• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan Postpartum Budaya Minang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Perawatan Postpartum Budaya Minang

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap ketujuh partisipan yang telah melakukan perawatan postpartum budaya minang maka peneliti menemukan tujuh upaya perawatan selama postpartum dan telah disebutkan oleh partisipan tersebut adalah: (1) minum telur ayam kampung dan kopi, (2) minum daun papaya dan asam jeruk nipis, (3) betangeh, (4) minum asam jawa, gula merah dan kunyit (5) duduk di atas batubata yang telah dipanasi, (6) cebok dengan air sirih, (7) tapal perut beserta pemakain gurita.

1. Upaya Pemulihan Tingkat Kebugaran Tubuh

Dalam perawatan postpartum budaya minang ada upaya yang dilakukan untuk pemulihan tingkat kebugaran tubuh, dengan melakukan perawatan mandi betangeh. Mandi betangeh itu adalah rebusan dari daun-daunan rempah ,seperti daun jeruk purut, daun kunyit, daun sere, daun setawa, daun sedingin, daun seringa-ringa, daun asam-asam semua direbus selama 1 jam dalam belanga besar, setelah di rebus, dibuka tutup belanganya dan ibu menggunakan kain atau sarung lalu duduk di atas bangku dan ditutupi tikar. Mandi betangeh ini dilakukan sebanyak 4-6 kali selama masa nifas. Uap yang keluar dari belanga tersebut yang digunakan untuk pemulihan kebugaran tubuh. Hal tersebut di dukung oleh dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Badan kita tuh jadi berkeringat, badan jadi segar lagi karena kena uapan air itu”

(Partisipan 3) “Badan kita jadi enak, segar, keringat kita keluar semua, jadi badan

kita enteng lagi, berkurang rasa cape abis melahirkan itu”

(Partisipan 5) “Kalo kita betangeh badan kita jadi sehat, badannya jadi ringan,

keluar semua keringat waktu kita betangeh”

(Partisipan 6)

2. Upaya Memperlancar Pengeluaran Darah Nifas

Ada tiga perawatan postpartum menurut budaya Minang yang dilakukan untuk memeperlancar pengeluaran darah nifas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

a.Minum telur ayam kampung dan kopi

Untuk mengeluarkan darah nifas, perawatan postpartum budaya Minang ada meminum telur ayam kampung dan kopi. Cara pembuatannya yaitu kuning telurnya saja tanpa putih telur, kuning telur di kocok dengan kopi sedikit, lalu di tambahkan

air hangat. Minum telur ayam kampung dan kopi ini di minum hanya 1 kali saja, pertama setelah 10 menit setelah bayi lahir. Inilah perawatan postpartum yang petama sekali dilakukan oleh budaya minang. Hal ini di dukung oleh 3 pernyataan partisipan berikut ini:

“Supaya darah kotornya banyak keluar”

(Partisipan 2) “Itu khasiatnya untuk peredaran darah. Sehabis melahirkan supaya

darahnya lancar keluarnya”

(Partisipan 4) “Supaya darah kotor abis melahirkan itu cepat keluar semua”

(Partisipan 7)

b. Minum daun papaya dan asam jeruk nipis

Minum daun papaya dan asam jeruk nipis juga salah satu upaya untuk memperlancar pengeluaran darah nifas dan dapat membersihkan darah kotor pasca bersalin yang dilakukan oleh ibu postpartum budaya Minang. Cara pembuatan perawatan ini yaitu daun papaya di remas sampai halus di tambah akarnya sedikit. Lalu daun papayanya di saring, di tambah garam sedikit dan air jeruk nipis. Selama masa nifas di minum sebanyak 3 kali, dengan selang waktu 1 minggu sekali. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Manfaat yang kita rasakan itu badan kita terasa enak, sepertinya darah-darah kita itu bersih, badan kita enteng dirasakan, ringan”

(Partisipan 2) “Katanya buat melancakan peredaran darah. Jadi darah kotor kita

abis melahirkan itu bisa keluar semua”

(Partisipan 6) “Untuk membersihkan darah kotor yang udah keluar abis melahirkan

bisa berganti dengan yang baru terus darah kotor yang masih sisa di dalam perut bisa keluar semua”

c. Minum asam jawa, gula merah dan induk kunyit

Untuk mengeluarkan darah nifas, perawatan ibu postpartum budaya Minang juga meminum air asam jawa dan gula merah, dan induk kunyit. Cara pembuatannya yaitu 2 buah induk kunyit di parut, lalu di aduk dengan asam jawa dan gula merah, ditambahkan air sebanyak 2 gelas dan di rebus. Satu kali pembuatan bisa di minum selama 3 hari. Ini berkhasiat untuk mengeluarkan darah nifas yang masih tersisa. Hal tersebut didukung oleh 3 pernyataan partisipan berikut ini:

