• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan pelaksanaan pendekatan konvensional dengan pendekatan PAKEM

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HEPOTESIS A. KAJIAN TEORI

2) Perbedaan pelaksanaan pendekatan konvensional dengan pendekatan PAKEM

Baik pendekatan konvensional maupun pendekatan PAKEM masing-masing mempunyai kelebihan maupun keterbatasan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara Pendekatan PAKEM dan Pendekatan Konvensional adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.

Perbedaan pelaksanaan pembelajaran pendekatan Konvensional dengan Pendekatan PAKEM

NO KONVENSIONAL PAKEM

1 Pengajaran berpusat pada guru

Pengajaran berpusat pada siswa

2 Pendekatan pembelajaran yang digunakan lebih banyak

information processing

(pemrosesan informasi)

Pendekatan pembelajaran yang digunakan antara lain behaviourial, social interaction, dan personal 3 Strategi pembelajarannya lebih

banyak konvensional

Lebih banyak menggunakan strategi

indirect, interactive, experiential,

atau independent.

4 Metode pembelajarannya lebih banyak menggunakan ceramah, demonstrasi,

Menggunakan metode pembelajaran yang berfariasi, seperti: diskusi, problem

tanya jawab se arah (dari guru ke siswa).

solving, bermain peran, observasi, debat,

eksperimen, dan sebagainya

Secara khusus jika dilihat dari metode yang digunakan perbedaan antara pendekatan konvensional dan pendekatan PAKEM adalah sebagai berikut:

55 Gambar2.5:

Pengelompokan Metode pembelajaran berdasarkan Strategi Pembelajarannya (Sumber: Saskatchewan Education, 1988: 11)

Gambaran yang lebih detil tentang perbedaan pendekatan konvensional dengan pendekatan PAKEM diberikan oleh Institute of Computer Technology (2006:11-12) sebagai berikut:

Tabel 2.2

Perbedaan Pendekatan Konvensional dengan Pendekatan PAKEM

NO KONVENSIONAL PAKEM

Isi

1 Isi dibuat berdasarkan kurikulum, dan semua siswa mempelajari topik yang sama pada saat yang sama

Siswa mempelajari topik berdasarkan kurikulum dan standar, tetapi mereka diizinkan untuk mencari pilihan-pilihan lain yang masih tercakup dalam topik 2 Siswa memiliki akses terhadap

informasi terbatas, yang dipilih oleh guru atau perpustakaan

Siswa memiliki akses seluas-luasnya terhadap informasi tanpa batas dari berbagai tingkat kualitas. 3 Topik pelajaran sering berdiri

sendiri dan terlepas satu dengan yang lainnya, dari mata pelajaran, dan dari dunia nyata.

Siswa mempelajari isi dalam hubungannya dengan semua mata pelajaran dan dengan dunia nyata

4 Siswa mengingat fakta-fakta dan sesekali menganalisis informasi secara kritis

Siswa sering terlibat dalam analisis, evaluasi, dan sintesis tingkat tinggi dari berbagai macam materi.

5 Siswa bekerja untuk menemukan jawaban yang benar

Siswa bekerja untuk memilih salah satu dari sejumlah jawaban yang mungkin benar

57 6 Guru memilih kegiatan dan menyiapkan bahan ajar pada tingkat yang sesuai

Siswa memilih dari berbagai macam kegiatan yang disiapkan oleh guru dan sering kali menentukan sendiri pada tingkat tantangan mana mereka harus

Pengajaran

7 Guru adalah penyedia informasi -orang bijak di atas panggung - yang membantu siswa memperoleh kecakapan dan pengetahuan

Guru adalah fasilitator - pembimbing siswa - yang memberikan kesempatan bagi para siswa untuk menerapkan kecakapan dan membangun pengetahuan mereka sendiri.

8 Guru adalah pakar, yang memusatkan perhatiannya pada

Siswa adalah pakar, dan guru membangun di atas kekuatan siswa. 9 Mengajar adalah sebuah proses

yang mengandung pelajaran

Mengajar adalah sebuah proses konstruktif

10 Siswa menyelesaikan kegiatan dan pelajaran pendek, yang terlepas sekitar bagian-bagian isi dan kecakapan yang spesifik

Siswa mengerjakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tujuan jangka panjang yang ditujukan untuk membangun pemahaman konsep yang mendalam dan menggunakan

Lingkungan kelas

11 Siswa belajar secara pasif di suatu kelas yang sering kali sunyi

Lingkungan kelas menyerupai tempat kerja aktif dengan berbagai aktivitas dan tingkat bunyi, tergantung pada jenis pekerjaan yang sedang

12 Siswa biasa bekerja secara individual

Siswa sering bekerjasama dengan rekan

mereka, para pakar, anggota masyarakat,

dan guru

Penilaian

13 Siswa mengerjakan ujian-ujian tulis, tanpa bersuara dan bekerja sendirian.

Pertanyaan dijaga agar tetap menjadi

rahasia sampai waktu ujian tiba,

sehingga siswa harus mempelajari

semua bahan walaupun hanya

sebagian yang akan diujikan

Siswa terlebih dahulu telah mengetahui bagaimana mereka akan dinilai, memberi masukan ke dalam kriteria yang akan digunakan untuk menilai mereka, menerima umpan balik dari guru dan merekan mereka sepanjang pembahasan unit, dan memiliki kesempatan ganda untuk menilai pembelajaran mereka sendiri

14 Guru memikul tanggung jawab pembelajaran siswa

Guru dan siswa bertanggungjawab untuk

59 15 Siswa secara ekstrinsik

termotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan nilai bagus, untuk menyenangkan para guru, dan memperoleh imbalan

Ketertarikan dan keterlibatan siswa menunjukkan adanya motivasi dan upaya instrinsik

Teknologi

16 Para guru menggunakan berbagai jenis teknologi untuk menjelaskan, menunjukkan, dan menggambarkan berbagai macam topic

Siswa menggunakan berbagai jenis teknologi untuk melaksanakan riset, berkomunikasi, dan menciptakan pengetahuan

3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar

Huitt, W. (2001) dalam http://chiron.valdosta.edu. mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: 1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang; 2) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.

Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.

Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni : (1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal, (2) tujuan yang ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau

61 kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan factor di luar diri disebut ekstrinsik.

Faktor instrinsik berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor ekstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang kompleks.

Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (Lumsden: 1994).

Menurut Marx Lepper dalam Lumsden (1994) siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuh. Ada juga siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang

datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.

63

b. Teori-teori motivasi dalam kaitannya dengan belajar

Beberapa teori yang dikemukakan para ahli tentang tori motivasi yang dimungkinkan dapat berperan dalam memotivasi siswa, sehingga siswa memiliki kemauan yang tinggi untuk belajar. Teori-teori tersebut adalah :

Dokumen terkait