13 I ndustri pengolahan merupakan
16 PERBANKAN Realisasi investasi menurun DAN INVESTASI
Tercatat selama tahun 2013 terjadi penurunan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (pmdn) sebesar 87,31 persen
B
erdasarkan data dari Bank Indonesia, dana masyarakat yang berhasil dihimpun kalangan perbankan baik dalam bentuk rupiah maupun valuta asing di Kabupaten Serang pada akhir tahun 2013 mencapai Rp 3,78 trilyun. Jumlah ini meningkat 36,96 persen dari tahun sebelumnya. Sementara total pinjaman yang disalurkan sebesar Rp 14,57 trilyun. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 25,60 persen dari tahun sebelumnya. Dari total jumlah kredit tersebut jika dilihat menurut jenis penggunaannya sebesar 39,88 persen atau Rp 5,81 trilyun disalurkan sebagai modal kerja, 26,01 persen atau Rp 3,79 trilyun untuk investasi dan sisanya untuk konsumsi. Sementara itu apabila dilihat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit perbankan pada tahun 2013 terbesar disalurkan pada sektor perindustrian yaitu 30,36 persen atau mencapai Rp 4,42 trilyun .Untuk investasi, selama tahun 2013 geliat investasi di Kabupaten Serang dak seramai pada tahun sebelumnya. Hal ini ditandai dengan jumlah realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang menurun sebesar 87,31 persen. Posisi Dana Simpanan dan Kredit Bank Umum
Kabupaten Serang 2012‐2013 (Triliun Rp)
Keadaan Akhir Tahun 2012 2013
Dana simpanan rupiah dan
valuta asing 2,76 3,78
Dana kredit rupiah dan valuta
asing menurut jenis
penggunaan
11,60 14,57
‐Modal Kerja 4,32 5,81
‐Investasi 3,46 3,79
‐Konsumsi 3,82 4,97
Kredit Perbankan Yang disalurkan Menurut Sektor
Ekonomi Kabupaten Serang 2013 (Milyar Rp)
Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka 2014
Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka 2014
Realisasi Investasi di Kabupaten Serang 2012‐2013
Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka 2014
2012 2013 1,34 0,17 PMDN (Trilyun Rupiah) Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan, Restoran, dan Hotel Pengangkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Jasa‐Jasa Dunia Usaha Jasa‐jasa Sosial Masyarakat Lain‐lain 102.428 28.721 4.424.844 2.129.679 555.126 1.585.453 58.812 526.700 189.749 4.973.485
http://serangkab.bps.go.id
17
PERDAGANGAN
Nilai ekspor turun
Pada tahun2013 nilai ekspor barang non migas Kabupaten Serang mengalami penurunan hingga 38,55 persen dari tahun sebelumnya
Sarana Penunjang Kegiatan Perdagangan Kabupaten Serang 2012‐2013 Uraian 2012 2013 Perusahaan Perdagangan 352 766 ‐Besar 58 43 ‐Menengah 44 115 ‐Kecil 250 608 Pasar 32 30 Kios 3 087 2 799 Los 3 492 3 316 Kaki Lima 1 529 1 600
Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka 2014
Nilai Ekspor Kabupaten Serang 2010‐2013 (Juta US$)
Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka 2014
Lima Negara Tujuan Utama Ekspor Kabupaten Serang 2013
Uraian Nilai Ekspor (Juta US$)
Amerika Serikat 21,03
Brazilia 11,34
Belgia 9,91
Uni Emirat Arab 8,84
Iran 7,82
P
ada tahun 2013 jumlah sarana penunjang kegiatan perdagangan secara umum mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012. Tercatat pada tahun 2013 terdapat 766 perusahaan perdagangan, 30 unit pasar, 2.799 unit kios, 3.316 unit los dan 1600 unit kaki lima. Dari 766 perusahaan perdagangan tersebut, 43 diantaranya terdiri dari 43 perusahaan perdagangan besar, 155 perusahaan perdagangan menengah dan sisanya perusahaan perdagangan kecil.Selama periode 2010‐2013 nilai ekspor barang non migas Kabupaten Serang berfluktuasi. Pada tahun 2013 nilai ekspor mencapai 300,27 juta US$, mengalami penurunan 38,55 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 488,65 US$.