“Manfaatnya itu biar berganti darah kotor kita sama yang baru, jadi biar bersih darah kotor kita abis minum itu, darah kotor kita keluar”

(Partisipan 1) “Ya manfaatnya untuk peredaran darah supaya darah kotor itu bersih

keluarnya, ya istilahnya darah yang kotor tu gak ada yang tertinggal itu lah gunanya kunyit sama asam tadi”

(Partisipan 4) “Manfaatnya biar darah kotor kita bisa keluar. Abis melahirkan

banyak itu darah kotor yang tertinggal, jadi kalo minum itu bisa keluar semua darah kotor kita itu”

(Partisipan 6)

3. Upaya Menjaga Kebersihan Alat Genetelia

Dalam menjaga kebersihan alat genetelia, budaya minang melakukan beberapa perawatan postpartum, seperti cebok menggunakan air sirih dan duduk di atas batubata yang telah di panasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan sebagai berikut:

a. Cebok menggunakan air sirih

Air rebusan dari daun sirih baik di gunakan untuk membersihkan alat genetelia. Manfaat yang dapat dirasakan yaitu menghilangkan rasa gatal, mempercepat pengeringan perenium dan vagina. Ini merupkan salah satu upaya menjaga kebersihan

alat genetelia selama masa nifas. Hal ini didukung oleh pernyataan partisipan berikut ini:

“Kan airnya hangat, daun sirih itu sebelumnya dipanasin, jadi biar gak gatal-gatal”

(Partisipan 1) “Supaya tempat abis kita melahirkan itu bisa cepat kering dan tidak

gatal-gatal”

(Partisipan 6) “Biar gak gatal-gatal tempat abis melahirkan kita itu dan jadi bersih

lagi”

(Partisispan 7)

b. Duduk di atas batu bata yang telah dipanasi

Selain cebok menggunakan air sirih, duduk di atas batu bata yang telah dipanasi juga salah satu upaya untuk membersihkan alat genetelia. Pertama-tama batubata tersebut di bakar, setelah sedikit dingin, batubata tersebut di balut menggunakan kain. Ibu duduk di atas batubata yang telah di bungkus dengan tetap memakai pakain dalam. Dilakukan selama 10-15 menit. Dampak dari melakukan perawat ini adalah untuk menghilangkan rasa gatal pada alat genetelia, mempercepat penutupan kembali perineum dan vagina dan mempercepat pengeringan luka perineum ataupun vagina. Hal ini di dukung oleh 2 pernyataan partisipan berikut ini:

“Kita duduk di atas batu bata jadi kena hangat itu jadi rapat kembali, jadi cepat tertutup. kalaupun kita gatal-gatal, gak gatal-gatal lagi setelah melahirkan itu”

(Partisipan 1) “Abis melahirkan kemaluan kita biar cepat kering kalau duduk di atas

batu bata itu. Batubata itu hangat, jadi cepat keringlah”

(Partisipan 3) 4. Upaya Mengambalikan Bentuk Tubuh

Perawatan postpartum menurut budaya Minang dalam upaya mengembalikan bentuk tubuh adalah menggunakan tapal perut beserta pemakain gurita. Tapal perut ini

menggunakan kapur sirih dan dan air jeruk nipis. Kapur sirih ditambahkan air jeruk nipis lalu di aduk sampai merata. Setelah tercampur semua, dioleskan keseluruh perut, setelah itu baru menggunakan gurita. Di pakai selama 40 hari setelah bersalin. Tapal perut merupakan tradisi yang sering dilakukan karena untuk mengembalikan bentuk perut seperti sebelum melahirkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Perutnya ditapalin sama jeruk nipis itu biar kuning, biar cantik, bisa bersih balik”

(Partisipan 1) “Tapal perut itu kan perut kita masih mengembang, biar perut kita tu

mengecil lagi, biar perut kita jadi kecil ramping gitu, perut itu gak membesar”

(Partisipan 2) “Supaya perutnya jadi bersih, biar perutnya gak kendor, gak jadi

besar. Kan kalo kita hamil perut kita besar, jadi kalo pake tapal tu perut kita jadi kencang apalagi ada kapur sirihnya itu, perut kita jadi cantik lagi dia”

(Partisipan 6)

C. Pembahasan

1. Interprestasi dan Diskusi Hasil

Masa nifas atau postpartum adalah masa pemulihan pascabersalin yang disertai dengan pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti kekeadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung hingga 40 hari atau 6 minggu sejak bayi dilahirkan.

