BAB 4 HASIL DAN ANALISA
4.11 Perbandingan Antara Simulasi AFR dengan Hasil
Simulasi AFR pada posisi transmisi speed gear 2 pada Gambar 4.63 diperoleh beberapa informasi, diantaranya pengereman dilakukan periode ke 5 detik. Nilai AFR menunjukkan nilai sangat besar dan pada putaran engine kurang dari 2500 RPM. AFR tercapai pada campuran kurus maksimal berkisar 22:1 terlihat pada Gambar 4.64. Periode 5 detik dilakukan pengereman. Kondisi ini dimodelkan untuk nilai pendekatan AFR saat dilakukan pengereman pada aplikasi nyata. Hasil pengukuran AFR pada posisi transmisi speed gear 2 pada aplikasi nyata didapati keterangan. Pertama saat dilakukan pengereman mempresentasikan pada periode ke 5 detik AFR mulai terjadi kenaikkan terlihat pada Gambar 4.65. Hal ini terjadi disebabkan pada aplikasi nyata ada jarak kurang lebih 3 meter antara exhaust gas yang dihasilkan oleh engine dengan alat ukur engine gas
analyser. Bentuk data AFR yang terbaca miring disebabkan membutuhkan waktu
untuk menjadi kondisi steady state. Periode ke 7 detik sistem mencapai steady
state dan baru mendekati ke 10 detik sistem berjalan normal. Grafik miring yang
terjadi menunjukkan waktu proses perubahan AFR menuju ke sistem steady state ataupun normal.
Gambar 4.63 Simulasi AFR modeling pada transmisi posisi speed gear 2.
Gambar 4.64 Simulasi putaran engine saat pengereman.
Gambar 4.65 Data AFR saat transmisi posisi speed gear 2.
Gambar 4.66 Data putaran engine saat pengereman.
0 5 10 15 10 20 30 AFR Times (seconds)
AFR tanpa kontrol AFR dengan kontrol
0 5 10 15 0 2000 4000 RPM Times (seconds) RPM
Pembacaan AFR pada putaran 4000 RPM pada Gambar 4.66. Putaran engine pada posisi periode ke 5 detik. Nilai AFR dibaca dengan menambahkan periode 5 detik, sehingga periode ke 7 detik terbaca. Nilai AFR naik mendekati sangat besar. Saat ini efisiensi tercapai secara maksimal.
4.11.2 Pengereman dengan posisi transmisi speed gear 3
Simulasi AFR pada posisi transmisi speed gear 3. Simulasi ini didapati informasi engine beroperasi pada putaran tinggi, sedang dan rendah. Pengereman dilakukan periode ke 5 detik . Kondisi ini dimodelkan untuk nilai pendekatan AFR saat dilakukan pengereman pada aplikasi nyata. Putaran tinggi lebih dari 2500
RPM nilai AFR tercapai sangat besar. Efisiensi paling tinggi tercapai pada putaran
ini. Putaran engine kurang dari 2500 RPM, AFR tercapai pada campuran kurus maksimal berkisar 22:1. Trend data AFR tegak lurus terhadap skala periode 5 detik. Putaran engine ketika dilakukan pengereman mengalami penurunan secara bertahap terlihat dalam Gambar 4.67 dan simulasi putaran engine pada Gambar 4.68.
Hasil pengukuran AFR pada posisi transmisi speed gear 3
mempresentasikan periode ke 5 detik, AFR terjadi kenaikkan. Trend data AFR hasil pengukuran lebih condong ke sebelah kanan bergelombang. Pada kondisi mendekati periode ke 7 detik sistem berada pada steady state. Waktu mendekati 10 detik sistem berjalan normal. Data AFR membetuk trend condong menunjukkan laju secara bertahap. Efisensi sistem tercapai paling maksimal. Putaran engine menurun dengan lebih lambat. Pembacaan AFR pada putaran 4000
RPM. Putaran engine pada posisi periode ke 2 detik. Nilai AFR dibaca dengan
menambahkan waktu pada detik ke 5, sehingga waktu terbaca 7 detik. Nilai AFR naik mendekati sangat besar. Saat ini efisiensi tercapai secara maksimal.
Bentuk data AFR yang terbaca miring disebabkan membutuhkan waktu untuk menjadi kondisi steady state. Periode ke 7 detik sistem mencapai steady
state dan baru periode 10 detik sistem berjalan normal. Grafik miring yang terjadi
Gambar 4.67 Simulasi AFR modeling pada transmisi posisi speed gear 3.
Gambar 4.68 Simulasi putaran engine saat pengereman.
Gambar 4.69 Data AFR saat transmisi posisi speed gear 3.
Gambar 4.70 Data putaran engine saat pengereman.
0 5 10 15 10 15 20 25 30 AFR Times (seconds)
AFR tanpa kontrol AFR dengan kontrol
0 5 10 15 0 2000 4000 RPM Times (seconds) RPM
Efisensi sistem tercapai paling maksimal. Putaran engine menurun dengan perlahan. Pembacaan AFR pada putaran 4000 RPM pada Gambar 4.69. Putaran
engine pada posisi periode ke 5 detik. Nilai AFR dibaca dengan menambahkan
periode 5 detik, sehingga periode ke 7 detik terbaca. Nilai AFR naik mendekati sangat besar. Saat ini efisiensi tercapai secara maksimal.
