• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan karakteristik sample petani kelapa sawit Kabupaten

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perbedaan karakteristik sample petani kelapa sawit Kabupaten

Labuhan Batu dengan Kabupaten Serdang Bedagai

Dari hasil penelitian terhadap 30 sampel yang dilakukan di Kabupaten Labuhan Batu dan 30 sampel Kabupaten Serdang Bedagai dapat diketahui beberapa karakteristik dari usaha tani kelapa sawit. Setelah dilakukan analisis data, ternyata terdapat 2 outlier pada petani sample di Kabupaten Labuhan Batu dan 1 outlier di Kabupaten Serdang Bedagai.

- Luas Lahan

Rata-rata perbedaan luas lahan kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat di tabel 4 berikut:

Tabel 6. Uji Beda Rata-Rata Luas Lahan

No Uraian N mean Sig.(2 tailed ) Mean Difference 1 Kabupaten Labuhan Batu 28 3.13 .164 1.17 2 Kabupaten Serdang Bedagai 29 1.96 Sumber : Analisis Data Primer 1

Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata luas lahan di daerah Kabupaten Labuhan Batu sebesar 3,13 Ha sedangkan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 1.96 Ha. Hal ini berarti di daerah Kabupaten Labuhan Batu memiliki luas lahan kelapa sawit yang lebih luas dibandingkan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

Dari Tabel 6 juga terlihat bahwa nilai tingkat signifikansi rata-rata luas lahan di Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai adalah 0,164. Karena tingkat signifikansinya 0,164 > 0,005, ini menunjukkan adanya perbedaan

yang nyata luas lahan di daerah Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai.

Dari tabel tersebut juga diketahui bahwa perbedaan rata-rata luas lahan kelapa sawit Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar 1,17 Ha. Hal ini berarti sebesar 1,17 Ha perbedaan rata-rata luas lahan petani di Kabupaten Labuhan Batu lebih luas dibandingkan Kabupaten Serdang Bedagai. Perbedaan ini cukup signifikan karena produksi rata-rata TBS yang dihasilkan di daerah Kabupaten Labuhan Batu 6,16 ton/petani/bulan sedangkan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 0,12 ton/petani/bulan sehingga membuat pendapatan petani di Kabupaten Labuhan Batu lebih besar dibandingkan Kabupaten Serdang Bedagai.

- Jenis Bibit

a. Kabupaten Labuhan Batu

Karakterisitik petani sampel menurut penggunaan jenis bibit di Kabupaten Labuhan Batu dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 7. Petani Kelapa Sawit Rakyat menurut Penggunaan Jenis Bibit Penggunaan Jenis Bibit Jumlah (Orang) Persentase thd Jumlah (%) 1. Bersertifikat 7 23,33 2. Tidak Bersertifikat 21 70 3 Tidak Mengetahui 2 6,67 Jumlah 30 100

Sumber : Data diolah dari Lampiran 3a

Dari Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan jenis bibit yang petani sampel di Kabupaten Labuhan Batu pada umumnya di dominasi oleh jenis bibit yang tidak bersertifikat yakni sebanyak 21 orang atau 70 % dari total petani

sampel. Sedangkan penggunaan jenis bibit yang bersertifikat yakni sebanyak 7 orang atau 23,33 % dari total petani sampel. Sedangkan sebanyak 2 orang atau 6,67 % dari total petani sampel yang tidak mengetahui jenis bibit yang ditanamnya. Hal ini disebabkan petani tersebut langsung membeli lahan yang sudah ditanami kelapa sawit.

