Pengertian Whistleblower kerap dicampuradukan dengan justice collaborator
bahkan ada beberapa tulisan yang memuat whistleblower sebagai justice collaborator. Memang secara sepintas bahwa whistleblower dan justice collaborator sama-sama melakukan kerjasama dengan aparat penegak hukum dalam memberikan informasi penting terhadap kasus hukum yang diungkap.
Denny Indrayana, Wakil Menteri Hukum dan HAM dalam diskusi di Auditorium Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada 16 Mei 2012 mengatakan bahwa whistleblower tidak terlibat dalam kasus pidana yang diungkapkannya. Sedangkan justice collaborator merupakan bagian dari pelaku atau kelompok kejahatan yang terjadi.75
Senada dengan Denny Indrayana, Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai menjelaskan bahwa whistleblower bukan merupakan bagian dari pelaku kejahatan yang diungkapkannya, tetapi jika dia merupakan bagian dari pelaku yang diungkapkannya maka dirinya merupakan justice collaborator. Abdul Haris
75
Kompas.com, Beda whistleblower dan justice collaborator, 17 Mei 2012, diakses pada 19 September 2012. Denny menjelaskan bahwa kekliruan selama ini berkembang terkait sebutan whistleblower terhadap agus Condro Mantan Anggota DPRI periode 1999-2004 yang terlibat dalam kasus cek perjalanan dalam pemilihan deputi Senior Bank Indonesia Miranda Gultom. Menurut Denny agus Condro adalah Justice Collaborator.
menjelaskan bahwa Susnoduadji merupakan contoh whistleblower, meskipun Susno Duadji menjadi pelaku kejahatan tetapi pada kasus yang bebeda dengan fakta yang diungkapnnya. Menurut Abdul Haris penyidik kurang memperhatikan waktu (timing)-nya menjerat Susno Duadji dalam kasus Arwana dan Pilkada Jawa Barat, karena penetapan Susno Duadji menjadi tersangka dapat membungkam kehadiran whistleblower lainnya karena pengusutan kasus Susno Duadji dapat diduga merupakan pembalasan oleh oknum pelaku yang dilaporkan oleh Susno Duadji. Meskipun demikian Susno Duadji diberlakukan sebagai Justice Collaborator karena hukummnya diringankan oleh Hakim menjadi 3,5 tahun, yang semula dituntut 7 tahun oleh penuntut umum.76
Mencermati kedua pendapat tersebut, maka apabila kita lihat dari sejarahnya sangatlah bertolak belakang. Jenis kejahatan yang diungkap oleh pengungkap fakta merupakan kejahatan yang terorganisir seperti kasus korupsi yang terjadi saat ini melibatkan oknum-oknum beberapa lembaga seperti legislatif dan ekskutif bahkan lembaga yudikatif , untuk mencari seorang whistleblower yang tidak terlibat mengetahui secara pasti dan mempunyai bukti-bukti yang kuat untuk diungkapkan sangatlah sulit. Kejahatan yang terorganisir tersebut yang merupakan tergolong
extra ordinary crimes merupakan kejahatan yang sangat sulit pembuktiannya sehingga memerlukan orang dalam yang terlibat.
76
Hasil wawancara penulis dengan Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai saat melakukan penelitian di Kantor LPSK Jakarta, di Gedung Perintis Kemerdekaan jl. Proklamasi No.6 pada 16 januari 2012.
Dalam SEMA No.4 Tahun 2011 Tentang Perlakuan Terhadap Pelapor Tindak Pidana (whistleblower) dan saksi pelaku yang bekerjasama (justice collaborator), jelas disebutkan bahwa Whistleblower adalah sebagai seorang pelapor pelaku tindak pidana tertentu artinya whistleblower merupakan bagian dari pelaku, tetapi bukan pelaku utama yang mengakui perbuatannya dan bersedia menjadi saksi dalam proses peradilan.
