• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

6. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan II

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 25 2. Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 50 3. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus... 51

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA TEMA DIRI SENDIRI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh E S I H

Berdasarkan data observasi awal yang diperoleh di SD Negeri 4 Metro Utara yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dari 30 siswa hanya 10 siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 60. Berdasarkan kenyataan di atas peneliti menerapkan penggunaan media gambar yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tema Diri Sendiri. Penelitian ini melibatkan 30 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuaan, kelas I SD Negeri 4 Metro Utara pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode observasi, tes hasil belajar dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis dengan cara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 56,0 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 65,0. (2) Rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 58,7 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 71,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media gambar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang wajib diselenggarakan di sekolah. Proses pembelajaran yang efektif dapat terwujud apabila seorang guru melakukan tugasnya dengan baik. Salah satu tugas guru yang baik adalah dapat menentukan metode dan media yang tepat dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

Belajar merupakan serangkaian kegiatan antara guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran ini dapat diketahui melalui hasil belajar yang diperoleh siswa.

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya

pengertian tersebut dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang dialami seseorang setelah mengalami kegiatan belajar.

Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat melatih pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA, melatih keterampilan siswa dalam menggunakan alat teknologi sederhana untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan alam sekitar dan pada akhirnya dapat diterapkan pada

kehidupan sehari-hari. Karena itu Ilmu Pengetahuan Alam ini merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari di Sekolah Dasar, yang merupakan mata pelajaran untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai Tuhan Yang Maha Esa.

Masalah yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPA adalah kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, siswa cenderung pasif. Oleh karena itu guru dituntut mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif, inovatif, kreatif dan memberi kesempatan siswa aktif belajar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SD Negeri 4 Metro Utara, dalam kegiatan pembelajaran siswa belum terlibat secara aktif, sehingga kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, karena guru hanya menggunakan metode ceramah, penugasan dan tanya jawab serta tidak menggunakan media yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga aktivitas siswa rendah dan hasil belajar yang di peroleh siswa kurang memuaskan. Selama ini nilai yang diperoleh siswa masih dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan syarat ketentuan yang di harapkan pada standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 60 (enam puluh). Dari 30 siswa hanya 10 orang saja yang mencapai KKM.

Berdasarkan masalah di atas, maka perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran. Perbaikan proses pembelajaran ini melalui penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media atau alat bantu dapat membuat siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat bagi siswa maupun guru, adapun alat bantu yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran diantaranya, gambar (chart), OHP, kartu, transparansi film, vidio, televisi, dan lain-lain. Salah satu media yang dianggap sesuai untuk pembelajaran IPA pada tema diri sendiri adalah media gambar. Dengan media gambar diharapkan siswa lebih aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Pemilihan media gambar dalam pembelajaran IPA karena media gambar merupakan alat bantu yang sederhana dan mudah digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan serta dapat merangsang fikiran dan perasaan sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal, selain sederhana dan mudah media gambar juga relatif murah biayanya (Hamalik, 1986 : 43).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan mengunakan media pembelajaran dalam hal ini berupa media gambar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA dengan tema diri sendiri di SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013 .

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Penyampaian materi kurang dimengerti karena hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan.

2. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. 3. Kurangnya penggunaan media pembelajaran sehingga siswa kurang aktif

dalam kegiatan pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti antara lain sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media gambar pada pembelajaran IPA Tema Diri Sendiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas I SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah penggunaan media gambar pada pembelajaran IPA Tema Diri Sendiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas I SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2012/2013?

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA Tema Diri Sendiri Kelas I SDN 4 Metro Utara dengan menggunakan media gambar. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA Tema Diri

Sendiri Kelas I SDN 4 Metro Utara dengan menggunakan media gambar.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas I SD Negeri 4 Metro Utara.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas I SD Negeri 4 Metro Utara.

2. Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai penggunaan media gambar, serta mengembangkan kemampuan profesional guru dan bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelasnya.

3. Sekolah

Dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SD Negeri 4 Metro Utara, sehingga memiliki output yang berkualitas dan kompetitif.