Perawatan postpartum sangat dibutuhkan bagi ibu pascabersalin. Adapun tujuan dari perawatan selama masa nifas seperti yang diungkapkan oleh Saleha (2009) adalah (1) menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikiologis, (2) mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, (3) memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan kesehatan diri, nutrisi,

KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari, (4) memberikan pelayanan KB.

a. Upaya Pemulihan Tingkat Kebugaran Tubuh

Selama hamil biasanya terjadi penumpukan air yang berlebihan dalam tubuh. Penguapan yang menggunakan rempah-rempah berguna untuk membuka pori-pori kulit dan melancarkan aliran darah. Mandi rempah juga berguna untuk menghangatkan tubuh dan mandi membuat badan terasa lebih segar dan sehat.

Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Dalam menjaga kebersihan diri, mandi adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya infeksi.

Untuk pemulihan tingkat kebugaran tubuh, budaya Minang melakukan mandi betangeh dari bahan rempah-rempah. Yang mana rempah-rempah tersebut seperti daun jeruk purut, daun kunyit, daun serai, daun setawa, daun sedingin, daun seringa-ringa, daun asam-asam. Adapun khasiat dari daun serai adalah melancarkan sirkulasi darah, meredakan nyeri, daun asam adalah sebagai antibiotik, membersihkan darah dan membuat kulit bersih, daun kunyit sebagai antibiotik, juga dapat membersihkan darah, menghilangkan lesu dan lelah dan menjaga stamina.

Dari khasiat bahan rempah-rempah tersebut, dan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa mandi betangeh membuat badan lebih sehat, segar, mandi betangeh juga dapat menghilangkan rasa capek dan dapat mengelurkan keringat. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa mandi betangeh berguna untuk memulihkan tingkat kebugaran bagi ibu selama masa nifas.

b. Upaya Memperlancar Pengeluaran Darah Nifas

Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan. Darah nifas dimulai sebagai suatu pelepasan cairan dalam jumlah yang banyak pada jam-jam pertama setelah melahirkan.

Menurut Bobak, et.al (2005) rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir seringkali disebut lokia, mula-mula berwarna merah, kemudian menjadi merah coklat. Selama dua jam pertama setelah lahir, jumlah cairan yang kelur dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang keluar selama menstruasi. Setelah waktu tersebut, aliran lokia yang keluar harus semakin berkurang.

Dalam perawatan postpartum budaya minang untuk mempercepat pengeluaran darah nifas ada tiga macam perawatan yang dilakukan. Dan peneliti menjelaskan khasiat setiap bahan yang digunakan, seperti:

1. Minum telur ayam kampung dan kopi. Adapun khasiat dari kopi adalah bekerja sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung dan pernafasan.

2. Minum daun papaya dan asam jeruk nipis. Khasiat dari daun papaya adalah sebagai pemeliharaan badan setelah melahirkan, untuk memperlancar ASI, dan mengatasi ASI tidak lancar. Khasiat dari asam jeruk nipis adalah untuk menghilangkan rasa mual, keputihan dan menghilangkan rasa lelah.

3. Minum asam jawa, gula merah dan induk kunyit. Khasiat dari asam jawa sebagai antioksidan, antibiotik, mengobati radang payudara dan membersihkan darah. Khasiat dari induk kunyit adalah sebagai analgetik, melancarkan darah, diuretik, antioksidan dan antiradang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil bahwa meminum ramuan dari bahan-bahan alami dapat memperlancar dan mempercepat

pengeluaran darah nifas (lokia). Dan khasiat dari bahan–bahan ramuan yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti dapat mengetahui dan mendukung dalam memperlancar dan mempercepat pengeluarah darah nifas ibu postpartum dapat meminum ramuan dari bahan-bahan alami.

c. Upaya Menjaga Kebersihan Alat Genetelia

Pada masa nifas terjadi perdarahan sampai 40 hari. Di sinilah pentingnya menjaga kebersihan di daerah sekitar vagina dengan seksama. Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina. Vagina merupakan organ terbuka sehingga memudahkan kuman yang ada di daerah tersebut menjalar ke rahim.

Perawatan perineum dan kebersihan vagina dapat mencegah terjadinya infeksi. Infeksi salah satu faktor penyebab kematian ibu dan dengan perawatan yang baik membuat ibu merasa nyaman dan sehat. Menurut Maryunani (2009) pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rudae kembali. Vagina yang semula sangat terregang akan kembali secara bertahap seperti ukuran sebelum hamil pada minggu ketiga sampai minggu kedelapan setelah melahirkan.