Berbeda dengan Justice Collborator, seorang justice collaborator sesungguhnya merupakan seorang yang terlebih dahulu dijadikan tersangka korupsi tetapi dia mau bekerjasama untuk memberikan informasi kepada penyidik tentang pelaku-pelaku lain yang terlibat bahkan mengungkapkan pelaku utamanya dengan harapan mendapat konvensasi keringanan hukuman. Tawaran untuk menjadi justice collaborator tersebut dapat saja dilakukan oleh penyidik atau tersangka. Sementara whistleblower dengan kesadaran sendiri untuk membocorkan informasi kepada penyidik baik dia terlibat dalam kasus tersebut atau tidak terlibat dan statusnya bukan sebagai tersangka.
Dari kriteria dan definisi di atas dapat dibedakan posisi dan kedudukan
whistleblower dan justice collaborator. Dilihat persamaannya bahwa whistleblower
bagian dari pelaku dan justice collaborator merupakan bagian dari pelaku kejahatan dan mau bekerjasama. Sedangkan perbedaan whistleblower dan justice collaborator
adalah terletak pada statusnya yaitu bahwa whistleblower tidak menjadi tersangka saat mengungkapkan fakta sedangkan justice collaborator merupakan statusnya sebagai
tersangka dan mau bekerjasama untuk mengungkapkan fakta kejahatan yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut dapat digambarkan pada table berikut ini :
Tabel I
o Whistleblower Justice Collaborator
Sebagai Pelapor, pengungkap fakta, bukan sebagai tersangka
Sebagai tersangka, mau bekerjasama untuk mengungkap fakta.
- Bukan bagian dari pelaku.
- Bagian dari pelaku bukan pelaku utama
Bagian dari pelaku, bukan pelaku utama.
Bagi yang terlibat kasus mengakuai perbuatannya dan mengembalikan asset/hasil dari tindak pidana.
Mengakui perbuatannya dan mengembalikan asset/hasil dari tindak pidana.
G. Kondisi Perlindungan Whistleblower di Berbagai Negara
Whistleblower berkembang diberbagai Negara dengan seperangkat aturan masing-masing. Sejak awal 1990-an banyak negara di dunia telah membuat peraturan perundangan-undangan yang melindungi pegawai yang “mengungkapkan” untuk kepentingan publik maupun privat. Peraturan perundang-undangan yang melindungi whistleblower ini telah diatur dalam Undang-undang korporasi, Undang-undang Ketenagakerjaan, Undang-undang Konsumen dan Keuangan. Negara-negara ini antara lain Australia, Kanada, Perancis, India, Jepang, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat.77
77
Pada umumnya, dikeluarkannya peraturan perundang-undangan terkait
whistleblower ini didasari oleh pentingnya memberikan perlindungan kepada setiap orang yang mau mengungkapkan terjadinya korupsi, praktik curang, penipuan, maladministrasi, kelalaian dan kesalahan yang dilakukan pejabat-pejabat, baik yang bekerja pada sektor publik maupun privat.78
Saat ini, telah ada konsensus internasional yang terus berkembang untuk perlindungan whistleblower. Banyak negara di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Selatan telah mengadopsi dan menerapkan ketentuan-ketentuan mengenai perlindungan whistleblower untuk segmen yang lebih besar. Beberapa instrumen internasional, termasuk perjanjian-perjanjian multinasional, peraturan lembaga internasional dan kode etik sudah memberikan perlindungan terhadap
whistleblower, seperti Organization for Economic Co-operation and Development
(OECD) Principles of Corporate Governance, dan Commit ee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) Internal Control Integrated Framework dan United Nations Convention Against Corruption – 2003 (UNCAC).79
1. Whistleblower di Amerika Serikat
Peraturan tentang whistleblower mulai diperkenalkan dengan dikeluarkannya UU Reformasi Pegawai Negeri 1978 (Civil Service Reform Act of 1978). UU ini
78 Latimer dan AJ Brown, Whistleblower Laws : International Best Practices, University of South Wales Law Journal Volume 31 (3) 2008. 42. Dikutip dari Abdul Haris Semendawai et al,.Memahami Whistle Blower, LPSK 2011 Hal.41.
