• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan hasil uji organoleptik berdasarkan tempat (di tempat pendaratan dan pedagang pengecer) dalam jenis hasil tangkapan

a) Layur

Hipotesis yang digunakan dalam analisis perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer (Lampiran 12) adalah :

H0 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer tidak berbeda nyata

H1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata

Berikut ini (Tabel 38) adalah hasil analisis perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer menggunakan analisis statistika Mann-Whitney test :

Tabel 38 Analisis statistika (Mann-Whitney test) hasil uji organoleptik pada hasil tangkapan layur di PPN Palabuhanratu tahun 2010

Kategori Mean rank *) Asymp sig **) Hasil analisis signifikansi; A = di tempat pendaratan; dan B = di tempat pedagang pengecer

Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa hasil analisis terhadap hasil uji organoleptik mata, insang, konsistensi dan rata-rata ketiganya memiliki nilai asymp sig yang kurang dari 0,05. Arti dari nilai asymp sig tersebut adalah terdapat perbedaan nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur yang nyata di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer. Perbedaan nilai skala organoleptik yang nyata mengartikan bahwa terdapat perbedaan mutu hasil tangkapan layur yang nyata diantara kedua tempat tersebut.

Masih menurut Tabel di atas diketahui nilai mean rank hasil tangkapan layur di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean rank hasil tangkapan layur di tempat pedagang pengecer. Arti dari nilai mean rank tersebut adalah nilai skala organoleptik hasil tangkapan layur di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan di tempat pedagang pengecer atau dapat juga berarti mutu hasil tangkapan layur di tempat pendaratan lebih bagus dibandingkan di tempat pedagang pengecer.

Nilai asymp sig dan mean rank hasil analisis di atas memberikan informasi bahwa penanganan yang dilakukan terhadap hasil tangkapan layur belum bisa mempertahankan mutu hasil tangkapan layur dengan baik. Melihat dari cara penanganan yang selama ini dilakukan terhadap hasil tangkapan layur (sub bab 5.1 sampai 5.3 pada butir 5) terdapat beberapa kekurangan pada penanganan tersebut yang bisa diperbaiki dan ditingkatkan yaitu :

- Tetap memberikan es terhadap hasil tangkapan layur pada saat di atas kapal dan di tempat pendaratan walaupun jumlahnya sedikit

- Menghilangkan pemakaian air laut yang berasal dari kolam pelabuhan dalam penanganan hasil tangkapan layur. Hal ini bisa menjadi masukan bagi pengelola PPN Palabuhanratu untuk menyediakan pasokan air laut yang bersih, lancar, dan murah untuk digunakan dalam penanganan hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu

- Mengurangi atau menghilangkan penempatan hasil tangkapan layur di dalam keranjang kecil tanpa penutup sehingga terkena cahaya matahari langsung

b) Tongkol

Pada analisis perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dengan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pedagang pengecer (Lampiran 13) digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer tidak berbeda nyata

H1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata

Asumsi di atas digunakan untuk menganalisis hasil perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer dengan hasil seperti yang terdapat pada Tabel 39 berikut ini :

Tabel 39 Analisis statistika (Mann-Whitney test) hasil uji organoleptik pada hasil tangkapan tongkol di PPN Palabuhanratu tahun 2010

Kategori Mean rank *) Asymp sig **) Hasil analisis signifikansi; A = di tempat pendaratan; dan B = di tempat pedagang pengecer

Analisis statistika terhadap nilai skala organoleptik mata, insang, konsistensi dan rata-rata ketiganya pada Tabel 39 menghasilkan asymp sig keempat kategori tersebut kecil dari 0,05. Nilai asymp sig tersebut memberikan pengertian bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer atau dapat juga diartikan terdapat perbedaan mutu hasil tangkapan tongkol diantara kedua tempat tersebut.

Berdasarkan hasil analisis Tabel 39 di atas juga didapatkan nilai mean rank hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan yang lebih tinggi daripada di tempat pedagang pengecer. Hal tersebut berarti nilai skala organoleptik hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan lebih tinggi daripada di tempat pedagang pengecer dan bisa diartikan bahwa mutu hasil tangkapan tongkol di tempat pendaratan lebih bagus daripada mutu hasil tangkapan tongkol di tempat pedagang pengecer.