Upaya menjaga kebersihan alat genetelia dalam perawatan postpartum budaya minang melakukan cebok dengan menggunakan air daun sirih dan duduk diatas batubata yang telah dipanasin. Daun sirih sangat bermanfaat dalam membersihkan alat genetelia, ini karena daun sirih berkhasiat sebagai antiseptik, antijamur, mengurangi peradangan, menghilangkan rasa gatal dan bau badan.

Peneliti menemukan kecocokan antara hasil wawancara yang diperoleh dengan khasiat dari daun sirih. Dalam upaya membersihkan alat genetelia, partisipan melakukan perawatan postpartum dengan membersihkan vagina dan pereniumnya menggunakan air rebusan daun sirih dan duduk diatas batubata yang telah dipanasin.

Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa cebok menggunakan air rebusan air daun sirih dan duduk diatas batubata yang telah dipanasin dapat memebersihkan daerah alat genetelia.

d. Upaya Mengambalikan Bentuk Tubuh

Setelah hamil, sangat penting untuk ibu agar memperoleh kembali bentuk tubuh idealnya. Untuk itu, perawatan tubuh setelah melahirkan sangatlah perlu untuk dilakukan. Tradisi perawatan tubuh yang dapat mengembalikan tubuh ideal, di antaranya adalah menggunakan tapal perut dan gurita atau perawatan khusus pascapersalinan. Jika perawatan ini dijalankan teratur dan disiplin, maka dengan cara ini, pada minggu ketujuh pascapersalinan tubuh akan kembali ideal.

Tapal perut yang menggunakan jeruk nipis dan kapur sirih dapat mengecilkan perut dan membuat kulit tampak lebih bersih. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa menggunakan tapal perut dan gurita dapat mengembalikan bentuk tubuh seperti sebelum hamil. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa menggunakan tapal perut dan gurita dapat mengembalikan bentuk tubuh. Dan yang dibutuhkan oleh ibu postpartum adalah motivasi dan disiplin diri menjalani proses perawatan segera setelah melahirkan hingga enam minggu waktu yang tepat untuk mendapatkan kembali tubuh ideal.

2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini terdapat pada keterbatasan peneliti sebagai alat pengumpul data. Kemampuan wawancara yang dimiliki peneliti hanya kemampuan wawancara dasar, sehingga menyebabkan banyak keterbatasan dalam tekhnik

wawancara karena ini merupakan pengalaman pertama peneliti melakukan penelitian fenemonologi.

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Kebidanan

Dari hasil penelitian ditemukan perawatan postpartum menurut budaya minang, seperti upaya upaya pemulihan tingkat kebugaran tubuh, upaya memperlancar pengeluaran darah nifas, upaya menjaga kebersihan alat genetelia dan upaya mengembalikan bentuk tubuh. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan bagi tenaga kesehatan khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasien postpartum dan bagi peneliti selanjutnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian yang diperoleh peneliti dari ketujuh partisipan tentang perawatan ibu postpartum budaya Minang meliputi beberapa upaya sebagai berikut: upaya memulihkan tingkat kebugaran (mandi betangeh), upaya memperlancar pengeluaran darah nifas (minum telur ayam kampung dan kopi, minum daun papaya dan asam jeruk nipis, minum asam jawa dan gula merah dan induk kunyit), upaya membersihkan alat genetelia (cebok menggunakan air daun sirih dan duduk diatas batubata yang telah dipanasin), upaya untuk mengembalikan bentuk tubuh (tapal perut). Dari ketujuh partisipan hampir semua melakukan perawatan postpartum yang disebutkan diatas.

Dari hasil pembahasan berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti terhadap tujuh partisipan terdapat beberapa persamaan antara teoretis dengan kenyataan yang dijumpai di lapangan berdasarkan dari perawatan budaya minang terhadap ibu postpartum. Misalnya untuk mencegah infeksi ibu harus menjaga kebersihan diri sepreti yang diungkapkan oleh Saleha (2009). Berdasarkan dari hasil pembahasan juga dijumpai bahwa ada upaya menjaga kebersihan diri yang dilakukan oleh partisipan seperti mandi betangeh dan cebok menggunakan air rebusan daun sirih.

Banyak manfaat dan dampak dari tradisi perawatan postpartum budaya Minang yang dirasakan oleh partisipan. Ini disebabkan oleh semua bahan-bahan yang digunakan dalam perwatan postpartum berasal dari bahan yang alami dan sangat berkhasiat. Dari penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang perawatan postpartum menurut budaya Minang. Membuka pikiran kita tidak selamanya perawatan menurut adat itu salah dan merugikan. Masih ada hal yang

berdampak positif bagi ibu postpartum. Diharapkan untuk pelaksanaan pelayanan kebidanan tidak harus melarang atau mengubah kebiasaan adat tersebut, selagi tidak merugikan bagi kesehatan.