79
merupakan bagian utama dari UU yang melindungi pegawai federal yang mengungkapkan informasi (whistleblowing) terhadap kesalahan yang dilakukan Pemerintah.80
Perlindungan yang diberikan dalam UU Reformasi Pegawai Negeri semakin menguat dengan diundangkannya Whistleblower Protection Act pada 1989, yang dikenal sebagai WPA. UU ini melarang pembalasan terhadap pegawai federal yang mengungkap terjadinya pelanggaran hukum dan perundang-undangan, mismanajemen, pemborosan anggaran, penyalahgunaan kekuasaan, atau bahaya khusus dan substansial bagi kesehatan dan keselamatan public.81
Berdasarkan UU Perlindungan Whistleblower, pengungkapan dapat dilakukan terhadap pihak manapun. Proses pengungkapan (whistleblowing) akan dilindungi, apabila pengungkapan tersebut tidak secara khusus dilarang oleh hukum, dan informasi tersebut tidak secara khusus diperintahkan untuk dirahasiakan demi kepentingan pertahanan nasional atau pelaksanaan urusan luar negeri.82
Terhadap whistleblower yang dikenai sanksi atau tindakan kepegawaian tertentu sebagai akibat dari tindakannya mengungkapkan informasi, seperti pemindahan/mutasi, skorsing, diganti, atau tindakan serupa lainnya yang dianggap sebagai hukuman, whistleblower tersebut dapat mengadukannya kepada Merit
80
Whistleblower Protection Laws (1989), Robert G. Vaughn, http://www.enotes.com/major-acts congress/whistleblower-protection-laws.
81
Abdul Haris Semendawai et al., Op Cit. hal.44 82
Systems Protection Board (sejenis pengadilan administratif Pengadilan Tata Usaha Negara di Indonesia).83
UU Perlindungan Whistleblower juga mengatur dan memberikan hak kepada
whistleblower untuk mendapatkan pemulihan, termasuk pembayaran kembali dan ganti kerugian atas kerusakan yang timbul setelah dilakukan pengungkapan. Lembaga yang bertugas untuk melaksanakan perlindungan terhadap whistleblower
ini adalah Kantor Penasihat Khusus (Office of the Special Counsel).84
Kantor Penasihat Khusus diberi kewenangan oleh UU untuk mengeluarkan tindakan disipliner terhadap pejabat federal yang melakukan pembalasan terhadap
whistleblower. Berdasarkan kewenangan ini, sejumlah pejabat federal telah diberhentikan atau di-skors. Selain itu, Penasehat Khusus juga dapat meminta Kepala Instansi terkait untuk menanggapi tuduhan yang dibuat oleh seorang
whistleblower85
Diundangkannya UU Perlindungan Whistleblower ini telah meningkatkan perlindungan terhadap whistleblower. Perubahan yang paling penting adalah kemudahan bagi pegawai federal untuk membuktikan bahwa mereka telah mengalami pembalasan atas pengungkapan yang dilakukannya. Pegawai federal hanya perlu menunjukkan bahwa tindakan kepegawaian tersebut dilakukan sebagai akibat dari pengungkapan. Sehingga, tindakan kepegawaian tersebut dapat diduga sebagai suatu pembalasan.
