• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Diagram 4.19 Perbedaan Ketercapaian Aspek Keterampilan Guru

katan sebesar 30% dari siklus I pertemuan 1 hingga siklus II pertemuan 2.

4.3.1.2Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa dari siklus pertama hingga siklus kedua terjadi peningkatan jumlah nilai aktivitas siswa. Peningkatan terjadi terjadi secara bertahap disetiap pertemuan. Siklus I pertemuan 1 mendapat skor 17,33 atau 62,01% dengan kriteria cukup; siklus I pertemuan 2 mendapat skor 19,34 atau 69,15% dengan kriteria baik; siklus II pertemuan 1 mendapat skor 22,55 atau 80,68% dengan kriteria baik; dan siklus II pertemuan 2 mendapat skor 24,38 atau 87,33% dengan kriteria sangat baik.

Peningkatan pada masing-masing pertemuan juga terjadi di setiap aspek. Pada aspek mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran, aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1, pertemuan 2, dan siklus II pertemuan 1, mendapat rerata

skor 2,9 dengan kriteria baik. Hal ini ditunjukkan bahwa siswa sudah memper- siapkan buku untuk belajar tetapi masih ada siswa yang tidak tepat waktu masuk kelas sesuai jam pelajaran dan ada siswa yang ramai saat mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil catatan lapangan pada siklus II pertemuan 1 ada 4 siswa yang masih asik bermain parasut di dalam kelas sebelum pelajaran dimulai. Sedangkan pada siklus II pertemuan 2, aktivitas siswa mendapat rerata skor 3,6 dengan kriteria sangat baik. Ditunjukkan siswa masuk kelas tepat waktu dan rapi berada di dalam kelas sehingga suasana kelas menjadi kondusif untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamdani (2010: 22) yang menyatakan bahwa kesiapan siswa dalam belajar merupakan salah satu prinsip belajar dalam pembelajaran, sedangkan yang lain diantaranya: perhatian, motivasi, keaktifan siswa, peng- ulangan, materi pelajaran yang menantang.

Pada aspek kedua yaitu bertanya atau menjawab pertanyaan, aktivitas sis- wa pada siklus I pertemuan 1 mendapat skor 2,4 dengan kriteria cukup. Hal ini berarti siswa sudah aktif menjawab pertanyaan dari guru tetapi masih ada siswa yang tidak mengangkat tangan saat menjawab. Pada pertemuan siklus I pertemuan 2 dan siklus II pertemuan 1, aktivitas siswa meningkat dan memperoleh rerata skor 2,8 dengan kriteria baik. Deskriptor yang belum tampak yaitu siswa masih tidak mau untuk bertanya. Pada siklus II pertemuan 2 aktivitas siswa mendapat rerata skor 3,5 dengan kriteria sangat baik dan mengalami peningkatan. Siswa sudah berani menjawab dan bertanya dengan suara yang jelas. Siswa juga meng- angkat tangan saat bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan siswa

dikemukakan oleh Diedrich (dalam Hamalik, 2011: 173) yaitu kegiatan lisan (oral activities), kegiatan mental (mental activities).

Aspek ketiga yaitu memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari. Aktivitas siswa memperoleh skor 2,3 (kriteria cukup) pada siklus I pertemuan 1. Siswa terlihat memperhatikan dan mendengarkan guru saat men- jelaskan namun masih ada siswa yang berdiri dan berpindah-pindah tempat duduk. Pada siklus I pertemuan 2, aktivitas siswa meningkat menjadi 2,6 dengan kriteria baik. Deskriptor yang belum tampak yaitu siswa malas mencatat materi. Namun hal itu dapat diperbaiki pada siklus II dengan aktivitas siswa memperoleh rerata skor 3,4 dengan kriteria sangat baik. Siswa sudah mendengarkan dan fokus saat guru menerangkan. Siswa memperhatikan dengan sikap duduk yang baik, siswa tenang dan tertib, semua siswa sudah mencatat materi di buku tulis. Sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh siswa termasuk ke dalam visual activities, writing activities, dan listening activities (Sardiman, 2011: 101).

Pada aspek keempat yaitu menyimak dongeng yang dibacakan. Siklus I pertemuan 1, aktivitas siswa memperoleh rerata skor 2,3 dengan kriteria cukup. Siswa saat menyimak dongeng sudah mendengarkan tetapi masih ada siswa yang ramai sendiri, tidak fokus terhadap cerita yang disimak. Namun hal itu meningkat pada siklus I pertemuan 2, siklus II pertemuan 1 dan 2 , dengan aktivita siswa mendapat rerata skor 2,9 dengan kriteria baik. Siswa mulai menyimak cerita secara fokus dan tenang. Sudah tidak ada lagi siswa yang berbicara dan membuat kegaduhan di kelas. Semua siswa menyimak cerita dengan penuh konsentrasi. Kegiatan siswa pada saat menyimak dongeng sesuai dengan kegiatan-kegiatan

siswa yang dikemukakan oleh Diedrich (dalam Hamalik 2011:173) yaitu kegiatan mendengarkan (listeningactivities), kegiatan emosional (emotional activities). dan kegiatan visual (visualactivities).

