• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan pada Tapak

Dalam dokumen Analisa Program Ruang G. Olah Raga (Halaman 49-63)

Kawasan Hunian Bangunan Usaha

C. Peraturan pada Tapak

• KDB : 60 %

Luas lantai maksimal 60 % x 15000 m² = 9000 m²

Luas lantai yang direncanakan 6069 m² (memenuhi syarat) • GSB 15 meter

• KLB : 2.5

Setelah menganalisa kondisi tapak yang ada, maka diperoleh hasil bahwa mayoritas penduduk merupakan penduduk kalangan menengah dimana wilayah tempat mereka tinggal merupakan kawasan yang rawan akan kemacetan dan dikelilingi bangunan – bangunan yang didominasi dengan bangunan – bangunan usaha, kawasan pemukiman dan sarana pendidikan.

IV.3.2 Analisa Entrance Tapak

Pemilihan letak main entrance dilakukan berdasarkan pertimbangan:

• Kemudahan pencapaian baik untuk kendaraan umum, pribadi ataupun pejalan kaki.

• Kelancaran arus lalu lintas seputar tapak

• Kondisi lingkungan yang dilalui sebelum mencapai tapak

Untuk dapat menentukan entrance kedalam tapak, maka dapat dipakai metode sebagai berikut :

Alternatif Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1 - Mudah dicapai oleh

kendaraan maupun pejalan kaki

- Mudah terlihat - Lebih teratur karena ada pembedaan antara pintu masuk dan pintu keluar

- Harus lebih jelas arahannya untuk menentukan yang mana pintu masuk dan pintu keluar

2. Alternatif 2

3. Alternatif 3

- Mudah terlihat - Lebih teratur karena ada pembedaan antara pintu masuk dan pintu keluar

- Mudah terlihat - Lebih jelas karena

- Sulit dicapai oleh kendaraan maupun pejalan kaki

- Harus lebih jelas arahannya untuk menentukan yang mana pintu masuk dan pintu keluar

- Kemungkinan terjebak kemacetan

hanya terdapat satu entrance ke dalam tapak lebih tinggi - Akan terjadi crossing

kriteria bobot Alt.1 Alt.2 Alt.3

nilai poin nilai poin nilai poin

Kemudahan pencapaian 3 3 9 2 6 1 3

Mudah terlihat 2 3 6 3 6 2 4

Kelancaran lalu lintas 2 2 4 1 2 1 2

Kondisi lingkungan 1 2 2 2 2 2 2

total 21 16 11

Keterangan:

Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik

2 menentukan 3 baik

1 cukup menentukan 2 cukup

1 kurang

Berdasarkan metode di atas maka main entrance terdapat pada Alternatif 1.

IV.3.3 Analisa Zoning dalam Tapak

Pertimbangan yang mendasari analisis dan perencanaan zoning dalam tapak adalah sebagai berikut:

• Bentuk dan kondisi tapak

• Hubungan kegiatan – kegiatan dalam tapak • Tata ruang luar yang ingin di capai

• Pola tata letak bangunan

• Karakter lingkungan bangunan di sekitar tapak

Ada 2 alternatif dalam penentuan perencanaan zoning dalam tapak, yaitu :

Alternatif Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1 - Pengunjung dapat langsung

menuju ruang publik

- Mudah terlihat dari depan bangunan sehingga bangunan publik yang akan ditonjolkan - Area servis dekat dengan zona publik, semi – publik dan private.

- Area servis jauh dari entrance.

- Untuk mencapai area semi publik harus melewati area publik terlebih dahulu

2. Alternatif 2 -- Area servis dekat dengan

entrance.

- Area servis jauh dari zona private

• Kesimpulan : Pada analisa zoning dalam tapak ini didapat suatu kesimpulan bahwa area servis harus mudah dicapai, dan keberadaannya harus dekat antara area yang lain. Untuk zoning dalam tapak dipilih alternatif 1.

IV.3.4 Analisa Orientasi Matahari

Matahari memiliki perputaran dari timur pada pagi hari dan menuju kearah barat pada sore hari. Matahari pagi sangat baik untuk kesehatan yaitu antara jam 07.00 – 10.00, sedangkan matahari sore kurang baik untuk kesehatan yaitu antara jam 15.00 – 17.00.