. 86 83 Ibid., 84 Ibid., 85 Ibid., 86 Ibid.,hal.46
Pegawai negeri dan karyawan swasta merupakan sumber informasi yang penting berkaitan dengan praktik korup pejabat Pemerintah dan penipuan dana-dana publik. Diundangkannya The Federal False Claims Act, setelah amandemen pada 1986, telah mendorong pengungkapan oleh para pegawai swasta dan publik dengan nominal pengembalian uang negara miliaran dolar yang dihasilkan dari praktik curang pejabat pemerintah.87
The False Claims Act sendiri berisi ketentuan untuk melindungi para pegawai dan karyawan yang berusaha untuk mengungkapkan tindakan penipuan dan kejahatan. Tindakan mendorong pengungkapan tidak hanya melalui perlindungan
whistleblower, tapi juga dengan mengijinkan mereka (para whistleblower), dalam beberapa keadaan, untuk menerima persentase dari dana-dana Pemerintah yang berhasil dikembalikan.88
Untuk melindungi whistleblower di sector swasta di Amerika menggunakan UU Federal. Selain itu, dalam merespon terhadap penipuan dan kesalahan oleh perusahaan besar dan para akuntan, serta pengacara yang mewakili perusahaan besar, Kongres termasuk Sarbanes-Oxley Act of 2002, dapat menangani kasus-kasus seperti ini. Perlindungan terhadap whistleblower yang dilakukan Pemerintah Federal mencakup jutaan pekerja sektor swasta.Peraturan mengenai whistleblower
yang terdapat dalam Sarbanes-Oxley Act memberikan izin whistleblower pada sektor swasta untuk mengajukan gugatan ke pengadilan federal apabila pada waktu yang telah ditetapkan Departemen Tenaga Kerja tidak menyelesaikan “klaim”
87 Ibid.,
mereka terhadap adanya tindakan pembalasan. Dalam proses peradilan tersebut,
whistleblower berhak untuk diperiksa oleh sebuah juri.89 Dengan demikian keberadaan whistleblower di Amerika serikat dilindungi dari pemecatan, penurunan pangkat, pemberhentian sementara, ancaman, gangguan dan tindak diskriminasi,90
2. Whistleblower di Australia
sesuai dengan Whistleblower Protection Act 1989.
Di Australia, perlindungan whistleblower berkembang pada awal 1980an, ketika dilakukan penyelidikan besar-besaran terhadap kasus-kasus korupsi. Pada waktu itu, sulit sekali melindungi whistleblower. Tidak ada UU yang dapat memberikan perlindungan kepada para whistleblower untuk mengungkapkan informasi rahasia atau bahkan yang bukan rahasia sekalipun mengenai tempat kerjanya.91
Selama kurun waktu 1989-2000, terutama pada waktu dilakukannya penyelidikan korupsi secara besar-besaran pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an menjadikan korupsi dan mengungkap rahasia sebagai bagian dari agenda politik.
Whistleblowing dijadikan bahan yang efektif dalam rangka mengekspos kesalahan pemerintahan atau perusahaan. Terutama ketika pada tahun 1989, the Queensland Commission of Inquiry into Possible Illegal Activities and Associated Police Misconduct (Fitzgerald Inquiry) menghadapi kesulitan untuk melindungi
orang-89
Ibid.,
90 Anwar Usman dan Mujahidin, loc cit 91
Whistleblowing In Australia— Transparency, Accountability … But Above All, The Truth, Research Note, Parliamentary Library Information, Analysis And Advice For The Parliament, 14 February 2005, no. 31, 2004–05, ISSN 1449-8456
orang yang melakukan pengungkapan informasi. Hasil penyelidikan Komisi ini menekankan pentingnya perlindungan terhadap whistleblower dari pembalasan dan memberikan rekomendasi untuk membentuk undang-undang yang melindungi
whistleblower.92
Pada tahun 2004, salah satu bagian dari drat RUU tersebut dimasukkan ke dalam Corporations Act 2001 (UU Korporasi). Bagian ini memberikan kekebalan tertentu dan perlindungan dari pembalasan atas setiap karyawan perusahaan yang melaporkan suatu dugaan pelanggaran terhadap UU Korporasi. Pada tahun itu juga, Parlemen meloloskan Workplace Relations Amendment (Codifying Contempt Off ences) Act 2004, yang memasukkan perlindungan bagi whistleblower ke dalam
Workplace Relations Act 1996. Selanjutnya, pada tahun 2005, Pemerintah mengumumkan perubahan terhadap UU Praktek Perdagangan untuk mendorong
whistleblower dalam membantu dalam mengungkap kartel.93
Di Australia, legislasi mengenai whistleblower umumnya terbatas kepada instansi-instansi Pemerintah, kecuali Australia Selatan, di mana UU Whistleblower menjangkau sektor swasta, dan salah satu Bagian dari Corporations Act, yang memperluas perlindungan whistleblower terhadap direksi dan karyawan perusahaan dan subkontraktor di seluruh Australia.94
92
Abdul Haris semendawai et al., Op.Cit.,hal.60 93
Ibid., hal.61
Perlindungan Khusus terhadap Whistleblower di Queensland Negara Bagian Queensland memberikan perlindungan terhadap whistleblower yang mengungkapkan informasi untuk kepentingan umum, antara lain95
a. Whistleblower tidak dapat dituntut secara perdata, pidana atau secara administratif karena melakukan pengungkapan demi kepentingan umum.