4.11.3 Pengereman dengan posisi transmisi speed gear 4
Simulasi ini pada Gambar 4.71 memodelkan untuk nilai pendekatan AFR saat dilakukan pengereman pada aplikasi nyata. Putaran tinggi lebih dari 2500
RPM nilai AFR tercapai sangat besar. Efisiensi paling tinggi tercapai pada putaran
ini. Putaran engine Gambar 4.72 kurang dari 2500 RPM, AFR tercapai pada campuran kurus maksimal berkisar 22:1. Trend data AFR tegak lurus terhadap skala periode 5 detik. Putaran engine ketika dilakukan pengereman mengalami penurunan secara bertahap. Trend data AFR terjadi langsung tegak lurus karena dalam AFR modeling tidak ada persamaan untuk pengaliran asap yang diukur oleh
engine gas analyser dengan panjang kurang lebih 3 meter.
Hasil pengukuran AFR posisi transmisi speed gear 4 mempresentasikan waktu 5 detik AFR terjadi kenaikkan. Trend data AFR hasil pengukuran lebih condong ke sebelah kanan dan bergelombang. Pada kondisi mendekati periode ke 7 detik sistem berada pada steady state Gambar 4.73. Periode ke 10 detik sistem bekerja kondisi normal. Data AFR membentuk trend condong menunjukkan laju secara bertahap. Efisensi sistem tercapai paling maksimal. Putaran engine menurun dengan lebih lambat. Pembacaan AFR pada putaran 4000 RPM putaran
engine posisi periode ke 5 detik pada Gambar 4.73. Nilai AFR dibaca dengan
menambahkan periode ke 5 detik, sehingga pada periode ke 7 detik terbaca. Nilai
AFR naik mendekati sangat besar pada Gambar 4.73.
Bentuk data AFR yang terbaca miring disebabkan membutuhkan waktu untuk menjadi alat engine gas analyser dapat bekerja dalama kondisi steady state. Periode ke 7 detik sistem mencapai steady state dan baru periode 10 detik sistem berjalan normal. Grafik miring yang terjadi menunjukkan waktu proses perubahan
Gambar 4.71 Simulasi AFR modeling pada transmisi posisi speed gear 4.
Gambar 4.72 Simulasi putaran engine saat pengereman.
Gambar 4.73 Data AFR saat transmisi posisi speed gear 4.
Gambar 4.74 Data putaran engine saat pengereman.
0 5 10 15 0 2000 4000 RPM Times (seconds) RPM 0 5 10 15 10 15 20 25 30 AFR Times (seconds)
AFR tanpa kontrol AFR dengan kontrol
Efisensi sistem tercapai paling maksimal pada putaran ini. Putaran engine menurun dengan perlahan. Pembacaan AFR pada putaran 4000 RPM pada Gambar 4.74. Putaran engine pada posisi periode ke 5 detik. Nilai AFR dibaca dengan menambahkan periode 5 detik, sehingga periode ke 7 detik terbaca. Nilai AFR naik sangat besar, bahan bakar yang diinjeksikan ke intake manifold dalam engine dihentikan pada putaran melebihi 2500 RPM.
4.11.4 Pengereman dengan posisi transmisi speed gear 5
Simulasi AFR pada posisi transmisi speed gear 5. Simulasi ini dimodelkan untuk nilai pendekatan AFR saat dilakukan pengereman pada aplikasi nyata. Pada putaran tinggi lebih dari 2500 RPM pada Gambar 4.76 nilai AFR tercapai sangat besar. Efisiensi paling tinggi tercapai pada putaran ini. Putaran engine kurang dari 2500 RPM, AFR tercapai pada campuran kurus maksimal berkisar 22:1. Trend data AFR tegak lurus terhadap skala periode 5 detik terlihat dalam Gambar 4.75. Trend AFR tegak lurus terjadi karena dalam AFR modeling tidak dapat memodelkan kondisi jalannya asap pada knalpot yang digunakan dalam mengukur
AFR.
Hasil pengukuran AFR posisi transmisi speed gear 5 mempresentasikan waktu 5 detik AFR terjadi kenaikkan. Trend data AFR hasil pengukuran lebih condong ke sebelah kanan dan bergelombang. Pada kondisi mendekati periode ke 7 detik sistem berada pada steady state Gambar 4.77. Periode ke 10 detik sistem bekerja kondisi normal. Data AFR membentuk trend condong menunjukkan laju secara bertahap. Efisensi sistem tercapai paling maksimal. Putaran engine menurun dengan lebih lambat. Pembacaan AFR pada putaran 4000 RPM putaran
engine posisi periode ke 5 detik pada Gambar 4.78. Nilai AFR dibaca dengan
menambahkan periode ke 5 detik, sehingga pada periode ke 7 detik terbaca. Bentuk data AFR yang terbaca miring disebabkan dalam pengukuran AFR
engine gas analyser membutuhkan waktu untuk membaca kondisi AFR. Periode
ke 7 detik sistem mencapai steady state dan baru periode 10 detik sistem berjalan normal. Grafik miring yang terjadi menunjukkan waktu proses perubahan AFR menuju steady state.
Gambar 4.75 Simulasi AFR modeling pada transmisi posisi speed gear 5.
(a)
Gambar 4.76 Simulasi putaran engine saat pengereman.
Gambar 4.77 Data AFR saat transmisi posisi speed gear 5.
Gambar 4.78 Data putaran engine saat pengereman.
0 5 10 15 10 15 20 25 30 AFR Times (seconds)
AFR tanpa kontrol AFR dengan kontrol
0 5 10 15 0 2000 4000 RPM Times (seconds) RPM
Efisiensi sistem tercapai paling maksimal pada putaran ini. Putaran engine menurun dengan perlahan. Pembacaan AFR pada putaran 4000 RPM pada Gambar 4.78. Putaran engine pada posisi periode ke 5 detik. Nilai AFR dibaca dengan menambahkan periode 5 detik, sehingga periode ke 7 detik terbaca. Nilai AFR naik sangat besar, bahan bakar yang diinjeksikan ke intake manifold dalam engine dihentikan pada putaran melebihi 2500 RPM.