Berdasarkan negara tujuan utama ekspor, Amerika Serikat merupakan negara tujuan utama ekspor barang non migas dengan nilai ekspor mencapai 21,03 US$, selanjutnya Brazilia mencapai 11,34 US$, dan Belgia merupakan negara tujuan ekspor urutan ke ga mencapai 9,91 US$.
2010 2011 2012 2013 371,59 362,88 488,65 300,27 realisasi ekspor
http://serangkab.bps.go.id
18
Sta s k Daerah Kabupaten Serang 2014
PENGELUARAN PENDUDUK
Pengeluaran makanan masih mendominasi
Selama periode 2010‐2013 pengeluaran penduduk Kabupaten Serang
masih di dominasi pengeluaran untuk konsumsi makanan.
P
engeluaran rumahtangga dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran makanan dan pengeluaran non makanan. Berdasarkan jenis pengeluaran tersebut dapat dilihat ngkat kesejahteraan penduduk, yaitu semakin besar pengeluaran untuk non makanan berar ngkat kesejahteraan penduduk semakin baik.Selama Periode 2010‐2013 rata‐rata pengeluaran per kapita penduduk Kabupaten Serang semakin meningkat dari Rp 440.238 rupiah pada tahun 2010 bertambah menjadi Rp 602.276 rupiah pada tahun 2013. Namun demikian pengeluaran konsumsi non makanan masih mendominasi, yaitu pada tahun 2013 mencapai 58,60 persen atau sekitar Rp 352.964 rupiah.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, pada tahun 2013 banyak terjadi pergerseran jumlah penduduk berdasarkan kelompok pengeluarannya. Pada tahun 2012 sebanyak 1,33 persen penduduk pada kelompok pengeluaran Rp 100.000‐149.999 rupiah, sedangkan pada tahun 2013 pengeluaran paling kecil berada pada kelompok pengeluaran Rp 150.000‐199.999 rupiah dan hanya 0,47 persen dari total penduduk Kabupaten Serang. Peningkatan ter nggi terjadi pada kelompok pengeluaran Rp 300.000‐ 499.999 rupiah , sebanyak 40,18 persen penduduk berada pada kelompok pengeluaran ini.
Perkembangan Rata‐rata Pengeluaran per Kapita Penduduk Kabupaten Serang
(Rupiah/bln) 2010‐2013
Sumber : BPS Kabupaten Serang 2014
Persentase Penduduk Kabupaten Serang Menurut Kelompok Pengeluaran 2012‐2013
Kelompok Pengeluaran 2012 2013 < 100 000 ‐ ‐ 100 000 — 149 999 1,33 ‐ 150 000 — 199 999 3,99 0.47 200 000— 299 999 21,51 12.19 300 000— 499 999 31,58 40.18 500 000— 749 999 22,42 26.74 750 000— 999 999 9,00 10.54 > 1 000 000 10,16 9.88
Sumber : BPS Kabupaten Serang 2014
18
PENGELUARAN PENDUDUK
Tingkat kesejahteraan dak sebaik tahun 2012
Tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Serang pada tahun 2013 dak sebaik tahun 2012, hal tersebut dilihat dari indikator kecukupan gizi yaitu konsumsi kalori dan protein dimana pada tahun 2013 konsumsinya mengalami penurunan
T
ingkat kecukupan gizi yang mencakup konsumsi kalori dan protein merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan ngkat kesejahteraan penduduk. Angka kecukupan kalori dan protein untuk konsumsi sehari‐hari dihitung menurut hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke‐8 tahun 2004 yang masing‐masing mencapai 2000 kkal dan 52 gram protein. Rata‐rata konsumsi kalori per kapita sehari penduduk Kabupaten Serang periode 2011‐2013 secara keseluruhan masih berada di bawah syarat kecukupan gizi yang ditetapkan. Pada tahun 2013 rata‐rata konsumsi kalori per kapita sehari penduduk serang mencapai 1961,75 kkal, turun dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 1962,23 kkal, sedangkan angka kecukupan kalori yang seharusnya dikonsumsi adalah 2000 kkal. Sedangkan untuk ngkat asupan protein, konsumsi protein yang dikonsumsi per kapita sehari penduduk Kabupaten Serang selama periode 2011‐2013 nilai rata‐rata konsumsinya di atas batas kecukupan gizi yang dianjurkan yaitu di atas 52 gram protein.Tidak hanya konsumsi kalori per kapita sehari, pada tahun 2013 konsumsi protein per kapita sehari pun mengalami penurunan sebesar 1,98 gram. Demikian pula, jika melihat ngkat konsumsi protein hewani per kapita sehari terjadi penurunan konsumsi baik konsumsi ikan, daging, telur dan susu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ngkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Serang pada tahun 2013 dak sebaik pada