:
b. Merugikan atau mencoba atau bersekutu untuk merugikan whistleblower
dinyatakan sebagai suatu balas dendam dan melanggar hukum menurut hukum perdata maupun hukum pidana.
c. Lembaga-lembaga publik harus membuat prosedur yang wajar untuk melindungi pejabatnya dari balas dendam;
d. Pejabat publik dengan hak-hak yang sudah ada untuk mengajukan keberatan terhadap, atau mengajukan peninjauan atas sanksi administratif, menunjukkan, pemindahan atau atas perlakuan sewenang-wenang diperbolehkan menggunakan hak-hak ini terhadap tindakan balas dendam; dan
e. Pekerja yang melayani kepentingan umum diberi hak tambahan untuk memohon kepada Komisioner urusan layanan publik agar kerjanya dipindah dengan tujuan menghindari bahaya balas dendam.
3. Kanada
Di Kanada, perlindungan terhadap whistleblower sudah lama menjadi janji dari pemerintah, bahkan pada tahun 1993 pada saat Perdana Menteri Jean Chrétien
dari Partai Liberal berkuasa dia menjanjikan untuk membersihkan pemerintahan, dan memberikan perlindungan kepada whistleblower adalah bagian dari janji itu96
Seperti pada negara-negara lain, terutama Amerika Serikat, sejumlah undang-undang, akan memberikan perlidungan terhadap karyawan yang memberikan laporan dari sikap balas dendam karena telah melaporkan majikan yang melakukan perbuatan melawan hukum khususnya mengenai pelanggaran terhadap kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja.
.
Di Kanada, whistleblowers baik di sektor publik dan swasta dilindungi oleh undang-undang, khususnya hukum pidana. Sehingga "loyalitas" termasuk kewajiban untuk melakukan tugas dengan tekun dan terampil, untuk menahan diri dari membuka rahasia terkait dengan kontrak kerja, dan tidak mendiskreditkan majikan dinyatakan tidak berlaku bagi whistleblower. Artinya tugas seorang karyawan untuk menyimpan rahasia ditempat bekerja dapat diabaikan serpanjang untuk kepentingan publik.
Dalam Bill C-25, the Public Servants Disclosure Protection Act, klausul 15 melarang seseorang atasan melakukan pembalasan terhadap pegawai negeri. Bahkan jika seorang whistleblower melaporkan adanya pembalasaan oleh atasannya maka dalam waktu 30 hari laporan tersebut akan diperiksa oleh Komite pemeriksa.
Di Kanada perlindungan yang diberikan kepada whistleblower itu adalah perlindungan dari pemberi pekerjaan yang memberikan hukuman disiplin,
96
Susno Duandji Menggugat Pasal whistleblower., Kesimpulan Permohonan Pengujian Pasal 10 ayat (2) UU No.13 tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban Terhadap UUD 1945. Gugatan Susno Duadji melalu tim Pengacaranya ke Mahkamah konstitusi tanggal 3 Septemebr 2010.
menurunkan pangkat, memecat atau melakukan tindak apapun yang merugikan dari segi pekerjaan dengan tujuan untuk mencegah pekerja memberikan informasi kepada pemerintah atau badan pelaksanaan hukum atau untuk membalas pekerja yang memberikan informasi.