Hasil analisis di atas menyatakan bahwa penanganan hasil tangkapan tongkol yang dilakukan selama ini (sub bab 5.1 sampai 5.3 butir 4) belum bisa menjaga mutu hasil tangkapan tongkol dengan baik. Beberapa perbaikan terhadap penanganan hasil tangkapan tongkol yang dapat dilakukan adalah :

- Tidak lagi memakai air laut yang berasal dari kolam pelabuhan dalam penanganan hasil tangkapan tongkol. Sebaiknya pengelola PPN Palabuhanratu bisa menyediakan instalasi pengadaan air laut untuk penanganan hasil tangkapan yang bersih dan biayanya terjangkau

- Pemakaian es pada saat hasil tangkapan di tempat pedagang pengecer baik pada saat penjualan maupun pada saat penyimpanan hasil tangkapan tongkol

c) Tuna-tuna kecil

Perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer (Lampiran 14) dianalisis menggunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer tidak berbeda nyata

H1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata

Hasil perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer dapat dilihat pada Tabel 40 di bawah ini :

Tabel 40 Analisis statistika (Mann-Whitney test) hasil uji organoleptik pada hasil tangkapan tuna-tuna kecil di PPN Palabuhanratu tahun 2010

Kategori Mean rank *) Asymp sig **) Hasil analisis signifikansi; A = di tempat pendaratan; dan B = di tempat pedagang pengecer

Hasil analisis terhadap hasil uji organoleptik mata, insang, konsistensi dan rata-rata ketiganya menghasilkan nilai asymp sig kecil dari 0,05. Hal tersebut memiliki arti nilai skala organoleptik antara hasil tangkapan tuna-tuna kecil pada di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer memiliki perbedaan yang nyata atau dapat juga diartikan mutu hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata.

Nilai mean rank hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean rank hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer. Hal ini memiliki arti nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai skala organoleptik hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer.

Hal ini juga memiliki arti mutu hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan lebih bagus dibandingkan mutu hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer.

Hasil analisis di atas dapat memberikan informasi bahwa penanganan yang telah dilakukan terhadap hasil tangkapan tuna-tuna kecil belum mampu menjaga mutu hasil tangkapan tuna-tuna kecil. Merujuk pada sub bab 5.1 sampai dengan

sub bab 5.3 pada butir 2 tentang penanganan tuna-tuna kecil ada beberapa perbaikan terhadap cara penanganan yang dapat dilakukan yaitu :

- Pemberian es terhadap hasil tangkapan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan walaupun jarak tempat pendaratan dengan tempat pedagang pengumpul dekat - Penempatan hasil tangkapan tuna-tuna kecil ke dalam wadah di tempat

pendaratan sehingga tidak diletakkan tanpa alas di atas gerobak pengangkut dan dilindungi dari cahaya matahari langsung menggunakan terpal atau karung - Tidak lagi menggunakan air laut yang berasal dari kolam pelabuhan sebagai bahan penanganan hasil tangkapan tuna-tuna kecil. Hal ini bisa menjadi perhatian bagi pengelola PPN Palabuhanratu untuk menyediakan pasokan air laut untuk penanganan hasil tangkapan yang bersih dan harganya terjangkau oleh nelayan dan pedagang ikan

d) Cakalang

Analisis perbandingan nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer (Lampiran 15) dilakukan dengan memakai hipotesis berikut ini :

H0 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan dan

di tempat pedagang pengecer tidak berbeda nyata

H1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer berbeda nyata

Tabel 41 Analisis statistika (Mann-Whitney test) hasil uji organoleptik pada hasil tangkapan cakalang di PPN Palabuhanratu tahun 2010

Kategori Mean rank *) Asymp sig **) Hasil analisis signifikansi; A = di tempat pendaratan; dan B = di tempat pedagang pengecer

Perbandingan antara nilai skala organoleptik hasil tangkapan di tempat pendaratan dengan nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pedagang pengecer menghasilkan (Tabel 41) bahwa hasil uji organoleptik mata, insang, konsistensi dan rata-rata ketiganya dalam analisis di atas menghasilkan nilai asymp sig kecil dari 0,05. Besaran nilai asymp sig yang kecil dari 0,05 tersebut mengartikan bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik cakalang yang nyata di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer. Hal itu juga mengartikan bahwa terdapat perbedaan mutu hasil tangkapan cakalang yang nyata diantara keduanya.

Berdasarkan Tabel di atas juga diketahui bahwa nilai mean rank hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan di tempat pedagang pengecer, hal ini berarti nilai skala organoleptik hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan lebih tinggi dibandingkan dengan di tempat pedagang pengecer. Sehingga secara tidak langsung mutu hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan jauh lebih bagus daripada di tempat pedagang pengecer.

Berdasarkan bahasan di atas diketahui bahwa penanganan hasil tangkapan cakalang yang dilakukan belum mampu mempertahankan mutunya. Dilihat dari penanganan yang dilakukan terhadap hasil tangkapan cakalang pada butir 3 sub bab 5.1 sampai dengan sub bab 5.3 diketahui perbaikan yang dapat dilakukan terhadap penanganan hasil tangkapan cakalang yaitu penggunaan air kolam pelabuhan dalam penanganan hasil tangkapan cakalang tidak lagi dilakukan.

Pengelola PPN Palabuhanratu diharapkan bisa menyediakan pasokan air tawar yang bersih dan terjangkau untuk melakukan penanganan hasil tangkapan dan pemberian es terhadap hasil tangkapan cakalang di tempat pendaratan