Alternatif Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1 - Didalam ruangan

tidak panas - Memerlukan pencahayaan buatan 2. Alternatif 2 - Mendapatkan pencahayaan alami yaitu melalui sinar matahari - Bagian belakang mendapat matahari sore - Panas

3. Alternatif 3 - Di dalam ruangan tidak mendapat panas - Memerlukan pencahayaan buatan 4. Alternatif 4 - Mendapatkan matahari pagi - Tidak memerlukan pencahayaan pada siang hari - Bagian belakang mendapat matahari sore - Panas

• Kesimpulan : Pada analisa orientasi bangunan ini didapat suatu kesimpulan bahwa pencahayaan matahari yang terlalu banyak pun akan memberikan dampak kesilauan dan hal tersebut dapat mengurangi kenyamanan penonton dan konsentrasi pemain.

IV.3.5 Analisa Angin

Alternatif Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1 - Sirkulasi angin

sangat sedikit

- Memerlukan penghawaan buatan (AC)

2. Alternatif 2 - Mendapatkan

angin yang cukup - Tidak perlu Air – Conditioner (AC) - Sirkulasi angin dapat berputar – putar didalam ruangan

3. Alternatif 3 - Mendapat angin

yang cukup

- Tidak perlu Air – Conditioner (AC) - Sirkulasi angin dapat berputar – putar didalam ruangan

sanagat sedikit Conditioner (AC)

• Kesimpulan : Pada analisa angin, didapatkan suatu kesimpulan bahwa aliran udara yang diusahakan cukup sehingga tidak memerlukan pendingin buatan berupa AC. Untuk itu maka dibuatkan bukaan – bukaan berupa jendela maupun ventilasi yang sesuai, bukaan harus memiliki keseimbangan sehingga tidak terjadi cross – ventilation.

IV.3.6 Analisa Kebisingan

Alternatif Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1 - Kemungkinan sisi

dalam bangunan yang terkena bising kecil.

- Sisi depan adalah bagian yang paling banyak terkena sumber bising.

terkena bising. terkena sumber bising.

• Kesimpulan : Pada analisa kebisingan, didapat kesimpulan bahwa sumber bising terdapat pada bagian pertigaan jalan dimana daerah tersebut sering rawan akan kemacetan. Untuk meredam sumber bising yang ada maka diperbanyak penghijauan dan diminimalkannya bukaan – bukaan pada bagian depan bangunan.

IV.3.7 Analisa Best – View

Alternatif Keuntungan Kerugian

1. Alternatif 1 - Massa dapat

lebih berbentuk memanjang ke belakang. - Hanya bagian depan saja yang dapat memperoleh view ke jalan.

2. Alternatif 2 - Hampir seluruh

bagian dari

bangunan yaitu bagian depan dan samping dapat terlihat dari muka jalan.

3. Alternatif 3 - Bagian samping

dan depan dapat terlihat dari muka jalan. - Tidak terlalu cocok dengan bentuk tapak. - Orientasi massa terlalu menghadap ke kanan.

4. Alternatif 4 - Bagian samping

dan depan dapat terlihat dari muka jalan. - Tidak terlalu cocok dengan bentuk tapak. - Orientasi massa terlalu menghadap ke kanan.

• Kesimpulan : Pada analisa best - view, didapatkan suatu kesimpulan bahwa best – view bangunan harus dapat dilihat dari berbagai arah, sehingga dapat memberikan kesan menarik bagi orang yang melihatnya.

Orientasi massa bangunan juga harus disesuaikan dengan bentuk tapak yang sudah ada.

IV.3.8 Analisa Sirkulasi dalam Tapak

Sirkulasi dalam tapak dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Sirkulasi manusia, yaitu gerak pencapaian dari dan ke fasilitas – fasilitas dalam tapak yang dilakukan oleh pengguna bangunan yaitu pengunjung ataupun pengelola.

2. Sirkulasi kendaraan, yaitu gerak kendaraan dalam tapak yang dibawa baik oleh pengunjung maupun pihak pengelola sehingga membutuhkan jalur kendaraan dan area parkir.

Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K. Ching, disebutkan bahwa pola sirkulasi memiliki beberapa jenis, yaitu:

Jenis sirkulasi Keuntungan Kerugian

1. Linier

a. Linier menerus b. Linier bertekuk

c. Linier berpotongan

d. Linier bercabang

Sirkulasi jelas dan terarah Mudah disesuaikan dengan tapak yang berkontur

Mudah dalam pencapaian ke bangunan

Kurang efisien karena membutuhkan banyak ruang

e. Linier berbelok

f. Linier melingkar

2. Radial

Lintasan yang berkembang dari atau berhenti pada suatu pusat titik yang sama

3. Spiral 4. Grid 5. Network Memusatkan kegiatan / orientasi

Efisiensi tinggi karena hanya membutuhkan ruang minimal Langsung dan mudah untuk mencapai titik tertentu

Penyesuaian terhadap kontur cukup baik

Dapat memiliki areal yang relative luas

Dapat digunakan pada daerah berkontur Pencapaiannya relative

mudah Pola sederhana

Mempunyai pergerakkan

Arah sirkulasi terpusat pada satu titik sehingga perhatian ke titik- titik lainnya berkurang

Sesuai untuk wadah rekreasi yang ingin mendapatkan vocal point.

Sulit menentukan orientasi

Sulit untuk menentukan orientasi karena banyaknya pertemuan – pertemuan yang sama Memberikan kesan monoton dan tidak sesuai dengan sifat rekreasi Pola tidak sederhana dan

6. Komposit

Merupakan gabungan dari bentuk – bentuk diatas

Memilih beberapa arah

Pergerakkannya tidak membosankan Dapat langsung ke beberapa arah sehingga diperlukan elemen – elemen pengarah. Pengalirannya berubah – ubah.

Kemungkinan pola tidak jelas dan tidak sederhana , sehingga masih diperlukan elemen pengarah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan sirkulasi di dalam tapak, seperti :

Kemudahan Kejelasan Keamanan Kenyamanan

Kesimpulan : Pola sirkulasi yang dapat digunakan dan dikembangkan pada perancangan Gelanggang Olahraga di Kemanggisan Jakarta – Barat ini adalah pola radial.

IV.3.9 Analisa Tata Ruang Luar

Penataan ruang luar seharusnya memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:

• Fungsi utama bangunan sebagai gelanggang olahraga yang memerlukan kemudahan dalam pencapaian.

• Ruang luar harus menciptakan suasana segar, alami yang juga dapat membantu penghijauan kota.

• Ruang luar menunjang penampilan bangunan dengan pemakaian elemen-elemen yang tepat.

• Penghijauan sebagai isolator terhadap debu, panas matahari, dan kebisingan dari luar tapak; sebagai pengarah dan pembatas; serta sebagai wujud interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perencanaan tata ruang luar ini, antara lain adalah :

1. Orientasi Bangunan

2. Elemen Pengisi Ruang Luar, yang terbagi atas : a. Elemen Lunak

Merupakan elemen yang bersifat alami biasanya berupa vegetasi dari berbagai jenis dan ukuran seperti pepohonan, rumput, semak-semak dan lain-lain.

b. Elemen Keras

Merupakan elemen yang bersifat artifisial biasanya lebih berupa perkerasan seperti plasa, pedestrian, area parkir, area bermain, kolam air, dan lain-lain.

c. Elemen Dekorasi

Merupakan elemen tambahan yang bertujuan untuk memperindah ruang luar maupun sebagai elemen pendukung, elemen tersebut dapat berupa: bangku taman, lampu taman, sculpture, petunjuk arah, pot-pot bunga.

Berdasarkan analisa tata ruang luar yang telah dilakukan, maka di dapat hasil bahwa tata ruang luar yang baik harus dicapai mengingat tapak berada pada daerah yang memiliki kondisi kebisingan yang cukup tinggi sehingga membutuhkan penyaring suara agar tidak mengganggu kegiatan didalam bangunan.

Dalam dokumen Analisa Program Ruang G. Olah Raga (Halaman 49-63)

Dokumen terkait