Whistleblower diatur dalam Section 425.1 Criminal Code of Canada. Whistleblower dilindungi dari pemberi pekerjaan yang memberikan hukuman disiplin, menurunkan pangkat, memecat atau melakukan tindakan apapun yang merugikan dari segi pekerjaan dengan tujuan untuk mencegah pekerja memberikan informasi kepada pemerintah atau badan pelaksanaan hukum atau untuk membalas pekerja yang memberikan informasi.97
4. Inggris
Whistleblower diatur Pasal 1 dan Pasal 2 Public Interes Disclouse Act 1998.
Whistleblower tidak boleh dipecah dan dilindungi dari viktimisasi serta perlakuan yang merugikan.98
Setidaknya sejak kasus Initial Services v Putterill [1968] 1 QB 396 , undang-undang telah memberikan pengecualian terhadap prinsip tidak boleh memberikan informasi rahasia bilamana ada kesalahan sepanjang hal itu untuk kepentingan umum. Namun, pengungkapan harus diberikan kepada seseorang
97
Anwar Usman dan Mujahidin, loc cit 98
yang memiliki minat, dalam hal ini, Lord Denning, berpendapat bahwa media memiliki ketertarikan yang cukup untuk tujuan ini.99
Dalam Lion Laboratories Ltd v Evans [1985] QB 526, dua karyawan memberikan salinan dokumen internal kepada surat kabar nasional, yang diragukan telah dibuat oleh majikan mereka. Perusahaan meminta pengadilan mengeluarkan perintah untuk mencegah publikasi informasi atas dasar pelanggaran kepercayaan. Permohonan ini gagal, karena karyawan dianggap bersikap adil dan mempunyai alasan untuk mengungkapkan informasi tentang perusahaan.
100
Meskipun, Pengadilan Banding memutuskan bahwa pers tidak selalu menjadi media yang tepat untuk mengungkapkan rahasia perusahaan. Selanjutnya, dalam Re a Company’s Application [1989] IRLR 477, Pengadilan Tinggi menolak untuk memberi perintah pengadilan untuk mencegah seorang karyawan di sektor jasa keuangan mengungkapkan informasi rahasia mengenai perusahaan untuk badan pengawas, walaupun pengungkapan mungkin termotivasi oleh kebencian. Dalam hal ini Hakim Scott, berpendapat bahwa tugas seorang karyawan kepercayaan tidak mencegah mereka mengungkapkan hal-hal tertentu kepada badan pengawas yang memiliki kewenangan untuk menyelidiki.
101
Public Interest Disclosure Act (PIDA), 1998 memberikan perlindungan kepada pengungkap atau pembuka rahasia atau whistleblower atau pekerja. Dalam perkara , Kraus v Penna plc [2004] IRLR 260, perlindungan yang diberikan
99
Susno Duadji Menggugat, loc. Cit., 100
Ibid.,
kepada pembuka rahasia meliputi komunikasi lisan maupun tulisan. Hal yang perlu dicatat bahwa peniup terompet itu akan dilindungi sepanjang mengungkapkan suatu informasi untuk kepentingan publik dan kepada orang yang tepat.102
Perlindungan diberikan kepada mereka yang mengungkap hal-hal yang berhubungan dengan tindak pidana atau tindakan melanggar hukum, perbuatan melawan hukum, kerusakan lingkungan, membahayakan kesehatan individu dan keamanan atau penyembunyian salah satu malpraktek. Dalam hal keterbukaan Informasi terhadap majikan akan dilindungi sepanjang dilakukan dengan itikad baik. Keterbukaan Informasi yang melibatkan media dilakukan secara ketat, dan harus dilakukan dengan itikad baik.103
Cerita whistleblower harus dapat dipercaya dan informasi tersebut secara substansial benar, tidak dilakukan untuk keuntungan pribadi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa para peniup terompet itu dilindungi dari ancaman pidana.