Perkembangan Rata‐rata Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita Sehari
Penduduk Kabupaten Serang 2011‐2013
Sumber : BPS Kabupaten Serang 2014
Persentase Penduduk Kabupaten Serang Menurut Kelompok Pengeluaran 2012‐2013
Uraian 2012 2013
Ikan 7,28 6,83
Daging 1,73 1,33
Telur dan susu 2,53 2,34
Sumber : BPS Kabupaten Serang 2014
19
Sta s k Daerah Kabupaten Serang 2014
PEDAPATAN REGIONAL
Sektor Industri masih tetap mendominasi
Pada tahun 2013 secara nominal nilai tambah yang dihasilkan pelaku ekonomi Kabupaten Serang mencapai 18.111,37 milyar rupiah, dimana sektor industri mendominasi dengan share sebesar 58,33 persen
Uraian 2011 2012* 2013** PDRB ADH Berlaku (milyar Rp) 14 268,34 15 827,75 18 111,37 PDRB ADH Konstan (milyar Rp) 7 559,48 7 953,88 8 396,21 PDRB Perkapita
ADH Berlaku (Ribu
Rp)
10 022,06 11 009,11 12 482,90
Pertumbuhan
Ekonomi (%) 5,51 5,22 5,56
PDRB Kabupaten Serang 2011‐2013
Sumber : BPS Kabupaten Serang
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Serang Berdasarkan sektor 2011‐2013
Sumber : BPS Kabupaten Serang
Distribusi Persentase PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha 2013
Sumber : BPS Kabupaten Serang
P
DRB adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan nilai barang dan jasa ‐jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Secara nominal, nilai tambah yang dihasilkan pelaku ekonomi di Kabupaten Serang pada tahun 2013 bertambah 2.283,62 milyar rupiah hingga menjadi 18.111,37 milyar rupiah.Secara riil, ekonomi Kabupaten Serang tahun 2013 tumbuh sebesar 5,56 persen mengalami percepatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dilihat berdasarkan pengelompokkan sektor, selama periode 2011‐2013 yang mengalami percepatan adalah sektor primer sedangkan sektor lainnya berfluktuasi. Selama tahun 2013 sektor tersier mengalami pertumbuhan ter nggi yaitu mencapai 7,46 persen, selanjutnya sektor primer 7,15 persen dan sektor sekunder 4,71 persen.
Berdasarkan distribusinya, struktur ekonomi Kabupaten Serang didominasi oleh sektor industri pengolahan yang mencapai 58,33 persen, kemudian sektor pertanian sebesar 15,68 persen. Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terkecil yaitu hanya 0,11 persen. 15,68% 0,11% 58,33% 5,54% 3,03% 7,63%3,66%2,61%3,41%
PERTANIAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH 2,92 5,09 7,15 5,68 4,63 4,71 7,38 7,76 7,46 2011 2012 2013 PRIMER SEKUNDER TERSIER
http://serangkab.bps.go.id
20
PERBANDINGAN REGIONAL
Capaian pembangunan dak sebaik kabupaten atau kota lainnya
Kinerja pembangunan Kabupaten Serang terendah se Provinsi Banten, hal ini dapat dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) memiliki nilai terendah dan Tingkat Pengangguran Terbuka paling nggi diantara
P
erbandingan regional antar kabupaten/kota se Provinsi Banten untuk beberapa indikator pen ng sangat diperlukan. Hal tersebut bertujuan untuk dapat dijadikan tolak ukur capaian pembangunan yang diraih dibandingkan dengan capaian pembangunan kabupaten/kota lainnya.Dibidang ekonomi, selama periode 2012‐2013 capaian perekonomian Kabupaten Serang dilihat dari LPE menunjukkan kinerja yang rendah sama halnya seper Kabupaten Pandeglang, yaitu menempa posisi paling bawah dengan nilai hanya sebesar 5,56 persen. Tetapi di njau dari sisi pendapatan, PDRB Perkapita Kabupaten Serang menempa urutan kelima yaitu mencapai 12,48 juta rupiah per tahun.
