MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
LANGKAH KEGIATAN
L. Pemajangan 1) Pengantar
3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pasal 19 dari peraturan pemerintah ini berbunyi sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Peraturan pemerintah tersebut mengindikasikan bahwa sekarang pemerintah menaruh perhatian terhadap mutu proses pembelajaran. Usaha baik dari pemerintah ini harus ditindaklanjuti sehingga mutu pendidikan menjadi kenyataan yang akan berdampak terhadap pembangunan Indonesia di masa mendatang. Tentunya, kerja keras kita dalam menindaklanjuti usaha pemerintah ini baru dapat dirasakan paling cepat dalam waktu 10 tahun mendatang. Tantangan bagi kita adalah bagaimana mengimplementasikan UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan? Secara umum mutu pendidikan di negeri ini masih rendah tercermin dari pringkat hasil TIMSS dan indek pembangunan manusia yang berada pada posisi di bawah peringkat negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara. Oleh karena itu, tantangan bagi kita adalah bagaimana kita dapat meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Mutu pendidikan merupakan dampak dari keprofesionalan pendidiknya. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan bagi pendidik profesional. Namun demikian, untuk menjadi pendidik profesional diperlukan usaha yang sistemik dan konsisten serta berkesinambungan dari pendidik itu sendiri dan pengambil kebijakan. Melalui lesson study
sangat dimungkinkan meningkatkan keprofesionalan pendidik di
Indonesia karena lesson study merupakan model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual
learning untuk membangun komunitas belajar.
b)Pengertian Lesson Study
Pemerintah selalu melakukan usaha peningkatan mutu guru melalui pelatihan dan tidak sedikit dana yang dialokasikan untukpelatihan guru. Sayangnya usaha dari pemerintah ini kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan mutu guru. Minimal ada dua hal yang menyebabkan pelatihan guru belum berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Pertama, pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata di dalam kelas. Materi pelatihan yang sama disampaikan kepada semua guru tanpa mengenal daerah asal. Padahal kondisi sekolah di suatu daerah belum tentu sama dengan sekolah di daerah lain. Kadang-kadang pelatih
menggunakan sumber dari literatur asing tanpa melakukan ujicoba terlebih dahulu untuk kondisi di Indonesia. Kedua, hasil pelatihan hanya menjadi pengetahuan saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas atau
kalaupun diterapkan hanya sekali, dua kali dan selanjutnya kembali ―seperti
dulu lagi, back to basic”. Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan monitoring pasca pelatihan, apalagi kalau kepala sekolah tidak pernah menanyakan hasil
pelatihan. Selain itu, kepala sekolah tidak memfasilitasi forum sharing
pengalaman diantara guru-guru. Untuk mengatasi kelemahan pelatihan konvensional yang kurang menekankan pada pasca pelatihan maka buku ini
menawarkan model in-service training yang lebih berfokus pada upaya
pemberdayaan guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi
masing-masing. Model tersebut adalah Lesson Study yaitu suatu model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Dengan
demikian, Lesson Study bukan metoda atau strategi pembelajaran tetapi
kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai metoda/strategi
pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.
c)
Tujuan Lesson Study
Meningkatkan pengetahuan tentang materi ajar
Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran
Meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar
Meningkatkan hubungan kolegalitas
Menguatkan hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dan
tujuan jangka panjang yang harus dicapai
Meningkatkan motivasi untuk selalu berkembang
Meningkatkan kualitas perencanaan pembelajaran
d)Sejarah Perkembangan Lesson Study
1)
Asal Mula Lesson Study
Lesson study sudah berkembang di Jepang sejak awal tahun 1900an. Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran melalui perencanaan dan observasi bersama yang bertujuan untuk
memotivasi siswa-siswanya aktif belajar mandiri. Lesson Study merupakan
terjemahan langsung dari bahasa Jepang jugyokenkyu, yang berasal dari dua kata jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau research atau pengkajian. Dengan demikian lesson study
merupakan study atau penelitian atau pengkajian terhadap
pembelajaran. Lesson study dapat diselenggarakan oleh kelompok guru- guru di suatu distrik atau diselenggarakan oleh kelompok guru sebidang, semacam MGMP di Indonesia. Kelompok guru dari beberapa sekolah
berkumpul untuk melaksanakan lesson study. Lesson study yang sangat popular di Jepang adalah lesson study yang diselenggarakan oleh suatu
sekolah dan dikenal sebagai konaikenshu yang berkembang sejak awal
tahun 1960an. Konaikenshu juga dibentuk oleh dua kata yaitu konai yang berarti di sekolah dan kata kenshu yang berarti training. Jadi istilah
konaikenshu berarti school-based in-service training atau inservice education within the school atau in-house workshop. Pada tahun 1970an pemerintah
Jepang merasakan manfaat dari konaikenshu dan sejak itu pemerintah
Jepang mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu
dengan menyediakan dukungan biaya dan insentif bagi sekolah yang
melaksanakan konaikenshu. Kebanyakan sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama di Jepang melaksanakan konaikenshu. Walaupun
pemerintah Jepang telah menyediakan dukungan biaya bagi sekolah-
sekolah untuk melaksanakan konaikenshu tetapi kebanyakan sekolah
melaksanakan konaikenshu secara sukareka karena sekolah marasakan
manfaatnya. Salah satu situasi pembelajaran dalam rangka lesson study di
Jepang diperlihatkan pada gambar 2.
Gambar Kegiatan Lesson Study di Jepang
Suasana pembelajaran matematika dalam rangka lesson study di SD Hamanogo, Jepang tahun 2005. Kurang lebih 100 pengamat menghadiri kegiatan lesson study ini. Pengamat berdatangan dari berbagai sekolah SD atau SMP dari berbagai provinsi di Jepang.
Alasan mengapa lesson study menjadi popular di Jepang karena lesson study sangat membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru memperoleh manfaat yang sangat besar berupa informasi berharga untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Mutu kegiatan konaikenshu sangat bervariasi bergantung pada kaliber leadership sekolah, mutu guru untuk membangun, mempererat persabahatan diantara mereka, dan kemaunan mereka dalam melaksanakan konaikenshu.