B. SARAN

Sebagai sumbangan pemikiran dari rangkaian penulisan akhir dari karya tulis ilmiah ini, saran-saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pendidikan

Melakukan praktek asuhan postpartum sesuai dengan standart asuhan postpartum.

2. Pelayanan Kebidanan

Memberikan pelayanana kesehatan tentang perawatan ibu nifas dan terus mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu postpartum tanpa meninggalkan budaya dasar yang telah ada dan sesuai kebutuhan masyarakat.

3. Penelitian Kebidanan

Dalam melakukan penelitian harusnya peneliti lebih menggali dan menemukan hal yang baru, yang mana hasil penelitian tersebut dapat berguna untuk pengetahuan baru bagi dunia pendidikan.

4. Ibu

Ibu dapat melakukan perawatan postpartum sesuai dengan budayanya tetapi harus tetap menjaga kesehatan dan tidak merugikan bagi dirinya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, retna any. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Penerbit Offset Bungin, B. (2007). Metode Penelitian Kualitaiatif. Jakarta: PT. Rajagrafinda. Bobak, et. al. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Dalimartha, Setiawan. (2008). 1001 Resep Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya Kasali, Rhenald. (2008). Metode-Metode Riset Kualitatif. Jakarta: Penrbit Bentang Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta:

CV. Trans Info Media.

Martono, Nanang. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. Penerbit: Rajagrafindo. Mitayana. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Salemba Medika Moleong. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muarif. (2009). Rahasia Sukses Orang Minang Di Perantauan. Yogyakarta: Pinus Book

Publisher.

Manik, Murniati, et,al. (2010). Panduan penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan: Tidak dipublikasikan.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarata: Penertbit Salemba Medika

Polit, F. (2004). Canadian Essential Of Nursing Research. Phiadelphia: Lipponcot. Potter, Perry. (2009). Fundamental keperawatan. Jakarta. Penerbit Salemba Medika Prastowo, Andi. (2010). Menguasai Tekni-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penerbit Diva Press

Saleha, Sitti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakart: Penerbit Fitramaya.

Sulistiawaty. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Penerbit Andi

Sujiyatini, et.al. (2010). Asuhan Ibu Nifas Askeb III. Jakarta : Penertbit Piblisher

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif , R&B. Bandung: CV. ALfabeta.

Syafrudin. (2009). Sosial Budaya Dasar. Jakarta: CV. Trans Info Media

Wijayakusuma, Hembing. (2008). Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Saya yang bernama Rahmi Hayati/105102019 adalah mahasiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Perspektif Budaya Minang Terhadap Perawatan Ibu Postpartum di Kelurahan Kotamatsum IV, Kecamatan Medan Area, Kota Madya Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi data demografi dan lembar ceklist dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kerelaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Medan 2010

Peneliti Partisipan

Lampiran 2 PARTISIPAN DATA DEMOGRAFI

Pengkajian Data Demografi Petunjuk Pengisian

• Jawablah pertanyaan sesuai dengan petunjuk

• Untuk soal nomor 1, 2, 3 dan 4 isilah sesuai dengan identitas anda

• Untuk pertanyaan selanjutnya dijawab dengan memberikan tanda checklis (√) pada tempat yang disediakan

Nomor Partisipan :

1. Usia ibu :

2. Agama :

3. Lama usia perkawinan : 4. Jumlah anak hidup :

5. Pekerjaan : ( ) PNS

( ) Wiraswasta ( ) Peg. Swasta

( ) Ibu Rumah Tangga

6. Pendidikan : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA

( ) Perguruan Tinggi ( ) Lain-lain

Lampiran 3

Panduan wawancara:

1. Coba ibu ceritakan apa-apa saja yang ibu lakukan untuk perawatan selama masa nifas?

2. Mengapa ibu melakukan perawatan tersebut?

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rahmi Hayati

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 31 Januari 1986

Agama : Islam

Alamat : JL. Setia Luhur Gg. Tehnik No. 79-G Kapt. Muslim Medan Riwayat Pendidikan :

1991 – 1992 = Tk. Al-Hikmah Helvetia 1992 – 1998 = SD Swasta YAHDI Helvetia 1998 – 2001 = MTs Swasta YAHDI Helvetia 2001 – 2004 = MA Swasta PAB 2 Helvetia 2004 – 2006 = Diploma I STMIK Potensi Utama

Dokumen terkait