4. Peneliti

Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dalam menerapkan penggunaan media gambar pada pembelajaran IPA, serta dapat memecahkan permasalahan yang terdapat di Sekolah Dasar.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR 1. Pengertian Belajar

Keberhasilan proses pembelajaran tidak akan tercapai begitu saja tanpa adanya proses belajar. Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain (Fajar, 2009: 10). Menurut

di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Winataputra, dkk. (208: 1.14) berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang dialami ataupun sengaja dirancang.

Bruner (Trianto, 2010: 15) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki. Belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor (Hernawan, dkk., 2007: 2).

Sedangkan menurut Chaplin dalam Muhibbin Syah (2004 : 65) belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.

Menurut Hilgard dalam Suryabrata (2008 : 232) belajar adalah the process by which an activity originates or is changed through training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from change by factors not attributable to training.

Berdasarkan pengertian belajar di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan seseorang yang memberikan perubahan tingkah laku dari aspek pengetahuan, sikap serta keterampilan, dan merupakan hasil pengalaman yang diperolehnya.

1. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan segala bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam interaksi belajar untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Dimyati & Mudjiono (2006: 236-238) mengemukakan aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani selama proses pembelajaran. Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Menurut Purwanto (2003) dalam http://zaifbio.wordpress.com. aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar, dalam hal ini kegiatan belajar memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan

itu diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.

Kunandar (2010: 277) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Sriyono (http://susilofy.wordpress.com, 2010) mendefinisikan bahwa aktivitas belajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan siswa, yang menyangkut partisipasi, minat, perhatian dan presentasi di mana dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara aktif serta mendapat pengalaman baru. Sehingga setelah siswa mengalami kegiatan tersebut siswa lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Dalam proses pembelajaran, aktivitas memegang peranan penting menunjang hasil belajar. Apabila aktivitas belajar siswa tinggi maka hasil belajar yang akan dicapai akan tinggi dan sebaliknya apabila aktivitas belajar siswa rendah maka hasil belajar yang dicapai akan rendah.

Menurut Dierdrich (dalam Rohani, 2004 : 6-7), ada beberapa jenis aktivitas meliputi :

a. Visual activities, yang termasuk visual activities adalah membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya.

c. Listening activities, yaitu mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

d. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya.

e. Mental activities, yaitu menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. f. Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup

Dalam penelitian ini, aktivitas yang akan diamati dalam proses pembelajaran adalah: Memperhatikan gambar, mendengarkan penjelasan guru, bertanya, dan menjawab pertanyaan guru.

2. Hasil Belajar

Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman. Hasil belajar digunakan guru sebagai tolak ukur atau kriteria dalam pencapaian suatu tujuan pendidikan.

Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran berdasarkan kriteria tertentu dalam pengukuran pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar ialah suatu akibat dari proses belajar (Sudjana dalam Kunandar, 2010: 276). Sedangkan Dimyati & Mudjiono (2006: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Soedijarto (Nashar, 2004: 79) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar dan mengajar sesuai yang ditetapkan.

Larasati (2005 : 11) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif dan

tingkah laku psikomotorik. Dengan sumber yang sama prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator, keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan dalam diri siswa setelah memperoleh pengalaman belajar terutama dalam aspek pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimilikinya, dan hasil belajar tersebut didapat dari soal tes yang diberikan oleh guru kepada siswa.

B. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media Pembelajaran

Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi. Dalam komunikasi ada pemberi pesan, penerima pesan dan isi pesan. Agar komunikasi lancar antara pemberi pesan (guru) dan penerima pesan (siswa) terjalin secara efektif dan efisien diperlukan adanya media. Media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.

Media pengajaran merupakan alat bantu pengajaran untuk membantu siswa lebih cepat mengetahui, memahami dan upaya terampil dalam mempelajari bidang studi tertentu, baik media berupa perangkat keras (hardware) maupun lunak (software). Media pengajaran ini berfungsi agar pengajaran lebih menarik, perhatian, bahan pengajaran lebih jelas maknanya,

metode mengajar akan lebih bervariasi dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan (Thoifuri, 2008 : 167)

Menurut Sardiman, dkk. (2006: 7) media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar.

Dalam Poerwadarminto (1982 : 30) media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara dan pengantar. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa dan dapat merangsangnya untuk belajar.

Sedangkan menurut Briggs dalam (Sardiman, dkk. 2006: 7) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Sudjana, 1982:2 dalam Arsyad 2000:3).

