TANGKI HISAP KE TANGKI PEMANENAN
Pengukuran jumlah komoditas yang pindah dari tangki hisap ke tangki pemanenan dipergunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari rancangan mesin pemanen yang bekerja secara semi kontinyu dengan tipe rancangan berbentuk vertikal. Komoditas yang terhisap dari tambak diharapkan turun dari atas ke bawah dengan memanfaatkan tingkah lakunya yang cenderung dibawah atau sifatnya yang cenderung dibawah untuk menghindari gangguan dari lingkungan sekitar.
Data yang diperoleh dari hasil pengujian berupa jumlah komoditas yang turun ke tangki pemanenan dan jumlah komoditas yang masih ada di dalam tangki hisap. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali ulangan dengan mempergunakan jumlah sampel komoditas sebanyak 250 ekor. Beberapa komoditas yang diujikan adalah udang dan ikan mas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah udang yang turun ke tangki pemanenan mencapai
66% 34%
Jumlah udang di tangki hisap (ekor)
Jumlah udang di tangki pemanenan (yang turun /dipanen) (ekor)
sebagian dari udang yang masih tertinggal di tangki hisap. Hasilnya yaitu jumlah udang yang turun dari 250 ekor udang yang di panen mencapai 85 ekor dengan persentase 34.04 %, dan jumlah udang yang masih tertinggal di dalam tangki hisap yaitu 165 ekor dengan persentase 65.96 %, dengan waktu turun sama dengan waktu panen yaitu 44 detik. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 27. Adapun keseluruhan dapat lengkap pengujian jumlah udang yang turun dari tangki hisap ke tangki pemanenan dapat dilihat pada Lampiran 9.
Gambar 27. Persentase jumlah udang yang turun dari tangki hisap ke tangki pemanenan
Dengan waktu panen 44 detik udang dapat turun ke tangki pemanenan mencapai setengahnya dari jumlah udang yang ada di tangki hisap yaitu 34,04 %. Hasil jumlah udang yang turun dari tangki hisap ke tangki pemanenan sudah cukup tinggi, karena dengan waktu yang cukup singkat jumlah udang yang turun ke tangki pemanenan sudah mencapai setengahnya dari jumlah udang yang masih tertinggal di tangki hisap. Jadi, cukup efisien untuk mesin pemanen yang bekerja secara semi kontinyu. Oleh karena itu, mekanisme yang dirancang pada mesin pemenen udang/ikan tipe vertikal ini sudah dapat dikatakan cukup bekerja dengan baik untuk komoditas udang. Sifat dan tingkah laku dari udang itu sendiri terlihat bergerak ke dasar tangki setelah masuk terhisap oleh pompa. Hal ini juga sesuai dengan kecenderungan udang yang aktif bergerak di dasar air. Berikut Gambar 28 kondisi udang di tangki hisap dan tangki pemanenan.
Gambar 28. Kondisi udang di dalam tangki hisap (a) dan di dalam tangki pemanenan (b)
Untuk hasil data pemanenan ikan mas menunjukkan persentase ikan mas yang turun dari tangki hisap ke tangki pemanenan sangat kecil sekali. Dimana jumlah rata-rata ikan mas yang turun dari 250 ekor udang yang dipanen hanya mencapai 32 ekor dengan persentase 12.92%, dan jumlah ikan mas yang masih ada di dalam tangki hisap yaitu 217 ekor dengan persentase 87.08 %, dengan waktu turun sama dengan waktu panen yaitu 664 detik. Hasil data persentase panennya dapat dilihat pada Gambar 29 berikut ini. Adapun keseluruhan data lengkap pengujian jumlah ikan mas yang turun dari tangki hisap ke tangki pemanenan dapat dilihat pada Lampiran 11.
Gambar 29. Persentase jumlah udang yang turun dari tangki hisap ke tangki
Hasil pemanenan ikan mas sedikit berbeda dengan udang. Dengan waktu pemanenan yang cukup lama yaitu 664 detik atau 11 menit 4 detik, komoditas yang turun hanya mencapai 13 %. Seharusnya dengan waktu yang lebih lama, ikan mas dapat turun lebih banyak. Dari data sebelumnya, bahwa seekor ikan mas membutuhkan waktu terlama turun dari tangki hisap ke tangki pemanenan selama 155 detik atau 2 menit 35 detik. Hasil antara pemanenan untuk satu ekor ikan mas tidak berbanding lurus dengan pemanenan ikan mas yang berjumlah banyak, dalam pengujian ini berjumlah 250 ekor. Jadi lamanya pemanenan yang dilakukan tidak berpengaruh pada turunnya ikan mas dari tangki hisap ke tangki pemanenan yang akan dipanen pada mesin pemanen udang/ikan yang berjalan secara semi kontinyu ini. Oleh karena itu, mekanisme yang dirancang pada mesin pemanen udang/ikan semi kontinyu tipe vertikal ini belum dapat dikatakan bekerja dengan baik untuk komoditas ikan mas. Walaupun dapat dipanen dengan mesin pemanen yang bekerja secara semi kontinyu ini, ikan mas yang dihisap akan menumpuk di dalam tangki hisap yang dapat menyebabkan kematian pada komoditas itu sendiri. Tingkah laku ikan mas setelah masuk terhisap ke dalam tangki cenderung bergerak mengelilingi dinding-dinding tangki. Tingkah lakunya ini bertolak belakang dengan sifat ikan mas yang cenderung bergerak ke bawah saat berada di dalam tambak. Hal ini juga berlaku dengan ikan-ikan sejenisnya seperti ikan nila, dan ikan lele, karena tingkah lakunya hampir sama. Berikut Gambar 30 kondisi ikan mas di tangki hisap dan tangki pemanenan.
87% 13%
Jumlah Ikan mas di tangki hisap (ekor)
Jumlah Ikan mas di tangki pemanenan (yang turun /dipanen) (ekor)
Faktor yang menyebabkan komoditas yang berada di tangki hisap hanya sedikit yang turun ke dalam tangki pemanenan yaitu terlalu jauhnya jarak penghubung yang berfungsi sebagai saluran turunnya komoditas antara tangki hisap dengan tangki pemanen, sifat dan tingkah laku dari komoditas itu sendiri yang tidak bergerak ke dasar tangki. Faktor lain adalah kebiasaan komoditas yang hidup berkoloni.
Dari perbandingan jumlah komoditas yang pindah dari tangki hisap ke tangki pemanenan terlihat udang lebih banyak turun dari pada ikan mas. Hal ini juga membuktikan hasil dari waktu dan kecepatan turunnya udang dan ikan mas dipembahasan sebelumnya, yang menjelaskan udang memiliki naluri yang lebih tinggi untuk turun ke dasar air daripada ikan mas. Namun dari hasil sedikitnya jumlah salah satu komoditas yang turun dari tangki hisap ke tangki pemanenan dalam hal ini adalah ikan mas, menyebabkan mesin pemanen yang bekerja secara semi kontinyu untuk memanen udang/ikan ini belum efektif digunakan untuk pemanenan.