Dibidang sosial yaitu di njau dari ketenagakerjaan, capaian pembangunan Kabupaten Serang juga dak sebaik kabupaten atau kota lainnya. Berdasarkan Indikator TPT, Kabupaten Serang masih menempa urutan ter nggi, bahkan pada tahun 2013 TPT naik menjadi 13,69 persen. Namun apabila dilihat secara nominalnya, jumlah penggangguran terbuka Kabupaten Serang pada tahun 2013 mengalami penurunan 6,94 persen dan menempa urutan ke ga Se‐provinsi Banten.
Sta s k Pendapatan Regional di Provinsi Banten 2013 Uraian PDRB(Juta Per Rupiah) Kapita LPE
Pandeglang 10,44 5,56 Lebak 9,30 6,34 Tangerang 16,02 6,51 Serang 12,48 5,56 Kota Tangerang 40,73 6,05 Kota Cilegon 110,88 5,88 Kota Serang 12,99 6,88 Kota Tangerang Selatan 11,87 8,52
Sumber : BPS Kabupaten Serang
Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Banten 2013
Kabupaten/kota Agustus 2012 Agustus 2013
Pandeglang 53,13 57,16 Lebak 50,69 40,84 Tangerang 152,23 173,80 Serang 86,71 80,69 Kota Tangerang 76,13 84,99 Kota Cilegon 20,36 12,20 Kota Serang 28,42 29,98 Kota Tangerang Selatan 51,53 29,63
Sumber : BPS Kabupaten Serang
Jumlah Pengangguran Terbuka di Provinsi Banten 2013 (ribu orang) 9,30 9,07 11,46 12,96 8,31 11,31 10,80 8,07 12,34 7,23 11,94 13,69 8,62 7,16 11,29 4,56 TPT Agustus 2012 TPT Agustus 2013
http://serangkab.bps.go.id
Sta s k Daerah Kabupaten Serang 2014
20 PERBANDINGAN REGIONAL
Cukup berhasil dalam menangani kemiskinan
Dengan menurunnya persentase penduduk miskin, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan Indeks keparahan kemiskinan (P2) Kabupaten Serang selama periode 2013 dinilai cukup berhasil dalam menangani kemiskinan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Banten 2013
Sumber : BPS Kabupaten Serang
Indikator Kemiskinan di Provinsi Banten 2013
Uraian P0 P1 P2 Kondisi September 2012 Pandeglang 9,28 1,20 0,30 Lebak 8,63 1,18 0,24 Tangerang 5,71 0,78 0,21 Serang 5,28 0,75 0,15 Kota Tangerang 5,56 0,68 0,13 Kota Cilegon 3,82 0,63 0,14 Kota Serang 5,70 0,74 0,16 Kota Tangerang Selatan 1,33 0,14 0,03 Pandeglang 10,25 1,39 0,33 Lebak 9,50 1,26 0,24 Tangerang 5,78 0,82 0,18 Serang 5,02 0,58 0,10 Kota Tangerang 5,26 0,58 0,10 Kota Cilegon 3,99 0,32 0,05 Kota Serang 5,92 0,72 0,14 Kota Tangerang Selatan 1,75 0,22 0,04 Kondisi September 20123
D
i bidang pembangunan manusia, capaian pembangunan manusia di Kabupaten Serang menempa urutan ke enam. Nilai IPM sebesar 70,25 persen. IPM ter nggi di capai oleh Kota Cilegon dan posisi nilai IPM terbawah adalah Kabupaten Lebak. Namun apabila dilihat dari reduksi shorƞall capaian pembangunan manusia Kabupaten Serang selama setahun terakhir mencapai 1,38 persen yang berar jarak IPM Kabupaten Serang terhadap IPM ideal pada tahun 2013 berkurang 1,38 persen.Di bidang sosial terutama dalam hal kemiskinan, Kabupaten Serang termasuk kabupaten yang cukup berhasil dalam menangani masalah kemiskinan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan persentase penduduk miskin dimana rata‐ rata kabupaten atau kota lainnya se Provinsi Banten jumlah penduduk miskinnya naik, Kabupaten Serang dan Kota Tangerang mengalami penurunan. Tercatat pada posisi September 2013 persentase penduduk miskin Kabupaten Serang hanya 5,02 persen, menduduki peringkat ke ga dibawah Kota Tangerang Selatan dan Kota Cilegon. Dengan Indeks kedalaman kemiskinan (P1) 0,58 dan Indeks keparahan kemiskinan (P2) 0,10 yang jauh lebih baik karena mengalami penurunan di banding keadaan September 2012.
