentur kepada biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan
e. Peran serta masyarakat untuk menekan volume timbunan sampah masih rendah. f. Lokasi TPA Jalan Baja telah dipergunakan sejak tahun 2005 dan akan habis masa
pinjam pakainya/sewa tanah masyarakat pada tahun 2012 sehingga perlu lokasi alternatif TPA guna mendukung TPA yang sudah ada.
g. Pendapatan daerah dari retribusi persampahan ini belum mampu mendukung semua operasionalisasi pengelolaan persampahan di Kota Tebing Tinggi, hal ini terlihat dari perbandingan dari realisasi retribusi persampahan dengan biaya operasional dan pemeliharaan pengelolaan persampahan.
h. Cakupan layanan sampah saat ini hanya sebesar 72,02% dengan volume sampah terangkut hanya 65,35 ton/hari. Sedangkan sisanya banyak yang ditimbun dan dibakar atau dibuang ke sungai oleh masyarakat.
Permasalahan dalam sektor persampahan di Kota tebing meliputi aspek non – teknis dan aspek teknis dapat kita lihat pada Tabel 6.41 berikut ini:
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-125
Tabel 6.41 Permasalahan Pengolahan Persampahan yang Dihadapi Aspek Non Teknis
No. Aspek Pengolahan Persampahan Permasalahan yang Dihadapi
Tindakan
Yang sudah dilakukan Yang sedang dilakukan
A. Kelembagaan :
Bentuk Organisasi Pengelola
Pengelola persampahan ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Persampahan sistem manajemen tidak didkung oleh partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
Membentuk kelompok masyarakat dengan sistem pemberdayaan pengelolaan sampah 3R.
- Kampanye pola hidup bersih dan
sehat
- Membentuk dan memperkuat
kelembagaan masyarakat
Tata Laksana (Tupoksi, SOP, dll)
Sistem pengelolaan sampah belum didukung oleh fasilitas sarana dan prasarana sampah yang memadai
Sudah dibentuk Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi bidang persampahan di Dinas
Pertamanan dan Kebersihan
-
Kualitas dan Kuantitas SDM
Kurangnya bimbingan dan dukungan peran aktif masyarakat oleh Pemko karena adanya keterbatasan dana.
Melakukan peningkatan kualitas SDM di lingkungan Dinas Kebersihan dan Kebersihan.
- Kampanye pola hidup bersih dan
sehat
- Membentuk dan memperkuat
kelembagaan masyarakat
B. Pembiayaan :
Sumber pembiayaan
Besarnya kebutuhan dana yang digunakan dalam menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampah.
Memberikan dana sharing yang berasal dari APBD Kota untuk kegiatan APBN
Meningkatkan DDUB di semua sector dari APBD Kota
Retribusi
Dana retribusi sampah tidak mencukupi untuk biaya operasional maupun pemeliharaan.
Biaya operasional maupun pemeliharaan prasaran dan sarana persampahan dianggarkan melalui APBD Kab.
Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dan kesadaran masyarakat membayar retribusi sampah seta meningkatkan pelayanan sampah
C. Perundangan : Belum maksimalnya pelaksanaan Perda
bidang Persampahan.
Adanya Perda Kota Tebing Tinggi No. 8 Tahun 2008 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/kebersihan.
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-126
Aspek Teknis
D. Peran serta masyarakat dan swasta Belum maksimalnya peran serta
masyarakat dan pengelolaan sampah
Membentuk kelompok masyarakat dengan sistem pemberdayaan pengelolaan sampah 3R.
- Peningakatan Kemampuan
Masyarakat dan Jender dalam Pengelolan Nilai Ekonomis Sektor Sanitasi.
- Peningkatan Keterlibatan Pelaku
Bisnis dalam Sektor Sanitasi khususnya persampahan
- Membuat regulasi yang mengatur
kemudahan pelaku bisnis atau pemulung untuk terlibat dalam pengolahan sampah
No. Aspek Pengolahan Persampahan Permasalahan yang Dihadapi
Tindakan
Yang sudah dilakukan Yang sedang dilakukan
E. Teknik Operasional :
Dokumen Perencanaan
(MP,FS,DED) Sudah ada
Mengusulkan kegiatan yang ada di dalam SSK agar dapat didanai oleh APBN, dan APBD Provinsi.