Aspek kelima yaitu bekerjasama dalam kelompok berpasangan. Pada si- klus I pertemuan 1 dan 2, aktivitas siswa mendapat skor 3,1 dengan kriteria baik. Hal ini berarti siswa terlihat bekerjasama dengan temannya, namun ada kelompok yang belum tertib dan aktif. Kelompok tersebut belum bisa bekerjasama, hanya mencontoh pekerjaan milik kelompok lain. Sedangkan di siklus II pertemuan 1 dan 2, aktivitas siswa meningkat mendapatkan rerata skor 3,5 dengan kriteria sangat baik. Siswa mulai antusias dalam berkelompok. Siswa mulai tertib dan aktif mengerjakan tugas kelompoknya sendiri-sendiri dengan saling bekerjasama dan bertukar ide. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan siswa saat bekerjasama dalam kelompok berpasangan, menurut Diedrich (dalam Hamalik 2011: 173) meliputi kegiatan visual (visual activities), kegiatan menulis (writing activities), kegiatan lisan (oral activities).

Selanjutnya aspek keenam yaitu menceritakan dongeng yang disimak se- cara berpasangan. Pada siklus I pertemuan 1, aktivitas siswa mendapatkan rerata skor 2,3 dengan kriteria cukup. Siswa masih malu untuk bercerita ke depan kelas, bila belum ditunjuk oleh guru. Hal tersebut dikarenakan guru belum memberikan semangat kepada siswa untuk berani maju bercerita. Pada siklus I pertemuan 2 dan siklus II pertemuan 1 mengalami peningkatan dengan memndapat rerata skor 3,02 dengan kriteria baik. Siswa saat bercerita sudah berani bercerita dengan

dapat diperbaiki pada siklus II pertemuan 2 dengan aktivitas siswa meningkat dan mendapatkan rerata skor 3,5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini ditunjukkan bahwa siswa sudah berani dan percaya diri maju ke depan kelas tanpa ditunjuk oleh guru. Siswa bercerita dengan suara jelas dan sudah sesuai isi dongeng. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa termasuk ke dalam oral activities, motor activities, dan emosional activities (Sardiman, 2011: 101).

Pada aspek ketujuh yaitu menyimpulkan materi pembelajaran. Siklus I pertemuan 1 dan 2, aktivitas siswa memperoleh rerata skor 2,2 dengan kriteria cukup. Siswa masih terlihat malas mengungkapkan kesimpulan hasil pembel- ajaran bila tidak dibahas bersama guru. Namun hal tersebut dapat diperbaiki pada siklus II pertemuan 1 dan 2 dengan aktivitas siswa mengalami peningkatan yang mendapatkan rerata skor 3,1 dengan kriteria baik. Pada akhir pembelajaran siswa sudah mampu menyimpulkan materi dan mengungkapkan kembali hasil kesim- pulan dengan jelas. Kegiatan siswa pada saat menyimpulkan materi pelajaran tersebut sesuai dengan kegiatan-kegiatan siswa yang dikemukakan oleh Diedrich (dalam Hamalik, 2001: 173) yaitu kegiatan lisan (oral activities), kegiatan mental (mental activities).

Selain berdasarkan perolehan skor pada pengamatan aktivitas siswa, peningkatan aktivitas siswa diperkuat dengan adanya dokumentasi berupa foto dan rekaman video pada saat pembelajaran. Pada siklus dua pertemuan 2 dapat dilihat bahwa lebih banyak siswa yang aktif pada saat kegiatan pembelajaran, misalnya pada siklus dua pertemuan 2 lebih banyak siswa yang berani maju ke depan kelas untuk bercerita tanpa ditunjuk oleh guru daripada siklus satu atau

siklus dua pertemuan 1. Selain itu, berdasarkan pengisian angket respon siswa diperoleh hasil sebagai berikut: sebanyak 22 siswa atau semua siswa setuju bah-

wa pembelajaran menyimak dongeng menggunakan model paired storytelling

dengan media wayang kartun menyenangkan dan 20 siswa menjadi lebih tertarik ketika menyimak dongeng.

Setelah uraian tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut.

Dokumen terkait