Bibit yang digunakan di daerah ini adalah jenis bibit marihat, sucfindo, tenera dan durah. Di sini bibit yang tidak bersertifikat adalah marihat karena jenis bibit marihat yang didapat bukanlah yang asli melainkan dari pembibitan ulang dari biji kelapa sawit. Dan pembibitan tersebut dilakukan oleh petani sendiri dimana biji kelapa sawit yang didapat berasal dari hasil curian yang diambil dari perkebunan negeri. Ini membuat TBS yang dihasilkan akan sangat berbeda dengan bibit marihat yang asli bersertifikat. Hal ini dilakukan petani dikarenakan bibit yang tidak bersertifikat harganya lebih murah dibandingkan yang bersertifikat.

b. Kabupaten Serdang Bedagai

Karakterisitik petani sampel menurut penggunaan jenis bibit di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 8. Petani Kelapa Sawit Rakyat menurut Penggunaan Jenis Bibit Penggunaan Jenis Bibit Jumlah (Orang) Persentase thd Jumlah (%) 1. Bersertifikat 16 53,33 2. TidakBersertifikat 14 46,67 Jumlah 30 100

Sumber : Data diolah dari Lampiran 3b

Dari Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan jenis bibit petani sampel di Kabupaten Serdang Bedagai pada umumnya di dominasi oleh jenis bibit

yang bersertifikat yakni sebanyak 16 orang atau 53,33 % dari total petani sampel. Sedangkan penggunaan jenis bibit yang tidak bersertifikat yakni sebanyak 14 orang atau 46,67 % dari total petani sampel.

Bibit yang digunakan adalah jenis bibit marihat, sucfindo dan durah. Bibit yang tidak bersertifikat adalah jenis bibit marihat karena jenis bibit marihat yang dimaksud sama dengan yang di Kabupaten Labuhan Batu. Akan tetapi di daerah Kabupaten Serdang Bedagai lebih banyak menggunakan jenis bibit yang bersertifikat dikarenakan dominan petani di Kabupaten Serdang Bedagai membeli lahan kelapa sawit yang sudah mempunyai kelapa sawit yang berumur di atas 3 tahun. Sehingga petani disana tidak perlu lagi membeli lagi bibit kelapa sawit.

- Pinjaman Modal (kredit) a. Kabupaten Labuhan Batu

Karakterisitik petani sampel menurut pinjaman modal (kredit) di Kabupaten Labuhan Batu dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 9. Petani Kelapa Sawit Rakyat menurut Pinjaman Modal (kredit) Pinjaman Modal (kredit) Jumlah (orang) Persentase thd Jumlah (%) 1. Agen 10 33,33 2. Bank 3 10 3. Kreditor 5 16,67 4. Tidak Ada 12 40 Jumlah 30 100

Sumber : Data diolah dari Lampiran 4a

Dari Tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa pinjaman modal (kredit) petani sampel di Kabupaten Labuhan Batu oleh petani yakni sebanyak 10 orang atau 33,33% ke agen, 3 orang atau 10% ke Bank dan 5 orang atau 16,67% ke kreditor

dari total petani sampel. Sedangkan yang tidak menggunakan pinjaman modal (kredit) yakni sebanyak 12 orang atau 40 % dari total petani sampel.

Alasan petani di sini membutuhkan kredit adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti untuk anak sekolah, musibah. Selain untuk kebutuhan keluarga alasan petani adalah untuk usaha taninya. Jika ditinjau sebenarnya usaha tani kelapa sawit yang dilakukan petani di Kabupaten Labuhan Batu sudah dapat mencukupi biaya hidup. Akan tetapi kadang ada keperluan mendadak sehingga petani di sana harus melakukan kredit terhadap agen.

Petani memang mendapatkan keuntungan dari kredit ini yaitu mendapat uang yang diinginkan. Akan tetapi petani harus menjual TBS yang dihasilkan ke agen tersebut berdasarkan harga dari agen sampai hutang tersebut lunas. Walaupun harga di agen lain lebih tinggi petani tersebut harus tetap menjual hasil usaha tani kepada agen yang memberinya kredit.