69,64 68,82 72,82 70,25 76,05 76,31 73,12 77,13
1,36 1,25 1,66 1,38 1,34 1,75 2,95 2,21
IPM Reduksi Shortfall
Sumber : BPS Kabupaten Serang
20
PERBANDINGAN REGIONAL
Kesenjangan Gender yang masih nggi
Kabupaten Serang memiliki selisih IPM dengan IPG sebesar 11,70 berada diurutan ke ga setelah Kota Cilegon dan Kota Tangsel hal ini menggambarkan bahwa kesenjangan gender yang masih nggi
Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Banten Tahun 2013 Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi /
Kabupaten IPM IPG Selisih
Banten 71.90 64.60 7.30 Pandeglang 69.64 62.01 7.63 Lebak 68.82 61.73 7.09 Tangerang 72.82 63.53 9.29 Serang 70.25 58.55 11.70 Kota Tangerang 76.05 69.38 6.73 Kota Cilegon 76.31 59.32 16.99 Kota Serang 73.12 63.37 9.75 Kota Tangerang Selatan 77.13 64.32 12.81
Sumber : BPS Kabupaten Serang
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi Banten Tahun 2013 Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten 2013
P
ada tahun 2013 IPG Propinsi Banten tercatat sebesar 64.60 dengan selisih IPG terhadap IPM sebesar 7.30 , hal ini berar masih terjadi kesenjangan gender. Adanya kesenjangan gender juga tampak di ngkat kabupaten/kota. Fenomena tersebut , dapat ditunjukkan melalui besaran angka IPG yang lebih rendah dibanding angka IPM di semua kabupaten/kota. Hal ini memberikan gambaran bahwa persoalan kesenjangan gender masih terjadi di semua wilayah baik di kabupaten maupun kota. Berdasarkan selisihnya, wilayah dengan kategori kesenjangan terendah (selisih paling kecil) adalah Kota Tangerang (6.73 ) dan kesenjangan gender ter nggi terjadi di Kota Cilegon.Perbedaan ngkat pemberdayaan gender terjadi di semua wilayah kabupaten/kota di Provinsi Banten. Dari tahun 2012 sampai dengan 2013 nilai IDG terbesar adalah Kota Tangerang (65.30), setelah itu diiku oleh Kota Serang (63.88). Berdasarkan komponen pendukungnya untuk komponen keterlibatan perempuan di parlemen di Kota Serang dan Tangsel keterlibatan perempuan dalam parlemen memiliki nilai yang paling nggi. Untuk peran perempuan sebagai tenaga Manager, Profesional, Administrasi, dan Teknisi di tahun 2013 ter nggi di Kota Tangerang (45.39) dan terendah di Kabupaten Tangerang (29.88). Sementara itu, untuk peran perempuan dalam memberikan pendapatan kerja di Propinsi Banten rata‐ rata sebesar 29.75 persen. Peran terendah atas sumbangan pendapatan kerja diberikan oleh kaum perempuan di Kota