Marshal Mcluhan dalam Trianto (2010 : 234) mengartikan media pembelajaran sebagai penyampai pesan (the carries of message) dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan (receiver of the messages). Media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana (arti sempit). Media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga

bentuk sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjungan ke luar kelas (arti luas)

Heinrich mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi-informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran dapat membangkitkan keinginan atau minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis terhadap siswa (Nana Sudjana 1989:8 dalam Arsyad 2002:5).

Sedangkan menurut Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2010 : 163) media pembelajaran seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar dari sumber pesan ke penerima pesan yang bertujuan untuk menumbuhkan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan siswa terhadap materi yang akan disampaikan.

Menurut Sanjaya (2010 : 205) media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti Over Head Projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.

1. Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai dari yang paling sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi oleh pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, adapula yang secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran.

Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang bisa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis.

Ada beberapa sudut pandang untuk menggolong-golongkan jenis media. Bertz (dalam Sudrajat 2008 : 34), misalnya mengidentifikasikan jenis jenis media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak.

Oemar Hamalik (1994 : 12) menyebutkan, secara umum media pendidikan terbagi menjadi empat, yaitu : Pertama, bahan-ban cetakan atau bacaan, dimana bahan-bahan ini lebih mengutamakan kegiatan membaca atau penggunaan simbol-simbol kata atau visual. Kedua, alat-alat audio visual yakni alat-alat yang dapat digolongkan pada : (1) alat tanpa proyeksi seperti papan tulis dan diagram, (2) media pendidikan tiga dimensi, seperti : benda asli, peta, dan (3) alat pendidikan yang menggunakan teknik, seperti radio, tape recorder, transparansi, in-focus, internet. Ketiga, Sumber-sumber masyarakat, seperti objek-objek peninggalan sejarah. Keempat, Kumpulan benda-benda (material collection) seperti dedaunan, benih, batu dan sebagainya.

Sementara itu Sehram (dalam Sudrajat 2008 : 35), menggolongkan media menjadi dua golongan yaitu media besar ( media besar mahal dan komplek misalnya: Film, TV, Video LCD) dan media kecil ( media sederhana dan murah misalnya slide, audio, transparansi dan teks).

Berdasarkan jenisnya, media dapat dibedakan atas (1) Media audiktif, (2) Media Visual, (3) Media Audio Visual. Media Audiktif adalah media yang hanya mengandalkan suara saja misalnya: tape recorder dan radio. Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan misalnya: gambar, foto serta benda nyata yang tidak bersuara. Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar, misalnya: televisi, video, film atau demonstrasi langsung.

3. Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Media gambar termasuk ke dalam media grafis yang merupakan media visual. Sebagaiman media yang lain, media ini berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang yang akan disampaikan dan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual

Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Media gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana.

Menurut Hamalik (1994 :43) bahwa gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan

perasaan atau pikiran. Media gambar merupakan media yang sangat sederhana dan mudah dalam pembuatannya, media gambar termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya

Dalam http://sanggarseo.blogspot.com. Media gambar adalah suatu sarana penunjang proses pembelajaran yang berbentuk gambar baik terpihsah-pisah maupun tidak guna menarik daya belajar anak atau bermain anak.

Pendapat di atas diperkuat pula oleh beberapa ahli lainnya yaitu Robert Heinich, Kemp dan, Dayton yang menyatakan bahwa,

Pengertian media gambar mengarah pada sesuatu yang

mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan)

dan penerima pesan. Media gambar adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT Task Force,1977:162) ( dalam Latuheru, 1988:11).

Sedangkan Robert Heinich dkk (1985:6) mengemukakan definisi

medium sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi. Masih dari sudut pandang yang sama, Kemp dan Dayton (1985:3), menambahkan bahwa peran media gambar dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver). Jerold Kemp (1986) dalam Pribadi (2004:1.4)

media gambar adalah alat bantu yang sederhana dan mudah yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal. Selain sederhana dan mudah, media gambar juga relatif murah dari segi biayanya.

b. Manfaat Media Gambar

Menurut Sardiman, dkk. (2006: 28) manfaat media gambar atau media grafis secara umum adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera pengelihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.

Secara khusus media gambar berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan

Dokumen terkait