Mengusulkan kegiatan melalui RPIJM Tahun 2014-2018.
Pewadahan Sering mengalami kerusakan, dan jumlah
tidak sebanding dengan cakupan layanan.
Mengganti dan mengupayakan kerjasama dengan masyarakat untuk penyediaan wadah.
Mengganti dan mengupayakan kerjasama dengan masyarakat untuk menyediakan wadah.
Pengumpulan Kurangnya jumlah armada pengumpul saat
ini.
Memanfaatkan armada yang ada semaksimal mungkin.
Rencana Penambahan armada yang didanai oleh APBD Kota
Penampungan Sementara Kurangnya penampungan sementara atau
transfer depo.
Mencari lahan yang potensial untuk digunakan
lokasi TPS. Melukakan studi identifikasi persampahan
Pengangkutan Kekurangan jumlah armada pengangkut dan
membutuhkan peremajaan angkutan.
Memaksimalkan penggunaan armada yang ada.
Mengusulkan kegiatan melalui RPIJM Tahun 2014-2018.
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-127
Pengolahan sampah di TPA
TPA yang ada sudah penuh dan masih menggunakan sistem open dumping dan tidak memiliki alat berat.
Mengajukan usulan kegiatan pengadaan TPA baru atau regional dengan dana APBN atau APBD Provinsi dan sumber dana lain yang berpotensi untuk bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tebing Tinggi
Mengusulkan kegiatan melalui RPIJM Tahun 2014-2018.
Sarana Penunjang di TPA
Sarana dan prasarana kurang mendukung kinerja operasional sampah di Kota Tebing Tinggi.
Telah melakukan identifikasi dan studi sampah untuk mengetahui kebutuhan sarana
penunjang TPA baru yang akan di bangun.
Akan Meningkatkan sarana TPA dengan sistem Sanitary Landfill
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-128
B. Tantangan Pengembangan Persampahan
Tantangan kedepan perlu dibuat sebuah regulasi yang mengatur kemudahan pemulung untuk terlibat dalam pengelolaan persampahan. Di dalam SSK telah disusun program dan kegiatan untuk mendorong pelaku bisnis dan masyarakat terlibat dalam penanganan dan pengolahan sampah yaitu:
Program
- Peningkatan Keterlibatan Pelaku Bisnis dalam Sektor Sanitasi khususnya persampahan Kegiatan:
- Assessment lembaga masyarakat/UKM/Koperasi/wirausaha yang dapat didorong menjadi pelaku bisnis pelayanan sanitasi di Kota Tebing Tinggi.
- Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat/UKM/Koperasi/wirausaha menjadi pelaku bisnis dalam pemanfaatan sampah organik dan nonorganik.
- Fasilitasi pemberian dana bantuan/hibah melaui CSR dari perusahaan yang peduli sanitasi kepada kelompok masyarakat/UKM/Loperasi/Wirausaha
Sedangkan program kegiatan khususnya keterlibatan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam memanfaatkan sampah sebagai sumber penambah penghasilan keluarga. Untuk menangani masalah ini strategi yang dibuat adalah meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pengolahan persampahan. Tujuannya adalah meningkatkan keterlibatan masyarakat dan gender dalam menangani masalah sanitasi termasuk persampahan sampai Tahun 2016 rumah tangga khususnya perempuan mulai memanfaatkan pengolahan sampah sebagai penambah penghasilan dan terlibat dalam lembaga ataupun kegiatan lain yang bersangkutan dengan sektor sanitasi.
Program Partisipasi Masyarakat dan Jender:
- Peningakatan Kemampuan Masyarakat dan Jender dalam Pengelolan Nilai Ekonomis Sektor Sanitasi.
Kegiatan:
- Pelatihan pemanfaatan sampah untuk menambah income rumah tangga untuk ibu rumah tangga sebanyak 7 rumah tangga/Kelurahan/tahun.
SPM (Standar Pelayanan Minimum) Sesuai Permen PU Nomor 14/PRT/M/2014, yang menekankan tentang Target pelayanan dasar bidang persampahan.