104
5. Afrika Selatan
Selama masa transisi demokrasi Afrika Selatan ditandai dengan tingginya tingkat kejahatan, termasuk korupsi yang meluas. Beberapa inisiatif telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan akuntabilitas dan memerangi korupsi. Upaya ini meliputi pembentukan badan khusus seperti Unit
102 Ibid.,
103 Ibid.,
Investigasi Khusus, menjadi penyelenggara konferensi anti-korupsi (November 1998, April 1999 dan November 1999), serta mengesahkan undang-undang seperti
Promotion of Access to Information Act and the Protected Disclosures Act.105
Di Afrika Selatan, Protected Disclosures Act (no 26 of 2000) membuat ketentuan dan prosedur dalam hal karyawan di sektor publik dan swasta yang mengungkapkan informasi perilaku melanggar hukum atau korupsi oleh majikan mereka atau sesama karyawan, dilindungi dari tindakan yang dapat merugikan mereka. Hal ini dianggap penting karena dapat digunakan sebagai senjata penting dalam upaya anti-korupsi, terutama mendorong karyawan untuk melaporkan kesalahan dan ketidak jujuran di lingkungan kerja, baik di sektor publik dan swasta.106
Dalam bentuk sekarang, UU membuat ketentuan dan prosedur yang memungkinkan dapat membantu karyawan di sektor swasta dan publik untuk melaporkan perilaku melanggar hukum atau kejahatan dari majikan mereka atau rekan kerja. Berbagai jenis pengungkapan informasi yang dilindungi ditegaskan dalam UU, termasuk dugaan tindak pidana, perbuatan menyalahgunakan kewenangan atau perbuatan melawan hukum.107
Karyawan pemberi informasi tertentu dilindungi dari kerugian atas pekerjaan mereka. Termasuk yang dikenakan tindakan disipliner, dipecat, ditunda, diturunkan pangkatnya, dilecehkan, diintimidasi, dipindah ketempat yang tidak
105 Ibid.,
106 Ibid.,
sesuai kualifikasinya. Undang-undang melarang majikan melakukan tindakan yang merugikan karyawan karena telah menjadi whistleblower. Jika tindakan majikan merugikan merugikan pekerja yang dikaitkan dengan membuka rahasia yang dilindungi, maka whistleblower yang bertibdak jujur dan bonafide akan dilindungi dan majikan tidak akan diizinkan untuk mengabaikan atau merugikan karyawan.108
H. Bentuk Perlindungan hukum Whistleblower dan Justice Collaborator di Indonesia
\
3. Whistleblower dan Justice Collaborator dalam UU Perlindungan Saksi dan Korban No.13 Tahun 2006.
Di Indonesia berdasarkan UU No. 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, lembaga yang memiliki kewenangan untuk melindungi saksi dan korban adalah LPSK. Tetapi undang-undang ini tidak menyebutkan secara jelas mengenai pengertian whistleblower dan tidak secara jelas pula menyebutkan bahwa undang-undang ini juga melindungi whistleblower.
Pengaturan mengenai perlindungan Whistleblower (pengungkap fakta/pelapor) secara eksplisit diatur dalam Undang-Undang nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan saksi dan korban, yaitu pada Pasal 10 menyebutkan 109
(1) Saksi, Korban dan pelapor tidak dapat dituntut secara hukum baik pidana maupun perdata atas laporan, kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya.
:
108 Ibid.,
109
Undang-undang No.13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, edisi lengkap 2010 Fokusmedia.
(2) Seorang saksi yang juga tersangka dalam kasus yang sama tidak dapat dibebaskan dari tuntutan pidana apabila ia ternyata terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah, tetapi kesaksiannya dapat dijadikan pertimbangan hakim dalam meringakan pidana yang akan dijatuhkan.
(3) Ketentuan dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku terhadap saksi, korban, dan pelapor yang memberikan keterangan tidak dengan itikad baik.
Permohonan perlindungan yang disampaikan pelapor, baik inisiatif sendiri maupun atas permintaan pejabat yang berwenang, akan diperiksa LPSK dengan