Tidak semua petani kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu meminjam kredit dari agen. Ada juga sebagian yang meminjam melalui Bank ataupun dari Kreditor selain agen. Petani yang tidak melakukan pinjaman kepada agen bebas menjual hasil TBS nya ke agen lain yang mempunyai harga jual yang tinggi.

b. Kabupaten Serdang Bedagai

Karakterisitik petani sampel menurut pinjaman modal (kredit) di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 10. Petani Kelapa Sawit Rakyat menurut Pinjaman Modal (kredit)

Pinjaman Modal (kredit)

Jumlah

(orang) Persentase thd Jumlah (%)

1. Agen 29 96,67

2. Tidak ada 1 3,33

Sumber : Data diolah dari Lampiran 4b

Dari Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa pinjaman modal (kredit) petani sampel di Kabupaten Serdang Bedagai pada umumnya dimanfaatkan oleh petani yakni sebanyak 29 orang atau 96,67 % dari total petani sampel. Sedangkan yang tidak menggunakan pinjaman modal (kredit) yakni sebanyak 1 orang atau 3,33 % dari total petani sampel.

Petani di Kabupaten Serdang hampir seluruhnya menggunakan kredit dari agen. Alasannya petani menggunakan kredit sama dengan yang di Kabupaten Labuhan Batu. Dari hasil penelitian hanya 1 orang yang tidak melakukan kredit dikarenakan dia tersebut adalah agen kelapa sawit di daerah tersebut.

- Lama Bertani

Rata-rata perbedaan lama bertani petani kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat di tabel 9 berikut: Tabel 11. Uji Beda Rata-Rata Lama Bertani

No Uraian N mean Sig.(2 tailed ) Mean Difference 1 Kabupaten Labuhan Batu 29 12.52 .317 -2.276 2 Kabupaten Serdang Bedagai 29 14.79 Sumber : Analisis Data Primer 2

Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata lama bertani di daerah Kabupaten Labuhan Batu sebesar 12.52 tahun sedangkan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 14.79 tahun. Hal ini berarti di daerah Kabupaten Labuhan Batu petani memiliki lama baertani yang lebih sedikit dibandingkan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

Dari Tabel 11 juga terlihat bahwa nilai tingkat signifikansi rata-rata lama bertani di Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai adalah

0,317. Karena tingkat signifikansinya 0,317 > 0,005, ini menunjukkan lama bertani petani kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu nyata lebih sedikit dibandingkan lama bertani petani kelapa sawit di Kabupaten Serdang Bedagai

Dari tabel tersebut juga diketahui bahwa perbedaan rata-rata lama bertani kelapa sawit Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar -2,276 tahun. Hal ini berarti sebesar 2,276 tahun perbedaan rata-rata lama bertani petani di Kabupaten Labuhan Batu lebih sedikit dibandingkan Kabupaten Serdang Bedagai.

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa umur tanaman yang paling tua ada di Kabuapten Labuhan Batu yaitu 23 tahun sedangkan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai yaitu 18 tahun. Walaupun rata-rata lama bertani lebih lama di Kabupaten Serdang Bedagai lebih lama dibandingkan Kabupaten Labuhan Batu tetapi di Kabupaten Labuhan Batu umur tanamannya lebih tua dibandingkan Labuhan Serdang Bedagai. Hal ini diakibatkan petani di Kabupaten Serdang Bedagai telah melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit.

- Penjualan TBS

a. Kabupaten Labuhan Batu

Karakterisitik petani sampel menurut mekanisme penjualan TBS di Kabupaten Labuhan Batu dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 12. Petani Kelapa Sawit Rakyat menurut Pembeli TBS Pembeli TBS Jumlah (orang) Persentase thd Jumlah (%) 1. Agen 10 33,33 2. PKS 20 66,67 Jumlah 30 100

Dari Tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa pembeli TBS produksi petani sampel di Kabupaten Labuhan Batu pada umumnya di dominasi dijual ke Agen yakni sebanyak 10 orang atau 33,33 % dari total petani sampel. Sedangkan petani yang menjual ke PKS yakni sebanyak 20 orang atau 66,67 % dari total petani sampel. Di sini maksudnya pembeli TBS yang lain adalah petani langsung menjual hasil usaha tani kelapa sawitnya langsung ke PKS.

