• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative

Sebelum kita membahas perbedaan pembelajaran kooperatif, maka kita perlu mengetahui beberapa macam model pembelajaran (Harsoyo, 2007).

1. Penerapan Pendekatan Kontekstual Di Kelas

Menurut Johnson (Harsoyo, 2007), Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) atau pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection) dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment). Sebuah kelas

dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Untuk melaksanakan hal tersebut tidaklah sulit, yang diperlukan adalah mencoba membiasakan dan terus mengadakan perbaikan. CTL dapat diterapkan dalam berbagai jenis kurikulum dan berbagai jenis mata pelajaran dengan kondisi yang berbeda-beda.

Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah berikut ini.

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. 2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). 5) Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran.

6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. 2. Accelerated Learning

Pengetahuan dibangun dengan percepatan pembelajaran, siswa yang dianggap mampu dan mempunyai potensi ilmu pengetahuan yang lebih diuji bersama-sama, sehingga dalam pembelajaran tersebut hanya ada siswa-siswa yang pandai. Guru memberikan materi yang

seharusnya untuk tingkat atasnya, sehingga kelulusan mereka lebih cepat dibanding siswa yang mengikuti program jenjang bertahap.

Menurut Dave (Harsoyo, 2007), prinsip-prinsip accelerated learningdapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Belajar Melibatkan Seluruh Pikiran dan Tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan “otak” (sadar/rasional) tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya. b. Belajar adalah Berkreasi, Bukan Mengkonsumsi. Pengetahuan

bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar secara harafiah adalah menciptakan makna baru dalam pemahaman kita. c. Kerja Sama Membantu Proses Belajar. Semua usaha belajar yang

baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada yang kita pelajari dengan cara lain. Persaingan di antara pembelajar memperlambat pembelajaran, namun kerjasama mempercepat proses pembelajaran.

d. Pembelajaran Berlangsung pada Banyak Tingkatan secara Simultan. Belajar bukan hanya menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah-sadar, mental dan fisik).

e. Belajar Berasal dari Mengerjakan Pekerjaan Itu Sendiri. Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks. Hal-hal yang dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah dilupakan. Pengalaman yang nyata dan konkrit dapat menjadi guru yang jauh lebih baik daripada sesuatu yang hipotetis dan abstrak, ketika kita belajar berenang dengan berenang, cara belajar memasak dengan memasak.

f. Emosi Positif Sangat Membantu Pembelajaran. Perasaan sangat menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar dan sebaliknya perasaan positif banyak membantu proses belajar. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan, dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai dan menarik hati.

g. Otak Citra Menyerap Informasi Secara Langsung dan Otomatis. Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor citra daripada prosesor kata. Gambar konkret jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan daripada abstraksi verbal.

3. Quantum Learning

Menurut Porter (Harsoyo, 2007), quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.

Menurut Porter (Harsoyo, 2007), komponen-komponen penting dalamQuantum Learningadalah:

a. Menata Latar Belajar

Dengan mengatur lingkungan, anda mengambil langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar secara keseluruhan. Beberapa hal yang dapat dianjurkan pada para guru sebagai berikut :

1) Ciptakan suasana yang nyaman dan santai.

2) Gunakan musik supaya terasa santai, terjaga, dan siap untuk berkomunikasi.

3) Ciptakan dan sesuaikan suasana hati dengan pelbagai jenis musik.

4) Gunakan pengingat-ingat visual untuk mempertahankan sikap positif.

b. Memupuk Sikap Juara

Berpikir seperti seorang juara membuat orang menjadi juara. Penting untuk menanamkan kepada murid sikap juara. Harapan

yang tinggi terhadap diri, dan keyakinan akan berhasil akan menentukan pencapaian prestasi seseorang.

c. Menemukan Gaya Belajar Sendiri

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan situasi-situasi antar pribadi.

d. Teknik Mencatat Tingkat Tinggi

Pencatatan yang efektif dapat menghemat waktu dengan membantu anda menyimpan informasi secara mudah dan mengingatnya kembali jika diperlukan.

e. Meningkatkan Daya Ingat

Penting bagi kita untuk mampu meningkatkan kemampuan mengingat. Pengulangan menjadi penting untuk membantu mengingat. Bagi guru perlu memberikan pengulangan-pengulangan atau penyegaran terhadap hal-hal yang penting.

f. Meningkatkan Kemampuan Membaca

Membaca merupakan aktivitas penting dalam proses belajar, dengan membaca kita akan mengetahui banyak informasi dan mempelajari banyak ide-ide para genius tanpa harus bertatap muka. g. Berpikir Logis dan Kreatif

Seorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba, bertualang, dan suka bermain-main. Perlu disadari bahwa rasa ingin tahu dan dorongan untuk mengerjakan hal-hal yang menantang sebenarnya ada pada setiap orang. Dalam pembelajaran guru menjadi salah satu model sosok kreatif. Metode dan media pembelajaran dapat menjadi wahana kreativitas guru dalam menjadi model tersebut.

Inti dalam model pembelajaran Quantum Learning adalah pengetahuan dibangun berdasarkan banyaknya pembelajaran. Sehingga siswa harus menguasai banyaknya materi yang diberikan oleh guru.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang perbedaan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dengan CTL,Accelerated Learning,Quantum Learningseperti yang terlihat dalam tabel.

Tabel 2.1

Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dengan Model Pembelajaran CTL,Accelerated Learning,Quantum Learning

Cooperative Learning CTL Accelerated Learning Quantum Learning Kerjasama dalam kelompok, dan semua siswa terlibat aktif dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas. Siswa bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. Pengetahuan dibangun dengan percepatan

Dokumen terkait