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-129
Tabel 6.42 Standar Pelyanan Minimal Bidang Cipta Karya Berdasarkan Permen PU No. 01/PRT//M/2014
Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Waktu
Pencapaian Keterangan Indikator Nilai Penyediaan sanitasi Persampahan Persentase pengurangan sampah perkotaan 20 % 2019 Dinas yang membidangi PU Persentase pengangkutan sampah 70% 2019 Dinas yang membidangi PU Persentase pengoperasian TPA 70% 2019 Dinas yang membidangi PU
6.4.2.5 Analisa Kebutuhan Pengembangan Persampahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan sistem persampahan adalah uraian faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan persampahan kota, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota (development need) yang telah kita identifikasi sebelumnya.
Dilihat dari eksisting timbulan sampah dan kapasitas pengolahan yang tersedia tiap tahun cukup besar sehingga perlu segera merencanakan program pengembangan pengelolaan sampah lima tahun kedepan. Untuk mengamsusikan pertumbuhan kebutuhan sampah sejalan dengan proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Tebing Tinggi. Sementara kapasitas pengelolaan sampah yang ada diasumsikan hanya mampu melayani 60% saja di tahun ini dan diharapkan akan dapat meningkat kapasitasnya menjadi 80%. Analisa kebutuha dan target pencapaian pengembangan persampahan di Kota Tebing Tinggi diuraikan dalam Tabel 6.43 berikut ini.
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-130
Tabel 6.43 Analisa Kebutuhan dan Target Pencapaian Kota Tebing Tinggi Aspek Non Teknis
No Uraian Kondisi Eksisting Kebutuhan Ket.
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
A. Peraturan terkait sektor Persampahan
- Ketersediaan Peraturan bidang
Persampahan (Perda, Pergub) Sudah ada - - - - -
B. Kelembagaan-
- Bentuk Organisasi Sudah ada - - - - -
- Ketersediaan tata laksana (Tupoksi,
SOP) Sudah ada - - - - -
- Kualitas dan Kuantitas SDM Sudah ada
Peningkatkan Kemampuan Manajemen pengelolaan Sampah - - - C. Pembiayaan
- Sumber pembiayaan APBD/
Retribusi
APBN, APBD Prov, APBD Kab, Retribusi sampah
APBN, APBD Prov, APBD Kab, Retribusi sampah
APBN, APBD Prov, APBD Kab, Retribusi sampah
APBN, APBD Prov, APBD Kab, Retribusi sampah
APBN, APBD Prov, APBD Kab, Retribusi sampah
- Tarif Retribusi Sesuai Perda
Sesuai Perda dan Kemampuan masyarakat
Sesuai Perda dan Kemampuan masyarakat
Sesuai Perda dan Kemampuan masyarakat
Sesuai Perda dan Kemampuan masyarakat
Sesuai Perda dan Kemampuan masyarakat
- Realisasi Penarikan Retribusi (Rp.-) Dikutip dari
masyarakat Dikutip dari masyarakat Dikutip dari masyarakat Dikutip dari masyarakat Dikutip dari masyarakat
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-131
Aspek Teknis
No Uraian Kondisi Eksisting Kebutuhan Ket.
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
Teknis Operasional
1. Perencanaan (dokumen MP, FS, DED) Sudah ada
2. Prasarana dan sarana
Pewadahan a. Bin/Tong sampah Ada Kondisi sudah banyak yang rusak Pengadaan sarana perwadahan sampah Pengumpulan a. becak sampah
b. Becak sampah bermotor
Jumlah becak sampah belum memadai Pengadaan sarana pengumpulan sampah Penampungan sementara a. Transfer depo b. Container Jumlah countainer belum memadai Pengadaan Container Pembangunan Tansfer depo Pengangkutan a. Dump Truck
b. Arm Roll Truck
Jumlah pengangkutan belum memadai Pengadaan Pengangkutan Sampah Pengolahan
a. Pengomposan Suda ada
Pembangunan Sarana dan Pembangunan Sarana dan Pembangunan Sarana dan Pembangunan Sarana dan Pembangunan Sarana dan
D. Peran swasta dan masyarakat
(sudah ada/belum ada/bentuk kontribusi)
Peran Masyarakat melalui metoda 3R Menambah Sarana 3R ditiap Kelurahan Menambah Sarana 3R ditiap Kelurahan Menambah Sarana 3R ditiap Kelurahan Menambah Sarana 3R ditiap Kelurahan Menambah Sarana 3R ditiap Kelurahan
Laporan Akhir |ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6-132
b. Daur ulang Prasarana 3R di