Petani yang dapat menjual hasilnya adalah petani yang memiliki produksi TBS yang banyak dan mencukupi untuk langsung dijual ke PKS. Jumlahnya tergantung hasil kesepakatan antara Petani dengan PKS. Petani yang menjual langsung TBS ke PKS juga harus mempunyai Surat Perjanjian ( SP ) dengan PKS yang harus menjual produksi TBS sesuai dengan perjanjian. Inti dari perjanjian tersebut adalah petani harus menjual TBS sesuai dengan yang di perjanjian setiap petani harus menjual ke PKS.

Selain itu jika petani tidak bias menjual hasil TBS tersebut akan membuat PKS akan memutuskan kontrak kepada agen tersebut. Tidak semua TBS dari petani diambil oleh PKS tetapi harus sesuai dengan rendemen yang diinginkan petani. PKS juga melakukan sortir terhadap hasil TBS yang dijual petani agar tidak mendapat rendeman yang rendah. Sortiran yang dilakukan PKS secara acak dan jika tidak sesuai maka PKS dapat membatalkan untuk membeli TBS tersebut.

b. Kabupaten Serdang Bedagai

Karakterisitik petani sampel menurut pembeli TBS di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 13. Petani Kelapa Sawit Rakyat menurut Pembeli TBS Pembeli TBS Jumlah (orang) Persentase thd Jumlah (%) 1. Agen 29 96,67 2. PKS 1 3,33 Jumlah 30 100

Sumber : Data diolah dari Lampiran

Dari Tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa mekanisme penjualan TBS di Kabupaten Serdang Bedagai hampir seluruhnya penjualan ke agen yakni sebanyak 29 orang atau 96,67% dari total petani sampel. Sedangkan hanya 1 jiwa atau 3,33% yang menjual ke PKS diakibatkan petani tersebut adalah agen yang mengumpulkan semua TBS yang ada di daerah tersebut.

Hal ini disebabkan sedikitnya produksi TBS petani di Kabupaten Serdang Bedagai yang mengakibatkan petani lebih menguntungkan jika menjual dengan agen karena petani tidak perlu lagi mengeluarkan biaya transportasi untuk mengirim TBS ke PKS.

- Produksi TBS

Rata-rata perbedaan produksi TBS petani kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat di tabel 14 berikut: Tabel 14. Uji Beda Rata-Rata Produksi TBS

No Uraian N mean Sig.(2 tailed ) Mean Difference 1 Kabupaten Labuhan Batu 28 2,26 .033 1.03 2 Kabupaten Serdang Bedagai 30 1,23 Sumber : Analisis Data Primer 3

Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata produksi TBS di daerah Kabupaten Labuhan Batu sebesar 2,26 ton sedangkan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 1,23 ton. Hal ini berarti di daerah Kabupaten Labuhan

Batu petani memiliki produksi TBS yang lebih banyak dibandingkan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

Dari Tabel juga terlihat bahwa nilai tingkat signifikansi rata-rata lama bertani di Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai adalah 0,033. Karena tingkat signifikansinya 0,033 > 0,05, ini menunjukkan produksi TBS petani kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu nyata lebih banyak dibandingkan produksi TBS petani kelapa sawit di Kabupaten Serdang Bedagai

Dari tabel tersebut juga diketahui bahwa perbedaan rata-rata produksi TBS kelapa sawit Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar 1,03 ton. Hal ini berarti sebesar 1,03 ton perbedaan rata-rata produksi TBS petani di Kabupaten Labuhan Batu lebih banyak dibandingkan Kabupaten Serdang Bedagai.

Tingkat produksi yang berbeda dipengaruhi oleh umur tanaman kelapa sawit. Di daerah Kabupaten Labuhan Batu lebih banyak tanaman kelapa sawit yang memiliki umur tanaman yang produktif dibandingkan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

Dokumen terkait